• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan realibilitas, maksudnya adalah kriteria utama dalam penelitian kualitatif terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel dan objektif.

Menurut Sugiyono, terdapat dua macam validitas penelitian yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.17

Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan:

1. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.18

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

16 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h.179

17 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.363-364

18 Ibid., h.370

Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.

2. Triangulasi

Wiliam Wiersma mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.19 Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

1. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara melakukan cek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber untuk menguji kredibilitas data.

2. Triangulasi Teknik, dilakukan dengan cara mengecek data sumber dengan teknik yang berbeda untuk menguji kredibilitas data.

3. Triangulasi Waktu, dilakukan dengan cara mengecek data sumber dengan waktu yang berbeda untuk menguji kredibilitas data.20

3. Member Check

Member check adalah proses pengecekkan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui apakah data atau informasi yang diperoleh dan yang akan digunakan nantinya sudah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh narasumber. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data yang berada didalam data tersebut valid, sehingga data tersebut semakin kredibel/dapat dipercaya. 21

19 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.372

20 Ibid., 373-374

21 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.276

56 1. Sejarah Kota Tua Jakarta

Jakarta merupakan ibu kota negara Republik Indonesia sejak tahun 1945 saat pertama kali Indonesia merdeka. Kota Jakarta sangat lekat dengan keberadaan sebuah wilayah tua peninggalan zaman Belanda yang dikenal dengan Kota Tua Jakarta, sebuah ikon perkembangan peradaban yang berjaya pada masa kolonial. Kota Tua Jakarta terletak diantara dua kotamadya yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Utara, tepatnya di Kelurahan Pinangsia Kecamatan Tamansari. Posisinya yang terbilang strategis membuatnya mudah disinggahi kala itu. Bahkan berbagai kerajaan turut memperebutkan kekuasaan di kawasan ini.

Gambar 4.1 Ikon Kota Tua Jakarta

Lokasi Kota Tua yang sangat strategis pada akhirnya menimbulkan perebutan kekuasaan di wilayah tersebut. Mulai dari Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Tarumanegara, Kesultanan Banten, VOC, hingga Jepang sempat ikut memperebutkan wilayah ini. Kota Tua Jakarta juga dikenal dengan sebutan lamanya yaitu Oud Batavia atau bisa disebut Batavia lama. Seperti yang kita ketahui bahwa Batavia dulu juga merupakan nama untuk kota yang sekarang terkenal dengan kota Jakarta. Wilayah Kota Tua memiliki

luas sekitar 1,3 km2, wilayah ini dulunya sempat disebut sebagai Permata Asia serta Ratu Dari Timur. Wilayah ini merupakan pusat perdagangan yang sangat strategis di Asia, apalagi begitu banyak hasil yang melimpah dari tempat ini. Hal tersebutlah yang membuat banyak pemimpin yang tidak rela untuk melepaskan wilayah ini.

Sejarah mengenai Kota Tua berawal pada saat Fatahillah melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Hindu Pajajaran di abad ke 15 tepatnya tahun 1526. Penyerangan itu terjadi tepat di Pelabuhan Sunda Kelapa atas perintah dari Kesultanan Demak saat itu untuk memperebutkan wilayah Jakarta yang pada saat itu masih bernama Sunda Kelapa. Kemudian pada tahun 1527 Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang berarti kota kemenangan. Pada tahun 1619, VOC ynag pada saat itu dipimpin oleh Pieterszoon Coen menguasai Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten lalu merubah nama Jayakarta menjadi Batavia.

