Kantor Pusat: Jl. Medan Merdeka Barat No. 21
Jakarta 10110, Indonesia Tel: (62-21) 3000 3001
Fax: (62-21) 3000 3754, 3000 3757
Kantor Wilayah Jakarta Jl. Medan Merdeka Selatan No. 17
Jakarta 10110, Indonesia Tel: (62-21) 3000 7001 Fax: (62-21) 3000 5702 Kantor Wilayah Bogor Tangerang Bekasi Jl. Veteran No. 40
Bekasi Selatan 17141, Indonesia Tel: (62-21) 3017 7075, 3017 7076 Fax: (62-21) 3000 0811
Kantor Wilayah Jawa Barat Jl. Asia Afrika No. 141-147
Bandung 40112, Indonesia Tel: (62-22) 3000 0900 Fax: (62-22) 3000 5702
Kantor Wilayah Sumatera Utara Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan 20236, Indonesia Tel: (62-61) 4567 001 Fax: (62-61) 4531 031
Kantor Wilayah Sumatera Selatan Jl. Angkatan 45 No. 222 Palembang 30137, Indonesia Tel: (62-711) 605 9999
Fax: (62-711) 605 9966, 605 9977
Kantor Wilayah Jawa Tengah Jl. Pandanaran No. 131
Semarang 50243, Indonesia Tel: (62-24) 3300 2000 Fax: (62-24) 3300 1001
Kantor Wilayah Jawa Timur Jl. Kayoon No. 72
Surabaya 60271, Indonesia Tel: (62-31) 6000 6001
Fax: (62-31) 5456 001, 5464 392 Kantor Wilayah Bali Nusa Tenggara Jl. Raya By Pass Ngurah Rai No. 88
Kuta 80361, Bali, Indonesia Tel: (62-361) 300 5000 Fax: (62-361) 300 5005
Kantor Wilayah Kalimantan Jl. MT Haryono No. 69
Balikpapan 76114, Indonesia Tel: (62-542) 741 001, 3030 001 Fax: (62-542) 7514 001, 7206 750
Kantor Wilayah Sulampapua Jl. Slamet Riyadi No. 4
Makassar 90111, Indonesia Tel: (62-411) 326 808 Fax: (62-411) 326 828
Industri Telekomunikasi Indonesia
Latar Belakang
Sejak tahun 1961, jasa telekomunikasi di Indonesia diselenggarakan oleh badan usaha milik negara. Sebagaimana yang terjadi di negara-negara berkembang lainnya, perluasan dan modernisasi infrastruktur telekomunikasi merupakan hal yang penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia secara umum. Selain itu, banyaknya penduduk dan meningkatnya perekonomian Indonesia telah menyebabkan meningkatnya permintaan atas jasa telekomunikasi.
Pada tahun 2013, Indonesia memiliki penduduk sekitar 247,95 juta orang, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara keempat terbanyak penduduknya di dunia berdasarkan perkiraan International Monetary Fund (“IMF”). Gross Domestic Product atau GDP Indonesia telah meningkat secara signifikan dari US$538,8 miliar di tahun 2009 menjadi US$867,5 miliar di tahun 2013 dalam mata uang Dolar AS saat ini menurut data IMF, yang memperlihatkan tingkat pertumbuhan keseluruhan per tahun sebesar 12,6%. Tingkat pertumbuhan ini masih lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan GDP sekitar 11,0% dan sekitar 11,5% yang dialami oleh Thailand dan Malaysia masing-masing, berdasarkan perkiraan IMF, dalam periode yang sama.
Pemerintah, melalui Menkominfo, memiliki kewenangan untuk mengatur dan memiliki kendali pengawasan yang besar atas sektor telekomunikasi. Meskipun Pemerintah secara historis telah mempertahankan praktek monopoli di sektor jasa telekomunikasi di Indonesia, reformasi hukum baru-baru ini yang sebagian besar sudah berlaku sejak tanggal 8 September 2000 telah berupaya untuk membuat kerangka hukum yang mendukung persaingan usaha dan mempercepat investasi infrastruktur pada fasilitas-fasilitas telekomunikasi.
