• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Pendidikan Iman dalam Keluarga

B. Prestasi PAK Di SMU 1.Prestasi Belajar

3) Anak Manusia

Yesus tidak pernah menyatakan dirinya Mesias, Anak Allah dan Anak Manusia. Namun sebutan ini berasal dari pengakuan orang-orang yang percaya kepadaNya. Istilah yang dipakai Yesus dalam Lukas 9:58, Markus 8:31, Matius 24:27 yang dapat berati manusia yang papa, manusia yang menderita dan berati juga sosok yang akan

54

datang dalam kemuliaan. Yesus disebut anak manusia karena kerendahan hatiNya dan ia juga sungguh terlihat memiliki sifat manusia. Ia juga bisa merasa sakit, takut bahkan Ia juga bisa menangis.

Dalam syahadat pertama-tama berbicara mengenai Yesus Kristus dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria. Kelahiran Yesus Kristus dari bunda Maria ini menunjukkan segi kemanusiaannya. Ia menjadi bagian dalam sejarah manusia. Di lain pihak, syahadat juga mengatakan bahwa ”Yesus dikandung dari Roh Kudus” hal ini syahadat mengarisbawahi kesaksian Injil bahwa Yesus bukan lahir dari hubungan pria dan wanita, Yusuf dan Maria tetapi Ia berasal dari Allah sendiri. Dalam buku (Iman Katolik, 1996: 219-220) dikatakan bahwa Yesus sehakikat dengan Bapa berarti Yesus anak Allah tidak serupa dengan makhluk-makhluk yang diciptakan, melainkan dalam segala hal sama seperti Bapa yang melahirkanNya dan mempunyai hakikat yang sama dengan Bapa. Yesus dilahirkan dari Bapa sebelum segala abad, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah benar. Yesus dilahirkan dari Allah maka Yesus memiliki sifat ke-Allah-an. Namun Yesus yang diakui Allah benar dari Allah benar, di dunia ini bukan sebagai Allah melainkan sebagai manusia.

Pribadi Yesus Kristus yang kita kenal dalam Kitab Suci adalah Yesus yang rela berkorban, mau mengampuni serta selalu mengajarkan dan melaksanakan cinta kasih. Cinta kasih Kristus ini sangat nyata bagi kita lewat kesediaanNya memberikan diri untuk menebus dosa-dosa kita.

Mengenal pribadi Yesus Kristus dan mengimani-Nya yang dapat kita wujudkan dengan rajin membaca Kitab Suci, mengikuti kegiatan dalam hidup menggereja, dan menerapkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam sekolah, keluarga dan

55

masyarakat dengan penuh cinta kasih. Penerapan yang dapat kita lakukan secara nyata dalam kehidupan kita yakni dengan saling membantu, memperhatikan dan peduli.

c.Memahami makna Gereja, fungsi dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan dunia, dan menghayatinya dalam hidup bergereja

Gereja berdiri melalui satu proses yang berasal dari kelompok sekitar Yesus sendiri. Perkembangan dalam Gereja diyakini sebagai hasil bimbingan Roh Kudus. Pada Perjanjian Baru Roh Kudus dipandang sebagai rahmat dan anugerah yang datang dari Allah. Anugerah ini ini merupakan buah karya Yesus Kristus yang menuntun Gereja.

Menurut Konsili Vatikan II Gereja sebagai lambang komunio umat Allah dan Tubuh Kristus. Gereja adalah sekelompok manusia yang berkembang dalam sejarah. Pemahaman Gereja sebagai umat Allah ini menempatkan Gereja dalam rencana keselamatan Allah yang hadir secara konkret. Dalam Gereja sebagai umat Allah bercirikan Kristus sebagai kepalanya. Dengan kata lain Kristuslah sebagai penggerak dan sumber hidup Gereja.

