• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN DESTINASI PARIWISATA PRIORITAS

4.2.   STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI

4.2.3.   Amenitas

4.2.3.A Layanan Akomodasi

Konsep pengembangan akomodasi pariwisata Tanjung Kelayang dan kawasan lain di Pulau Belitung adalah membangun kualitas akomodasi dangan standar internasional dan outlet makanan dengan skala relatif beragam, tidak hanya makanan lokal. Pembangunan kualitas akomodasi, meliputi penyediaan fasilitas peristirahatan dengan standar resort yang dapat melayani seluruh kalangan wisatawan. Konsep pengembangan akomodasi Tanjung Kelayang termasuk juga pembangunan inclusive resort, meliputi

wellness, SPA, resort, destination club, dan bahkan sebagai weeding destination, yang berada di kawasan

berdekatan dengan Tanjung Binga. Kawasan ini, selain dapat diakses melalui transportasi darat dari bandara H. A. S Hanadjoedin, juga dapat melalui pelabuhan cruise dan marina.

II- 89 Gambar 24 Preseden Resort di Maldives

II- 90 Incentives, Conferencings, and Exhibition). Keindahan alam dan kenyamanan Tanjung Kelayang merupakan daya tarik tersendiri bagi kalangan eksekutif yang ingin menyelenggarakan pertemuan bisnis, seminar, maupun konferensi skala nasional dan internasional, sambil menikmati keindahan nuansa alam di Tanjung Kelayang.

Selain fasilitas inclusive resort, pembangunan dan pengembangan fasilitas akomodasi direncanakan terbagi ke dalam beberapa kategori sesuai dengan klasifikasi daya beli wisatawan, diantaranya perencanaan resort/cottage di bibir pantai berkelas internasional untuk kalangan wisatawan dengan daya beli tinggi (terutama wisatawan mancanegara), hotel berbintang untuk wisatawan kalangan menengah, dan hotel budget/backpacker serta fasilitas homestay. Pengembangan akomodasi juga harus disinergikan dengan pengembangan atraksi wisata, peningkatan aksesibilitas, dan strategi branding untuk menarik wisatawan dalam jumlah besar.

Layanan akomodasi juga tidak terlepas dari perencanaan sistem booking yang mudah dan aman. Saat ini, teknologi informasi, terutama website dan network menjadi salah satu penentu utama bagi perencanaan kunjungan wisata bagi para wisatawan, selain aksesibilitas. Sistem booking yang mudah dan aman secara langsung dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata.

Konsep lain dalam layanan akomodasi yaitu meningkatkan kompetensi dari tour operator dan pelayanan melalui sistem perijinan dan/atau garansi finansial. Perencanan tour operator dan standar pelayanan yang cukup matang dan tidak “asal ada” dapat memberikan nilai tambah bagi peran wisatawan, baik yang sedang berwisata, maupun yang akan merencanakan wisata.

4.2.3.B Layanan Makan Minum

Ketersediaan rumah makan dan restoran merupakan salah satu fasilitas yang menjadi kebutuhan wisatawan ketika mengunjungi destinasi pariwisata. Selain memiliki keindahan alam, destinasi

II- 91 pariwisata Tanjung Kelayang juga memiliki beragam kuliner daerah yang dapat dinikmati wisatwan di berbagai restoran dan rumah makan yang tersedia.

Restoran dan rumah makan yang ada sebagian besar menawarkan menu masakan Padang, makanan laut, dan makanan Cina (Chinese food). Hal ini terkait dengan sebagian besar penduduk yang bersuku Melayu dan Tionghoa, serta mata pencarian penduduk yang sebagian besar juga nelayan. Meski secara jumlah dan ragam sajian masakan yang disajikan cukup beragam, namun sebarannya yang masih terpusat di sekitara Tanjungpandan menyebabkan wisatawan tidak memiliki alternatif tempat makan dan minum yang representatif ketika mengunjungi Membalong, Selat Nasik, dan Badau, karena di daerah ini belum terdapat restoran atau rumah makan yang baik. Bahkan di daerah Sijuk yang merupakan tempat berbagai daya tarik wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, rumah makan masih terpusat di sekitar Pantai Tanjung Tinggi.