Di Indonesia, sebagian besar jasa telepon tetap diselenggarakan oleh Telkom, yaitu badan usaha yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara, yang memiliki dan menyelenggarakan PSTN dan titik FWA utama Indonesia. Sebelum pelaksanaan peraturan interkoneksi yang baru, operator telekomunikasi terinterkoneksi dengan jaringan Telkom guna mengakses semua pengguna telepon tetap dan seluler. Monopoli telepon tetap lokal oleh Telkom berakhir pada tanggal 1 Agustus 2002, dan kami sejak saat itu mulai membangun jaringan tetap tersendiri. Menurut peraturan interkoneksi
yang baru, para operator telekomunikasi dapat mengadakan perjanjian bilateral yang memungkinkan mereka untuk melakukan interkoneksi secara langsung dengan operator telekomunikasi lainnya.
Meskipun laju penetrasi seluler relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia, berdasarkan estimasi GSM Association, laju penetrasi seluler Indonesia telah meningkat dari sekitar 88,91% di tahun 2010 menjadi sekitar 127,00% di tahun 2013, dengan tingkat pertumbuhan keseluruhan per tahun sebesar 12,6%. Profil pertumbuhan GDP dan laju penetrasi yang relatif rendah menunjukkan adanya potensi peningkatan pelanggan seluler di Indonesia. Tabel di bawah ini merupakan rangkuman beberapa informasi mengenai laju penetrasi seluler dan telepon tetap di Indonesia dan wilayah Asia pada tahun 2013:
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013
Populasi(1) Penetrasi Seluler(2)(3) GDP per Kapita(1) (Juta) (US$) Hong Kong 7,24 189,1% 38.605 Singapura 5,43 154,7% 52.918 Korea Selatan 50,24 111,5% 23.838 Malaysia 29,96 141,2% 10.429 Thailand 68,20 135,9% 5.879 Filipina 97,48 112,1% 2.792 Cina 1.360,76 88,2% 6.569 India 1.243,34 71,3% 1.414 Indonesia 247,95 127,0% 3.499 (1) Sumber: IMF 2013. (2) GSM Association 2013.
(3) Penetrasi seluler merupakan jumlah pelanggan seluler yang dinyatakan dalam persentase penduduk.
Pasar Jasa Seluler
Industri telekomunikasi di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan di sektor jasa telekomunikasi seluler beberapa tahun terakhir ini. GSM Association memperkirakan jumlah keseluruhan pelanggan seluler di Indonesia meningkat dari sekitar 211,29 juta per tanggal 31 Desember 2010 menjadi sekitar 314,90 juta per tanggal 31 Desember 2013, yang masing-masing merupakan peningkatan laju penetrasi seluler dari sekitar 88,91% menjadi sekitar 127,00%.
Tabel berikut ini memuat informasi berkenaan dengan industri telekomunikasi seluler di Indonesia per dan untuk periode yang disebutkan:
Per tanggal 31 Desember
2010 2011 2012 2013 Tingkat
Pertumbuhan Keseluruhan Tahun
2010-2013 (dalam jutaan, kecuali persentase)
Penduduk Indonesia(1) 237,64 241,03 244,47 247,95 1,43%
Pelanggan Seluler(2) 211,29 236,80 262,31 314,90 14,23%
Penetrasi Seluler(2) (3) 88,91% 98,24% 107,30% 127,00% 12,62%
(1) Sumber: IMF 2013
(2) GSM Association (2013).
(3) Penetrasi seluler merupakan jumlah pelanggan seluler yang dinyatakan dalam persentase penduduk.
Pasar nirkabel di Indonesia saat ini telah didominasi oleh tiga operator GSM terbesar: Telkomsel, XL dan kami. Per 31 Desember 2013, berdasarkan perkiraan kami dan pernyataan publik dari perusahasan-perusahaan tersebut, para operator GSM berskala nasional ini secara bersama-sama telah menguasai hampir mencapai 80% dari pangsa pasar nirkabel Indonesia. Per tanggal yang sama, Telkomsel merupakan penyelenggara jasa seluler nasional terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggannya berkisar 131,5 juta (termasuk broadband nirkabel) dan menguasai lebih dari 52,3% dari pangsa pasar GSM. XL, penyelenggara terbesar kedua, memiliki sekitar 60,5 juta pelanggan seluler dan sekitar 24,1% dari pangsa pasar GSM pada tanggal yang sama. Kami adalah penyelenggara jasa seluler terbesar ketiga dengan jumlah pelanggan berkisar 59,6 juta dan menguasai sekitar 23,7% dari pangsa pasar GSM pada tanggal yang sama. Sejak tahun 2002, Pemerintah mengeluarkan lisensi seluler baru untuk menggunakan teknologi CDMA kepada
Mobile-8 dan lisensi layanan FWA menggunakan teknologi CDMA kepada Telkom, Indosat dan Bakrie Telecom. Layanan FWA didominasi oleh Telkom dengan merek Flexi sebanyak 6,7 juta pelanggan pada tanggal 31 Desember 2013, walaupun pada tahun 2014, Telkom mengumumkan maksudnya untuk menghentikan layanan nirkabel tetapnya pada tahun 2015. Terdapat juga beberapa pemain kecil lainnya dalam pasar nirkabel Indonesia seperti Bakrie Telecom, HCPT, Axis, Smartfren, dan STI. Per tanggal 31 Desember 2013, FWA kami memiliki jumlah pelanggan sebanyak 0,11 juta dengan merek StarOne. Pertumbuhan jumlah pelanggan nirkabel di Indonesia sebagian dipacu oleh sistem “calling party pays”, peluncuran jasa pra-bayar, serta diperkenalkannya layanan SMS. Sistem “calling party pays” mengharuskan pihak asal sambungan telepon membayar tarif telepon. Berdasarkan pengalaman di lingkungan internasional, negara-negara yang menjalankan sistem “calling party pays” umumnya mengalami laju penetrasi telepon nirkabel yang lebih tinggi karena para pelanggan telepon nirkabel lebih besar kemungkinannya untuk memberikan nomor teleponnya dan tetap membiarkan telepon genggamnya dalam keadaan hidup.
