• Tidak ada hasil yang ditemukan

3) Partisipan keluarga 4 bibi (orang dalam)

4.1.3 Analisa Data

4.1.3.3 Analisa riset partisipan keluarga III a Beban peran publik

Indikator ini menjelaskan tentang peranan partisipan dalam dunia kerja, seperti kegiatan – kegitan yang dilakukan, aturan-aturan yang mengikat, alasan memilih bekerja, konflik yang dialami serta penyelesaian konflik tersebut

Pertisipan Ny.MG sudah bekerja cukup lama sebagai pegawai Negri kurang lebih 8tahun, partisipan memulai kegiatan kerjanya drai pukul 08:00-16.00WITA dengan aturan kedisiplinan di kantor yang mengharuskan partisipan tepat waktu. Jika pekerjaan menumpuk Ny. MG mengambil jam lembur akan tetapi, karena masih memiliki anak yang masih memerlukan ASI partisipan tidak menggambil kegitan yang diadakan diluar kota.

Saat bekerja dikantor NY. MG merasa kuatir dengan keadaan anak-anaknya di rumah terutama terhadap anak yang masih memerlukan ASI, pekerjaan Ny. MG yang cukup padat membuat partisipan merasa bersalah terhadap suami dan mertuanya karena merasa kurannya waktu untuk bersama keluarga. Akan tetapi Ny. MG merasa sangat bersyukur karena keluarganya memahami dan memaklumi atas pekerjaan partisipan. Anggota dalam keluargapun dangat mendukung Ny.MG bekerja.

Partisipan mengungkapkan alas an utama bekerja di ranah public yaitu untuk membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dan demi pendidikan anak yang lebih menjamin nantinya. Pertisipan tidak sempat mengikuti kegitan sosial lainnya karena merasa sudah cukupo padat dengan kegitan di kantor dan di rumah.

Partisipan Ny. MG juga mengungkapkan emansipasi wanita sangat diperlukan untuk membantu kemajuan ekonomidalam keluarga. Tn.MM pun mendukung adanya emansipasi wanita dan mengatakan sudah mulai terlihat dengan mulai banyaknya wanita yang bekerja di sector publik. Akan tetapi karena adat pembagian peran antara laki-laki dan perempuan masih sangat kuat sehingga emansipasi wanita masuh sulit di terapkan di Sumba.

b. Beban peran domestik

Indikator ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan riset partisipan di dalam rumah sebagai ibu rumah tangga serta menjelaskan bagaimana cara mengatasi masalah yang ada dalam rumah.

Selain bekerja di ranah public partisipan tidak lupa akan tugasnya sebagi ibu rumah tangga yang harus mengurus dan mengatur semua pekerjaan –pekerjaan rumah tangga seperti, memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, serta mengurus ternak.

Setiap pagi partisipan harus bangun lebih awal dari semua anggota keluarga lainnya untuk mengerjakan pekrjaan rumah tangga sebelum berangkat untuk bekerja, demikian juga saat pulang dari kantor partisipan mengambil istrahat sejenak kemuadian melanjutkan tuganya sebgai ibu rumah tangga.

Tn. MM mengatakan bahwa dalam keluarga mereka tidak menerapkan pembagian peran antara laki-laki dan perempuan semua pekerjaan rumah dikerjakan secara bersama-sama. Jika terjadi konflik atau masalah dalam penyelesaainan pekerjaan rumah selalu dibicarakan secara baik-baik.

Walaupun sibuk bekerja dan sibuk menjadi ibu rumah tangga , partisipan Ny, MG selalu berusaha menjaga keharmonisan kelurga, sebgai seorang istri partisipan tetap melayani suaminya dengan baik, melakukan komunikasi yang baik setiap menemukan konflik, partisipan juga tetap mengasuh dan mendidik anak-anaknya, selalu berusahamemenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam keluarga. Tn. MM juga sangat mendukung apa yang Ny. MG lakukan dan tidak menuntut sehingga selalu menciptakan keluarga yang harmonis

Partisipan mengatakan pembagian peran antara laki-laki dan permpuan dalam kebudayaan sumba masih sangat

terlihat, kaum laki-laki berada di depan bertugas menentukan jalannya dat sedangkan kaum perempuan bertugas di dapur sebgai pelayan dan penyedia makannan dan minuman.

Pertisipan mengatakan pernah beberapa kali meninggalkan pekerjaan untuk mengikuti acra kebudayaan, akan tetapi selalu memilah terlebbih dahulu apakah acara tersebut penting atau tidak. Saat ada acra adatpun Tn. MM tidak memaksakan istri untuk mengikuti acra adat tersebut. Semua tergantung kedekatan dengan si pembuat acara.

Pertisipan mengungkapkan bahwa budaya dan adat yang ada tidak begitu mempengaruhi kehidupan dalam keluarganya, partisipan Tn. MM mengatakan keluarganya selalu berusaha mengurangi pengaruh budaya tersebut tetapi tidak dengan menghapus kebudayaan yang ada. Selalu melakukan komunikasi yang harus disepakatai bersama sebelum mengikuti acara kebudayaan.

c. Adaptasi keluarga terhadap pemenuhan ASI anak

Indikator ini menjelaskan cara keluarga beradapatasi terhadap beban peran yang dilakukan ibu dalam pemenuhan ASI anak.

Keluarga memahami bahwa pemberian ASI untuk ank sangatlah penting untuk kekebalan tubuh dan pertumbuhan anak. Sehingga keluarga sangat mendukung untuk pemberian ASI eksklusif pada anak.

Pertisipan mengatakan sebelum berangkat kerja ia menyusui anaknya sampai kenyang sehingga bias bertahan untuk beberapa lama. Akan tetapi karena produksi ASI partisipan yang kurang sehingga ia tidak memerah ASI untuk disimpan oleh karena itu saat partisipan bekerja untuk pemenuhan ASI selanjutnya dibantu dengan susu formula. Saat berada di kantor pun partisipan selalu menghubungi rumah untuk memngingatkan keluarga untuk memberikan susu formula dan menanyakan keadaan anak-anaknya. Partisipan berusaha pulang lebih cepat jika pekerjaan di kantor tidak terlalu bnyak. Sesampai di rumah partisipan memberikan ASI saja tanpa susu formula lagi.

Partisipan NY. MG mengatakan bahwajam kerja yang ada menjadi kendala dalam pemenuhan ASI anknya, akan tetapi NY. MG selalu berusaha memilah-milah mana yang harus diutamakan untuk dilakukan

Karena bnyaknya beban peran yang dilakukan ibu, kelurga harus bias beradaptasi dalam membantu pemenuhan ASI anak. Saat ibu bekerja di kantor , nenek yang bertugas menjaga anak-nak, saat terjadi sesuati di rumah nenek segera menghubungi Ny, MG.

Tn. MM juga menyempatkan waktu sesekali jika pekerjaannya tidak bnyak untuk menjemput Ny. MG di kantor agar bias tiba di rumah lebih cepat.

4.1.3.4 Analisa riset partisipan keluarga IV