• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3. Informan III

4.2.2. Alasan Berpacara Backstreet

4.2.2. Alasan Berpacara Backstreet

Berdasarkan hasil analisis yang peneliti dapatkan, alasan kelima informan menjalani backstreet secara garis besar yaitu dua dari kelima informan menjalani pacaran backstreet karena orang tua yang tidak menyetujui dan melarang berpacaran beda agama sedangkan satu informan lain di karenakan orang tua yang melarang anaknya berpacaran karena menuruti perintah agama

yang melarang untuk berpacaran. Satu informan lain karena dilarang berpacaran karena beda suku dan satu informan terakhir karena orang tua yang tidak menyukai penampilan pasangan anaknya serta lebih memilih pasangan anak sebelumnya dari pada pasangan anaknya yang sekarang.

Keputusan untuk menjalankan pacaran backstreet tentunya sudah dipikirkan oleh kedua pasangan backstreet. Mengingat rasa sayang dan rasa kecocokan antara satu dengan yang lain, membuat mereka tidak memiliki jalan keluar selain memilih pacaran backstreet (pacaran secara diam-diam) di belakang orang tua. Mereka yang tidak ingin mengakhiri hubungan dan lebih memilih untuk mempertahankannya, maka mereka memilih untuk menjalankan pacaran backstreet. Dukungan satu dengan yang lain antara pasangan backstreet sangat berarti untuk mempertahankan hubungan pacaran backstreet tersebut.

Seperti yang dialami informan CH dan DN yang memilih untuk berpacaran backstreet dibelakang orang tuanya karena dilarang berpacaran dengan yang berbeda agama. Sedangkan kedua informan merasa telah cocok dan merasa nyaman dengan hubungan yang sedang mereka jalani saat ini meski dengan pasangan masing-masing mereka mengetahui bahwa keluarga mereka tidak bisa menerima perbedaan agama tersebut.

Setiap orang tentu akan melakukan komunikasi. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang akan bertahan hidup tanpa adanya komunikasi. Komunikasi merupakan penyampaian pesan yang memandang sejumlah pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan berbagai macam lambang-lambang. Penyampaian pesan tersebut merupakan suatu proses komunikasi.Komunikasi adalah suatu proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa strategi komunikasi merupakan suatu bentuk perencanaan suatu managemen dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi komunikasi yang dimaksud diharapkan dapat menjadi peta jalan dalam melaksanakan suatu perncanaan yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya suatu kegiatan ataupun proses komunikasi ditentukan oleh strategi komunikasi itu sendiri. Hal ini dapat

diartikan sebagai sebuah kecermatan dalam mengupayakan menyembunyikan hubungan pacaran backstreet yang dilakukan pasangan yang menjalankan pacaran backstreet. Para pasangan backstreet tersebut tentunya menggunakan strategi komunikasi agar pacaran backstreet yang mereka jalankan tidak diketahui oleh orang tua mereka.

Adapun strategi yang digunakan kelima informan tersebut adalah dengan berbohong. Informan berbohong untuk menutup-nutupi hubungan backstreet yang sedang mereka jalani. Berbohong dilakukan pada saat memberikan alasan untuk keluar, alasan pulang terlambat dan alasan ketika orangtua mulai curiga dengan hubungan mereka. Contohnya seperti informan DA yang berbohong dan mengatakan telah putus dengan pacaranya BN kepada orang tuanya serta cara yang ia gunakan untuk bertemu dengan pasangannya seperti saat pasangannya ingin menjemput ataupun mengantar informan DA ke rumah. Contoh lainnya adalah informan CH yang berbohong kepada orang tuanya dan mengatakan bahwa mereka hanya berteman dengan pasangannya TM. Sama halnya dengan informan DN yang berpura-pura dekat dengan pasangannya yang merupakan teman abangnya dan mengaku kedekatan mereka hanya sebatas adik dan teman abangnya. Dan informan YE yang berpura-pura masih pacaran dengan mantannya dan mengatakan telah putus dengan pacarnya yang sekarang serta informan AN yang mengatakan bahwa belum berpacaran dengan siapapun sampai dewasa ini. Apapun kebohongan yang dilakukan kelima informan tersebut bertujuan untuk tidak menyakiti hati orang tua mereka masing-masing dan menghindari konflik yang akan terjadi.