Sejak peluncurannya di tahun 1998, layanan pra-bayar telah populer di Indonesia, sebagaimana yang terjadi juga di negara-negara lainnya di Asia karena layanan pra-bayar ini memungkinkan para pelanggannya untuk berlangganan telepon nirkabel tanpa perlu melewati prosedur pemeriksaaan atas sejarah kredit mereka. Layanan pra-bayar juga memberikan lebih banyak kontrol pada para pelanggan atas pengeluaran bulanan mereka. SMS telah terbukti populer di Indonesia, terutama pada layanan pra-bayar karena memberikan alternatif yang nyaman dan hemat biaya daripada komunikasi suara dan e-mail. Persaingan di industri layanan nirkabel Indonesia terutama terjadi dalam hal kualitas layanan, harga, ketersediaan layanan data dan fitur-fitur nilai tambah seperti voice mail dan SMS.
Pasar Jasa Sambungan Jarak Jauh Internasional
Penyelenggara jasa sambungan jarak jauh internasional di Indonesia memperoleh pendapatan dari trafik jarak jauh internasional baik ke dalam maupun ke luar negeri. Tiga penyelenggara jasa sambungan jarak jauh internasional adalah Telkom yang memberikan layanan “007”, Bakrie Telecom dengan kode akses “009” dan kami dengan kode akses “001” dan “008”. Tarif ke luar negeri ditetapkan oleh Menkominfo, sedangkan tarif ke dalam negeri dihitung berdasarkan accounting rate yang berlaku. Trafik ke luar negeri berasal dari pelanggan telepon tetap dan seluler dan dikirimkan ke tiga penyelenggara layanan internasional secara langsung melalui international gateway atau secara tidak langsung melalui PSTN Telkom. Trafik sambungan internasional ke dalam negeri diterima di gateway internasional dan diarahkan secara langsung ke tujuan yang dimaksud dari gateway atau secara tidak langsung melalui jaringan PSTN Telkom yang pada akhirnya dialihkan ke tujuan yang dimaksud.
Di Indonesia, seperti halnya dengan negara-negara yang pasarnya yang mulai berkembang, trafik komunikasi ke dalam negeri melebihi trafik komunikasi ke luar negeri dimana banyak negara-negara maju memperoleh penghasilan dari trafik sambungan jarak jauh internasional yang tidak berimbang. Kami menggunakan sistem tingkat harga berbasis keputusan pasar dengan beberapa pihak penyelenggara telekomunikasi asing terbesar, dimana kami menyetujui tarif asimetris untuk sambungan ke dalam maupun ke luar negeri.
Persaingan antar para penyelenggara VoIP yang menawarkan layanan telepon hemat, seperti “01017“ yang ditawarkan Telkom dan “FlatCall 01016” yang ditawarkan oleh kami, dan kartu telepon pra-bayar telah mulai dan diperkirakan akan berdampak negatif pada pendapatan yang berasal dari jasa sambungan jarak jauh internasional yang telah ada. Selain itu juga munculnya penyedia VoIP berbasis aplikasi seperti SkypeTM, Google VoiceTM danYahoo MessengerTM, yang menawarkan layanan komunikasi jarak jauh dengan gratis sangat berdampak pada pendapatan penyelenggara gateway internasional.