Kota Batavia mengalami perluasan hingga ke bagian barat dari sungai Ciliwung. Dengan arsitektur bergaya Belanda dilengkapi dengan Benteng Kasteel khas Batavia, kanal dan dinding kota, Batavia semakin memukau saat itu. Kemudian pada tahun 1942 di bawah kepemimpinan Jepang pada masa penjajahan, nama Batavia berganti menjadi Djakarta atau biasa kita sebut Jakarta sekarang ini. Hingga pada tahun 1972 wilayah peninggalan zaman Belanda tersebut diresmikan sebagai situs warisan pada dekrit yang dikeluarkan Gubernur Jakarta pada masa itu Ali Sadikin di tahun 1972, dan dikenal sebagai Kota Tua Jakarta.1

Setelah diresmikan menjadi sebuah peninggalan, Kota Tua Jakarta dijaga dan dilestarikan sebagai tempat bersejarah dan terdapat macam-macam museum yang bisa menjadi salah satu destinasi tempat wisata dengan segudang sejarah yang bermanfaat sebagai bahan pengetahuan dan

1 Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta , diakses pada tanggal 5 November 2019, pada pukul 22.34

pembelajaran dan cocok untuk dikunjungi oleh semua kalangan usia, bahkan Kota Tua Jakarta juga menjadi salah satu daya Tarik yang dimiliki Indonesia sebagai tempat wisata untuk wisatawan dari berbagai macam negara lain.

2. Kota Tua Jakarta Sebagai Lokasi Wisata Yang Menarik

Kota Tua Jakarta berada diantara wilayah Jakarta Barat dengan Jakarta Utara, tepatnya beralamat di Jalan Pintu Besar Utara Nomer 27, RT 07/ RW 07, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, DKI Jakarta.

Gambar 4.2

Peta wilayah Kota Tua Jakarta2

Wilayah Kota Tua Jakarta mudah untuk dijangkau dengan letak wilayahnya yang strategis dan bisa diakses dengan berbagai macam angkutan umum maupun pribadi. Posisi Kota Tua Jakarta berada tepat di seberang stasiun kereta api Jakarta Kota, terdapat juga angkutan umum lainnya berupa angkot, busway, metro mini, dan bajaj.

2 Google maps,

https://www.google.com/maps/place/Kota+Tua,+Mangga+Besar,+Kec.+Taman+Sari,+Kota+Jakar

ta+Barat,+Daerah+Khusus+Ibukota+Jakarta/@-6.1311304,106.804739,13z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e69f607534bb7c7:0x42eab7e4f25370 65!8m2!3d-6.1376448!4d106.8171245

Wilayah Kota Tua Jakarta menjadi tempat wisata yang menarik masyarakat negeri dan luar negeri sebab memiliki banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah yang patut untuk diketahui dan dipelajari, selain itu juga wisata Kota Tua Jakarta ini memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi karena keindahannya, diantaranya adalah:

1. Museum Fatahillah

Museum Fatahillah merupakan tempat bersejarah paling ikonik yang ada di Kota Tua Jakarta, museum ini dulunya merupakan sebuah Gedung balai kota yang didalamnya terdapat sebuah penjara bawah tanah dibangun pada tahun 1707 oleh pemerintah Belanda. Dari hasil observasi yang sudah saya lakukan, Museum Fatahillah ini merupakan tempat favorit yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, selain dari gedung peninggalan yang terlihat kokoh dan megah, Museum Fatahillah memiliki lapangan luas yang membentang di halaman depan gedung yang bisa digunakan oleh wisatawan untuk sekedar duduk-duduk dan bersantai, terlebih juga di area ini banyak terdapat sepeda-sepeda ontel yang dicat warna-warni dan disewakan kepada wisatawan sebesar Rp. 20.000,- selama 30 menit, selain itu juga dari hasil observasi yang sudah saya lakukan, Museum Fatahillah menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi wisatawan karena wilayahnya yang bersih dan terdapat pos-pos penjaga yang dapat membantu para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri, disetiap sudut Taman Fatahillah terdapat musisi-musisi jalanan yang mampu menghibur para wisatawan mulai pukul 14.30 WIB.

