• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Pendidikan Iman dalam Keluarga

B. Prestasi PAK Di SMU 1.Prestasi Belajar

2. Prestasi Belajar PAK Siswa Di SMU

Kehidupan sosial masyarakat sangat mempengaruhi cara berpikir serta bertindak setiap manusia dalam masyarakat. Keadaan hidup manusia dapat menjadi faktor penentu untuk mengambil keputusan dan bertindak. Hidup manusia tidak bisa terlepas dari hidup bersama dalam masyarakat atau komunitas maka pola tingkah laku pun akan terbentuk dalam hidup bersama. Dengan kata lain lingkungan dapat menjadi guru dalam pembentukan karakter dan tingkah laku manusia.

Pada konteks PAK kita memperhatikan paling sedikit empat lembaga yang baik secara langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan (Heryatno, 2005). Lembaga yang menjadi perhatian itu adalah keluarga, Gereja, masyarakat dan sekolah. Keempat lembaga ini saling berhubungan dan mempengaruhi.

40

Seperti pendidikan pada umumnya, PAK juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam membentuk peserta didik agar berkembang dewasa dalam berbagai aspeknya. Namun dalam PAK mempunyai hal yang paling istimewa bahwa PAK dilaksanakan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Agama Katolik (Depdiknas, 2003). Dengan hal ini maka PAK sangat menghormati agama lain dalam relasi di masyarakat untuk mewujudkan persatuan hidup dalam masyarakat. PAK merupakan salah satu bentuk komunikasi iman/penghayatan iman. Pengalaman hidup siswa dan guru diperteguh dalam lingkungan yang nyata. PAK merupakan usaha dari Gereja melalui sekolah untuk membantu siswa agar menghayati dan mewujudkan imannya dalam hidup sehari baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Kedewasaan iman peserta didik mesti menyentuh seluruh aspek hidup mereka baik segi kognitif, afeksi dan praksis (Heryatno, 2005). Yang menjadi ukuran keberhasilan belajar PAK adalah kematangan iman dalam dimensi pemahaman, afeksi dan kehendak yang dinyatakan dalam prilaku hidup siswa sehari-hari secara dewasa dan bertanggung jawab.

PAK berjuang untuk mendidik para siswa agar beriman secara dewasa dan mampu bertanggung jawab. Siswa yang mempunyai iman yang dewasa mampu membedakan mana yang harus dilakukan dan yang harus dihindari. Maka dapat disimpulkan bahwa iman yang dewasa adalah iman yang mampu membuat manusia berkembang secara integral pada segi kognitif, afektif, dan perilaku (Adisusanto, 2000:9)

Prestasi belajar PAK merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran PAK di sekolah yang berupa angka atau huruf dalam buku raport. Tujuan belajar PAK akan tercapai apabila ada keseimbangan antara pengetahuan dan sikap

41

siswa dalam kehidupannya di keluarga, sekolah dan masyarakat. Mata pelajaran di sekolah selama ini hanya menekankan pada segi kognitif semata dan mengesampingkan aspek yang lain sehingga siswa tidak memiliki pengetahuan yang holistik. Siswa semata-mata dituntut mampu mempertanggungjawabkan apa yang diperolehnya selama mengikuti pelajaran pada kelulusan Ujian Akhir Nasional. Namun hasil belajar siswa dari proses belajar PAK secara umum idealnya meliputi tiga aspek yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Terbatasnya jam pelajaran dan PAK yang terabaikan oleh murid, sekolah, dan orang tua maka, sulit diharapkan para murid mempunyai motivasi tinggi dalam mengikuti PAK. Dengan kata lain para murid mementingkan mata pelajaran yang menentukan kelulusan pada Ujian Nasional. Karena terbatasnya waktu pada pelajaran PAK maka dalam PAK mendapat tekanan yang sama seperti mata pelajaran yang lain yakni lebih menekankan segi kognitif dan mengejar target yang di susun dalam kurikulum. Pada PAK belajar dengan mengejar target membuat proses pembelajaran tidak menarik dan mempengaruhi prestasi PAK. Pada PAK hasil belajarnya dapat berupa pengetahuan, sikap dan tindakan yang dapat dilihat secara nyata setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pemikiran UNESCO pada tahun 1998 menjadi latar belakang terbentuknya kompetensi PAK (Komkat, 2004:8-10). UNESCO mencanangkan empat pilar pendidikan yakni:

Pertama, Learning to know yang bersangkut paut dengan kemampuaan akal budi peserta didik. Akal budi manusia hendaknya dikondisikan dan dirangsang untuk semakin mampu berpikir, menganalisa, menginterpretasi secara kritis dan inovatif. Dalam pendidikan agama peserta didik telah mengetahui hukum utama dari ajaran kristiani yaitu cinta kasih kepada Allah dan manusia.

42

Kedua, Learning to do dalam proses belajar peserta didik tidak hanya mengenal dan memahami ilmu yang dipelajari seperti yang banyak terjadi dewasa ini, namun harus diupayakan supaya lebih ditingkatkan ke domain yang lebih tinggi yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengkaitkan dengan hal-hal lain untuk lebih mengambil kesimpulan dan akhirnya melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Melalui PAK peserta didik mampu berbuat. Misalnya mampu mempraktekkan ajaran kristiani dengan mau mendengarkan nasihat orang tua dan terlibat dalam hidup sehari-hari seperti halnya membantu sesama yang berada dalam kesulitan.

