• Tidak ada hasil yang ditemukan

Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget

1.5 Landasan Teori .1 Film Pendek .1 Film Pendek

1.5.4 Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget

Dalam buku “Bekerja Sebagai Sutradara” (2008: 14-15), Dennis merincikan 26 format atau hal-hal yang tertera pada Script Breakdown. Namun yang digunakan dalam skenario film pendek “Lampu-Lampu Ampera nantinya adalah sebagai berikut: a. Date, yaitu tempat untuk mengisi tanggal saat script breakdown ini

diisi.

b. Script version date, yaitu untuk mengisi tanggal versi skenario yang dipakai untuk menyiapkan shooting.

c. Production Company, yaitu tempat untuk mencantumkan nama dan nomor telepon rumah produksi yang memproduksi film tersebut. d. Title/no of episodes, yaitu tempat untuk menuliskan film yang kita

produksi. [...].

e. Page count, yaitu panjang adegan dari skenario yang kita buat. f. Location or set, pencantuman lokasi sesuai dengan skenario.

g. Scene no, yaitu tempat untuk menuliskan nomor adegan sesuai dengan yang tercantum dalam skenario.

h. Int/Ext, yaitu tempat untuk menuliskan adegan terjadi di dalam(int) atau di luar(ext) ruangan.

22

i. Day/Night, yaitu tempat menuliskan waktu saat adegan berlangsung, siang atau malam hari.

j. Description, [...] tercatat kejadian spesifik yang ada dalam adegan. k. Cast, bagian ini mencatat semua pemeran yang melakukan dialog

termasuk peran pendukung.

l. Wardobe, bagian yang mencatat pakaian yang dikenakan para pemeran.

m. Extras/Atmosphere, mencantumkan jumlah orang yang dibutuhkan untuk mendukung suasana dalam sebuah adegan.

n. Make up/hair do, bagian ini mencantumkan catatan khusus tentang tata rias dan rambut untuk tiap peran.

o. Vehicles or Animal, mencatat kendaraan dan binatang yang ada.

p. Props, Sey Dressing,Greenery, mencatat benda yang dipakai/properti yang digunakan.

q. Sound/Music, mencatat kebutuhan akan efek suara, seperti suara mobil.

[...] Storyboard yaitu rangkaian gambar ala komik yang memuat informasi tentang ruang dan tata letak pemeran atau (blocking) (Effendy, 2008:61).

Storyboard merupakan sejumlah sketsa yang menggambarkan aksi di dalam film/video/musik/ilkan atau bagian khusus dari film yang disusun teratur pada papan

23

buletin, dilengkapi dengan dialog yang sesuai waktunya atau deskripsi adegan (Dennis, 2008: 09).

Script Breakdown [...] memungkinkan anda untuk mengetahui rincian kebutuhan shooting berikut biaya yang dibutuhkan serta memuungkinkan mengatur jadwal shotting shedule (Effendy, 2008: 29). Storyboard ini akan memudahkan tim lokasi dalam menerjemahkan lokasi sesuai visi sutradara (Dennis, 2008: 14).

Berakdown Budget adalah biaya kebutuhan produksi dari masing-masing departement, yang dirinci secara detail (Widagdo dan Gora, 2004: 173).

1.5.5 Pemain

[...] merupakan pelaku cerita yang memotivasi dan selalu bergerak dalam melakukan sebuah aksi. Hal yang perlu kita catat adalah pelaku cerita dapat memiliki wujud fisik yang beragam dan tidak selalu wujud manusia. [...] dikelompokkan menjadi beberapa jenis sesuai tuntutan dan fungsinya dalam sebuah film. dan terakhir yang merupakan salah satu kunci utama untuk menentukan keberhasilan sebuah film adalah perfoma dari seorang pemain (akting) (Pratista, 2008: 80).

Penampilan seorang aktor dalam film secara umum dapat dibagi dua yakni, visual dan audio. Secara visual menyangkut aspek fisik yakni, gerak tubuh (gesture), serta ekspresi wajah. [...](Pratista, 2008: 85).

Akting pemain sering pula diperdebatkan pencapaian realistiknya. Akting realistik adalah penampilan fisik, gesture, ekspresi, serta gaya bicara yang sama dengan seseorang dalam kenyataan sehari-hari. Akting realistik memang lebih sering dipuji pata pengamat film (Pratista, 2008: 85).

24 1.5.6 Editing

Proses pengambilan gambar telah selesai, dan setelah itu produksi film memasuki tahap editing. Dalam tahap ini, shot-shot yang telah diambil, dipilih, diolah dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh. Aspek editing bersama pergerakan kamera merupakan unsur sinematik yang murni oleh seni film. Sejak awal perkembangan, para pembuat film telah menyadari betapa kuatnya pengaruh teknik editing untuk memanipulasi ruang dan waktu (Pratista, 2008: 132). Mereka bahkan menganggap aspek editing adalah unsur dasar pembentuk sinema (Pratista, 2008: 132).

Definisi editing setelah filmnya jadi (pasca produksi) adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya. [...]. Adapun sineas memiliki wilayah kontrol yang luas untuk menghubungkan shot-shot dalam film mereka. [...]. Sineas juga dapat memilih pentuk perubahan sesuai tuntutan naratif dan estetik yang ia inginkan. Editing dibagi dua jenis, yakni editing kontinu dan editing diskontinu. Editing kontinu adalah perpindahan shot langsung tanpa terjadi lompatan waktu. Sebbaliknya editing diskontinu adalah perpindahan shot dengan terjadi lompatan waktu. Adapun bentuk-bentuk editing menurut Pratista (2008: 123-126) dalam bukunya “Memahami Film” adalah:

a. Cut

Cut merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung. Shot A langsung berubah seketika menjadi shot B. Dalam film jenis apa pun bentuk editing ini

25

adalah yang paling umum digunakan. Cut Sifatnya amat fleksibel hingga memungkinkan untuk editing kontinu ataupun diskontinu.

b. Wipe

Wipe adalah transisi shot dimana frame sebuah shot bergeser ke arah kiri, kanan, atas, bawah atau lainnya hingga berganti menjadi sebuah shot baru. Teknik ini biasanya digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu tidak berselisih jauh(Selanng beberapa menit). [...] Teknik wipe dapat digunakan pula untuk editing kontinu seperti jika sebuah karakter atau obyek bergerak melintas sebuah tiang atau pohon besar. Teknik wipe dapat “disembunyikan” melalui obyek-obyek tersebut sehingga shot tidak tampak terputus.

c. Disolve

Disolve merupakan transisi dimana gambar pada shot sebelumnya selama sesaat bertumpuk dengan shot setelahnya. Selama sesaat bayangan gambar shot A bertumpuk dengan bayangan gambar shot B. Seringkali digunakan untuk menunjukkan perubahan waktu pada ruang yang sama.

d. Fade

Fade merupakan transisi shot secara bertahap dimana gambar secara perlahan intensitasnya bertambah gelap sehingga seluruh gambar berwarna hitam dan ketika gambar muncul kembali bertambah terang, dan shot telah berganti. Pada umumnya digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu secara signifikan, seperti berganti hari, bulan, bahkan tahun. Fade-out umumnya digunakan untuk menutup

26

adegan dengan intensitas gambar bertambah gelap sementara fade-in digunakan utnuk membuka sebuah adegan dengan intensitas gambar bertambah terang

Dokumen terkait