Di tempat ini pula, wisatawan dimanjakan dengan berbagai macam spot cantik untuk berfoto, mulai dari tatanannya yang rapih, terdapat banyak burung dara seperti di lokasi wisata luar negeri, hingga para pekerja seni yang menawarkan untuk berfoto dengan berbagai macam karakter dan tokoh seperti Noni Belanda, Sukarno, Jendral Sudirman,

Gatot Kaca, Ratu Khayangan dan lain-lain. Tempat ini menjadi ikon Kota Tua Jakarta dan paling banyak dikunjungi oleh wisatawan.3

Gambar 4.3

Lokasi Sekitar Museum Fatahillah

2. Museum Bank Indonesia

Museum Bank Indonesia merupakan peninggalan De Javasche Bank yang sudah berdiri sejak tahun 1828, di Museum ini terdapat banyak sekali informasi yang bisa wisatawan dapatkan mengenai perjalanan dunia perbankan di Indonesia, berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan, museum ini banyak dikunjungi oleh siswa-siswi sekolah ataupun perguruan tinggi. Tempatnya yang terletak di pinggir jalan dengan halaman yang sempit sehingga tidak banyak dari wisatawan yang bersantai-santai di museum ini.4

3. Stasiun Kereta Api Jakarta Kota

Jika kita mengunjungi lokasi wisata Kota Tua Jakarta dengan menggunakan kereta api, maka kita akan disuguhkan dengan bangunan stasiun tua yang sudah dibangun sejak tahun 1929, bangunannya yang antik membawa kita pada suasana tempo dulu, berdasarkan hasil observasi yang sudah saya lakukan, stasiun ini sering menjadi tempat untuk berfoto bagi wisatawan. Dibagian depan stasiun terdapat banyak sekali pedagang-pedagang kaki lima yang

3 Lampiran, Transkip Observasi

4 Lampiran, Transkip Observasi

memangkalkan dagangannya, mulai dari makanan tradisional hingga jajanan camilan. Namun berdasarkan hasil observasi, pedagang kaki lima yang berdagang di area sekitar stasiun kereta api Jakarta Kota, hanya bisa memangkal hingga sekitar pukul 15.00 WIB saja, karena setelah lebih dari jam tersebut, maka petugas satuan polisi pamong praja akan menertibkan wilayah tersebut, mulanya petugas satuan polisi pamong praja akan menetap di samping Museum Fatahillah mulai pukul 09.00 untuk menertibkan para PKL yang berdagang di sepanjang jalan Museum Fatahillah, kemudian sekitar pukul 15.00 para petugas satuan polisi pamong praja akan bergerak ke sekitaran stasiun kereta api Jakarta Kota untuk menertibkan para PKL, pengemis, dan pengamen yang berkeliaran di lingkungan tersebut.

Gambar 4.4

Penertiban lokasi sekitar Stasiun Jakarta Kota dari PKL, pengemis, pengamen dan gelandangan

4. Pelabuhan Sunda Kelapa

Salah satu spot di Kota Tua Jakarta yang menjadi daya Tarik wisatawan dalam negeri mapun luar negeri adalah Pelabuhan Sunda Kelapa. Terletak cukup jauh dari Stasiun Jakarta Kota dengan waktu tempuh 20 menit dengan berjalan kaki. Menurut hasil observasi yang sudah dilakukan, Pelabuhan Sunda Kelapa terlihat sangat bersih,

meskipun tidak seramai dulu, namun Pelabuhan Sunda Kelapa masih aktif digunakan hingga saat ini.5

Gambar 4.5

Suasana Pelabuhan Sunda Kelapa

5. Jembatan Merah

Jembatan Merah merupakan salah satu tempat terbaik yang sering diunjungi oleh wisatawan, karena tempatnya yang sudah di pulihkan sedemikian rupa, sehingga terlihat rapi dan bersih, selain itu, tempat ini juga memiliki daya tarik tersendiri yang unik, yang membuat para wisatawan ingin berlama-lama untuk sekedar melihat-lihat atau berfoto.

