• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Konsep Perencanaan Penataan Kembali Pasar Umum Caruban

A. Dasar Pertimbangan

B.2. Analisa Pengolahan Tapak 1 Eksisting Site

2. Analisa Pencapaian

Pencapaian merupakan titik awal pengolahan site untuk menentukan arah masuk site. Pencapaian biasanya di tentukan berdasarkan potensi infrastruktur jalan yang berpotensi sebagai akses utama dan akses pendukung site.

commit to user

125

- Kemudahan pencapaian disesuaiakan kondisi jalan di sekitar site.

- Antisipasi terjadinya crossing circulation

- Kejelasan pola sirkulasi untuk memudahkan pengunjung dan pengawasan. Analisa :

· Jalan Panglima Sudirman, merupakan jalan primer yang ramai oleh lalu lintas kendaraan. Jalan ini merupakan jalan dua arah dengan lebar ± 18 meter sehingga sangat potensial dijadikan ME karena mudah dilihat.

· Pembedaan jalur masuk dan keluar kendaraan dapat menghindari crossing circulation dan mempermudah bagi pengunjung.

· Jalan Mendut dan Jalan Salak yang ada di kanan dan kiri site memiliki lebar ± 6 meter. Jalan ini sesuai untuk SE untuk mengurangi kepadatan kendaraan di ME dan mempermudah pencapaian kendaraan yang berasal dari belakang site. · Pada perencanaan pasar yang baru, luasan site akan diperluas sampai batas

sungai namun keberadaan Jalan Mangga tetap dipertahankan. Jalan Mangga yang sebelumnya hanya 3 meter akan diperlebar sehingga dapat berfungsi 2 arah dan dijadikan sebagai pemisah antara zona komoditas barang hasil produksi dengan komoditas hasil bumi. Melalui jalan ini pembeli yang hanya ingin membeli komoditas hasil bumi juga bisa langsung mencapai dengan cepat.

· Untuk kendaraan angkuta dapat mencapai terminal melalui Jalan Mendut dan masuk terminal melalui Jalan Mangga. Dan ketika berangkat, angkuta keluar melalui Jalan Mangga sehingga di depan pasar bebas dari angkuta.

126 Gambar 33. Analisa Pencapaian

Sumber : Analisa Pribadi

- OUT (Akses keluar

kendaraan roda 4 dan roda 2)

- Jln. Panglima Sudirman merupakan jalan utama, lebar ±

18 m

- Kepadatan lalu lintas tinggi

- Jalan 2 arah dan terdapat median jalan

- Jln.Mendut (jalan lingkungan), lebar ± 6 m - Kepadatan lalu lintas sedang - Merupakan jalan 2 arah - Jln.Salak (jalan lingkungan), lebar ± 6 m - Kepadatan lalu lintas sedang - Merupakan jalan 2 arah

- IN (Akses masuk kendaraan

roda 4 dan roda 2)

- Jln. Mangga yang membagi

site dan juga sebagai penghubung Jln. Salak dan Jln. Mendut, lebar ± 6 m

- SE (Akses masuk khusus

pejalan kaki atau kendaraan roda 2)

- IN (Akses khusus angkuta

yang masuk terminal)

- OUT (Akses khusus angkuta

yang keluar terminal) - SE(Akses masuk khusus pejalan kaki atau kendaraan

roda 2)

- SE(Akses masuk khusus

pejalan kaki atau kendaraan roda 2)

- Akses masuk pasar bagian

belakang.

Keterangan :

: arus sirkulasi angkuta :arus sirkulasi kendaraan umum

commit to user

127 · Penempatan Parkir

Kriteria :

- Kemudahan akses bagi pembeli dan akses yang cepat ke kios atau los yang dituju.