Seiring dengan berkembangnya infrastruktur komunikasi data di Indonesia, permintaan atas layanan VoIP meningkat. VoIP menggunakan koneksi komunikasi data untuk memindahkan trafik suara ke Internet, yang biasanya menghemat banyak biaya bagi para pelanggan.
Meskipun Pemerintah telah memberlakukan sistem perijinan untuk membatasi jumlah operator VoIP di Indonesia, Pemerintah saat ini tidak lagi mengendalikan tarif yang dikenakan kepada para pengguna akhir dari layanan VoIP. Akan tetapi, Pemerintah telah mengindikasikan bahwa mereka bermaksud untuk mengatur tarif tersebut di kemudian hari, dan diperkirakan peraturan tersebut akan membatasi tarif VoIP menjadi setara dengan tarif diskon maksimum pada kisaran 40,0% dari tarif PSTN yang berlaku saat ini.
Pasar Komunikasi Data
Secara historis, layanan data di Indonesia terutama terdiri dari layanan narrow bandwidth leased line, layanan x.25, layanan jaringan data digital dan layanan jaringan digital terpadu. Layanan jaringan data digital merupakan layanan digital leased line untuk transmisi data. Layanan jaringan digital terpadu merupakan protokol yang memberikan akses dial-in berkapasitas tinggi untuk jaringan publik. Jenis protokol ini dapat menangani trafik suara dan data dalam bentuk digital secara bersamaan pada sambungan digital yang sama melalui integrated switches melewati jaringan publik.
Layanan x.25 merupakan protokol open standard packet switching yang dapat membuat terminal berkecepatan rendah sampai menengah memperoleh akses dial-in atau permanen ke jaringan dari tempat pengguna dan beroperasi pada jaringan. Tarif untuk layanan-layanan ini menurun pada beberapa tahun terakhir ini.
Meningkatnya penggunaan Internet dan meluasnya aplikasi multimedia diharapkan dapat meningkatkan permintaan atas layanan data broadband yang canggih. Para operator di Indonesia tengah mempergunakan jaringan broadband tingkat lanjut agar dapat memberikan jasa high-end data, seperti jasa frame relay, asynchronous transfer mode dan Internet protocol. Secara khusus, layanan virtual private network, yang menggunakan ATM, teknologi Internet protocol, dan menyebarkan teknologi Wi-Fi untuk mengurangi kemacetan jaringan seluler, dapat mengambil bagian yang lebih besar dari pangsa pasar karena layanan ini memberikan alternatif lain yang dapat diandalkan dan hemat biaya bagi jaringan privat yang bergantung pada dedicated leased lines.
Menkominfo menyelenggarakan kembali perijinan untuk interkoneksi dari pengadaan layanan internet (network access point) setelah sebelumnya menghentikan perijinan tersebut sementara sejak tahun 2010. Menkominfo memandang perlu untuk membuka kembali penyelenggaraan perijinan untuk memenuhi kebutuhan ISP untuk bandwidth. Dengan bertambahnya jumlah penyedia layanan komunikasi data, harga yang ditawarkan kepada pasar pun semakin kompetitif. Pasar Jasa Layanan Satelit
Beberapa tahun terakhir ini, persaingan yang semakin ketat terjadi di pasar satelit Asia-Pasifik. Perusahaan-perusahaan di bisnis ini bersaing terutama dalam hal kemampuan cakupan, penawaran produk dan harga. Pada tanggal 6 September 2005, melalui Peraturan Menkominfo No. 13/P/M.Kominfo/8/2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menkominfo No. 37/P/M.Kominfo/12/2006, Pemerintah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan semua operator telekomunikasi yang menggunakan satelit dalam menyelenggarakan jasa telekomunikasi untuk memiliki ijin penyelenggaraan stasiun bumi dan stasiun luar angkasa. Ijin-ijin ini hanya diberikan kepada operator telekomunikasi yang memiliki landing right dan dengan ketentuan bahwa spektrum frekuensi yang digunakannya tidak akan menimbulkan gangguan terhadap para operator yang ada. Satelit asing diperkenankan untuk beroperasi di Indonesia apabila operator telekomunikasi Indonesia memiliki hak penyelenggaraan yang bersifat timbal balik di negara asal satelit tersebut.
