• Tidak ada hasil yang ditemukan

Verbatim Representasi

Makna

Tema

Di sekretariat DPRD.

Hemmm,(berpikir sejenak) dari tahun 2005

Hemm, pertama dulu sempat kerja di P2KP (Program Penangulangan Kemiskinan di Perkotaan) Oh kalo

Tn. MM bekerja sebagai PNS di Di sekretariat DPRD dan bekerja 8jam dalam sehari

Beban Peran Publik

kerja itu biasanya kalo pagi dari jam 7.30 sampe jam 3 sore.

Iyah, itu aturan jam kerjanya sudah.

Yah, (wajah tampak serius) kao menurut saya pribadi jaman sekarang ini kan ada mengenai gender, artinya ke depan ini sepakat juga kami untuk kaum ibu atau perempuan bisa tidak ada perbedaan lagi jadi antara kaum laki-laki dan kaum perempuan itu sejajar. Yah, kalo sudah membahas mengenai gedernya sendiri, khususnya kita di Sumba sendiri karena akhir- akhir ini sudah mulai ada orang-orang ato tim khusus yang sering mengadakan penyuluhan tentang gender seSumba yah sudah mulai mengerti dan sudah mulai maju. Jadi mengenai kaun gender di Sumba sendiri sudah berjalan, dan sudah mulai terlihat

Pandangan Tn. MM mengenai

emansipasi wanita saat ini bahwa wanita Sumba sudah mulai mengerti dan sudah mulai maju.

Yah, ada juga, tapi biasanya kan, apa lagi dalam budaya kita di Sumba sini ya seperti saling mengisi begitu kan

Aah, misalnya kalo menyangkut pekerjaan ya Kan saya dengan ibu

Dalam keluarga Tn. MM dalam pembagian peran keluarga berusaha saling melengkapi Beban Peran Domestik

bekerja, jadi biasanya pulang kantor sekitar jam 2 atau 3 , ibu juga begitu. Jadi sepulang kerja kami saling melihat apa yang bisa dikerjakan, sebaliknya ibu juga begitu. Jadi kami berusaha saling melengkapi lah

Oh itu, hemmm selain peran saya sebagai bapak ya saling mengisi, contoh hal saya juga sering bantu ibu cuci pakaian. Ah artinya hal itu tidak semata mata hal tersebut ibu tok yang kerjakan, jadi kalau saya ada kesempatan untuk bantu pekerjaan rumah ya saya bantu. Hemm terus kan di belakan (kandang) ada babi 2 ekor, kan biasanya kaum ibu yang kasi makan babi, tapi dari pada tunggu ibu kasihan juga capek kerja terus urus anak-anak juga ya saya juga biasanya yang kasi makan. Jadi pokoknya kami dalam rumah saling mengisi begitu.

Tn. MM sering membantu istri dalam melakukan pekerjaan domestik

Iya ibu sangat repot ya, yah biasanya jemput ibu pulang dari kantor ya sampai dirumah juga bantu-bantu jaga anak.

Yah kalau ada waktu dan tidak capek, biasanya namanya kaum

Bentuk dukungan Tn. MM kepada istri

laki-laki ya liat liat halaman yang kotor, seperti cabut rumput, kerja pagar rumah, dan kebetulan ada kebun juga di samping rumah, kerja kandang babi, yah kaum laki-laki biasanya kerjakan sesuatu yang sedikit lebih berat ya dari kaum perempuan. Yah kami laki-laki menggunakan waktu luang untuk kerja itu, kasihan juga kalau semua ibu yang kerja hehehe (tertawa kecil)

Hemmm saya rasa tidak ada yang begitu wah ya, jadi semua bisa diselesaikan. Ya karena itu tadi kita dalam keluarga saling mengisi.

Jika terjadi konflik dalam keluarga Tn.