- Pemerataan distribusi aktifitas perdagangan Analisa :

Sesuai dengan kriteria tersebut maka sistem parkir yang direncanakan merupakan sistem parkir menyebar mengelilingi bangunan pasar namun masih berada dalam area pasar. Keberadaan parkir yang menyebar ini dimaksudkan untuk mempercepat bagi pembeli untuk sampai pada kios atau los yang dikehendaki. Cara seperti ini juga memudahkan pengunjung untuk parkir kendaraannya di tempat yang paling dekat dengan tempat tujuan mereka. Dengan sistem parkir menyebar dituntut adanya jalan yang mengelilingi pasar sehingga dapat memeratakan distribusi aktifitas perdagangan. Dengan kata lain menyamaratakan nilai ekonomis antara kios yang di depan maupun yang di belakang. Sehingga semua pemilik kios merasa bagian depan pasar karena adanya jalan yang mengelilingi pasar. Selain parkir luar, juga disediakan parkir dalam yaitu parkir pada basement. Parkir basement ini dikhususkan untuk penjual dan pembeli saat parkir luar tidak dapat menampung jumlah kendaraan pembeli. Karena pada saat-saat tertentu seperti hari libur atau hari raya jumlah pembeli bisa bertambah dibandingkan hari-hari biasa.

commit to user

128 3. Analisa Orientasi Bangunan

Kriteria :

- Arah hadap bangunan yang paling mudah dilihat

- Keberadaan akses pencapaian Analisa :

Gambar 34. Analisa Penentuan Lokasi Parkir Sumber : Analisa Pribadi

Parkir kendaraan roda 4 Parkir kendaraan roda 2 Parkir kendaraan roda 2 Parkir kendaraan roda 4 Parkir kendaraan

roda 2 Parkir kendaraan

roda 2

Parkir kendaraan roda 2

Gambar 35. Analisa Orientasi Sumber : Analisa Pribadi

U SITE 1 2 2 3

commit to user

129 1. Ke arah utara :

+ mengarah ke jalan utama yang ramai dengan pusat keramaian

+ kesan menyambut karena menghadap ME dan dilihat langsung oleh pengunjung yang masuk pasar

2. Ke arah timur dan ke arah barat :

- menghadap jalan lingkungan, tidak menghadap ke jalan utama - lebar jalan kurang mencukupi untuk lalu lintas padat

3. Ke arah selatan :

- membelakangi jalan utama

- sulit diakses karena berbatasan dengan sungai

Berdasarkan analisa terhadap kelebihan (+) dan kekurangan (-) arah orientasi bangunan di atas maka dipilih poin 1 sebagai arah orientasi bangunan karena memiliki kelebihan (+) paling banyak dari pada alternatif yang lain.

Orientasi Pasar Umum Caruban direncanakan menghadap ke utara yaitu Jalan Panglima Sudirman. Bangunan di orientasikan ke arah ini karena jalan ini merupakan jalan utama yang dilalui banyak kendaraan. Sehingga diharapkan Pasar Umum Caruban memiiki kesan menyambut bagi calon pengunjung. Karena bagian fasad ini akan banyak dilihat pengunjung maka perlu pengolahan fasad agar menampilkan visual bangunan yang menarik.

commit to user

130 4. Analisa Zonifikasi

Kriteria :

- Fungsi ruang dan kelompok kegiatan - Hubungan antar ruang.

Analisa :

Zonifikasi pada Pasar Umum Caruban didasarkan pada pelaku kegiatan dan kelompok kegiatan di pasar ini yaitu :

1. Zona Pedagang

Pedagang pada Pasar Umum Caruban saat ini terkesan kurang tertata karena belum adanya zonifikasi pedagang yang jelas. Maka perlu dilakukan zonifikasi dengan kriteria : · Sifat barang dagangan

Penzoningan ini didasarkan pada sifat alami dari barang yang diperjualbelikan. Pada beberapa komoditas membutuhkan perlakuan khusus misalnya daging atau ikan perlu disedikan tempat untuk memotong dan saluran air untuk membersihkan kotoran. Selain itu karena daging dan ikan mengeluarkan bau amis maka harus dipisahkan dengan zona

Gambar 36. Hasil Analisa Orientasi Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

131 warung makan dan sejenisnya. Beberapa sifat barang dagangan antara lain kering dan awet (barang hasil industri), basah (sayur, buah-buahan), cepat basi (makanan baik yang sudah siap makan maupun perlu diolah), berbau (daging,ikan), dan lain-lain. Selain barang ada pula yang menawarkan jasa seperti penjahit, salon, tukang patri dan sebagainya.

· Tingkat kebutuhan

Kebutuhan akan barang dapat dibagi menurut tingkat urgensi bagi pembeli menjadi tiga yaitu primer, sekunder dan tersier. Dalam penzoningan pada pasar penataan menurut tingkat kebutuhan ini dilakukan agar barang yang bersifat pelengkap dapat pula menarik perhatian dari pembeli yang datang.

