• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2 Metode Analisis

3.2.2 Alternatif perlindungan penyu hijau

= − = v i i i i md p p d 1 2 2 1 1 ... (5) dimana :

p1i....2i : obyek ke 1 dan ke 2 pada variabel ke i

d1 : the scaledvariableEuclidean distance mdi : determine the maximum setiap variabel

Tahap berikutnya dilakukan penghitungan the scaled dengan persamaan:

( )

v md p p d v i i i i

= − = 1 2 2 1 2 ... (6) dimana v: jumlah variabel

Menormalkan Euclidean Distance

Pada software package SPSS version 13 telah tersedia cara untuk menormalkan Euclidean distance melalui transformasi secara sederhana dengan standardizationz-score’.

Setelah diperoleh matriks distance antara UPT dan Dissimilarity UPT dilakukan analisis MDS-Proxscal pada SPSS. Sebagai hasilnya adalah koordinat setiap obyek (UPT). Koordinat obyek yang dihasilkan digunakan untuk memperbandingkan setiap obyek yang divisualisasikan dengan prosedur

3D-plot pada software package XLSTAT 2006.

3.2.2Alternatif perlindungan penyu hijau

Alternatif perlindungan yang diarahkan pada habitat penyu hijau dengan pembentukan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Derawan. Pembentukan KKL Kepulauan Derawan memerlukan rancangan kawasan dan arahan pengelolaan KKL.

(i) Rancangan Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan

Tujuan pembentukan KKL Kep. Derawan untuk menyelamatkan populasi penyu hijau dari kepunahan. Rancangan KKL mempertimbangkan keberadaan habitat feeding dan breeding, yakni: ekosistem lamun, terumbu karang dan pantai peneluran. Dengan menggunakan GIS (Geographic Information Systems) dilakukan teknik overlay beberapa informasi tentang habitat feeding

dan habitat breeding.

(ii)Arahan pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan

Untuk mendapatkan arahan pengelolaan KKL diperlukan proses perencanaan yang mengikuti diagram alir pada Gambar 23.

Gambar 23. Skema proses perencanaan Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan PERENCANAAN ECOREGION Proses Perencanaan PERENCANAAN KONSERVASI SETEMPAT

The Analytical Approach

IDENTIFIKASI TEKANAN & SUMBER

TEKANAN PENYUSUNAN STRATEGI IDENTIFIKASI TARGET KONSERVASI PEMBENTUKAN KAWASAN KONSERVASI LAUT

ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI LAUT

KEPULAUAN DERAWAN DISKUSI

PARTISIPATIF (KERANGKA 5-S)

STRATEGI KONSERVASI SDA DESA DERAWAN DESA PAYUNG-PAYUNG DESA BALIKUKUP PENYUSUNAN STRATEGI ECOREGION TEKANAN & SUMBER TEKANAN PERLINDUNGAN

i)Perencanaan konservasi setempat (Site Conservation Planning)

Pada wilayah studi dilakukan diskusi secara partisipatif dengan menggunakan metode Perencanaan Konservasi Setempat yang diusulkan oleh The Nature Conservancy (TNC, 2002). Metode perencanaan konservasi ini mengikuti kerangka 5-S menghasilkan Rencana Pengelolaan KKL Berbasis Masyarakat. Proses perencanaan yang dilengkapi dengan alat-alat peraga ini memudahkan pengumpulan data dan informasi selama konsultasi dan diskusi secara partisipatif. Diagram kerangka 5-S (Systems, Stresses, Sources, Strategies, Success) ini disajikan pada Gambar 24 berikut ini.

Gambar 24. Proses perencanaan konservasi dengan kerangka 5-S Keterangan :

SYSTEMS adalah target konservasi berupa keanekaragaman hayati dan ekosistem yang terdapat di suatu lokasi perencanaan.

STRESSES adalah berbagai perubahan (kerusakan dan perbaikan) yang terjadi pada

SYSTEMS.

SOURCES adalah berbagai penyebab dari perubahan yang terjadi pada System atau penyebab terjadinya STRESSES.

STRATEGIES adalah berbagai tindakan konservasi yang mengupayakan pemulihan/ pengelolaan STRESSES dan pengurangan sumber tekanan (SOURCES)

SUCSESS adalah matriks pendugaan untuk mengukur keberhasilan tindakan konservasi dan pengawasan dalam implementasi STRATEGIES.