Ketiga, Learning to be menekankan pada penggalian potensi peserta didik. Maka aspek ini tidak hanya menekankan pada keterampilaan hidup (life skils) namun juga pengembangan potensi kepribadian anak untuk mengembangkan eksistensinya. Untuk itu tidak hanya dibutuhkan daya nalar, terlebih kehendak, cita rasa, emosi dan perasaan. Artinya apa yang diterima dari proses belajar telah menjadi miliknya, maka dalam keadaan apapun, kapan dan di manapun ia mampu bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa harus ada unsur paksaan. Misalnya anak melakukan hukum cinta kasih dengan penuh kesadaran seperti menolong teman atas kemauan sendiri, rajin kegereja.

Keempat, Learning to live together menekankan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial. Dia hanya dapat berkembang, interaksi dan komunikasi dengan sesama. Pada kenyataannya anak-anak membutuhkan sapaan dari manusia lainnya untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Rasa sapaan mampu membuat dia gembira, bahagia dan berkembang. Sikap dan tindakan tersebut tentu menyangkut kemampuan dan kompetensi, bukan sekedar pengetahuan saja. Siswa hendaknya mampu berpikir, bersikap dan bertindak. Prestasi belajar PAK juga hendaknya mencakup ketiga hal tersebut kalau tidaak terpenuhi maka prestasi belajar siswa belum terpenuhi.

43

Dari pemaparan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa aspek kognitif adalah bagian penting dalam proses penyelenggaraan pendidikan iman khususnya untuk sekolah. Namun perlu kita refleksikan bahwa PAK bukan hanya merupakan kegiatan yang bersifat intelektual namun tekanannya juga pada segi sikap dan tindakan. Maka akibatnya proses menjadi membosankan dan tidak bervariasi.

Pendidikan yang berlangsung di sekolah tidak semata-mata menginginkan lulusan yang memiliki pengetahuan yang banyak melainkan menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan serta nilai-nilai hidup yang baik yang berguna bagi kehidupannya di dalam masyarakat.

Dalam Komkat (2004: 7) standar kompotensi lulusan pada mata pelajaran PAK dalam setiap jenjang pendidikan khususnya dalam jenjang sekolah menengah adalah sebagai berikut:

a.Memahami diri sebagai pria dan wanita dan sebagai citra Allah, yang memiliki suara hati dan kehendak yang bebas untuk bertindak secara bertanggung jawab

Berbicara tentang perbedaan pria dan wanita tidak terlepas dari istilah seksualitas. Seksualitas menunjukkan pada keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai pria dan wanita baik jasmani, kejiwaan, perasaan, serta bakat-bakatnya. Secara sadar manusia mengenal dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dengan kelebihan dan kekurangannya itu manusia dituntut untuk saling melengkapi. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan anugerah Tuhan dengan maksud agar pria dan wanita dapat saling melengkapi dalam hidup berkeluarga. Perbedaan itu meliputi perbedaan biologis dan psikologis (Gilarso.1996; 18-19)

44

Tabel I: Perbedaan biologis pria dan wanita adalah sbb:

Pria Wanita Tubuh pria menonjolkan garis-garis

lurus, tegak, kuat dan kekar yang melambangkan keperkasaan dan kekuat.

Tubuh wanita lebih menonjolkan garis-garis melingkar, bulat: lambang kelembutan, kasih sayang dan persamaan aman

Dada lapang, bahu lebar, untuk bekerja dan untuk melindungi yang lemah

Bahu relatif kecil dan melengkung, buah dada berkembangan dan menggembung

Pinggul agak kecil dibanding dengan bahu

Pinggang kecil tapi tulang pinggul menonjol bulat

Kaki kokoh, kuat, tegak lurus, tampak otot-ototnya

Karena tulang pinggulnya lebih besar, paha besar dan kaki meruncing kebawah

Lengan dan tangan penuh otot, kekar, kuat dan keras

Lengan dan tangan lembut dan lemas Suara besar ada jakun pada leher Suara kecil merdu. Leher rata Alat kelamin terletak di luar rongga

tubuh

Alat kelamin tersembunyi di dalam rongga tubuh

Bulu rambut pada muka (kumis) pada kulit kaki, lengan dan dada

Tidak ada rambut di dada dan kulit.

Tabel 2: Perbedaan psikologis pria dan wanita

Pria Wanita

Pola dasar pandangan keluar, terarah pada dunia/objek

Pola dasar pandangan ke dalam terarah pada subjek/manusia

Suka menjelajah dan menyelidiki alam sekitar

Lebih gemar tinggal di rumah, memilihara dan merawat

Suka membongkar dan membangun. Pria membangun dunia menjadi rumah tempat tinggal

Suka menyayangi dan memelihara. Wanita pandai memciptakan suasana rumah yang membuat orang kerasan Suka bekerja di luar, mencari nafkah

dan menguasai dunia

Perhatian lebih untuk pribadi sesama manusia

Suka mencoba, mencari dan melihat-liht

Butuh diperhatikan, senanag dilihat dan dicari

Aktif, mengambil inisiatif, suka mengkritik dan memprotes

Reaktif, menanggapi, lebih tabah dan udah menerima

Intelek dan rasio lebih utama, dapat mengendalikan perasaan dengan akalnya

Emosi dan perasaan lebih menonjol dan hal itu mempengaruhi pikirannya Lebih melihat kenyataan objektif,

terarah pada garis-garis besar, lebih teguh dalam keputusan

Perhatian sampai detil-detil, cenderung intuitif, mudah mengubah keputusannya.

45

Menurut Gilarso 1996:20 ada dua tahap perkembangan pria dan wanita pada reaksi kejiwaan yakni tahap kanak-kanak sampai awal pubertas dan fase pubertas (pancaroba) sampai dewasa.

Dokumen terkait