• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA

C. Analisa Konten Edukasi ,Komunikasi dan Informasi halal

Terkait dengan edukasi/pelatihan, komunikasi dan informasi halal sudah cukup banyak keberadaannya. Indonesia melalui LP POM MUI, sudah melakukan pelatihan halal secara rutin bagi lembaga sertifikasi di beberapa negara. Keikutsertaan lembaga sertifikasi dari beberapa negara merupakan bagian dari persamaan persepsi tentang mekanisme audit yang harus dilakukan. Makna lainnya adalah pelatihan tersebut bisa bersifat bagian atau proses dari tahapan pengakuan yang dilakukan oleh LP POM MUI.

LP POM MUI juga memiliki media informasi yang memuat dan mensosialisasikan permasalahan halal ke konsumen muslim. Media Jurnal Halal sudah cukup lama keberadaaannya. Produk yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari LP POM MUI menjadi bagian dari informasi yang disampaikan di Jurnal Halal.

50

Selain pelatihan ke lembaga sertifikasi halal di luar Indonesia, LP POM MUI juga melakukan pelatihan rutin untuk organisasi pemegang sertifikat halal MUI atau calon pemegang sertifikat halal MUI. LP POM MUI juga secara aktif melakukan kegiatan sosialisasi halal dalam bentuk “halal go to school”, ceramah ceramah pada instansi pemerintah atau pun swasta.

Arab saudi dan negara Teluk lainnya menyampaikan informasi halal terkait dengan regulasi yang harus dipenuhi oleh para importir. Tidak ada pelatihan terkait dengan halal diselenggarakan di negara tersebut. Sementara negara Australia melalui AGAHP, pelatihan terkait halal dilakukan oleh lembaga sertifikasi terhadap tenaga penyembelih. Informasi terkait halal yang dikelola oleh pemerintah sebatas untuk kepentingan bisnis ekspor negara tersebut. Informasi terkait halal juga disampaikan melalui situs jaringan yang dikelola oleh lembaga sertifikasi halal di berbagai negara. Situs tersebut selain memberikan informasi terkait produk halal juga sebagai sarana promosi bagi lembaga sertifikasi tersebut.

Lembaga sertifikasi halal di Uni Eropa yang cukup progresif melakukan penyebaran informasi ke komunitas muslim adalah HFFIA. Lembaga ini memiliki aktifitas rutin dan program sosialisasi halal ke komunitas muslim. Program komunikasi dan sosialisasi halal yang baru saja diluncurkan adalah Halal Politie. Program ini semacam detektif yang melakukan investigasi kehalalan produk terhadap sarana produksi berdasarkan pengaduan atau laporan konsumen muslim. Program ini sudah di tayangkan di media maya.

Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) juga melakukan kegiatan pelatihan halal ke perusahaan perusahaan yang akan dan telah mendapatkan sertifikat halal dari lembaga tersebut. Informasi terkait dengan halal dan aktifitas dari lembaga sertifikasi MUIS ditayangkan di situs jejaring yang dikelola oleh

MUIS.

VII. SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Pada akhirnya jaminan kehalalan untuk konsumen muslim di Indonesia menjadi sangat lemah dikarenakan produk pangan yang dianggap kritis dari perspektif kehalalan, seperti daging hewan halal masih dapat masuk ke Indonesia tanpa sertifikat halal. Selain itu mekanisme pengawasan distribusi daging antara pulau (melalui karantina) masih sangat lemah.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem jaminan kehalalan di Indonesia memiliki potensi pola yang terintegrasi tergambar dari 4 kelompok bisnis pangan yang ada. Berdasarkan tahapan yang diidentifikasi, keberadaan regulasi halal secara eksplisit paling lengkap pada kelompok bisnis pangan segar, sedangkan yang paling kosong pada kelompok pangan siap saji. Selain itu ada aturan yang bertentangan dalam penjaminan kehalalannya di regulasi pangan segar yaitu UU No.18/2009 dengan PP No.95/2012 dan Permentan 50/2011.

Kesenjangan jaminan halal yang tersaji pada ke 4 kelompok bisnis tersebut merupakan area yang dapat diperbaiki untuk membuat model sistem jaminan halal

di Indonesia menjadi lebih komprehensif dan terintegrasi. Undang Undang Pangan No.18/2012 dapat dijadikan payung hukum pelaksanaan jaminan halal di Indonesia.

Dari penelitian ini juga menunjukkan ada 5 (lima) model system jaminan kehalalan yang tertangkap. Adanya 5 model ini disebabkan adanya perbedaan tata pengelolaan halal di setiap negara yang dapat dipengaruhi oleh jumlah penduduk muslim, dasar hukum suatu Negara dan kepentingan ekonomi Negara. Pengelolaan halal dapat dilakukan oleh Negara, lembaga sertifikasi ataupun representasi organisasi Islam yang ada di suatu Negara.

Lima (5) model system jaminan kehalalan yang ada dapat dilihat seperti pada Tabel 12 berikut :

Tabel 12 Perbandingan model sistem jaminan kehalalan di beberapa Negara.

Kriteria/Negara Indonesia GCC Australia Singapura Uni Eropa

Penduduk Muslim Mayoritas Mayoritas Minoritas Minoritas Minoritas

Legislasi Halal Ada, tapi tidak lengkap

Ada Ada sebatas

kepentingan sertifkasi halal untuk kepentingan ekspor Ada sebatas untuk aktifitas sertifkasi untuk kepentingan muslim Singapura Tidak ada Manajemen Pengawasan Negara dan Lembaga Sertifikasi

Negara Negara dan

Lembaga sertifikasi Negara melalui MUIS Lembaga sertifikasi

Inspeksi Negara dan

lembaga Sertifikasi

Negara Negara dan

Lembaga Sertifikasi

MUIS Lembaga

sertifkasi

Pelayanan Lab Lembaga

Sertifikasi

Negara NA MUIS NA

Edukasi,Komunik asi dan Informasi

Lembaga Sertifikasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat

Negara Negara dan

lembaga sertifikasi

MUIS Lembaga

sertifkasi

Dari penelitian ini, model sistem jaminan kehalalan di Indonesia yang diajukan adalah menjadikan UU Pangan No.18/2012 sebagai payung dari pelaksanaan halal di Indonesia, sementara 4 kelompok bisnis pangan yang ada menjadi pilar serta regulasi terkait halal menjadi landasannya. Untuk itu harus terdapat pernyataan eksplisit yang menekankan jaminan kehalalan bagi konsumen muslim disetiap aturan turunan Undang Undang Pangan. Dengan demikian jaminan kehalalan dilakukan dengan mengadopsi model sistem jaminan halal negara negara Gulf Cooperation Council. Pada masa transisi prinsip sukarela (voluntary) yaitu jaminan halal melalui sertifikasi dapat dilakukan untuk membiasakan dan mengoptimalkan pola kerja produksi halal. Sertifikat halal harus menjadi bagian dari dokumen negara sebagaimana yang diterapkan pada pola sertifikasi di negara Australia.

52

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan detail pola sistem jaminan halal pada negara negara yang ada dalam penelitian ini terutama di negara negara yang terhimpun di Gulf Cooperation Council (GCC)