• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi dalam Belajar dan Unsur-Unsur yang mempengamhi motivasi belajar

Dalam dokumen Buku Belajar Dan Pembelajaran (Halaman 146-155)

MOTIVASI BELAJAR

4.3. Motivasi dalam Belajar dan Unsur-Unsur yang mempengamhi motivasi belajar

Motivasi sangat krusial dalam belajar dan pembelajaran. pada hal, motivasi belajar tersebut juga dipengaruhi oleh banyak unsur antara lain: cita-cita aspirasi penubelajar, kemampuan pembelajar, kondisi pembelajar, kondisi lingkungan belajar, unsur-unsur dinamis belajar. Pembelajaran dan upaya-upaya guru dalam membelajarkan pembelajar. Oleh karena itu, unsur-unsur yang mempengaruhi tersebut, perlu diketahui dan diperhatikan oleh guru yang membelajarkan pembelajar. Agar dapat mendukung lebih optimal terhadap motivasi belajar. Jika unsur-unsur yang mempenguuhi tersebut tidak diketahui dan tidak diperhatikan, bisa menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar para pembelajar.

Sebagai konsekuensi atas perhatian guru terhadap unsurunsur yang mempengaruhi motivasi belajar dan unsur-unsur yang mempengamhi tersebut, guru hendaknya senantiasa berupaya meningkatkan motivasi belajar. Upaya meningkatkan motivasi belajar tersebut dilakukan dengan cara mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar, mengoptimalkan unsur-unsur belajr / pembalajaran, mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman kemampuan yang di miliki oleh pembelajar dan mengembangkan cita-cita dan aspirasi pembelajar.

Ausubel mengatakan adanya hubungan antara motivasi dan belajar. Motivasi bukan mempakan syarat mutlak untuk belajar tak perlu lebih dahulu ditunggu adanya motivasi sebelum kita mengajarkan sesuatu. Bahkan kita dapat mengabaikan motivasi dan memusatkan perhatian kepada pengajaran itu sendiri. Bila belajar itu berhasil, maka akan timbul motivasi itu dengn sendirinya dan keinginan untuk lebih banyak belajar. Sukses dalam belajar akan membangkitkan motivasi untuk belaiar.

Menurut Skinner(1968) masalah motivasi bukan soal memberikan motivasi, akan tetapi mengatur kondisi belai sehingga memberikan reinforcement.

Motivasi yang dianggap lebih tinggi tarafnya daripada penguasaan tugas ialah "achievement motivation" yakni motivasi untuk mencapai atau menghasilkan sesuatu. Motivasi ini lebib mantap dan memberikan dorongan kepada sejumlah besar kegiatan, termasuk yang berkaitan dengan pelajari, di sekolah. McClelland (1965) yang menyelidiki berbagai hal yang dapat mempertinggi motivasi ini, misalnya dengan merumuskan tujum dengan jelas, mengetahui kemajuan yang dicapai, merasa turut benanggungjawab, dan lingkungan sosial yang menyokong.

Peneliti lain, White (1959) mengemukakan konsep kompetensi. Motivasi kompetensi mempunyai dasar biologis, jadi juga terdapat pada binatang, antara lain motivasi menyalidiki aktivitas manipulasi. Ada pula peneliti yang mencari motiyasj positif yang dinyatakan dengan istilah "mastery”, "egoinvolvement" (keterlibatan diri), dan lain-lain. White berpendapat bahwa kegiatan anak tak dapat dijelaskan dengan dorongan untuk memuaskan kebutuhan makan, minum, dan sebagainya. Akan tetapi karena kegiatan untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya yang memberikan rasa mampu. Setiap orang ingin menguasai lingkungannya.

Walaupun teori-teori motivasi berbeda-beda, nanum dalam praktek pendidikan penerapannya bersamaan. Pelajar harus diberikan ganjaran (reward) berupa pujian, angka ang baik, rasa keberhasilan atas hasil belajarnya, sehingga ia lebih tertarik oleh pelajaran. Keberhasilan dalam interaksi dengan lingkungan belajar, penguasaan tujuan program pendidikan memberikan rasa kepuasan dan karena ini merupakan sumber motivasi yang terus menerus bagi pelajar, sehingga ia sanggup belajar sendiri sepanjang bidupnya, yang dapat dianggap sebagai salah samtu hasil pendidikan yang paling penting.

Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar. Unsur-unsur tersebut adalah :

1. Cita-cita / aspirasi pembelajar 2. Kemampuan pembelajar 3. Kondisi pembelajar

4. Kondisi lingkungan belajar

5. Unur-unsur dinamis belajar Ipembelajaran 6. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar

Unsur-unsur tersebut dijelaskan sebagaimana pada uraian berikut : a. Cita-cita / aspirasi pembelajaran

Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu didalam hidupnya temasuk pembelajar. Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak juang, meskipun rintagan yang ditemui sangat banyak dalam mengejar cita-cita dan aspirasi tersebut seseorang tetap berusaha semaksimal mungkin karena hal tersebut berkaitan dengan cita-cita dan aspirasinya. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.

Seseorang yang bercita-cita menjadi dokter, pada saat masih sedang belajar dijenjang pendidikan dasar, tentu menggemari terhadap mata pelajaran-mata pelajaran dan bacaan-bacaan yang berkaitan erat dengan ilmu kesehatan. Meskipun mata pelajaran tersebut masih terintegrasi dengan mata pelajaran IPA, ia akan lebih bergairah dengan mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu. ia akan lebih temotivasi mempelajari mata pelajaran tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.

Sebaliknya seseorang yang kebetulan berstatus mahasisma dan dahulunya bercita-cita menjadi ahli hukum tetapi ia dipaksa oleh orang tuanya mengambil jurusan teknik elektro. Dapat dipastikan kesungguhan belajarnya akan berkurang karena apa yang ia pelajari tidak sesuai dengan cita-cita dan

aspirasinya. Ketidaksungguhan dalam belajar demikian ini tentu lantaran jurusan yang dipaksakan oleh orang tuanya tidak cocok dengan cita-cita dan aspirasinya. Ia kendor motivasinya, bisa jadi, pada saat-saat masih disekolah menengah ia tinggi motivasi belajarnya sebaliknya pada saat sudah menjadi mahasiswa motivasi yang tinggi tersebut berubah menjadi rendah. Itulah sebabnya, maka cita-cita dan aspirasi pembelajaran ini perlu diperhitungkan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar seseorang, karena cita-cita atau aspirasi ini mempengaruhi motivasi belaiar.

Jika kaitan antara cita-cita atau aspirasi pembelajar dengan motivasi dan perolehan belajar ini diskemakan seperti tampak dibawah ini:

b. Kemampuan PeMbelajar

Kemampuan manusia satu dengan yang lain tidaklah sama. Menuntut seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan demikian tentulah tidak diberikan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi; dan sebaliknya orang yang berkemampun tinggi, akan menjadi malas jika dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan rendah.

Oleh karena itu, kemampuan pembelajar ini haruslah diperhatikan dalam proses belajar pembelajaran. Kemampuan pembelajar erat hubungannya dan bahkan mempengaruhi motivasi belajar pembelajar. Bisa terjadi, seseorang menjadi rendah motivasi belajarnya terhadap bidang tertentu oleh karena yang bersangkutan rendah kemampuannya dibidang tersebut.

Jika kaitan antara kemampunn pembelajar dengan motivasi dan perolehan belajar ini diskemakan sebagai berikut:

CITA-CITA / ASPIRASI PEMBELAJAR MOTIVASI BELAJAR PEMBELAJAR PEROLEHAN BELAJAR PEMBELAJAR

c. Kondisi pembelajar

Kondisi pembelajar dapsat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi psikologisnya. Dua macam kondisi ini, fisik dan psikologis, umumnya saling mempengamhi satu sama lain. Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat. Dalam realitasnya juga berlaku kebalikannya. Bila seseorang kondisi psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh juga terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.

Sangatlah jelas dan sering dirasakan oleh siapapun jika kondisi fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya jika kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat. Berarti, kondisi fisik seseorang mempengaruhi motivasi belajarnya. Orang yang sudah sangat lelah tidak baik kalau belajar. Demikian juga kalau sedang sakit, tidak bails untuk dipaksa belajar.

Dalam kondisi psikologis terganggu, sebutlah misalnya stress, juga tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal-hal yang dipelajari. Kmena tidak bisa konsentrasi, mka gairah belajarnya menurun. Keadaan demikian ini, bisa menjadikan seseorang belajar merasa terpaksa dan tidak banyak bemotivasi.