MM selalu

menyelesaikan dengan saling mengisi

Ya semua, tapi kalau lagi kerja ya di mama tua (mama kandung bapak ), jadi kalo kami dua (bapak dan ibu) kekantor dia punya oma sudah yang jaga Ibu Tn.MM yang membantu mengasuh anak Tn.MM selama mereka bekerja

Pernah, ya sering juga. Biasanya juga kasi mandi anak-anak juga hehehehe Tn. MM membantu dalam pemenuhan ASI anak Strategi Pemenuhan ASI anak

Yah berpengaruh juga dengan adat –adat seperti itu Yah tapi tergantung pribadi masih-masih juga dalam keluarga, bagaimana caranya kita bisa mengurangi, artinya yah bukan kita hapus ya. Jadi hanya mengurangi agar budaya itu sendiri tidak mengekang dalam kehidupan keluarga kita. Dan itu yang saya terapkan dalam keluarga saya, kalo tidak begitu kapan kita bisa maju toh.

Yah, misalnya kalau ada kelurga atau tetangga yang meninggal kita harus mengikuti acara tersebut dan tidak pergi dengan tangan kosong pastinya, begitu juga dengan acara- acara adat yang lain.

Adat yang ada cukup berpengaruh dalam keluarga Tn. MM tetapi Tn. Selalu berusaha mengurangi pengruh tersebut tapi tidak dengan menghapus budaya yang ada.

Beban Peran Budaya

Ahaa, iya ada. Ada pembagian perannya masing masing contoh hal saja, misalnya kaum ibu contohnya dalam adat istiadat ya? Ya sudah jelas kalau kaum ibu itu, bagaiannya mengurus mengenai rumah tangga begitu kan seperti konsumsinya semua itu ibu-ibu yang tangani. Tapi kalau mengenai kepala keluarga atau kaum laki-laki nah hal ini menyangkut semua apa yang harus di persiapakan dalam acara adat

Pembagian peran antara laki-laki dan wanita dalam kebudayaan

tersebut. Jadi untuk semua persiapan laki-laki yang tanggung jawab.

Ya tergantung misalnya ada keluarga yang meninggal ataupun tetangga mau tidak mau demi hubungan kekeluargaan ya jelas harus ikut, tapi ya kita juga harus sesuaikan dengan kondisi juga sih. Ya misalnya ibu sakit, atau anak sakit, ya tidak bisa di paksa juga. Mau tidak mau saya yang pergi sendiri.

Iyah, tapi yang sudah besar saja anak pertama, tapi kalo yang kecil yang masih menyusi biasanya kasi tinggal dia punya nenek yang jaga.

Saat acara adat Tn. MM tidak memaksa istri untuk ikut tetapi tergantung kedekatan dengan pembuat acara adat.

Memang kalau bicara tentang ASI ya kita usahakan anak tetap di berikan ASI karena ya penting sekali kan, jadi ya di usahakan ya kalau tidak salah 6 bulan ya ? Jadi setiap ada kesempatan harus dikasi ASI, kan kalu hanya di kasi susu-susu formula tu tidak begitu bagus kan. Jadi yang paling baik ya ASI itu sendiri, makanya biar ibu bekerja saya tetap sarankan ibu tetap kasi ASI jadi tidak hanya susu formula

Menurut Tn. MM pemberian ASI untuk anak sangatlah penting sehingga Tn. MM sangat mendukung ibu untuk memberi ASI anak

Strategi Pemenuhan ASI anak

tok.

Ya kadang susu formula juga, sering bicara juga dengan ibu biar bisa atur waktu pemberian ASI, kalau di pihak kantor ibu juga kan ada kebijakan di kasi ijin pulang waktu awal-awal. jadi saya kadang jemput ibu juga Kalau sekarang tidak lagi itu waktu awal-awal saja waktu adek sekitar umur 3-5 bulan kalau sekarang kan sudah dapat makanan tambahan jadi kebutuhan ASInya juga agak berkurang toh.

Iyah, bisanya begtu, kalo ibu atau anak sakit minta ijin pulang lebih awal.