Gambar 4.6

Suasana di Jembatan Merah Kota Tua Jakarta

5 Lampiran, Transkip Observasi

6. Toko Merah

Toko Merah merupakan bangunan tua peninggalan Belanda yang masih terlihat megah dan kokoh, lokasi Toko Merah terletak tidak jauh dari pusat keramaian Taman Museum Fatahillah, oleh karenanya Toko Merah juga sering dijadikan tempat untuk berfoto bagi para wisatawan, karena lokasinya mudah di jangkau, tempatnya bersih dan menjadi tempat lalu lalang bagi para wisatawan.6

7. Jembatan Kota Intan

Tempat ini menjadi salah satu tempat lumayan sering dikunjungi oleh wisatawan, selain karena tempatnya yang bagus dan bersih, Jembatan Kota Intan ini juga merupakan jemabatan tertua yang ada di Indonesia, dibagun oleh pemerintah VOC pada tahun 1928.

Kota Tua Jakarta merupakan salah satu tempat bersejarah yang menarik untuk dikunjungi, selain karena nilai sejarahnya yang tinggi, untuk mengunjungi Kota Tua Jakarta tidak perlu mengeluarkan uang banyak, karena berbagai macam spot di Kota Tua Jakarta sebagian besar gratis, tidak dipungut biaya, dan untuk mengunjungi tempat seperti Museum kita hanya diperlukan untuk mengeluarkan uang sebanyak Rp.2000 – Rp.5000 rupiah saja, tergantung Museum apa yang akan kita kunjungi, dan juga Kota Tua Jakarta merupakan tempat wisata andalan Jakarta yang banyak dikunjungi oeh turis mancanegara, oleh sebab itu alasan mengapa wisata Kota Tua Jakarta tidak pernah sepi dari pengunjung.

1. Kota Tua Jakarta Sebagai Ladang Mencari Uang

Wisata Kota Tua Jakarta memang terkenal dengan nilai sejarah dan keunikannya, jaraknya yang tidak begitu jauh dari keberadaan angkutan umum pula menjadi salah satu pertimbangan bagi para wisatawan untuk mengunjungi tempat ini, tempat wisata yang relatif mudah dijangkau dari

6 Lampiran, Transkip Observasi

segi rute perjalanan sampai keuangan, karena untuk mengunjungi tempat wisata Kota Tua Jakarta ini, para wisatawan tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak dan sangat terjangkau bagi setiap kalangan.

Dengan keberadaannya yang strategis dan biaya masuknya yang murah, tidak dapat dipungkiri bahwa tempat Wisata Kota Tua Jakarta menjadi tempat wisata yang tidak pernah sepi dari pengunjung dalam negeri maupun pengunjung luar negeri. Hal tersebutlah yang dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk bisa menjadikan tempat wisata Kota Tua Jakarta sebagai ladang mencari uang.

Tidak hanya kafe-kafe atau warung makan legal yang ada di Kawasan Kota Tua Jakarta seperti kafe Batavia, kedai Djakarte, kedai Batavia dan lain-lain, banyak pula jajanan-jajanan yang ditawarkan di sepanjang pinggir jalan Kota Tua Jakarta mulai dari makanan tradisional sampai camilan-camilan kekinian. Selain pedagang kaki lima yang menjual makanannya, banyak pula terdapat pedagang-pedagang yang menjual hasil kerajinan tangan, pernak-pernik oleh-oleh khas kota Jakarta, mainan dan bahkan pernak-pernik lain seperti kacamata, topi, sepatu, menjadi suguhan sepanjang jalan dari Stasiun Jakarta Kota hingga tempat-tempat yang ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Gambar 4.7

Kepadatan Sepanjang Jalan Wisata Kota Tua Jakarta Oleh pedagang kaki lima dan pedagang asongan

Keramaian yang ada di tempat wisata Kota Tua Jakarta pula dimanfaatkan bagai para musisi jalanan, terdapat beberapa mini konser yang ada di beberapa titik sudut Taman Fatahillah, mereka dilengkapi dengan alat musik dan microphone, menghibur para wisatawan dengan keapikan mereka memainkan alat usik dan bernyanyi, selain itu juga para musisi jalanan ini mempersilahkan untuk para wisatawan jika ingin menyanyi dan menyumbangkan suaranya, berbeda dari pengamen biasa, para musisi jalanan ini menggunakan kotak kayu dengan tulisan Kotak Apresiasi yang diletakan di depan para wisatawan yang menonton aksi mereka. Para musisi jalanan mulai bersiap untuk aksi mereka sekitar pukul 14.30 WIB dan mengakhiri pertunjukan pada pukul 20.30 WIB.7