Jelaslah bahwa kondisi pembelajar, baik yang bersifat fisik maupun psikis, sama-sama berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Ada kalanya seseorang yang pada masa-masa sebelumnya bemotivasi belajar tinggi, tiba-tiba menjadi rendah hanya karena kondisi fisik dan psikologisnya terganggu atau sakit. Tidak jarang, seseorang yang motivasi belajarnya biasa-biasa saja, tiba-tiba berubah karena kondisi fisik dan psikologisnya dalam keadaan prima.

Jika diskemakan, kondisi pembelajar dalam kaitannya dengan motivasi dan perolehan belajar adalah sebagai berikut:

Kemampuan Pembelajaran Motivasi Belajar Pembelajaran Perolehan Belajar Pembelajaran

d. Kondisi lingkungan belajar

Sudah umum diketahui bahwa yang menentukan motivasi belajar seseorang, selain faktor individu juga faktor lingkungan. lebih-lebih lingkungan belajar. Sebab, individu secara sadar ataukah tidak, senantiasa tersosialisasi oleb lingkungannya. Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Yang dimaksud dengan lingkurigan fisik adalah tempat dimana pembelajar tersebut belajar. Apakah tempat belajarnya nyaman ataukah tidak, apakah tempatnya segar atau pengap. Hal-hal demikian ini berpengaruh terhadap motivasi belajar. Demikian juga yang amburadul, tidak memberikan gairah bagi belajar seseorang. Sebaiknya tempat yang teratur, yang tertata rapi, mendorong seseorang bergairah belajar. Tempat belajar yang berisik oleh suara bisa menganggu belajar, yang tenang, bisa menimbulkan gairah belajar. Jadi lingkungan fisik berpengaruh terhadap motivasi belajar.

Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalm kaitannya dengan orang lain. Contohnya berupa lingkungan sepermainan, lingkungan sebaya, kelompok belajar. Sungphpun faktor pribadi pribadi seseorang lebih menentukan terhadap diri sendiri tetapi harus diakui bahwa lingkungan sosial juga menentukan motivasi belajar seseorang. Contohnya jika dalam lingkungan sosial seseorang tidak terbiasa dengan aktivitas belajar maka bukan budaya belajar itu yang dikembangkan oleh seseorang.

Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang yang berada dilingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar seperti orang lain. Baik secara sadar atau tidak. Kaitan antara kondisi lingkungan belajar dengan motivasi dan perolehan belajar adalah sebagai berikut :

Kemampuan Pembelajaran Motivasi Belajar Pembelajaran Perolehan Belajar Pembelajaran

e. Unsur-Unsur Dinamis belajar pembelajar

Unsur dinmis belajar pembelajar meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belaiar

b. Bahan belajar dan upaya penyediannya c. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya d. Suasana belajar dan upaya pengembangannya

e. Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya

Oleh karena itu, unsur- unsur dinamis dennkian ini patut diperhatikan agar motivasi belajar pembelajar menjadi tinggi. tingginya motivasi belajar berimplikasi bagi maksimainya perolehan belajar pembelajar.

Unsur dinamis belajar dan pembalajar Motivasi belajar pembelajar Perolehan belajar pembelajar jika kaitan antara unsur-unsur dinamis dalam belajar dengan motivasi dan perolehan belajar adalah sebagai berikut :

f. Upaya Guru dalam Membelajarkan pembelajar

Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah belajar, guru yang sungguh-sunggub dalam membelajukan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajar. Pada guru yang demikian umumnya mempersiapkan diri dengan matang dan senantiasa memberikan yang terbaru dan terbaik kepada pembelajar.

Kemampuan Pembelajaran Motivasi Belajar Pembelajaran Perolehan Belajar Pembelajaran Unsur dinamis belajar dan pembelajar Motivasi Belajar Pembelajaran Perolehan Belajar Pembelajaran

Oleh karena yang di berikan tersebut menarik. Terbaik dan mungkin terbaru. Maka tingkat aktualitasnya sangat tinggi dimata pembelajar. Sebagai akibatnya, hal-hal yang disajikan oleh guru menjadi menarik dimata pembelajar. Menariknya hal-hal yang diberikan ini hisa menjadikan tingginya motivasi pembelajar.