Dalam Lumen Gentium art.7, Gereja sebagai Tubuh Kristus diartikan sebagai kesatuaan organis angota-anggota yang mempunyai bentuk dan fungsi berbeda dan gambaran Gereja sebagai tubuh dengan Kristus sebagai kepala. Yang menjadi dasar kesatuan adalah hidup Kristus yang dicurahkan kepada kaum beriman. Maka yang menjadi dasar kesatuan ialah misteri inkarnasi Yesus yang hadir dan memberikan dirinya dalam wafat dan kebangkitannya serta dalam pencurahan Roh Kudus.

Gereja katolik bersifat satu, kudus, katolik dan apostolik. Kesatuan Gereja pada kesatuan sebagai umat Allah, kesatuaan dalam tubuh Kristus karena mempunyai satu iman, satu baptisan, satu tubuh, roh dan satu Allah. Gereja satu karena berasal dari

56

sumber yang sama yakni misteri Allah tri tunggal yang mempunyai dasar yang sama yakni Yesus Kristus dan dijiwai oleh roh kudus. Kesatuan ini nampak dalam pengakuan iman yang sama, ibadat dan dalam persaudaraan keluarga Allah (Iman Katolik, 1996;344-347).

Gereja juga diakui sebagai Gereja yang kudus. Umat Allah yang baru, yang dibangun atas dasar kesatuan dengan Kristus yang menyadari diri sebagai bangsa pilihan. Kekudusan Gereja pertama-tama di dasarkan ada hubungannya dengan Allah. Karena Allah yang kudus hadir dan tinggal dalam Gereja maka Gereja disebut kudus. Kekudusan Gereja pertama-tama didasarkan pada hubungannya dengan Allah (Iman Katolik, 1996: 347-348).

Gereja disebut sebagai katolik yang berati universal/umum. Gereja Katolik berati Gereja universal, umum, terbuka bagi sesama bangsa maupun ajarannya harus diketahui oleh semua orang. Maka kekatolikan dapat dikaitkan dengan keterbukaan bagi Gereja untuk menerima segala bangsa menjadi anggotaNya (Iman Katolik, 1996: 349-352).

Gereja disebut sebagai apostolik berarti sebagai keterkaitan Gereja dengan para rasul. Gereja sekarang didasarkan pada Gereja para rasul. Pada abad II apostolisitas menjadi tolak ukur untuk membedakan Gereja yang benar dan bidaah. Gereja sah apabila dapat dibuktikan kesimambungan yang tak terputus dengan Gereja para rasul (Iman Katolik, 1996: 352-353). Ada tiga hal yang menunjukan kesahan Gereja yakni:

1) Kesinambungan dengan zaman para rasul dengan kata lain Gereja yang sekarang sama dengan Gereja para rasul meski tak berarti yang sekarang ada di zaman para rasul.

2) Gereja meneruskan iman para rasul.Gereja melanjutkan kesaksian iman rasul-rasul dan menjaga agar iman sekarang tidak berbeda dengan iman para rasul-rasul.

57

3) Kesinambungan para pemimpin Gereja sekarang dengan para rasul. Sebagai anggota Gereja kita dituntut untuk mampu melihat makna dan fungsi Gereja dalam kehidupan dunia.

Gereja mempunyai peranan sebagai tanda kasih Allah kepada manusia dan dunia. Hubungan Gereja dengan dunia yang tercipta melalui dialog dan kerja sama umat beragama. Sebagai anggota Gereja juga terlibat dalam hidup mengereja misalnya mengunjungi orang sakit dan terlibat dalam kegiatan sosial mengereja

d. Memahami fungsi Gereja yakni melanjutkan perutusan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan itu untuk menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah antara lain; martabat manusia, hak azasi, keadilan, kejujuran dan keutuhan lingkungan hidup

Menjadi murid berarti bersedia diutus. Utusan itu adalah hal yang mulia untuk melanjutkan karya Yesus di tengah dunia dalam menciptakan Kerajaan Allah. Adapun hal yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan kejujuran, kesejahteraan, keadilan, cinta kasih, kedamaian, saling menghargai satu sama lain (Sutarman, 2000;15)