Dalam ilmu komunikasi menurut Buller dan Burgoon pada tahun 1996 ( Communication Capstone, 2001 ), berbohong mempunyai teori tersendiri yang membahasnya, yaitu “Interpersonal Deception Theory” atau Teori Penipuan Antar Individu. “Interpersonal Deception Theory” itu sendiri dikemukakan untuk berbagai alasan, biasanya teori ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana orang menghindari tindakan menyakiti orang lain dengan cara berbohong teori tersebut juga bisa menjelaskan bagaimana cara orang lain berbohong untuk menyerang orang lain, berpura – pura empati, menghindari masuk kedalam konflik, dan

masih banyak lagi kebiasaan seseorang yang ada kaitannya dengan memanipulasi pernyataan mereka dengan kebohongan dijelaskan oleh teori “Interpersonal Deception” ini. Teori interpersonal deception membahas kebohongan melalui lensa teoretis komunikasi interpersonal. Pada dasarnya, ia menganggap kebohongan sebagai suatu proses interaktif antara pengirim dan penerima.

Alasan orang tua DA melarang anaknya DA untuk berpacaran dengan berbeda suku maksudnya adalah orang tuanya tidak menyukai perbedaan suku karena akan sulit nantinya jika anaknya menikah dengan orang yang berbeda suku akan sulit untuk menyatukan pesta adat ataupun tradisi di kedua suku tersebut. Untuk menghindari hal itu, orang tua informan DA memilih untuk melarang semua anaknya untuk berpacaran dengan yang berbeda suku. Hal ini juga telah diketahui DA sendiri, namun DA tetap memilih untuk tetap melanjutkan hingga jenjang berikutnya yaitu pernikahan, sehingga DA tetap menjalani hubungannya dengan BN. Alasan orang tua CH melarang anaknya berpacaran dengan orang yang berbeda agama adalah karena CH berasal dari keluarga yang membenci adanya perbedaan agama meskipun ibu informan CH dahulunya adalah seorang mualaf, ayahnya tetap tidak memperbolehkan anaknya untuk berpacaran dengan seseorang yang berbeda agama karena ayahnya takut anak-anaknya melakukan hal yang sama seperti ibunya.

Ibu informan CH tidak ingin jika anaknya atau pasangannya mempermainkan agama dengan alasan cinta. Karena bagi ibunya agama itu suci, ibunya juga telah menikah dengan ayah informan CH setelah ia menjadi seorang mualaf sama halnya dengan alasan orang tua informan DN yang melarang anaknya berpacaran dengan orang yang berbeda agama adalah karena mereka takut anaknya akan dibawa untuk berpindah agama jika kelak ia menikah dengan orang yang berbeda agama. Menurut ibunya anaknya adalah seorang perempuan pastinya setelah menikah akan ikut dengan suami mau tidak mau pasti juga akan mengikuti keyakinan yang dipeluk suaminya juga. Ayah informan yang merupakan salah satu pemuka agama didaerahnya juga tidak menginginkan anak-anaknya untuk berpindah agama dan mempermalukan namanya.

Alasan orang tua informan YE melarang anaknya untuk berpacaran selain dengan OW adalah karena menurut ibunya OW sudah sangat dekat dengan ibu YE dan ibunya telah mengangap OW seperti anak kandungnya sendiri. Kedekatan antara kedua keluarga mereka juga sudah sangat dekat dan menurut ibu YE, OW sudah sangat cocok untuk dijadikan pasangan YE. Karena bagi ibu informan YE, mantan anaknya tersebut merupakan laki-laki yang bertanggung jawab dan bisa melindungi anaknya kelak. Berbeda dengan pacar anaknya yang sekarang, menurut ibu YE dari penampilan luar saja sudah tidak baik apa lagi hatinya.

Alasan orang tua informan terakhir melarang AN untuk berpacaran adalah karena menurut agama yang ia peluk disarankan untuk tidak berpacaran tetapi langsung menikah oleh sebab itu, anaknya yang masih menjalankan sekolahnya disarankan untuk tidak berpacaran terlebih dahulu, tetapi akan lebih baik jika anaknya menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu.

4.2.3. Strategi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal yang