Sebaliknya pada guru yang tidak bergairah dalar membelajarkan pembelajar, umumnya mengulang saja pelajaran yang di berikan dari tahun ketahun. Proses belajar pembelajar terasa kering dan kehilangan nuansa. Akibat dari proses belajar pembelajaran demikian ini, pembelajar tidak bergairah dan babkan mungkin kehilangan motivasi. Hal demikian bisa lebib parah lagi. manakala guru yang membelajarkan tersebut sudah puas dengan keadaan yang demikian ini.

Oleh karena itu, upaya guru untuk membelajarkan pembelajar sangat krusial dalam meningkatkan motivasi pembelajar. Jika di skemakan antara upaya guru untuk membelajarkan pembelajar dengan motivasi dan perolehan belajar pembelajar adalah sebagai berikut :

Upaya Meningkatkan motivasi belajar

Upaya belajar senantiasa bergelombang. Adakalanya bergerak naik dan adakalanya bergerak turun. Tidak jarang motivasi belajar hanya mendatar saja. Oleh karena demikian " watak" motivasi tersebut, maka diperlukan upaya untuk meningkatkannya. Dengan demikian, motivasi belajar yang di punyai oleh pembelajar bisa cenderung naik dan atau minimal Menetap.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi pembelajar, yaitu :

Upaya guru membelajarkan Pembelajaran Motivasi Belajar Pembelajaran Perolehan Belajar Pembelajaran

1. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar

2. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis belajar / pembelajaran

3. Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman / kemampuan yang telah dimiliki dalam belajar

4. Mengembangkan cita-cita / aspirasi dalam belajar

Secara berturut-turut, ketiga cara tersebut di kemukakan sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar

Ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam belajar. Prinsip tersebut adalah :

a. Prinsip perhatian dan motivasi belajar b. Prinsip keaktifan belajar

c. Prinsip keterlibatan langsung pembelajar d. Prinsip pengulangan belajar

e. Prinsip sifat perangsang dan menantang dari materi yang dipelajari f. Prinsip pemberian balikan dan penguruan dalam belajar

g. Prinsip perbedaan individual antar belajar

Ketujuh prinsip ini diterapkan secara optimal agar pembelajar mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar.

Ada dua cara dalam mengoptimalkan penerapan prinsip belajar tersebut. Pertama, menyusun strategi-strategi sehingga prinsip-prinsip tersebut dapat terterapkan secara optimal. Strategi disini, dari pandangan-pandangan dan temuan-temuan teoritik dan dapat pula digali dari kiat guru sendiri. Temuan-temuan ahli psikologi pendidikan dan Temuan-temuan-Temuan-temuan ahli pengajaran part[ digali hingga dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.

Kedua, menjauhkan konstrain-konstrain (kendala-kendala) yang ditemui dalam mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar. Kendala demikian ini patut dijauhkan, agar tidak mengganggu bagi penerapan prinsip-prinsip belajar.

2. Mengoptimalkan Unsur-Unsur Dinamis Belajar / Pembelajaran

Mengingat unsur-unsur belajar / pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi, maka ia perlu di optimalkan penerapannya. Pengoptimalan demikian mi perlu dilakukan agar motivasi belajar siswa juga optimal.

Cara mengoptimalkan unsur-unsur dinamis dalam belajar / pembelajaran dalah : pertama, menyediakan secara kreatif berbagai unsur belajar pembelajaran tersebut dalm setting belajar pembelajaran. Penyediaan secara kreatif ini perlu dilakukan, katena umumnya ketika tidak ada guru dan menerima kondisi tersebut apa adanya. Contohnya peralatan pengajaran yang tidak tersedia dapat disediakan dengan merancang sendiri bersama-sama dengan pembelajar.

Kedua, memanfaatkan sumber-sumber diluar sekolah sehingga keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dapat ditanggulangi. Hal demikian dapat dilakukan dengan banyak mengadakan kerjasama dengan sejumlah lembaga diluar sekolah bahkan diluar dunia pendidikan.

3. Mengoptimalkan Pemanfaatan Pengalaman / Kemampuan Yang Telah

Dalam dokumen Buku Belajar Dan Pembelajaran (Halaman 146-155)