• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA

B. Analisa konten terhadap Inspeksi dan Laboratorium

Inspeksi pada makalah ini dapat digantikan dengan audit ketika tidak ditemukan adanya kegiatan inspeksi terkait dengan isu halal pada objek penelitian ini. Inspeksi merupakan salah satu kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh regulator. Audit adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan apakah suatu organisasi memenuhi ketentuan yang tertulis pada suatu standar yang telah ditetapkan. Standar adalah hasil perumusan atau konsensus terhadap suatu permasalahan dari semua pemangku kepentingan (stake holder).

Indonesia dengan jumlah mayoritas muslim terbesar, kegiatan yang terkait dengan halal dilakukan dalam bentuk inspeksi dan audit. Berdasarkan keberadaan produk pangan yang beredar di Indonesia, maka pengawasan halal melalui

48

inspeksi sudah dilakukan pada produk pangan olahan industry menengah besar. Inspeksi ini dilakukan secara rutin oleh BPOM melalui kesesuaian label yang didaftarkan dengan yang beredar. Ketika informasi yang tercantum pada label halal tidak sesuai dengan pengajuan saat pendaftaran, maka merupakan suatu ketidaksesuaian yang disebut dengan TMK .

Data yang seperti yang tercantum pada Tabel 8. menunjukkan adanya peningkatan TMK dari tahun 2008 hingga tahun 2009 tetapi menurun hingga tahun 2011. Namun tidak diketahui dalam kasus TMK tersebut berapa sebenarnya data ketidaksesuaian terhadap halal.

Berbeda dengan inspeksi terhadap pangan segar, inspeksi terhadap halal dilakukan pada karantina pertanian. Inspeksi terhadap kesesuaian antara sertifikat halal dan produk yang masuk. Inspeksi produk pangan segar yang beredar di pasar belum dilakukan sebagaimana halnya dilakukan oleh BPOM. Padahal aturan yang terkait dengan pangan segar yaitu Undang Undang No.18/2009 , Peraturan Pemerintah No.95/2012.Permentan No.13/2010 dan Permentan No.50/2011 telah mensyaratkan adanya inspeksi untuk memastikan produk pangan segar yang beredar sesuai dengan yang telah disepakati antara pengusaha dan pemerintah. Namun terlihat pengawasan dalam bentuk inspeksi rutin atau mendadak (sidak) terkait isu halal, masih sangat minim terhadap peredaran produk segar (daging).

Inspeksi halal yang dilakukan terhadap pangan segar yang beredar di Indonesia lebih banyak bersifat responsif. Sementara untuk pangan yang beredar tanpa kemasan belum ada mekanisme inspeksi halal yang dilakukan sebagaimana inspeksi rutin yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan terhadap masalah keamanan pangan. Kondisi yang sama terjadi untuk produk PIRT.

Arab Saudi dan UEA merupakan anggota negara Teluk. Negara Teluk telah melakukan harmonisasi terhadap aturan produk pangan impor. Selain itu Negara Teluk telah menerapkan GCC Unified Custom Law and Single Custom Tariff (UCL). Inspeksi yang dilakukan terhadap pangan yang masuk adalah kesesuaian antara ketentuan label (GSO No 9/1995). Pangan yang mengandung babi dan alkohol tidak boleh masuk ke negara Arab Saudi. Uni Emirat Arab masih membolehkan setelah pemberitahuan terlebih dulu.

Berbeda dengan negara seperti Singapura, Australia dan Uni Eropa, keberadaan pangan halal yang terjamin berada pada mekanisme audit halal. Hal ini dapat disebabkan beberapa hal tergantung dari masing masing negara. Untuk Singapura keberadaan halal tidak ada dalam bentuk inspeksi gabungan yang dilakukan oleh AVA. Keberadaan halal yang memiliki jaminan hukum ada pada kegiatan sertifikasi halal yang dilakukan oleh MUIS.

Australia jaminan kehalalan dalam bentuk sertifikasi dilakukan dengan aktifitas audit halal pada unit bisnis yang akan melakukan ekspor ke negara yang memerlukan sertifikat halal. Sementara Uni Eropa, pemerintah tidak melakukan inspeksi terkait dengan sertifikasi halal. Produk yang terkait dengan jaminan kehalalan, dilakukan setelah aktifitas audit halal yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang ada di negara tersebut.

Audit halal dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang bisa dimiliki oleh organisasi Islam atau pribadi. Secara “de facto” lembaga lembaga sertifikasi halal baik di Eropa maupun di Australia merupakan lembaga yang telah mendapat

pengakuan dari MUI. Ini berarti lembaga tersebut telah diperiksa keberadaannya oleh MUI sebelum dilakukan pengakuan.

Pengakuan MUI sangat diperlukan oleh lembaga sertifikasi yang ada diluar wilayah Indonesia, untuk kepentingan lembaga melakukan audit sertifikasi di negaranya. Hal ini disebabkan perusahaan perusahaan multinasional menyadari bahwa untuk memasarkan produknya ke Indonesia maka status halal merupakan hal yang tidak bisa diabaikan. Sehingga pengakuan LPPOM MUI terhadap sertifikat halal dari lembaga sertifikasi halal dari negara setempat merupakan hal yang krusial.

Indonesia dan Arab Saudi serta negara negara Teluk lainnya, memiliki kesamaan dalam hal tingginya populasi muslim. Namun Arab Saudi dan negara negara Teluk tidak memiliki mekanisme audit halal dalam rangka jaminan kehalalan di negara tersebut. Jaminan kehalalan sepenuhnya merupakan wewenang pemerintah, dengan aturan bahwa tidak ada peredaran produk yang mengandung babi dan alkohol di Arab Saudi. Sementara di beberapa negara Teluk masih membolehkan produk yang mengandung babi dan alkohol dengan pemberitahuan terlebih dahulu serta memiliki jalur yang telah ditetapkan. Pemerintah sepenuhnya menyerahkan mekanisme audit halal pada organisasi Islam di negara pengimpor setelah memenuhi persyaratan ketentuan yang telah ditetapkan.

Di Indonesia jaminan kehalalan untuk produk yang beredar lebih banyak dilakukan dari mekanisme audit halal yang dilakukan oleh LP POM MUI. Sementara pemerintah belum menjamin sepenuhnya terhadap keberadaan halal melalui inspeksi yang dilakukan.

Pemeriksaan Laboratorium yang terkait dengan halal di Indonesia, belum merupakan suatu persyaratan. Sementara di Arab Saudi dan negara negara Teluk sudah menerapkan uji deteksi babi pada pintu masuk ke negara tersebut. Arab Saudi pernah menolak beberapa kontainer gelatin yang diklaim sebagai gelatin sapi, tetapi setelah diuji terdapat kandungan babi pada gelatin tersebut. Sementara di Australia, Singapura dan Uni Eropa pemeriksaan laboratorium terkait isu halal belum merupakan suatu kebijakan.