• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak 10-17 tahun yang Bekerja Sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai menurut Upah/Gaji

Dalam dokumen PROFIL ANAK INDONESIA (Halaman 106-110)

PERLINDUNGAN KHUSUS 7.1 Upaya Perlindungan Anak di Indonesia

7.4 Profil Anak yang Bekerja

7.4.7 Anak 10-17 tahun yang Bekerja Sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai menurut Upah/Gaji

Istilah upah/gaji yang digunakan pada publikasi ini merujuk pada semua jenis imbalan atau penghasilan bersih selama sebulan baik berupa uang maupun barang yang diterima oleh pekerja dan diukur dalam uang rupiah.

Gambar 7.18 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Sektor Formal-Informal,Jenis Kelamin, dan Tipe Daerah, 2014

7.4.6 Anak 10-17 tahun yang Bekerja menurut Jam Kerja

Seperti telah disebutkan bahwa sesuai UU no 13 Tahun 2003, pada dasarnya pengusaha dilarang memperkerjakan anak tetapi terdapat pengecualian bagi anak usia 13-15 tahun yaitu mereka masih dapat bekerja tetapi dengan berbagai syarat dan kondisi, salah satunya yaitu tidak boleh bekerja lebih dari 3 jam perhari. Batasan jam kerja bagi anak merupakan salah satu perlindungan yang diberikan pemerintah untuk anak-anak. Jumlah jam kerja yang sedikit diasumsikan tidak terlalu mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental anak (tidak mengganggu waktu belajar dan bermain anak-anak).

Di Indonesia dengan asumsi5 hari kerja, jam kerja normal dalam seminggu diperkirakan sebanyak 35-40 jam/minggu, jika lebih dari itu maka dianggap sudah melebihi jam kerja normal. Sementara pada anak-anak ada batasan bekerja 3 jam/hari atau sekitar 15 jam per minggu. Berdasarkan teori tersebut pada tulisan ini jam kerja dikelompokkan menjadi empat yaitu: 0 jam kerja, 1-14 jam/minggu (jam kerja normal bagi anak), 15-40 jam/minggu, dan lebih dari 40 jam/minggu.

Sumber: BPS - Sakernas Agustus 2014

Gambar 7.19 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Kelompok

Umur, Jam Kerja, dan Rata-rata Jam Kerja, 2014

Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2014, rata-rata jam kerja seminggu pada anak 10-17 tahun yang bekerja adalah 28 jam atau hampir 6 jam setiap harinya. Pada Gambar 7.20 ada semacam pola linier antara pertambahan umur dengan rata-rata jam kerja seminggu. Rata-rata jam kerja pada anak umur 10-12 tahun adalah 15 jam/minggu, meningkat menjadi 21 jam/minggu pada anak umur 13-14 tahun, dan terus meningkat menjadi 30 jam/minggu pada anak umur 15-17 tahun.

Pada kelompok umur 10-12 tahun sebagian besar (60,59 persen) jumlah jam kerja seminggu masih dalam keadaan normal yaitu antara 1-14 jam, walaupun masih terdapat sekitar 4,22 persen anak yang bekerja dengan jumlah jam kerja diatas 40 jam seminggu. Sedangkan pada kelompok anak umur 13-14 tahun jumlah jam kerja seminggu sudah menyamai normalnya angkatan kerja yaitu sekitar 39,62 persen berada pada jumlah jam kerja 15-40 jam.

7.4.7 Anak 10-17 tahun yang Bekerja Sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai menurut Upah/Gaji

Istilah upah/gaji yang digunakan pada publikasi ini merujuk pada semua jenis imbalan atau penghasilan bersih selama sebulan baik berupa uang maupun barang yang diterima oleh pekerja dan diukur dalam uang rupiah.

Rata-rata upah/gaji anak 10-17 tahun yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai per bulan sangat kecil, yaitu hanya sekitar 767 ribu rupiah. Pola pengupahan yang pada umumnya terjadi pada anak yang bekerja di Indonesia adalah berdasarkan umur si anak, semakin tinggi umur si anak maka upah yang diberikanpun bertambah. Namun demikian, berdasarkan hasil Sakernas 2014 rata-rata upah/gaji tertinggi justru terdapat pada kelompok anak berumur 13-14 tahun yaitu sebesar 821 ribu rupiah per bulan dan terendah terdapat padaanak kelompok umur 10-12 tahun yang hanya sebesar 652 ribu rupiah per bulan.

Pada dasarnya besarnya upah/gaji terkait erat dengan lamanya jam kerja yaitu semakin besar jumlah jam kerja maka akan semakin besar pula upah/gaji yang akan diterima. Apabila rata-rata upah/gaji anak yang bekerja dikaitkan dengan rata-rata jumlah jam kerjanya dalam seminggu (Gambar 7.19 dan Tabel 7.4) dapat dilihat kelompok umur 10-12 tahun dengan rata-rata jam kerja 15 jam per minggu, rata-rata upah gajinya hanya 652 ribu rupiah. Sementara pada kelompok umur 13-14 tahun dengan rata-rata jam kerja seminggu 21 jam (tidak sampai dua kali lipat dari rata-rata jam kerja anak 10-12 tahun) rata-rata upah/gaji mencapai 821 ribu rupiah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sangat tidak menguntungkan bagi anak-anak usia 10-12 tahun untuk bekerja, selain dapat mengganggu perkembangan fisik dan mentalnya dari sisi pendapatannya juga tidak memadai.