Pengembangan fasilitas layanan makan dan minum di Tanjung Kelayang harus memerhatikan potensi Tanjung Kelayang dan tipe wisatawan yang berkunjung. Sebagai destinasi wisata bahari, Tanjung Kelayang kaya akan hasil laut yang dapat diolah menjadi menu-menu tradisional mapun western. Sebagai salah satu potensi daya tarik tambahan, fasilitas layanan makan dan minum juga perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Seperti halnya fasilitas akomodasi, pengembangan fasilitas layanan makan dan minum juga dapat dibagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan klasifikasi daya beli pengunjung, mulai dari restaurant dan bar untuk kalangan atas, rumah makan sederhana, sampai pedagang kaki lima yang difasilitasi melalui pujasera atau sejenisnya.

II- 92 Gambar 28 Preseden Torre Sacarena, Capri, Italia

4.2.3.C Layanan Kesehatan, Keamanan, dan Kenyamanan

Konsep utama dalam layanan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan sehingga dapat menarik jumlah wisatawan mancanegara adalah mengadopsi peraturan-peraturan internasional berkaitan dengan kesehatan, keamanan, keselamatan wisatawan, termasuk di dalamnya wisatawan petualang.

Pembangunan fasilitas pelayanan untuk keamanan dan keselamatan wisatawan sangat penting mengingat sebagian atraksi wisata berorientasi pada petualangan dan rekreasi alam pantai dan laut. Fasilitas layanan keamanan yang terdapat di sekitar kawasan destinasi pariwisata Tanjung Kelayang diantaranya kantor polisi dan BRIMOB yang terletak di Kecamatan Sijuk dan Tanjungpandan. Untuk menjamin keselamatan wisatawan dalam kegiatan watersports, terdapat pula Badan SAR Nasional (BASARNAS) yang memiliki basis di Pangkal Pinang. Fasilitas ini perlu ditingkatkan sesuai dengan target pengembangan Tanjung Kelayang sebagai salah satu destinasi wisata dengan atraksi daya tarik snorkeling dan diving di Indonesia. Bentuk peningkatan fasilitas ini adalah pengadaan ambulan laut berbasis speedboat dan penyediaan helikopter untuk BASARNAS.

4.2.3.D Layanan Keuangan

Perkembangan pariwisata Kabupaten Belitung yang semakin meningkat dari tahun ke tahun membutuhkan dukungan berbagai fasilitas keuangan yang dapat memberikan pelayanan di setiap saat. Konsentrasi sebaran fasilitas keuangan masih terpusat di tengah kota, perlu untuk dilakukan pemerataan fasilitas keuangan untuk memudahkan penjangkauan. Fasilitas money changer yang terdaftar dan terletak di pusat kegiatan pariwisata perlu menjadi perhatian pengembangan kedepannya.

Layanan keuangan tidak hanya terbatas pada ketersediaan fasilitas keuangan, melainkan berkaitan pula dengan keberlangsungan sirkulasi keuangan yang secara langsung berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisata, seperti pengendalian peraturan perpajakan dan administrasi, dan sistem finansial dan asuransi, meningkatkan lingkungan bisnis dan investasi, adanya komitmen jangka panjang terhadap pembangunan pariwisata Tanjung Kelayang oleh pemerintah, adanya komitmen berkaitan dengan

II- 93 koordinasi antar stakeholders, dan membangun sistem sertifikasi sehingga tetap menjaga kelangsungan kualitas industri pariwisata dan sesuai dengan standar ekologi.

4.2.3.E Layanan Informasi dan Telekomunikasi

Dalam penyediaan layanan informasi pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bangka Belitung berinisiasi melakukan kerjasama dengan pihak Bandara H.AS Hanandjoeddin Tanjungpandan (Pulau Belitung), dengan menempatkan mesin anjungan informasi mandiri (AIM) dan gerai Tourist

Information Center (TIC) di Pintu Kedatangan Bandara. Fasilitas layanan informasi pariwisata lainnya

yaitu berbasis website yang dapat diakses secara mobile baik menggunakan laptop maupun smartphone dengan alamat url www.bangkabelitungtourism.com.

