• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALFRED MARSHALL, KURVA DAN MARGINAL

Dalam dokumen filsafat ekonomi islam silahka di download (Halaman 157-160)

JADI APAKAH YANG MENJADI PENENTU HARGA?

Kita tahu mazhab klasik (Quesney, Adam Smith, Ricardo, Marx) menyatakan bahwa penentu harga berasal dari proses produksi (modal, tenaga kerja, lamanya waktu produksi, lamanya distribusi) atau dari penawaran; sementara mazhab neoklasik dengan argument meyakinkan menyatakan bahwa harga tergantung pada konsumen (permintaan).

Alfred Marshall (1890) mengemukakan bahwa keduanya merupakan penentu harga. ―Kita mungkin juga memperdebatkan apakah bagian gunting atas atau bagian bawa yang memotong kertas, demikian juga apakah nilai diatur oleh permintaan atau penawaran‖.

Marshall (1842-1924) mengawali perubahan dalam ilmu ekonomi. Pada buku Principles of Economics dia mengubah nama disiplin dari ―ekonomi politik‖ menjadi ―ekonomi‖, dan mengrimkan isyarat bahwa ilmu ekonomi sama formalnya dengan ilmu fisika, matematika, atau ilmu pasti lainnnya. Lebih jauh lagi ia menegaskan bahwa ilmu ekonomi diatur bukan oleh kebijakan pemerintah melainkan oleh hukum alam. Ia kemudian memperkenalkan grafik permintaan-penawaran, rumus matematika, ukuran kuantitatif ―elastisitas‖ permintaan, dan istilah lain yang dipinjam dari ilmu alam (seperti ekuilibrium, statis dan dinamis, pergerakan uang dan inflasi, dan pengangguran friksional).

Walaupun kemudian Marshall menyesali tindakannya mempersamakan ilmu ekonomi dengan ilmu alam, namun pada perkembangan selanjutnya ilmu ekonomi berkawin dengan matematika dan statistika. Ihwal penyesalannya, Marshall menulis, ―Tetapi tentu saja ilmu ekonomi tak bisa dibandingkan dengan ilmu fisika yang pasti, sebab ilmu ekonomi berhubungan dengan kekuatan sifat manusia yang halus dan selalu berubah‖ (1920:14). Paul Samuelson (peraih Nobel 1970) juga dalam pidato nobelnya mengeluhkan analogi berlebihan ini, ―Tidak ada yang lebih menyedihkan ketimbang memiliki ekonom atau bekas insinyur yang mencoba memaksakan analogi antara konsep fisika dengan konsep ekonomi‖ (1970:8)

*

ADA TIGA KATA yang menjadi inti dari ilmu ekonomi: permintaan, penawaran, dan harga.

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang bersedia dibeli orang dari seorang penjual pada suatu harga tertentu. Semakin tinggi harga, semakin sedikit orang yang ingin membeli, hingga sampai pada suatu titik di mana mereka benar- benar menolak untuk membeli barang tersebut. Sementara penawaran menunjukkan jumlah barang atau jasa yang akan dijual oleh seorang penjual untuk suatu harga

tertentu. Semakin rendah harga, semakin sedikit barang yang akan dijual, karena untuk memperoleh barang itu mereka membutuhkan biaya dan waktu.

Harga merupkan tanda yang memberi tahu kita apakah penawaran atau permintaan dari suatu produk meningkat, atau menurun. Ketika permintaan (orang menginginkan membeli) melimpah, sementara persediaan sedikit, harga akan naik – ini menurut Menger. Naiknya permintaan mendorong penjual menyediakan barang tersebut dalam jumlah besar, anehnya ketika penawaran melimpah dengan jumlah permintaan yang tetap: harga akan turun.

Harga dengan demikian jarang mencapai titik seimbang (ekuilibrium): naik turunnya tergantung pada jumlah permintaah dan penawaran. Bisakah kita menentukan harga ekuilibrium?