Perencanaan kerangka 5-S terdiri dari beberapa tahap, antara lain: Identifikasi system (sumberdaya alam yang penting); Trend pemanfaatan

SDA; Penentuan tekanan dan sumber tekanan terhadap SDA; Menentukan para pihak (stakeholder) yang terlibat; Menentukan strategi konservasi.

Penggunaan metode ini untuk mengidentifikasi prioritas konservasi di suatu wilayah. Dengan memfokuskan pada prioritas konservasi akan dirancang strategi konservasi yang efisien dan efektif untuk setiap desa (lokasi diskusi). Perencanaan konservasi ini merupakan perencanaan jangka pendek dan berskala mikro, bersifat parsial belum dikaitkan dengan penyebab kerusakan keanekaragaman hayati oleh pengaruh faktor sosial, ekonomi, politik dari aktivitas berskala makro.

ii) The Analytical Approach

The Analytical Approach adalah metode praktis yang dikembangkan

oleh WWF untuk menganalisis dan memahami berbagai penyebab hilangnya keanekaragaman hayati (WWF, 2000). Metode ini pernah digunakan pada perencanaan The Calakmul Biosphere Reserve di Mexico. The Analytical

Approach merupakan metode perencanaan yang luwes untuk suatu studi

kasus.

Analisis yang menggunakan root causes ini dapat mengidentifikasi dan menjelaskan faktor utama penyebab hilangnya/ rusaknya keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya hubungan faktor-faktor yang kompleks. Dalam perencanaan kawasan konservasi diperlukan faktor-faktor penyebab hilangnya/ rusaknya keanekaragaman hayati yang dijadikan prioritas konservasi. Penggunaan The Analytical Approach meliputi beberapa tahap: (1) Analisis Stakeholder (Stakeholder Analysis)

Analisis Stakeholder yang digunakan mengikuti versi Brown et.al. (2001) adalah sistem pengumpulan informasi dari individu atau sekelompok orang yang berpengaruh di dalam memutuskan, mengelompokkan informasi dan menilai kemungkinan konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok berkepentingan dengan wilayah studi. Tahapan dalam melaksanakan analisis

stakeholderparticipatory, yakni :

Identifikasi stakeholder digunakan metode Continuum dari tingkat mikro hingga ke tingkat makro sehingga diperoleh pengelompokan

Menentukan kategori stakeholder dalam kelompok prioritas. Pengelompokan stakeholder tergantung pada tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap proses pengambilan keputusan, yakni : primary stakeholder; secondary stakeholder; external stakeholder.

Menentukan mekanisme participatif dari beberapa kelompok

stakeholder.

(2) Analisis ancaman dan peluang

Analisis ancaman dan peluang (Analysis of Threats and Opportunities) untuk konservasi keanekaragaman hayati adalah proses pendugaan aspek sosial-ekonomi penyebab hilangnya keanekaragaman hayati/ kerusakan lingkungan. Hasil analisis ancaman dan peluang didapatkan prioritas konservasi pada skala regional. Bahan dasar analisis ini menggunakan

stresses dan pressures terhadap keanekaragaman hayati gabungan dari

beberapa lokasi yang diperoleh dari Perencanaan Konservasi Setempat. Pada Gambar 25 dapat dilihat skema dari Analisis Ancaman dan Peluang.

Gambar 25. Diagram alir analisis ancaman dan peluang (Analysis of threats and opportunities)

Untuk memahami PRESSURES terdapat dua latar belakang penilaian, yakni: penilaian dari aspek sosial ekonomi dan penilaian akar permasalahan. Latar belakang dari aspek sosial ekonomi terdapat dua penilaian, yakni:

DEMOGRAPHY (pola pergerakan penduduk dan kecenderungannya); dan

Resources use (pola penggunaan sumberdaya dan kecenderungannya).

Adapun akar permasalahan dipisahkan dalam PROXIMATE (alasan awal dari timbulnya PRESSURES) dan ULTIMATE (alasan terakhir dari timbulnya PRESSURES). Selanjutnya PRESSURES dipadukan dengan kondisi ekologis akan menghasilkan ancaman (THREATS). Jika ancaman (THREATS) dipadukan dengan prioritas penanganan keanekaragaman hayati akan didapatkan peringkat (ranking) tindakan konservasi yang disajikan dalam matrik berikut ini (Tabel 4).

Tabel 4. Matriks penentuan peringkat tindakan konservasi

Setelah peringkat tindakan konservasi diketahui maka dapat disusun strategi konservasi dengan mengupayakan mengurangi/ meniadakan ancaman atau merubah ancaman menjadi suatu peluang untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati.