• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya

Dalam dokumen Buku Belajar Dan Pembelajaran (Halaman 52-56)

Alat bantu belajar termasuk salah satu unsur dinamis dalam belajar, kesusukannya juga penting, oleh karena dapat membantu terhadap belajar siswa. Dengan sebuah alat bania bahan belajar yang abstrak bisa konkrit. Dengan alat bantu bahan belajar yang tidak menarik bisa menjadi menarik. Dengan alat bantu bahan belajar yang meragukan dapat diyakinkan karena dapat dibuktikan secara empirik

Alat bantu belajar lazim juga disebut media belajar dan piranti Belajar, meskipun tidak semua median belajar dapat berfungsi sebagai alat bantu. Alat bantu belajar ada kalanya dibeli di toko-toko buku. atau stationary, tetapi

adakalanya dibuat sendiri oleh pembelajar bersama-sama dengan gurunya. Pada kasus vang pertama pembelajar mendapatkan secara given.

Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam upaya menyediakan alat bantu belajar adalah :

a. Jenis kemampuan apa yang ditargetkan untuk dikuasai oleh pembelajar. b. Faktor ketersediaan alat bantu tersebut

c. Faktor keterjangkauannya

d. Kepraktisan dan daya tahan alat bantu. e. Keefektifan dan keefisienan alat bantu

Contoh alat bantu sederhana adalah pena. pensil, papan tulis, kapur tulis, penggaris, penghapus. Contoh alat bantu yang penggunaannya membutuhkan keterampilan tertentu adalah skala, rubrik, jangka, 0HP, video, tape recorder, dan media audiovisual lainnya. Beherapa upaya penyediaan bahan antara lain adalab:

a. Pembelian, jika mampu b. Pengajuan kepada pemerintah

c. Permobonan bantuan melalui sponsor d. Membuat sendiri, jika bisa

e. Menggerakkan dan mengajak para pembelajar untuk menciptakan dengan memanfaatkan alam sekitar

4. Suasana belajar dan upaya pengembangannya

Dalam pandangan tradisional suasana belajar yang kondusif adalahh jika di dalam sebuah kelas terasa tenang sementara para siswa bisa mendengarkan apa yang diceramahkan gurunya. Oleh karena itu, pandangan tradisional tsb, maka kelas yang baik dalam belajar mengajar adalah kelas yang siswanya duduk dengan tenang, berdiam diri sambil mendengarkan pengajaran yang dilakukan guru. Umumnya, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang deceermahkan guru, terkecuali guru telah memberikan kesempatan.

Dalam pandangan sekarang suasana belajar yang kondusif adalah suasana yang mendukung bagi terciptanya kegiatan belajar. Yaitu suasana yang

interaktif dimana para siswa giat belajar. suasana yang interaktif belajar di dalamnya, tentu tidak dibatasi ketika ditunggui oleh gurunya. Pada saat guru sedang menunggui misalkan saja, siswa tetap aktif dan giat belajar.

Suasana belajar yang kondusif demikian tidak terjadi dengan sendirinya. la harus dirancang oleh guru melalui sebuah rancangan pengajaran sebuah suasana belajar dikatakan kondusif manakala :

a. Siswa tekun mengerjakan sesuatu yang semestinya dikerjakan.

b. Siswa aktif berinteraksi tidak saja hanya dengan gurunya melainkan aktif berinteraksi dengan siswa-siswa yang lain.

c. Siswa secara bebas mengerjakan segala hal yang dapat mencapai tujuan belajarnya.

d. Kreativitas siswa mendapatkan penghargaan yang sepantasnya, dan bakan sebaliknya.

Agar suasana belajar tersebut kondusif, maka upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah :

a. Buatlah kontak pengajaran dengan para siswa b. Rancanglah aktivitas belajar siswa

c. Berikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

d. Buatlah suasana yang demokratis. agar tidak menakutkan bagi para siswa dalana beraktivitas.

e. Rancanglah ruangan belajar sefleksibel mungkin hingga mudah dirubah-ubah.

f. Jangan gampang memberikan penghukumn terhadap siswa, lebih-lebibh jika kepada siswa yang belum tentu bersalah.

g. Hargailah siswa-siswa mencoba cara-cara dan metede-metode baru

5. Kondisi Subjek Belajar dan Upaya Penyiapan dan Peneguhannya.

Kondisi subjek belajar sebenamya berbeda-beda. Kondisi subjek belajar yang kelihatannya samapun, manakala diteliti lebib dalam, akan kelibatan

perbedaannya. Oleh karena stu, dalam kclompok siswa yang homogen pun, sebenamya kalau dilihat lebih dalam akan tampak heterogenitasnya.

Kondis subjek belajar dapat dibedakan atas hal-hal yang bersifat lahiriah, dan hal-hal yang bersifat batiniah atau hal-hal yang bersifat fisik dan hal-hal yang hersifat psikologis. Dari segi lahiriah atau fisik, subjek belajar bisa berbeda: ukuran tubuhnya, kekuatan tubuhnya, kesehatan fisiknya, daya tahan fisiknya, kesegaran dan kebugam jasmaninya. Mereka yang berada pada kondisi lebih, misalnya lebih besar/tingai. khib kuat lebih sehat lebih tinggi daya tahannya dan khib segarIbLigar, umumnya tehih mendukung bagi aktivitas belajarnya dibandingkan dengan mereka yang berada pada posisi kurang.

Dari segi psikis, kondisi subjek belajar juga berbeda dari segi: intelegensinya, bakatnya, militansi kerjanya, motivasi instrinsik atau motivasi berprestasinya, kematangannya aspirasi dan punya, ambisi-ambisinya.

Mereka yang mempunyai inteligensi tinggi umumnya lebih gampang berhasilnya dibandingkan yang berintelegensi rendah. Demikian juga yang mempunyai bakat khusus, yang tinggi militansi kerjanya, yang tinggi motivasi intrinsiknya, yang besar ambisinya, dan yang lebih stabil emosinya.

Oleh karena beragamnya kondisi subjek belajar tersebut, dan tidak senuttiasa menetapnya kondisi belajar tersebut, maka hs ada upaya-upaya unruk menyiapkan mereka dan sekaligus meneguhkannya. Dengan penyiapan yang terancang dan dengan upaya-upaya peneguhan diharapkan mendukung aktivitas belajar.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan kondisi objek belajar khususnya dari segi fisiknya adalah:

a. Memenuhi subjek belajar dengan gizi dan nutrisi-nutrisi yang diperlukan. b. Penyegaran fisik subjek belajar dengan olahraga atau latihan-latihan fisik

c. Memeriksakan tubuh subjek belajar secara teratax kepada dokter agar dapat dicegah timbulnya penyakit yang memungkinkan terganggunya belajar mengajar.

Sementara itu, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan psikis subjek belajar adalah :

a. Memperkenalkan dengan lingkungan belajar yang mangkin baru bagi mereka.

b. Memelihara keseimbangan emosi mereka, agar secara psikologis mereka merasa aman.

c. Mengasah kondisi psikis mereka dengan latihan-latihan.

d. Menerima mereka apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya sehingga subjek belajar tidak merasa tertolak oleh lingkungunya.

Dalam dokumen Buku Belajar Dan Pembelajaran (Halaman 52-56)