• Tidak ada hasil yang ditemukan

EUGEN BOHM-BAWER (1851-1941)

Dalam dokumen filsafat ekonomi islam silahka di download (Halaman 153-157)

Teori Menger ini kemudian dikembangkan oleh Bohm Bawerk membawa beberapa kemajuan dalam ilmu ekonomi, di antaranya dia menjawab persoalan nilai dari Marx secara serius. Dengan bersandar pada teori Menger dia mematahkan teori Marx dan merumuskan teori baru dalam ekonomi seperti teori tabungan dan investasi, capital dan bunga, serta pertumbuhan ekonomi. Bohm-Bawerk memperkenalkann kritiknya atas Marx dalam buku Capital and Interest (1884).

Dua Argumen Kritik Atas Marx

Teori nilai surplus Marx menyatakan bahwa buruh seharusnya menerima nilai penuh dari produk yang mereka hasilkan, namun untuk keuntungan pemilik modal (lewat penetapan harga tetap) maka waktu kerja buruh diperas duakali lipat dari yang seharusnya. Marx juga menyatakan bahwa pemilik tanah yang mendapatkan sewa dan kapitalis yang mendapatkan profot dan bunga merupakan hasil eksploitas buruh dan

rampasan dari hasil kerja buruh. Atas teori ini Bohm-Bewerk mengajukan dua poin pembahasan.

Pertama, argument ―menunggu‖. Kedua argument ―resiko‖.

Kapitalis memang memberikan upah setengah dari apa yang seharusnya didapatkan oleh buruh, namun ia juga mengalami penderitaan atau resiko. Penderitaannya adalah ―menunggu‖ atau menahan diri untuk melakukan konsumsi dari uang yang dimilikinya karena uang itu digunakan untuk investasi dalam produksi. Semuanya dilakukan dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan barang dan jasa.

Pemilik modal sebagai produsen barang konsumen harus menunggu barang- barang mereka diproduksi dan dijual ke konsumen sebelum barang-barang itu terjual. Pemilik tanah harus menunggu bertahun-tahun sebelum mereka memperoleh uang yang telah diinvestasikan. Jadi, para pengusaha, penanam modal, pemilik tanah harus menunggu untuk dibayar.

Lalu apa yang terjadi pada para buruh? Sementara para buruh tidak perlu menunggu, mereka dibayar tiap bulan atau tiap minggu (sesuai kesepakatan) tanpa peduli apakah produk yang mereka hasilkan telah terjual atau belum.Para buruh tidak perlu merisaukan penerimaan atau pembayaran rekening, tentang utang inverstasi atau perubahan pasar. Para buruh mendapat bayaran dengan lancer (dengan asumsi majikan mereka jujur dan mampu). ―Pekerja tidak bisa menunggu… mereka terus tergantung kepada orang-orang yang sudah mempunyai produk intermediate, atau kapitalis‖ (Bohm-Bawerk 1884: 83).

Oleh karena itu, menurut Bohm-Bawerk, pekerja dibayar dengan nilai atau produk mereka yang telah dipotong (discounted), sedangkan bunga dan profit kembali ke kantong pemilik modal.

Ihwal resiko, Boh-bawerk juga menyusun argumennya secara cerdas. Kapitalis mengambil resiko dari usahanya sedangkan pekerja tidak. Kapitalis memadukan tanah, tenaga kerja, dan modal untuk menciptakan produk yang bersaing di pasar dengan kemungkinan menghasilkan keuntungan atau bisa juga merugi. Inilah resiko kapitalis pada saat berusaha, resiko yang tidak diambil oleh karyawannya. Karyawan tetap mendapat bayaran secara teratur dan jika bisnis bangkrut mereka kehilangan gaji namun bisa mencari pekerjaan lain, sedangkan pengusahan mungkin harus menanggung keruntuhan financial, utang yang banyak, dan kebangkrutan. Singkatnya, resiko yang ditanggung buruh lebih kecil daripada pengusaha sehingga wajar bila profit yang didaptkan buruh juga lebih kecil.

Ringkasnya, pekerja yang disewa tidak dibayar senilai produk yang mereka hasilkan, tetapi hanya sebagian dari nilai itu yang sepadan dengan kepuasan langsung pekerja dalam bentuk upah dan sepadan dengan reiko mereka yang rendah dalam keikutsertaan mereka dalam bisnis.

Investasi: Kunci untuk Pertumbuhan Ekonomi

Tujuan ilmu ekonomi adalah mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan bersama atau menaikkan standar hidup individu. Teori Malthus,

Ricardo, dan Marx menunjukkan kemuramannya bahwa di tengah kapitalisme individu pada umumnya tidak akan bisa mencapai kenaikan standard hidup.

Bohm-Bawerk menulis, ―tidak benar bahwa manusia hanyalah makhluk rajin. Manusia adalah rajin sekaligus hemat‖ (1959:116). Bohm-Bewerk mennunjukkan bahwa kerja keras saja tidak cukup untuk mencapai standar hidup yang lebih tinggi, kenaikan standar hidup ditentukan dari penghematan.