Gambar 4.8

Pertunjukan Musisi Jalanan di Salah Satu Sudut Museum Fatahillah

Selain dari musisi jalanan juga terdapat pengamen-pengamen biasa yang bernyanyi dari satu keramaian ke keramaian lainnya, seperti biasa, mereka akan menyanyikan satu lagu setelah itu mengeluarkan wadah untuk menarik uang dari para wisatawan yang mendengarkan aksi mereka. Namun menurut hasil observasi yang sudah dilakukan, pengamen jalanan ini melakukan aksinya hanya kurang lebih sampai

7 Lampiran, Transkip Observasi

pukul 14.00 WIB saja, keberadaan mereka di dalam area wisata Kota Tua Jakarta tepatnya di Taman Fatahillah juga menjadi buruan para SATGAS Kota Tua Jakarta, karena mereka tidak diperbolehkan untuk mengamen di dalam area Taman Fatahillah.8

Keramaian yang selalu terjadi di tempat wisata Kota Tua Jakarta ini juga dijadikan keempatan oleh sekelompok pengemis dan pemulung untuk mendapatkan uang, menurut hasil wawancara dengan SATGAS Kota Tua Jakarta, menyatakan bahwa keberadaan pengemis dan pemulung yang berkeliaran disekitaran Kota Tua Jakarta, terutama di sekitaran Taman Fatahillah, membuat suasana tempat wisata menjadi terkesan tidak aman dan tidak nyaman.9 Terlebih lagi memang pengemis dan Pemulung dilarang untuk memasuki wilayah Taman Fatahillah.

Gambar 4.9

Pemulung dan Pengemis yang Berkeliaran di Area Taman Fatahillah

Keberadaan pengemis yang masih berkeliaran disekitaran area Kota Tua Jakarta terutama di Museum Fatahillah, membuat suasana tempat wisata terkesan kurang penjagaan, padahal penjagaan yang dilakukan di area sekitar Taman Fatahillah sudah cukup ketat, terbukti dengan banyaknya pos-pos pengamanan yang terdapat di berbagai titik di

8 Lampiran, Transkip Observasi

9 Lampiran, Transkip Wawancara, Fachrizal, SATGAS Kota Tua Jakarta, 4 November 2019

Taman Fatahillah, namun tetap saja, oknum-oknum tersebut sering memanfaatkan keramaian untuk bisa memasuki Kawasan Taman Fatahillah dan mengelabui petugas keamanan.

Gambar 4.10

Pos Penjagaan atau Pos Keamanan SATGAS Kota Tua Jakarta

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Hasil Observasi

a. Hasil Observasi Kota Tua Jakarta

1) Budaya kemiskinan yang terjadi di Kota Tua Jakarta

a) Berdasarkan banyak sedikitnya anak jalanan, pengemis, pedagang asongan, gelandangan, dan pengamen yang ada di Kota Tua Jakarta,

Masih terlihat banyak sekali anak-anak kecil di bawah 8 tahun, berkeliaran membawa sebuah gelas plastik bekas minuman, penampilan fisiknya terlihat kotor dan kucel tidak seperti anak-anak lain pada umumnya, anak-anak seusia mereka masih didampingi orang tuanya yang terlihat mengawasi gerak-gerik mereka.

Kawasan Museum Fatahillah merupakan tempat teramai yang banyak sekali di kunjungi oleh wisatawan, hal tersebut dijadikan kesempatan bagi beberapa orang untuk mengais

rezeki. Terlihat sepanjang jalan dari Stasiun Jakarta Kota hingga Museum Fatahillah, serta sepanjang jalan menuju Kali besar terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang memangkalkan dagangannya, juga terdapat banyak sekali pedagang asongan yang menawarkan dagangan mereka satu persatu kepada wisatawan.