Analisa :

Pada Pasar Umum Caruban komoditas yang diperdagangkan sangat beraneka ragam. Dari hasil rekapitulasi data pedagang menurut jenis dagangannya pada tahun 2011 tercatat ada 34 jenis barang dagangan yang diperjualbelikan.

No Jenis Dagangan Kios Los Jumlah

1 Pakaian/kain 25 228 253 2 Sepatu/tas 7 37 44 3 Gerabah 2 50 52 4 Plastik 0 18 18 5 Imitasi/kemasan 0 22 22 6 Kelonthong/komestik 7 18 25 7 Emas/perak 9 0 9 8 Buku 0 3 3 9 Elektro 2 0 2 10 Jam 3 3 6 11 Kaset 6 0 6 12 Gorden 1 0 1 13 Meracang 24 97 121 14 Makanan/roti 4 43 47 15 Warung 10 36 46

commit to user 132 16 Buah 6 17 23 17 Polowijo 3 0 3 18 Kelapa 0 22 22 19 Pisang 0 10 10 20 Sayur 5 22 27 21 Daging sapi 0 16 16 22 Ikan ayam 0 5 5 23 Ikan laut 1 8 9 24 Patri dandang 1 0 1 25 Mainan 1 4 5 26 Penjahit 0 3 3 27 Bunga hias 0 5 5

28 Salon kecantikan & pangkas rambut 4 3 7

29 Alat-alat pertanian (pacul dll) 1 6 7

30 Mendong 0 2 2 31 Tahu 0 3 3 32 Janggelan 0 1 1 33 Empon-empon 0 6 6 34 Kopi bubuk 0 2 2 Jumlah 122 690 812

Data tersebut menunjukkan bahwa di Pasar Umum Caruban barang hasil produksi lebih banyak diperjualbelikan daripada hasil bumi. Sementara komoditas terbesar yang diperjualbelikan adalah pakaian/kain. Pembagian zona komoditas dibagi dalam 4 zona, yaitu :

· Zona A (fashion)

- Pakaian/kain

- Sepatu/tas

Jumlah pedagang di zona A sebanyak 297 pedagang, menempati 32 kios dan 265 los. · Zona B (barang hasil produksi non fashion + jasa)

- Gerabah - Plastik - Imitasi/kemasan

Tabel 26. Data Pedagang Menurut Jenis Dagangan Pasar Caruban Th 2011

commit to user

133

- Kelonthong/komestik - Emas/perak - Buku

- Elektro - Jam - Kaset

- Gorden - Meracang - Patri dandang

- Mainan - Penjahit - Bunga hias

- Salon kecantikan & pangkas rambut - Mendong - Alat-alat pertanian

Jumlah pedagang di zona B sebanyak 295 pedagagang, menempati 61 kios dan 234 los. · Zona C (makanan + bumbu dapur)

- Makanan/roti - Warung

- Tahu - Janggelan

- Empon-empon - Kopi bubuk

- Jumlah pedagang di zona B sebanyak 105 pedagagang, menempati 14 kios dan 91 los.

· Zona D (hasil bumi + daging)

- Buah - Polowijo

- Kelapa - Pisang

- Sayur - Daging sapi

- Ikan ayam - Ikan laut

Jumlah pedagang di zona B sebanyak 115 pedagagang, menempati 15 kios dan 100 los.

2. Zona bongkar muat

Pola bongkar muat yang direncanakan adalah pola tersebar, sehingga dapat menekan biaya dan mempermudah material handling. Untuk menghindari terjadinya penumpukan kendaraan bongkar muat dengan kendaraan pembeli maka kegiatan bongkar muat dilakukan ketika kegiatan perpasaran belum dimulai. Untuk akses bongkar muat lebar jalan keliling pasar direncanakan 2 lajur agar tidak terjadi kemacetan ketika proses bongkar muat.