Tugas pewartaan seperti yang juga dialami para nabi dan Kristus sendiri tidaklah ringan. Sebagai pewarta Yesus, harus mengambil bagian dalam nasib Yesus. Oleh sebab itu menjadi pewarta merupakan suatu panggilan, berati seorang pewarta dituntut dekat dengan Kristus yang diwartakan. Pewartaan itu tugas dan panggilan setiap orang yang percaya kepada Kristus yang dijiwai dengan semangat merasul.

Dalam perutusan itu yang menjadi tugas kita adalah mewartakan Kerajaan Allah di tengah dunia. Pada jaman Yesus Kerajaan Allah itu tidak didefinisikan, Ia hanya menerangkan lewat perumpamaan serta lewat tindakan dan mukjijat serta

sikap-58

sikapNya pada Allah dan sesama. Namun, dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian tentang Kerajaan Allah yakni: suatu situasi baru yang akan terwujud bila manusia mementingkan Allah dan cinta kasihNya dalam hidupNya sehingga ia menanggalkan segala yang bersifat manusiawi yang seakan-akan dapat menjadi andalannya berhadapan dengan Allah. Andalannya itu berupa harta, kedudukan, kesalehan, kekuasaan dan harga diri (Putranto, 2005;5)

Dalam Kerajaan Allah ini akan terwujud nialai-nilai kerajaan Allah yakni martabat manusia, hak azasi, keadilan dan kejujuran. Hak asasi adalah hak dasar yang dimiliki oleh manusia yang tidak dapat diganggu gugat dan tidak akan hilang. Adapun yang termasuk dalam hak asasi itu adalah hak hidup, hak merdeka, dan hak memiliki sesuatu.

Setiap manusia memiliki matrabat yang sama dihadapan Allah maka setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk mendapat keadilan. Keadilan berarti memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya misalnya hak untuk memeluk agama, hak untuk mengeluarkan pendapat dan lain sebagainya. Tugas untuk memperjuangkan keadilan merupakan tugas semua orang karena itu merupakan panggilan Allah di dalam hati nurani setiap orang.

Hal lain yang menjadi tugas pewarta adalah mewujudkan kejujuran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia jujur berarti tidak curang, tidak berbohong. Jujur kerap terkait dengan perbuatan. Kejujuran ini memiliki banyak makna yakni menjadi modal dasar untuk perkembangan pribadi, menjadi landasan dalam pergaulan dan hidup bersama, serta menjadi solusi dalam pemecahan masalah.

Kompetensi lulusan pada pelajaran PAKmengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran PAK sehingga keberhasilan siswa itu menjadi terarah. Prestasi belajar PAK siswa juga terlihat dari nilai PAK yang diperoleh siswa maka segi

59

kognitif merupakan hal yang dianggap penting dalam menentukan prestasi PAK. Namun, nilai yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari hasil ulangan atau ujian melainkan juga dari penghayatan dan sikap siswa baik di dalam lingkup sekolah maupun masyarakat. Dengan kata lain prestasi PAK diperoleh dari keseimbangan dari segi kognitif, afektif dan prilaku. Untuk kompetensi kelulusan siswa hendaknya mampu mengembangkan keterampilan dan nilai-nilai hidup yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat. Pelajaran PAK di sekolah memberikan semangat bagi siswa untuk mencintai agamanya dan menggerakan hatinya untuk terlibat dan mewujudkan imanya secara nyata dalam hidup mengereja dan bermasyarakat. Kompetensi lulusan PAK mampu memberikan dirinya bagi Tuhan dan semakin mengimaniNya dengan sepenuh hati dan menjadikan pewarta cinta kasih sebagai tanda murid Yesus.

Dokumen terkait