Meskipun ada larangan untuk pedagang asongan, pengamen, pengemis, gelandangan, dan pemulung untuk memasuki wilayah Taman Fatahillah, namun masih banyak sekali saya menjumpai gerombolan remaja yang memecahkan keramaian di Taman Fatahillah dengan mengamen, berdagang es teh, memulung dan bahkan mengemis, mereka bisa mengelabuhi petugas keamanan dengan cara berpakaian selayaknya orang biasa (Tidak menarik simpati dengan cacat fisik, menggunakan pakaian layak dan tidak robek-robek). Untuk perkiraan usianya jika diamati, pengemis anak tergolong dari usia 5-15 tahun, untuk pengamen terlihat sekitar usia 14-20 tahun keatas, untuk pedagang es usianya beragam mulai dari anak kecil berusia 5 tahun sampai orang dewasa, sepanjang waktu pengamatan, pemulung yang terlihat seluruhnya berusia diatas sekitar 30 tahun.

Kawasan Fatahillah memang menjadi titik pusatnya para wisatawan berkumpul, namun di tempat-tempat lain seperti Jembatan Merah, Jembatan Intan dan Pelabuhan Selat Sunda juga menjadi salah satu tempat bagi pedagang es, pengamen, dan pengemis untuk bisa mencari rezeki disana, namun memang jumlah mereka tidak sebanyak di Kawasan Fatahillah.

Gambar 4.11

Pedagang Es yang sedang ditegur oleh SATGAS karena memasuki wilayah Fatahillah

Dari gambar tersebut terlihat bahwa di tengah keramaian wisatawan, beberapa orang memanfaatkan keramaian tersebut untuk mengais rezeki, mengelabuhi para petugas, padahal sudah jelas ada larangannya bagi mereka untuk memasuki Kawasan Fatahillah, jika ketahuan, mereka akan diberikan teguran dan sangsi apabila terus mengulanginya.

b) Suasana di Kota Tua Jakarta dengan adanya anak jalanan, pengemis, pemulung, gelandangan dan pengamen yang ada di Kota Tua Jakarta

Saat ini terpantau cukup bersih dari sampah, terlihat dari banyaknya tempat sampah yang tersedia di berbagai titik di Kawasan Kota Tua Jakarta, namun dengan adanya pengemis, pengamen, pemulung, dan pedagang asongan, membuat wilayah Wilayah Kota Tua Jakarta menjadi terkesan tidak nyaman dan tidak aman. Terlebih memang dikawasan Fatahillah sendiri memang adanya larangan untuk pengemis, pedagang asongan, pengamen, serta pemulung agar tidak memasuki wilayah tersebut guna menjamin kenyamanan para wisatawan yang berkunjung.

Gambar 4.12

Para Pemulung dan Plastik Sampahnya

Terlebih dengan adanya pengemis anak yang sekarang ini sudah tidak terlalu menggunakan atribut untuk menarik simpati wisatawan (baju robek-robek dan cacat fisik), tetapi lebih bersifat memaksa, beberapa diantara mereka ada yang menggunakan gelas plastik bekas untuk wadah meminta-minta, dan ada pula yang langsung menodongkan tangannya dan berkata “Kak, bagi uang kak”10 hal tersebut merupakan salah satu perbuatan pengemis yang sangat mengganggu bagi para wisatawan.

Namun tidak jarang pula wisatawan terbantu dengan adanya pedagang es yang berkeliling diwilayah tersebut, karena para wisatawan bisa membeli minuman tanpa harus berjauh-jauh untuk membeli minuman.

2) Keamanan Lingkungan di Sekitar Kota Tua Jakarta

Wilayah Kota Tua Jakarta sekarang ini sudah terbilang lebih bersih dan tertata dari tahun-tahun sebelumnya, terlihat dari banyaknya pos-pos keamanan yang terdapat disetiap titik di lokasi

Wilayah Kota Tua Jakarta sekarang ini sudah terbilang lebih bersih dan tertata dari tahun-tahun sebelumnya, terlihat dari banyaknya pos-pos keamanan yang terdapat disetiap titik di lokasi