Terkait dengan pengembangan Tanjung Kelayang sebagai destinasi pariwisata prioritas, perlu dilakukan peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan informasi yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh wisatawan. Kesiapan sumber daya manusia lokal—terutama dalam hal bahasa—juga harus ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan kepada masyarakat setempat untuk menciptakan kenyaman dan hospitality kepada wisatawan. Selain itu, perlu dikembangkan layanan informasi pariwisata berbasis komunitas (Community-Based Tourism) yang tersebar di beberapa destinasi di Tanjung Kelayang, untuk mempermudah wisatawan secara personal dalam memperoleh informasi tambahan yang tidak dapat diperoleh di website maupun di anjungan informasi yang disediakan.

Sarana komunikasi yang terdata di Kabupaten Belitung di antaranya warung telepon, warung internet, kantor pos/pos pembantu, dan pos keliling. Berdasarkan data pada tabel 5.17, diketahui bahwa di Kabupaten Belitung, jenis sarana komunikasi yang paling banyak dijumpai berupa warung internet, hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah warung internet (13 unit, dan terdapat di empat desa), dan diikuti oleh pos keliling (lima unit, terdapat di dua desa), sedangkan untuk telepon umum tidak terdapat di Kabupaten Belitung.

Semakin tingginya tuntutan wisatawan akan kemudahan untuk berkomunikasi, Kabupaten Belitung telah dilayani oleh operator telepon selular, yaitu Telkomsel, Excelcomindo, dan Indosat. Pada tahun 2014, Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Belitung mencatat ada 117 menara telekomunikasi yang berdiri di seluruh wilayah kabupaten yang berfungsi untuk memperluas jangkauan ke seluruh wilayah kabupaten. Selain itu, Kabupaten Belitung juga memiliki delapan stasiun radio yang mengudara secara reguler dengan berbagai informasi dan hiburan yang dapat menemani wisatawan selama di Kabupaten Belitung.

Fasilitas informasi dan telekomunikasi khusus wisatawan mancanegara sangat dibutuhkan, sehingga dibutuhkan pengembangan dan peningkatan program IT yang berbasiskan wisata Tanjung Kelayang dan lokasi-lokasi lain dalam Pulau Belitung. Pada pengembangan wisata di pulau-pulau kecil sekitar Pulau Belitung, dibutuhkan sebuah jaringan telekomunikasi dalam bentuk fiber optic. Dengan demikian, jangkauan informasi dan telekomuniasi dapat mencapai pulau-pulau kecil tersebut, yang justru merupakan

II- 94 Ketersediaan listrik untuk mendukung perkembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung sangat penting. Berbagai fasilitas umum dan fasilitas pariwisata sangat membutuhkan ketersediaan listrik untuk tetap beroperasi dan melayani wisatawan. Produksi tenaga listrik di Kabupaten Belitung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, tetapi ketersediaannya belum merata di seluruh wilayah kabupaten. Listrik masih terpusat di sekitar Ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan, sementara di daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan, terutama di pulau-pulau kecil sekitarPulau Belitung, listrik masih sangat minim dan bahkan belum tersedia. Tentu saja kondisi ini harus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Belitung untuk meningkatkan jangkauan layanan listrik hingga ke pelosok demi menunjang perkembangan pariwisata karena beberapa daya tarik wisata terletak di daerah-daerah yang jauh dari pusat pelayanan listrik.

