• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Hasil Penelitian 1.Uji persyaratan

3. Analisis Regresi

• Nilai R Square dari tabel model Summary[Lampiran 3:8] menunjukkan nilai 0,108. Hal tersebut mempunyai arti bahwa 10,8% dari varian Y dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel X.

• Tabel Anova[Lampiran 3:8] menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 7,011 dengan derajad kebebasan k=1 sehingga n-k-1=60-1-1=58 dan P-value = 0,01 yang lebih kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa regresi secara statistik signifikan dengan persamaan linearnya adalah Y=a + bX

• Uji F, menguji hipotesis H0:β1 = 0 terhadap H1: β1≠0. Dan didapatlah bahwa P-value = 0,01 yang lebih kecil dari α = 0,05 maka H0:X = 0 ditolak secara signifikan.

83

• Pada tabel coefficient [Lampiran 3:8] menunjukan nilai konstant= 58,7 dan nilai pendidikan iman dalam keluarga=0,13, sehingga diperolehlah persamaan regresi dengan metode kuadrat terkecil kriteria (least squares cretterion) yakni

Y= 58,7 + 0,13 X

• Uji statistik t, digunakan untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi. Adapun nilai t adalah 2,648 dengan derajad kebebasan k=1 dan n-k-1-60-1-1=58 dan P-Value=0,010 yang lebih kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu dapat dibuktikan secara kuat bahwa H01=0 ditolak yang artinya pendidikan iman dalam keluarga berpengaruh terhadap variabel prestasi belajar PAK.

• Dari keluaran correlation [Lampiran 3:8] menunjukan nilai 0,328 yang merupakan

nilai r hitung dengan p-value 0,005 lebih kecil dari α=0,05 maka dapat diartikan bahwa variabel X mempunyai hubungan positif dengan variabel Y. Oleh karena itu variabel X dapat mempengaruhi 32,8 % terhadap variabel Y secara signifikan.

C. Pembahasan

Pada bab satu dan dua penulis telah memberikan gambaran dan kajian teori mengenai pendidikan iman dalam keluarga dan prestasi belajar PAK. Pendidikan iman anak merupakan suatu bagian yang paling penting dari rencana Allah dan merupakan tanggung jawab dan terletak diatas bahu orang tua. Di dalam keluarga pendidikan iman diberikan oleh orang tua kepada anak yang belum mengenal iman yang benar.

Pada analisis diskriptif yang berdasarkan pada skor total nampak bahwa siswa-siswi mendapat pendidikan iman dikeluarga dengan kategori cukup dengan mean 127. Hal ini mengambarkan bahwa siswa-siswi belum mendapatkan pendidikan iman yang baik dalam keluarga.

84

Dari keempat aspek yang diungkap pada pendidikan iman dalam keluarga, siswa mempunyai kreteria baik pada aspek teguran, pengarahan dan komunikasi dengan nilai rata-ratanya adalah 20, 33,7 dan 41 sedangkan pada aspek keteladanan orang tua masih pada kreteria cukup dengan nilai rata-ratanya 32,2 namun dari aspek teguran dan tatacara komunikasi masih terdapat 3,3 % siswa yang mengalami komunikasi yang kurang.

Pada aspek teguran mempunyai kategori baik dengan nilai 20. Pada aspek teguran ini dapat dikatakan baik dengan presentase 45% namun masih juga terdapat 1,7% siswa yang sangat kurang mendapat teguran dari orang tuanya. Orang tua belum sepenuhnya memberikan teguran dan mengingatkan anaknya bila tidak pergi ke Gereja dan belajar dengan baik.

Pada aspek pengarahan sudah baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-ratanya 33,7. Ternyata orang tua telah mampu memberikan pengarahan yang baik bagi anaknya. Orang tua sudah memberitahu, mengarahkan untuk bersikap penuh tanggung jawab dan mengingatkan anak aabila melakukan kesalahan.

Pada aspek komunikasi di dalam keluarga dikriteriakan baik, namun masih ada 3,3% siswa mengalami komunikasi yang masih kurang dalam keluarga. Kurangnya komunikasi ini dikarenakan orang tua tidak mempunyai waktu untuk berkumpul dan bercerita tentang pengalamanya.

Pada aspek keteladanan ini dapat dilihat dari sikap-sikap orang tua yang mendukung pendidikan iman anaknya. Ternyata orang tua belum sepenuhnya bisa memberikan teladan yang baik bagi anaknya. Orang tua belum begitu terlibat aktif di dalam kegiatan paroki dan juga belum memberikan keteladanan hidup doa yang baik pada anaknya. Keteladan orang tua di kriteriakan cukup namun masih ada 8,3% siswa

85

yang ada pada kriteria sangat kurang. Hal ini berarti siswa tidak mempunyai keteladan orang tua yang baik.