Tabel. 7.4 Rata-rata Upah/Gaji Penduduk 10-17 Tahun yang Bekerja Sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai menurut Kelompok Umur danTipe Daerah Kelompok Umur Rata-rata Upah/Gaji Selama Sebulan (Rupiah)

Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

10-12 877.305 542.473 651.838

13-14 993.830 676.406 821.167

15-17 764.732 762.554 763.648

Total 783.302 750.887 766.960

Besarnya upah yang diterima pekerja sangat dipengaruhi oleh wilayah tempat kerjanya. Upah/gaji yang diberikan di wilayah pekotaan umumnya lebih besar. Hal ini juga berlaku bagi pekerja anak. Rata-rata upah/gaji selama sebulan di

Sumber: BPS - Sakernas Agustus 2014

wilayah perkotaan adalah sekitar 783 ribu rupiah, lebih tinggi dibandingkan wilayah perdesaan yaitu sekitar 751 ribu rupiah.

Gambar 7.20 Rata-rata Upah/Gaji Selama Sebulan Anak 10-17 Tahun Yang Bekerja Sebagai Buruh/karyawan/pegawai Menurut Provinsi (dalam ribuan rupiah), 2014

Rata-rata upah/gaji anak 10-17 tahun yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai per bulan sangat kecil, yaitu hanya sekitar 767 ribu rupiah. Pola pengupahan yang pada umumnya terjadi pada anak yang bekerja di Indonesia adalah berdasarkan umur si anak, semakin tinggi umur si anak maka upah yang diberikanpun bertambah. Namun demikian, berdasarkan hasil Sakernas 2014 rata-rata upah/gaji tertinggi justru terdapat pada kelompok anak berumur 13-14 tahun yaitu sebesar 821 ribu rupiah per bulan dan terendah terdapat padaanak kelompok umur 10-12 tahun yang hanya sebesar 652 ribu rupiah per bulan.

Pada dasarnya besarnya upah/gaji terkait erat dengan lamanya jam kerja yaitu semakin besar jumlah jam kerja maka akan semakin besar pula upah/gaji yang akan diterima. Apabila rata-rata upah/gaji anak yang bekerja dikaitkan dengan rata-rata jumlah jam kerjanya dalam seminggu (Gambar 7.19 dan Tabel 7.4) dapat dilihat kelompok umur 10-12 tahun dengan rata-rata jam kerja 15 jam per minggu, rata-rata upah gajinya hanya 652 ribu rupiah. Sementara pada kelompok umur 13-14 tahun dengan rata-rata jam kerja seminggu 21 jam (tidak sampai dua kali lipat dari rata-rata jam kerja anak 10-12 tahun) rata-rata upah/gaji mencapai 821 ribu rupiah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sangat tidak menguntungkan bagi anak-anak usia 10-12 tahun untuk bekerja, selain dapat mengganggu perkembangan fisik dan mentalnya dari sisi pendapatannya juga tidak memadai.

Tabel. 7.4 Rata-rata Upah/Gaji Penduduk 10-17 Tahun yang Bekerja Sebagai

Buruh/Karyawan/Pegawai menurut Kelompok Umur danTipe Daerah

Kelompok Umur Rata-rata Upah/Gaji Selama Sebulan (Rupiah)

Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

10-12 877.305 542.473 651.838

13-14 993.830 676.406 821.167

15-17 764.732 762.554 763.648

Total 783.302 750.887 766.960

Besarnya upah yang diterima pekerja sangat dipengaruhi oleh wilayah tempat kerjanya. Upah/gaji yang diberikan di wilayah pekotaan umumnya lebih besar. Hal ini juga berlaku bagi pekerja anak. Rata-rata upah/gaji selama sebulan di

Sumber: BPS - Sakernas Agustus 2014

wilayah perkotaan adalah sekitar 783 ribu rupiah, lebih tinggi dibandingkan wilayah perdesaan yaitu sekitar 751 ribu rupiah.

Gambar 7.20 Rata-rata Upah/Gaji Selama Sebulan Anak 10-17 Tahun Yang Bekerja

Sebagai Buruh/karyawan/pegawai Menurut Provinsi (dalam ribuan rupiah), 2014

Gambar 7.20 menyajikan distribusi rata-rata upah/gaji dari 33 provinsi di Indonesia. Tiga provinsi dengan rata-rata upah/gaji tertinggi dari anak berumur 10-17 tahun yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu Kepulauan Riau sebesar 1,7 juta rupiah, kemudian disusul oleh Provinsi Maluku dan DKI Jakartayang masing-masing sebesar 1,2 juta rupiah. Sebaliknya tiga provinsi dengan rata-rata upah/gaji yang terkecil ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur berturut-turut 506 ribu rupiah, 572 ribu rupiah dan 585 ribu rupiah.

Dalam dokumen PROFIL ANAK INDONESIA (Halaman 106-110)