Trend Industri
Kami meyakini bahwa trend industri telekomunikasi di Indonesia adalah sebagai berikut: Jasa Nirkabel
Pertumbuhan yang terus berlanjut di sektor telekomunikasi nirkabel. Kami memperkirakan industri telekomunikasi nirkabel dan permintaan atas layanan telekomunikasi nirkabel akan terus tumbuh dengan laju tetap sekitar 6% sampai 7% seiring dengan semakin berkembang dan modernnya Indonesia. Nilai yang sangat signifikan dari pertumbuhan ini akan tetap datang dari “pasar-pasar” utama tradisional.
Selain dari pertumbuhan pada pasar-pasar utama, terdapat segmen-segmen berukuran besar yang berkembang dengan pertumbuhan kuat, terutama pada broadband konsumen dan menara-menara telekomunikasi bergerak. Perusahaan percaya bahwa persaingan untuk layanan 3G akan meningkat tajam seiring dengan operator telekomunikasi yang mulai memindahkan jaringannya ke lokasi yang padat penduduk. Per tanggal 24 April 2014, terdapat empat operator telekomunikasi yang memegang lisensi untuk layanan 3G, yakni Telkomsel, Hutchison, XL, dan Perusahaan. Kami mulai menyediakan layanan broadband nirkabel dengan platform 3.5G pada tahun 2009, dan per tanggal 31 Desember 2013 telah menyediakan layanan 3.5G di 208 kota di seluruh Indonesia.
Layanan data akan menjadi sumber pertumbuhan di industri telekomunikasi dengan kontribusi yang lebih tinggi terhadap pendapatan total. Hal ini sejalan dengan tren meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk data yang didukung oleh telepon seluler dengan kapabilitas internet dan juga sejalan dengan rencana operator untuk fokus menyediakan insfrastruktur untuk layanan data.
Pertumbuhan yang signifikan pada tingkat penetrasi nirkabel di wilayah luar Jawa. Tingkat penetrasi nirkabel yang relatif rendah di luar Jawa memberikan potensi besar untuk para penyelenggara layanan nirkabel di Indonesia karena penduduk yang tinggal di luar Jawa semakin makmur.
Pertumbuhan penggunaan jasa nilai tambah. Pertumbuhan tingkat penggunaan jasa nilai tambah, seperti OTT, IP Messaging, Cloud service diharapkan meningkat di tahun-tahun mendatang, oleh karenanya akan membantu menstabilkan penurunan tingkat penggunaan dan ARPU untuk layanan suara.
Saat ini, terdapat berbagai pelaku jasa telekomunikasi bergerak dan berbagai perusahaan yang dengan agresif mendorong pelanggan dan jalur telekomunikasi untuk dengan segera meningkatkan skala bisnis dan mendapatkan pangsa pasar. Kami berharap konsolidasi tersebut terus berlanjut, terutama di luar dari tiga pelaku utama (Telkomsel, XL dan Perusahaan). Salah satu dari hambatan utama terhadap pasar adalah kemerosotan harga lebih lanjut. Penawaran jasa dan inovasi akan menjadi penentu utama di dalam persaingan yang ada.
Jasa Sambungan Jarak Jauh Internasional
Meningkatnya persaingan di sektor jasa sambungan jarak jauh internasional. Kami memperkirakan akan terjadi deregulasi Pemerintah dan peningkatan kualitas layanan VoIP untuk meningkatkan persaingan dalam jasa sambungan jarak jauh internasional.
Pertumbuhan jumlah sambungan telepon yang cukup. Kami yakin bahwa pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang berkelanjutan dan meningkatnya penggunaan telepon seluler akan mendorong peningkatan jumlah layanan sambungan jarak jauh internasional. Selain itu, pertumbuhan layanan VoIP juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan atas jasa sambungan jarak jauh internasional.
Jasa MIDI
Meningkatnya permintaan atas layanan komunikasi data tingkat lanjut. Kami yakin bahwa meningkatnya penggunaan Internet dan meluasnya pasar untuk aplikasi multimedia dapat meningkatkan permintaan atas layanan komunikasi data yang canggih.
Semakin ketatnya persaingan di pasar ISP dan pengadaan layanan internet (network access point). Sebagai dampak dari liberalisasi pasar dan terus diterbitkannya ijin-ijin baru, kami mengantisipasi bahwa persaingan di pasar ISP dan NAP akan meningkat. Kami yakin persaingan akan terjadi terutama dalam hal harga, kualitas layanan dan cakupan jaringan.
Meningkatnya permintaan atas layanan broadband baik kabel dan nirkabel. Kami yakin akan terjadi peningkatan preferensi dan permintaan pelanggan atas akses Internet berkecepatan tinggi yang mana akan mendorong pertumbuhan layanan broadband dalam negeri.