Memahami Kurva Penawaran dan Permintaan Marshall

MISALNYA di Tasikmalaya, Mak Imah menjual kerudung yang disulam dengan tanganya sendiri di kiosnya. Dia tahu dirinya tak bisa memasang harga Rp. 100.000,- atau kurang untuk setiap kerudungnya, karena pada harga tersebut dia tidak mampu membuat selimu atau untuk menyewa kiosnya. Mula-mula dia menetapkan harga Rp. 50.000,- Pada harga ini dia mampu membuat 80 kerudung tetapi harga tersebut terbuktii mahal bagi calon konsumen dan tak ada kerudung yang terjual.

Dia pun mulai menurunkan harga untuk menghabiskan persediaan. Perlahan namun pasti permintaan atas selimut mulai ada. Setiap kali dia menurunkan harga, semakin banyak konsumen yang datang. Pada harga Rp. 40.000 dia memperoleh 20 penjualan, pada harga Rp. 30.000,- dia dapat menjual 40 selimut. Saat dia menurunkan harga menjadi Rp. 20.000,-, dia sadar bahwa harga itu terlalu rendah. Ketika persediannya berkurang dia menyadari bahwa dirinya tidak dapat membuat selimut yang baru dengan cukup cepat untuk mengikuti permintaan. Dia sadar bahwa pada harga Rp. 30.000 jumlah selimut yang dia buat sesuai dengan jumlah yang diinginkan orang.

Keputusan untuk menetapkan harga pada Rp. 30.000 dengan pertimbangan jumlah permintaan dan persediaan ini disebut dengan harga ekuilibirum. Ketika harga ini dibandingkan dengan penawaran-permintaan, akan menghasilkan kurva penawaran dan permintaan.

50 40 30 20 10 20 40 60 80

Garis hitam yang tebal menunjukkan permintaan orang terhadap kerudung, garis putus-putus adalah penawaran. Mari kit abaca grafik ini:

- ketika kerudung diberi harga nol rupiah, ada permintaan untuk 100 kerudung, tapi tidak ada penawaran (karena biaya pembuatan selimut lebih besar

daripada harga itu)

- ketika kerudung diberi harga Rp. 20.000 ada permintaan potensial untuk 60 kerudung, tetapi Bi Imah hanya dapat membuat 20 kerudung.

- Harga ekuilibirum untuk kerudung, berdasarkan bagan, adalah Rp. 30.000. harga ini tercapai ketika penawan sama dengan permintaan—seperti ditunjukkan oleh grafik

- HArga ekuilibirum memuskan pihak pembeli dan penjual. Elastisitas

Kadang-kadang penawaran dan permintaan memerlukan waktu untuk merespon perubahan harga. Jika suatu perusahaan telepon menaikkan tarif teleponnya, konsumen cenderung mengurangi dengan cepat jumlah penggunaan telepon mereka, atau, sebagai alternative berpindah ke perusahaan telepon lain. Dalam istilah ekonomi, permintaan mereka elastic terhadap harga (price elastic) : berubah sesuai dengan perubahan harga.

Dalam kasus lain, konsumen lambat bereaksi terhadap perubahan biaya –mereka inelastic terhadap harga (price inelastic). Sebagai contoh, ketika harga minyak meningkat tajam di awal millennium ini, konsumen dihadapkan pada harga yang sangat tinggi. NAmun ia tidak dapat pindah ke bahan bakar alternative lain (tidak ada pilihan). Pilihan yang tersedia lebih mahal, misalnya member mobil hybrid atau mobil listrik. Baru setelah beberapa lama, konsumen memilih menggunakan transportasi public. Ketika pindah ini disebut substitusi dari barang yang mahal menuju ke alternatif.

Elastic dan inelastic berlaku juga untuk permintaan. Banyak bisnis yang menjadi sangat adaptif (atau elastic terhadap arga) ketika permintaan terhadap produk mereka menurun mereka mengurangi biaya (misalnya dengan memberhentikan pekerja atau mengurang investasi). NAmun, ada jenis perusahaan lainnya yang inelastic sehingga merasa kesulitan untuk mempertahankan bisnisnya ektika penawaran menurun.

100 0

20

PRAKSIOLOGI151:

Dalam dokumen filsafat ekonomi islam silahka di download (Halaman 157-160)