4.2.3.G Layanan Air Bersih

Sebagai destinasi periwisata nasional, layanan air bersih merupakan hal yang sangat vital untuk dikembangkan. Penyediaan air bersih di Kabupaten Belitung dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Darma. Pelayanan air bersih yang di kelola PDAM baru sebatas Kecamatan Tanjungpandan saja. Hal ini karena Tanjungpandan merupakan Ibu Kota Kabupaten dan memiliki jumlah penduduk terbanyak, sehingga penyediaan air minum di kecamatan ini memiliki peranan yang strategis. PDAM Kabupaten Belitung saat ini baru dapat melayani 10.820 jiwa dari 90.643 jiwa atau sebesar 11,94 % dari kota pelayanan. Hal ini sangat jauh dari standar nasional dimana pelayanan air minum minimum adalah 60% dari jumlah penduduk. Hal ini berarti pelayanan PDAM belum bisa menjangkau masyarakat Belitung secara keseluruhan, terlebih lagi bagi wisatawan, meskipun ketersediaan air bersih di hotel dan penginapan tidak mengalami hambatan.

Peningkatan kuantitas dan kualitas layanan air bersih di kawasan destinasi pariwisata Tanjung Kelayang dapat dilakukan melalui penerapan teknologi pengolahan air yang tepat guna, sesuai dengan kondisi sumber air baku yang digunakan. Begitu pula ketersediaan air di pulau-pulau kecil, dibutuhkan sebuah konsep distribusi air baku menuju lokasi-lokasi pulau dengan spot khusus wisata watersport dan terutama penyediaan air untuk fasilitas marina dan pelabuhan cruise.

4.2.3.H Layanan Bahan Bakar

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan sarana yang vital bagi kegiatan pariwisata di Belitung, terutama untuk mobilitas wisatawan baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, serta konsumsi bahan bakar kapal-kapal besar antar pulau dari dan menuju Belitung, dan kapal motor untuk transportasi antar pulau-pulau kecil yang ada di Belitung. Saat ini terdapat 4 (empat) unit SPBU yang terletak di Tanjungpandan.

Berdasarkan target kunjungan wisatawan yang telah ditentukan sebanyak 500.00 orang pada tahun 2019, dibutuhkan pembangunan SPBU baru di beberapa lokasi, tidak hanya terpusat di Tanjungpandan saja. Selain itu, kapasitas pelayanan SPBU-SPBU yang sudah ada juga perlu ditingkatkan agar kebutuhan akan bahan bakar di masa mendatang tetap dapat terpenuhi dan kegiatan pariwisata dapat berjalan tanpa hambatan.

II- 95 Penyediaan bahan bakar tidak hanya diperuntukan bagi kendaraan, kapal-kapal penumpang dan kargo, dan cruise, melainkan pula penyediaan avtur bagi pesawat–pesawat, baik sebagai destinasi maupun transit. Penyediaan avtur dan fasilitas pendukungnya ini sangatlah penting, mengingat upaya peningkatan rute jalur udara menuju dan dari Bandara H.A.S Hanadjoedin dan connecting flight menuju destinasi wisata kunci lainnya.

4.2.3.I Layanan Sampah dan Limbah

Kondisi layanan kebersihan di kawasan destinasi wisata Tanjung Kelayang saat ini masih terbilang minim dan menggunakan teknologi yang sederhana. Sistem pengolahan sampah sanitary landfill yang menyebabkan sampah semakin menumpuk di TPA, kondisi drainase yang tidak sesuai standar, serta fasilitas pembuangan sampah sementara yang belum belum tersebar merata, dapat menghambat kegiatan sektor pariwisata. Untuk meningkatkan daya tarik wisata, fasilitas persampahan, fasilitas drainase, dan fasilitas-fasilitas layanan kebersihan tersebut harus ditingkatkan kualitas, kuantitas, dan jangkauan pelayanannya. Pemerintah Kabupaten Belitung telah mengeluarkan Memorandum Program Sanitasi (MPS) pada tahun 2014, yang merupakan tindak lanjut dari dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten yang disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Belitung. Dokumen ini berisi kesepakatan dan komitmen dalam mengembangkan program dan kegiatan sektor sanitasi dalam kurun waktu 2015-2018 dan dalam pelaksanaannya akan direview dan dievaluasi setiap tahunnya melalui pelaksanaan penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi Tahunan Kabupaten Belitung.

Dalam dokumen Laporan Final Tanjung Kelayang 28012016 (Halaman 93-100)

Dokumen terkait