3. Zona pengelola

Kantor pengelola pasar ditempatkan di lantai dua pasar. Hal ini bertujuan memberikan kemudahan pengelola untuk melakukan pengawasan terhadap pasar. Posisi kantor pengelola berada di bagian depan agar mudah diketahui jika ada tamu.

commit to user

134 4. Zona servis (parkir, mushola, lavatory, pos jaga dan ruang MEE)

Untuk zona parkir ditempatkan menyebar mengelilingi pasar seperti pada penjelasan sebelumnya. Mushola pasar ditempatkan di lantai 1 dan terpisah dengan bangunan pasar agar tidak terganggu dengan situasi dalam pasar. Lavatory untuk pasar direncanakan dibagi enam, tiga di lantai 1 dan tiga di lantai 2. Lavatory ditempatkan di tengah dan di bagian samping kanan dan kiri bangunan agar mudah dijangkau dari berbagai arah. Pada massa bangunan pasar yang menjual hasil bumi direncanakan terdapat satu lavatory tiap lantainya karena jumlah pedagang yang lebih kecil dibandingkan pada zona komoditas barang hasil produksi. Selain itu fasilitas lavatory juga disediakan di bagian terminal pasar yang diperuntukkan pengelola terminal dan pengguna terminal. Pos jaga ditempatkan di empat tempat yaitu menyebat di tiap sudut sehingga mempermudah dalam hal pengawasan petugas. Ruang MEE seperti ruang pompa, listrik, telepon ditempatkan di pada basement sehingga tidak mengurangi atau menganggu fasad secara keseluruhan.

5. Zona penunjang (bank, ATM dan terminal pasar)

Untuk zona penunjang yang ditambahkan pada Pasar Umum Caruban adalah bank dan terminal pasar. Bank direncanakan ditempatkan di bagian depan dekat entrance agar dapat diketahui dan dijangkau dengan mudah oleh pengunjung. Sementara terminal pasar ditambahkan sebagai fasilitas penunjang karena belum tersedianya tempat yang mewadahi bagi angkuta untuk menaikkan, menurunkan dan menunggu penumpang. Keberadaan angkuta yang tidak terwadahi dapat menggangu kelancaran lalu lintas sehingga bisa mengakibatkan kemacetan. Zona terminal direncanakan di bagian belakang site agar meminimalisir tingkat kepadatan di jalur utama yaitu Jalan Panglima Sudirman.

135 Gambar 37. Hasil Zonifikasi

Sumber : Analisa Pribadi Pedagang Zona A Pedagang Zona B Pedagang Zona C Pedagang Zona D Pengelola Servis (P. Roda 2) Servis (P. Roda 2) Servis (P. Roda 4) Bongkar Muat Penunjang (Bangk,ATM) Penunjang (Terminal) Servis (Mushola) Servis (P. Roda 2) Servis (P. Roda 2) Zona daging Bongkar Muat

commit to user

136 5. Analisa Sirkulasi

· Sistem Sirkulasi Horizontal

Untuk menunjang kelancaran sirkulasi perlu adanya sistem sirkulasi yang baik. Konfigurasi jalan secara umum dapat dikelompokkan dalam beberapa pola sirkulasi sebagai berikut.

o Pola Linier:

Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisasian utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang atao membentuk putaran (loop).

o Pola radial

Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama. Biasanya ruang-ruang terpola dalam bentuk yang menyebar sehingga bentuk radial ini mempunyai jalan yang berkembang dari sebuah titik pusat.

o Pola terpusat

Suatu jalan tunggal menerus menuju atau mengelilingi titik pusat yang mengorganisasinya.

o Pola Grid

Ruang-ruang ditempatkan pada bentuk grid tertentu, yang dihubungkan dengan pola jalan linier yang saling bersilangan yang membentuk bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.

commit to user

137

o Pola Clutser

Sirkulasi yang menghubungkan ruang-ruang yang dikelompokkan oleh letaknya secara bersama/berhubungan karena kesamaan visual dan dibentuk berdasarkan persayaratan fungsional.

Kriteria yang dipertimbangkan adalah:

o Sirkulasi yang memberikan kemudahan dan efisiensi bagi pembeli maupun penjual. o Sirkulasi yang nyaman dan tidak membingungkan

Analisa :

Sirkulasi yang terjadi di dalam Pasar Umum Caruban meliputi sirkulasi manusia dan sirkulasi barang. Untuk memenuhi kriteria di atas maka pola sirkulasi yang sesuai adalah pola grid. Los akan ditempatkan berjajar dan saling berhadapan kemudian akan dihubungkan dengan jalan linier. Jalan-jalan tersebut akan saling berhubungan sehingga memberi efisiensi dan kemudahan bagi pergerakan manusia maupun barang. Sementara kios akan diposisikan mengelilingi bangunan karena digunakan pula sebagai pembatas antara bagian dalam bangunan dengan bagian luar.

