• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak 10-17 tahun yang Bekerja menurut Status Pekerjaan

Dalam dokumen PROFIL ANAK INDONESIA (Halaman 102-106)

PERLINDUNGAN KHUSUS 7.1 Upaya Perlindungan Anak di Indonesia

7.4 Profil Anak yang Bekerja

7.4.5 Anak 10-17 tahun yang Bekerja menurut Status Pekerjaan

Banyaknya anak berumur 10-17 tahun yang bekerja berdasarkan status pekerjaan utamanya disajikan pada Gambar 7.15. Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa anak-anak yang bekerja umumnya adalah pekerja tak dibayar yaitu sebesar 60,27 persen atau sekitar 5 sampai 6 anak dari setiap 10 anak. Bahkan apabila ditinjau berdasarkan kelompok umurnya, sebesar 90,39 persen pekerja anak umur 10-12 tahun termasuk pekerja tak dibayar.

Sumber: BPS - Sakernas Agustus 2014

Gambar 7.15 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Kelompok Umur, 2014

Keterangan:

1. Berusaha Sendiri, Berusaha dibantu Buruh Tetap dan Buruh Tidak Dibayar 2. Buruh/Karyawan/Pegawai

3. Pekerja bebas pertanian 4. Pekerja bebas nonpertanian 5. Pekerja tak dibayar

Jika dilihat lebih rinci pada Gambar 7.16, walaupun secara umum status pekerjaan utama anak adalah sebagai pekerja tak dibayar, akan tetapi terlihat adanya perbedaan di wilayah perkotaan. Status pekerjaan utama anak di perkotaan sebagian besar adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar 45,73 persen, meskipun proporsi sebagai pekerja tak dibayar masih lumayan besar yaitu 39,29 persen. Sedangkan di perdesaan, persentase anak yang bekerja masih jauh lebih besar sebagai pekerja tak dibayar yaitu 69,75 persen. Sementara itu, berdasarkan komposisi jenis kelamin mengikuti pola secara umum yaitu sebagian besar berstatus sebagai pekerja tak dibayar, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing sebesar 57,92 persen dan 64,26 persen.

Gambar 7.14 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Jenis Kelamin dan, Tipe Daerah, 2014

7.4.5 Anak 10-17 tahun yang Bekerja menurut Status Pekerjaan

Banyaknya anak berumur 10-17 tahun yang bekerja berdasarkan status pekerjaan utamanya disajikan pada Gambar 7.15. Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa anak-anak yang bekerja umumnya adalah pekerja tak dibayar yaitu sebesar 60,27 persen atau sekitar 5 sampai 6 anak dari setiap 10 anak. Bahkan apabila ditinjau berdasarkan kelompok umurnya, sebesar 90,39 persen pekerja anak umur 10-12 tahun termasuk pekerja tak dibayar.

Sumber: BPS - Sakernas Agustus 2014

Gambar 7.15 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Kelompok Umur, 2014

Keterangan:

1. Berusaha Sendiri, Berusaha dibantu Buruh Tetap dan Buruh Tidak Dibayar 2. Buruh/Karyawan/Pegawai

3. Pekerja bebas pertanian 4. Pekerja bebas nonpertanian 5. Pekerja tak dibayar

Jika dilihat lebih rinci pada Gambar 7.16, walaupun secara umum status pekerjaan utama anak adalah sebagai pekerja tak dibayar, akan tetapi terlihat adanya perbedaan di wilayah perkotaan. Status pekerjaan utama anak di perkotaan sebagian besar adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar 45,73 persen, meskipun proporsi sebagai pekerja tak dibayar masih lumayan besar yaitu 39,29 persen. Sedangkan di perdesaan, persentase anak yang bekerja masih jauh lebih besar sebagai pekerja tak dibayar yaitu 69,75 persen. Sementara itu, berdasarkan komposisi jenis kelamin mengikuti pola secara umum yaitu sebagian besar berstatus sebagai pekerja tak dibayar, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing sebesar 57,92 persen dan 64,26 persen.

Gambar 7.16 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Jenis Kelamin, dan Tipe Daerah, 2014

Keterangan:

1.Berusaha Sendiri, Berusaha dibantu Buruh Tetap dan Buruh Tidak Dibayar 2.Buruh/Karyawan/Pegawai

3.Pekerja bebas pertanian 4.Pekerja bebas non pertanian 5.Pekerja tak dibayar

Penduduk dikategorikan bekerja pada kegiatan formal jika mereka bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dan juga mereka yang berusaha dibantu buruh/karyawan. Seperti diketahui, tidak semua buruh/karyawan/pegawai bekerja pada kegiatan yang memiliki aspek legalitas kegiatan. Sebagai gambaran, seorang pembantu rumah tangga juga terklasifikasi sebagai pekerja formal mengingat statusnya sebagai buruh/karyawan. Dalam ketenagakerjaan, konsep buruh/karyawan adalah mereka yang bekerja dengan mendapatkan upah/gaji berupa uang maupun barang dari majikan yang tetap, dalam hal ini termasuk juga pembantu rumah tangga.

Jika dilihat pada Gambar 7.17, sebagian besar anak berumur 10-17 tahun bekerja pada sektor informal yaitu sekitar 74,56 persen dan sektor formal sebesar 25,44 persen. Dengan semakin bertambahnya umur anak yang bekerja, semakin

Sumber: BPS - Sakernas Agustus 2014

banyak anak yang berpartisipasi di sektor formal. Persentase anak umur 10-12 tahun yang bekerja di sektor formal adalah 2,45 persen. Sementara anak umur 13-14 tahun sebesar 11,55 persen, dan anak umur 15-17 tahun sebesar 30,19 persen.

Gambar 7.17 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Sektor

Formal-Informaldan Kelompok Umur, 2014

Berdasarkan komposisi daerah tempat tinggal pada Gambar 7.18 sektor informal tetap mempunyai proporsi yang besar baik di perkotaan (53,89 persen) maupun di perdesaan (83,91 persen). Di samping itu, dari Gambar 7.18 tampak pula bahwa persentase pekerja anak yang bekerja di sektor formal lebih besardi daerah perkotaan daripada yang tinggal di perdesaan, masing-masing sebesar 46,11 persen dan 16,09 persen. Sementara jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase pekerja anak perempuan yang bekerja di kegiatan formal lebih banyak dibandingkan laki-laki (perempuan: 28,31 persen; laki-laki: 23,75 persen).

Gambar 7.16 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Jenis Kelamin, dan Tipe Daerah, 2014

Keterangan:

1.Berusaha Sendiri, Berusaha dibantu Buruh Tetap dan Buruh Tidak Dibayar 2.Buruh/Karyawan/Pegawai

3.Pekerja bebas pertanian 4.Pekerja bebas non pertanian 5.Pekerja tak dibayar

Penduduk dikategorikan bekerja pada kegiatan formal jika mereka bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dan juga mereka yang berusaha dibantu buruh/karyawan. Seperti diketahui, tidak semua buruh/karyawan/pegawai bekerja pada kegiatan yang memiliki aspek legalitas kegiatan. Sebagai gambaran, seorang pembantu rumah tangga juga terklasifikasi sebagai pekerja formal mengingat statusnya sebagai buruh/karyawan. Dalam ketenagakerjaan, konsep buruh/karyawan adalah mereka yang bekerja dengan mendapatkan upah/gaji berupa uang maupun barang dari majikan yang tetap, dalam hal ini termasuk juga pembantu rumah tangga.

Jika dilihat pada Gambar 7.17, sebagian besar anak berumur 10-17 tahun bekerja pada sektor informal yaitu sekitar 74,56 persen dan sektor formal sebesar 25,44 persen. Dengan semakin bertambahnya umur anak yang bekerja, semakin

Sumber: BPS - Sakernas Agustus 2014

banyak anak yang berpartisipasi di sektor formal. Persentase anak umur 10-12 tahun yang bekerja di sektor formal adalah 2,45 persen. Sementara anak umur 13-14 tahun sebesar 11,55 persen, dan anak umur 15-17 tahun sebesar 30,19 persen.

Gambar 7.17 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Sektor

Formal-Informaldan Kelompok Umur, 2014

Berdasarkan komposisi daerah tempat tinggal pada Gambar 7.18 sektor informal tetap mempunyai proporsi yang besar baik di perkotaan (53,89 persen) maupun di perdesaan (83,91 persen). Di samping itu, dari Gambar 7.18 tampak pula bahwa persentase pekerja anak yang bekerja di sektor formal lebih besardi daerah perkotaan daripada yang tinggal di perdesaan, masing-masing sebesar 46,11 persen dan 16,09 persen. Sementara jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase pekerja anak perempuan yang bekerja di kegiatan formal lebih banyak dibandingkan laki-laki (perempuan: 28,31 persen; laki-laki: 23,75 persen).

Gambar 7.18 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Yang Bekerja Menurut Sektor Formal-Informal,Jenis Kelamin, dan Tipe Daerah, 2014

Dalam dokumen PROFIL ANAK INDONESIA (Halaman 102-106)