Dalam menyusun argumentasinya, Bohm-Bewerk memulai dengan mendiskusikan fungsi dari capital sebagai alat produksi. Bohm-Bewerk menulis, ―Tujuan utama dari semua produksi adalah menyediakan barang yang memuaskan keinginan, yakni barang konsumen atau barang urutan pertama (1959b:10).

Dari pernyataan ini ia memfokuskan teorinya bahwa peningkatan standar hidup ditentukan oleh kemampuan penyediaan barang bagi konsumen (1). Kemudian ia member contoh sederhana berikut ini:

- Seorang petani ingin minum air.

- Cara langsung untuk memenuhi dahaganya adalah pergi ke mata air dan meminumnya

- Tapi mata air itu jauh di puncak gunung, jadi pemenuhan dahaga harus melalui proses yang tidak nyaman dan memadai. Ini berarti kebutuhannya tidak terpenuhi

- Petani tersebut harus mencari cara lain. Dia bisa membangun pipa air untuk mengalirkan air dari mata air langsung ke rumah. Inilah yang disebut metode produksi ―tak langsung‖.

- Tapi untuk membuat pipa perlu biaya (perlu alat, waktu, tenaga dan teknologi). Petani pun harus mengorbankan sebagian waktunya bertani untuk membangun saluran air itu.

- Setelah pipa jadi, saluran itu akan sangat produktif. Petani tersebut akan ―mendapatkan pasokan air segar yang banyak di rumahnya sendiri‖ (Bohm- Bawerk, 1959:11)

Contoh petani dari pasokan air segar di atas adalah contoh bagi pernyataan (1) peningkatan standar hidup ditentukan oleh kemampuan penyediaan barang bagi konsumen. Contoh ini juga menunjukkan perlunya investasi agar penyediaan kebutuhan itu dapat terjadi. Dari sini muncul kesimpulan ke-(2): iberinvestasi dalam barang capital (modal) akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar dan menaikkan standar hidup. Jadi, kapitalisme, pada dasarnya, akan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Syaratnya adalah investasi.

Bohm-Bawerk meneliti tiga kasus untuk mendukung tesisnya. Pertama, misalkan individu di suatu Negara tidak memiliki simpanan bersih (simpnan yang jumlahnya melebihan pembayaran untuk depresiasi –merawat rumah, alat, dan perlengkapannya) maka Negara itu hanya ―akan menjaga kapitalnya saja‖ (1959a: 112).

Kedua, misalkan individu mulai menabung 25 % dari pendapatannya, ini secara dramatis akan mengubah proses produksi. Permintaan barang konsumen pada

mulanya akan turun (karena uang diinvestasikan), namun penurunan ini akan diimbangi dengan kenaikan dalam permintaan untuk barang modal. Boh-Bawerk menulis, ―Negara yang maju secara ekonomi tidak sekadar melakukan penumpukan simpanan, tetapi mengivestasikan simpanannya. Negara itu membeli sekuritas, mendepositokan uangnya di bank penyimpan atau bank komersial dengan suku bunga tertentu, meminjamkannya, dan sebagainya… Dengan kata lain, ada peningkatan dalam capital, yang akan bermanfaat besar bagi peningkatan konsumsi barang di masa depan‖ (1959a: 113).

Kasus ketiga, warga suatu Negara dapat melakukan konsumsi lebih besar daripada pendapatannya, ketimbang menabung mereka membelanjakan simpanan kekayaannya, akibatnya capital Negara itu akan hilang. Hasilnya adalah ―penghamburan‖ capital, standar hidup Negara itu akan turun.

Atas teori ini ada kritik dari LG Bustedo yang menganggap bahwa tingkat tabungan sebagai penentu kenaikan standar hidup adalah ―bukan hanya tidak mungkin tetapi juga mustahil‖. Karena lebih banyak menabung hanya akan menurunkan daya beli umum dan akibat lanjutannya akan menurunkan permintaan barang sehingga membuat modal tidak terpakai dan mengurangi produksi‖. Akibat setelah itu adalah depresi. Maka, bagi Bostedo, yang benar adalah menaikkan permintaan barang konsumsi sebagai cara untuk mendorong produksi capital.

Atas kritik ini Bohm-Bawerk menulis, ―Yang benar adalah bahwa penurunan konsumsi tidak menurnkan produksi secara umum, tetapi hanya menurunkan produksi sector tertentu melalui hokum penawaran dan permintaan. Jika tabungan menyebabkan pembelian dan konsumsi makanan, anggur, dan baju akan menurun, maka barang-barang seperti itu selanjutnya – dan saya ingin menekankan kata ini— akan semakin sedikit diproduksi. Akan tetapi, tidak akan menjadi penurunan produksi barang secara umum, sebab pengurangan output dari barang-barang untuk konsumsi langsung mungkin dan akan diimbangi oleh peningkatan produksi barang-barang ―perantara‖ atau ―barang modal‖ (Ebeling, 1991: 405-406).

Refleksi

Mazhab Austria berhasil menyelamatkan teori kapitalisme Smith dan Ricardo dari kritik Marx. Melalui permintaan akhir, nilai subyektif, utilitas marginal dan teori capital, Mazhab Austria memberi harapan baru atas system kapitalisme.

19

Dalam dokumen filsafat ekonomi islam silahka di download (Halaman 153-157)