· Sistem Sirkulasi Vertikal

Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar lantai. Pada bangunan pasar tradisional umumnya sirkulasi vertikal adalah :

◙ Tangga, adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga umumnya terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan dari kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser), lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang pengaman (balustrade)

commit to user

138 ◙ Ramp, merupakan media sirkulasi berupa bidang miring yang umumnya

disediakan untuk sirkulasi barang dan sirkulasi bagi kaum difabel.

Kriteria :

- Kemudahan bagi semua pengguna. - Kelancaran untuk sirkulasi barang. Analisa :

Untuk sirkulasi manusia pada Pasar Umum Caruban menggunakan tangga yang ditempatkan di posisi yang strategis. Tinggi injakan dibuat tidak terlalu curam yaitu 15 cm sehingga cukup ringan bagi ibu rumah tangga atau yang berusia lanjut.

Sementara untuk sirkulasi vertikal barang menggunakan ramp. Lebar ramp berdasarkan kebutuhan sirkulasi kereta dorong bolak-balik. Asumsi lebar kereta dorong 70 cm maka lebar ramp minimal 140 cm jika berpapasan. Selain ramp barang disediakan pula ramp bagi pengguna kursi roda. Lebar kursi roda sesuai standart 80 cm. Ramp ini nantinya ditempatkan di bagian depan masuk pasar agar mudah terlihat.

Tangga untuk pengunjung

Ramp untuk kursi roda

Ramp untuk barang

Gambar 38. Hasil Analisa Sistem Sirkulasi Vertikal Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

139 · Lebar Sirkulasi

Kriteria :

- Kelancaran arus manusia

- Kecenderungan yang terjadi di Pasar Umum Caruban Analisa :

Dari pengamatan yang dilakukan pada Pasar Umum Caruban, ada 2 kecenderungan pola berbelanja pembeli.

1. Pembeli dengan motivasi ingin cepat. :

- Tipe pembeli ini dijumpai di area sayur-sayuran, bumbu makanan dan daging. - Pada umumnya adalah ibu rumah tangga yang datang sendiri atau bersama

anaknya.

2. Pembeli dengan motivasi ingin santai :

- Tipe pembeli ini dijumpai di area pakaian, sepatu dan tas.

- Pada umumnya mereka tidak datang sendiri tetapi bersama teman atau keluarga. - Kecenderungan untuk memperlambat gerak.

Ukuran dan Dimensi

Lebar efektif minimum jaringan sirkulasi pejalan kaki berdasarkan kebutuhan orang adalah 60 centimeter ditambah 15 centimeter untuk bergoyang tanpa membawa barang, sehingga kebutuhan total minimal untuk 2 (dua) orang pejalan kaki berpapasan menjadi 150 centimeter.

Jika pembeli pada pasar membawa tas belanja di kiri atau kanan, diasumsikan satu tas belanja sebesar 20 cm maka untuk sirkulasi tiap pembeli menjadi 95 cm. Maka jika berpapasan kebutuhan lebar jalan menjadi 190 cm. Maka untuk lebar sirkulasi penghubung antar kios atau los sebesar 200 cm. Karena jika koridor terlalu lebar, pembeli memiliki kecenderungan terkonsentrasi di salah satu sisi saja.

Sementara lebar koridor utama sebagai akses utama dari luar pasar adalah 3 meter. Hal dikarenakan pada koridor ini terjadi penumpukan pembeli yang masuk dan keluar pasar

commit to user

140 sehingga diperlukan lebar yang cukup agar tidak mengganggu kenyamanan pembeli. Selain itu koridor utama dengan lebar 3 meter sesuai dengan lebar standard yang dikeluarkan Disperindag untuk mewujudkan pasar tradisional yang modern dan berdaya saing.

Pada pasar yang direncanakan juga akan disediakan selasar luar yang mengelilingi pasar. Selasar luar ini bertujuan untuk mengoptimalkan strategisnya kios. Lebar selasar luar ini sama dengan lebar koridor utama yaitu 3 meter.

6. Analisa Lansekap

Dokumen terkait