Bentuk dukungan Tn. MM dalam pemenuhan ASI anak. Mengantar jemput istri dan saat istri atau anak sakit Tn.MM minta ijin tidak masuk kerja

Pembagian ya, Yah, itu artinya begini, semua itu di kondisikan saja, artinya dalam keluarga nya saya sndiri tidak terlalu mengatur harus kerja apa dan apa. Ya semua dengan kesadaran sendiri saja. Jadi apa yang bisa di kerjakan dikerjakan, ya saling pengertian saja.

Yah artinya kita bicarakan atau kita komunikasikan dengan baik-baik, kalau ada masalah, tidak bisa kita gunakan kekerasan begitu. Jadi

Pembagain peran dalam keluarga TN. MM semua dilakukan atas kesadaran diri Beban Peran domestik

kalau kita berbuat seenaknya kan ada sanksinya juga begitu. di komunikasikan jadi di usahakan harus di komuniksaikan dengan baiklah.

Yah ada juga, artinya kan ini anak yang pertama ni juga apa,cukup aktif namanya juga anak baru masuk 3 tahun banyak rewel, jadi pusing juga omanya hehehe

Yah, mau bagaimana lagi hanya bisa memahami dan memberi pemahaman, kan tidak enak juga sama omanya pasti capek juga jaga

anak-anak. Hehehehe

tapi mau bagaimana lagi, hanya omanya saja yang bisa jaga, artinya menerima keadaan sudah. Hehehehe Ibu Tn. MM terkadang mengeluh karena kecapeen menjaga anak-anak Tn.MM tetapi Tn. MM selalu memberi pemahaman

Kalau menurut saya, yah kalau jaman sekarang ini kan lagi gencar- gencarnya tentang peran kaum perempuan, artinya kalau kita lihat di TV secara nyata sekarang ini bahwa perempuan tidak kalah bersaing dengan laki-laki kan, artinya dia (kaum perempuan) kan setara juga. Iyah, walaupun di berbagai macam daerah seperti kita biasanya kaum perempuan

Pandangan Tn.MM mengenai beban peran wanita saat ini

Beban Peran Budaya

direndahan, tapi artinya bagaimanapun dia punya peranan juga.

Yah, kalau macam kita di Sumba yah kalau perempuan kita anggap rendah, tapi kalau dari saya pribadi karena sudah sy liat semua, sudah melihat kondisinya bagaimana karena istri saya juga bekerja jadi menurut saya semua sudah sama tidak ada perbedaan. Ya mungkin bedanya di hal melahirkan dan menyusui heheh

Tapi kalau dalam hal lain seperti bekerja di kantor atau memasak saya rasa kaum perempuan atau laki-laki sama saja semua bisa di kerjakan oleh siapapun. Tapi ya itu kana tetap ada juag pembagiaan biasanya itu 70% laki-laki dan 30% perempuan dari pembagian gender itu sendiri. Tapi kalau masalah mendukung saya sangat mendukung kaum ibu yang bekerja artinya ibu yang berkarir. Tapi dengan tetap tidak melupakan juga sih tugas utama mereka untuk menyusui, kan tidak mungkin kami bapak-bapak yang menyusui hehehe (tertawa kecil)

Bagi Tn. MM antara laki-laki dan perempuan

menurut pandangannya adalah setara. Dan sangat mendukung ibu berperan dalam publik

Tapi dalam peranan lain kaum ibu atau laki-laki saya rasa sama saja. Buktinya kita pernah punya presiden perempuan yang sempat memeimpin Negara ini, jadi saya rasa semua sama.

Ah, bagi saya itu biasa saja, karena saya juga sudah terdidik juga selama kuliah, merantau dulu. Ya mau tidak mau ya harus sudah, Dan kembali kesini begitu juga, bekal saat kuliah bisa saya gunakan untuk bantu-bantu istri mau menyapu, cuci piring, masak kalau saya bisa lakukan saya lakukan, jadi saya tidak ada istilah gensi. Yah itu tadi saling membantu, tidak ada perbedaan. Jadi yang bertanggung jawab utuk menjaga anak, itu semua anggota keluarga. Ah, iya jadi semua tidak bisa di bebankan semua pada ibunya. Jadi semua terlibat.