Variabel prestasi belajar PAK siswa dapat dikatakan siswa kelas XI pada kreteria cukup dengan nilai rata-rata 74,87 namun masih juga terdapat 6 (10%) siswa yang ada pada kriteria sangat kurang dengan nilai PAK 61-66 dan hanya 3 (5%) siswa yang ada pada kriteria baik yang nilainya ≥85. Hal ini berarti masih ada siswa yang mendapat pendidikan iman yang kurang baik dalam keluarganya sehingga mempengaruhi prestasinya dan masuk dalam kriteria yang sangat kurang. Dari pihak sekolah juga berperan penting terhadap peningkatan prestatsi belajar maka kompetensi dan kualitas pengajaran perlu ditingkatkan. Guru PAK di sekolah mesti secara tepat menangkap tujuan utama PAK dan mengarahkan proses belajar pada tujuan. Karena itu, perlu ditegaskan bahwa dalam PAK hasil yang ingin dicapai adalah bahwa siswa semakin beriman akan Yesus Kristus, semakin terlibat akan keprihatinan-keprihatinan Kristus dalam memperjuangkan Kerajaan Allah serta memiliki interaksi aktif terhadap lingkungan hidup.

Pada analisis diskriptif juga menggambarkan mengenai prestasi belajar PAK yang dilihat dari nilai raport. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 74,87 yang berarti siswa-siswi SMA PL St. Yohanes mempunyai prestasi belajar cukup.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut: Ha : ada pengaruh pendidikan iman dalam keluarga terhadap prestasi belajar PAK Ho: tidak ada pengaruh pendidikan iman dalam keluarga terhadap prestasi belajar PAK.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ha diterima secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value yang lebih kecil dari α=0,05, yakni 0,01. Oleh karena itu hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat diberlakukan pada populasi (dapat digeneralisasi), sehingga pendidikan iman dalam keluarga memiliki pengaruh terhadap

86

prestasi belajar PAK siswa yakni sebesar 32,8%. Oleh karena itu apabila ada peningkatan dalam pendididikan iman keluarga maka akan mempengaruhi prestasi belajar PAK di sekolah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan iman dalam keluarga secara signifikan dapat mempengaruhi prestasi belajar PAK siswa di sekolah.

Dari uraian di atas nampak bahwa variabel pendidikan iman dalam keluarga dan prestasi belajar mempunyai rata-rata cukup. Hal ini mengambarkan bahwa pendidikan iman dalam keluarga yang masuk dalam kategori cukup maka prestasi belajar PAK anak juga cukup. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan iman dalam keluarga masih ada yang dalam kriteria cukup dari kehidupan para siswa. Pada aspek pendidikan iman keluarga hanya aspek keteladanan yang mempunyai rata-rata cukup sedangkan aspek yang lain mempunyai kriteria baik. Oleh karena itu supaya terjadi peningkatan prestasi belajar, agar rata-ratanya menjadi sangat baik maka pendidikan iman dalam keluarga harusnya lebih ditingkatkan terutama pada aspek keteladanan orang tua terhadap anaknya. Orang tua harus lebih aktif mengikuti kegiatan gereja dan sesering mungkin mengajak anak untuk berdoa dan berdevosi bersama.

Dari hasil penelitian ini dikatakan bahwa pendidikan iman dalam keluarga dikategorikan cukup. Adapun penyebab-penyebab yang dominan yang diketahui adalah terbatasnya pengetahuan, penghayatan serta pemahaman dari orang tua akan pentingnya pendidikan iman dalam keluarga. Penyebab lainnya adalah orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu berkumpul dengan keluarga, makan bersama dan berdoa bersama dalam keluarga. Dari segi penghayatan hidup beriman orang tua juga kurang dimana masih banyak orang tua yang tidak berdevosi kepada Bunda Maria bahkan sering datang terlambat ke Gereja, belum

87

terlibat aktif dalam kegiatan di paroki maupun di lingkungan sehingga belum bisa memberikan teladan yang baik kepada anaknya.

Adapun usaha yang dapat dilakukan antara lain adalah memberikan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan iman di dalam keluarga melalui pendalaman iman yang membahas tentang iman, anak dan hidup dalam keluarga. Dengan demikian orang tua akan mengalami proses pembelajaran berefleksi dan mensyukuri rahmat Tuhan atas anak-anak mereka sehingga terciptalah kesadaran untuk membimbing iman anaknya.

Dokumen terkait