• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATAN

6.3. Analisis Biaya Usahatan

Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani terdiri dari dua jenis biaya yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan dalam betuk uang tunai, yang termasuk dalam biaya tunai pada usahatani adalah biaya input pembelian bibit, pupuk dan pestisida, sewa lahan, sewa alat pertanian, biaya irigasi dan biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK), biaya pajak, biaya sewa gudang dan bunga peminjaman uang. Sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan petani tidak dalam bentuk uang tunai, yaitu biaya penyusutan alat pertanian dan biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK).

Pada analisis usahatani yang dilakukan terhadap petani responden yang memanfaatkan SRG, biaya tunai terbesar adalah biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK) sebesar Rp 4.264.252,00. Tenaga kerja menjadi kompenen terbesar dalam biaya usahatani karena dalam setiap kegiatan usahatani yang dilakukan mulai dari persiapan lahan hingga pemanenan, hampir seluruh petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Di lokasi penelitian, petani responden menerapkan dua cara dalam memberikan upah untuk penanaman yaitu dengan menggunakan sistem ceblok dan borongan.

Sistem ceblok biasanya dilakukan oleh petani yang memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar dengan hanya memberi upah harian sebesar Rp 10.000,00 dan mendapat kepastian bahwa tenaga kerja tersebut akan dipekerjakan kembali saat proses pemanenan. Sistem borongan digunakan oleh petani yang memiliki luas lahan lebih dari 0,5 hektar dengan biaya terendah sebesar Rp 400.000 per 0,67

hektar dan Rp 500.000,00 untuk biaya terbesarnya. Dari total biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK) yang dikeluarkan, biaya pemanenan merupakan biaya terbesar dengan nilai Rp 3.428.692,00 dari total Rp 4.264.251,68 untuk total biaya tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena petani pada lokasi penelitian menerapkan sistem bawon pada saat pemanenan, dimana tenaga kerja akan mendapatkan padi seperenam dari total padi yang dipanen untuk upah. Upah untuk tenaga kerja pria rata-rata sebesar Rp 30.000,00 dengan jam kerja per hari selama delapan jam kerja.

Biaya lain yang menjadi salah satu biaya terbesar adalah biaya pembelian pupuk sebesar Rp 1.211.407,50 dan biaya pembelian pestisida sebesar Rp 115.768,6. Biaya penggunaan pupuk menjadi salah satu komponen biaya yang besar dikarenakan penggunaan pupuk oleh petani responden dalam menjalankan usahataninya melebihi anjuran yang disarankan oleh dinas pertanian sebesar 250 kg -300 kg per hektar, sedangkan rata-rata penggunaan pupuk anorganik oleh petani responden mencapai 632,446 kg per hektar. Pestisida yang digunakan oleh petani responden terdiri dari dua jenis yaitu pestisida cair dan pestisida bubuk, dimana rata-rata penggunaan pestisida cair mencapai 0,83 liter per hektar dan 2,15 kg per hektar untuk pestisida bubuk. Banyaknya penggunaaan pestisida oleh petani responden dikarenakan padi di sawah petani responden sempat terjangkit wabah wereng. Terdapat kepercayaan petani di lokasi penelitian bahwa dengan menggunakan banyak pestisida mampu mencapai produksi yang diharapkan karena dengan menggunakan pestisida petani berharap tanaman padinya akan tahan terhadap hama yang akan menyerang tanaman padinya.

Salah satu komponen biaya yang muncul pada analisis usahatani yang dilakukan terhadap petani responden yang memanfaatkan Sistem Resi Gudang adalah biaya penyimpanan barang yaitu sebesar Rp 228.476,8 dan biaya untuk membayar bunga pinjaman dari bank yang bekerjasama dalam Sistem Resi Gudang sebesar Rp 109.825,3 dari total pinjaman yang diberikan seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 18.

Tabel 18. Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani SRG per Hektar di Desa Mangunjaya Bulan Januari ± April 2011

Keterangan Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) Biaya Tunai Bibit 23,25 kg 9000 138.600 Pupuk Kompos 198,68 kg 800 158.944 Pupuk Anorganik 1. Urea 289,73 kg 1650 478.054,5 2. SP36 49,67 kg 2100 104.307 3. Phonska 226,82 kg 2350 533.027 4. Za 66,22 kg 1450 96.019 Pestisida 1. Cair 0,83 L 51.695,77 2. Bubuk 2,15 kg 64.072,85 TKLK 1. Pria 8,15 HKP 30000 244.500 Penanaman 9,52 HKP 591.059,6 Pemanenan 17,38 HKP 3.428.692 Air Irigasi 519.775

Sewa Alat Tani 1 885.761,6

Sewa Gudang 1 228.476,8 Pajak 1 195.529,8 Bunga Bank 1 109.825,3 Karung 61 karung 2200 134.200 Transportasi Barang 3.046,36 kg 50 152.318 Jemur Gabah 3.046,36 kg 30 91.390,8

Total Biaya Tunai 8.206.249,02

Biaya Diperhitungkan TKDK

1. Pria 3,92 HKP 30000 117.600

Penyusutan 1 794.006,6

Total Biaya Diperhitungkan 911.606,6

Total Biaya 9.117.855,62

Pada Tabel 19 diketahui bahwa biaya usahatani pada petani yang masih menerapkan sistem konvensional yang menjadi komponen biaya terbesar pada biaya tunai petani konvensional adalah biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK

sebesar Rp 4.014.184,35. Dari total tersebut upah pemanenan merupakan biaya terbesar dari biaya TKLK yaitu sebesar Rp 3.209.259,10. Pada biaya tenaga kerja untuk pemanenan meskipun nilai HOK petani konvensional lebih besar daripada petani resi gudang, namun biaya yang dikeluarkan untuk pemanenan petani konvensional lebih kecil daripada petani resi gudang. Hal ini dikarenakan nilai gabah yang didapat konvensional rendah. Pupuk anorganik yang digunakan oleh petani konvensional rata-rata per hektar adalah sebesar 629,47 kg dengan biaya Rp 1.246.339,00.

Tabel 19. Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani Konvensional per Hektar di Desa Mangunjaya Bulan Januari ± April 2011

Keterangan Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) Biaya Tunai Bibit 16,45 9000 148.050 Pupuk Anorganik 1. Urea 284,96 1650 470.184 2. SP36 100,11 2100 210.231 3. NPK 33,17 2350 77.949,50 4. Phonska 207,91 2350 488.588,50 5. Za 13,57 1450 19.676,50 Pestisida 1. Cair 5,25 335.977 2. Bubuk 2,26 65.615,29 TKLK 7,50 31206.90 234.051,75 Penanaman 13.78 574.306,26 Pemanenan 19,78 3.209.259,10 Air Irigasi 1 655.685,55

Sewa Alat Tani 1 1.045.261,29

Pajak 1 184.422,40

Jemur Gabah 1.064,13 30 31.923,9

Total Biaya Tunai 7.539.987,54

Biaya Diperhitungkan TKDK

1. Wanita

2. Pria 4,30 31206.90 134.189,67

Penyusutan 1 628.103,61

Total Biaya Diperhitungkan 762.293,28

Berdasarkan Tabel 18 dan Tabel 19 diketahui bahwa biaya tenaga kerja luar keluarga merupakan komponen biaya terbesar dalam melakukan usahatani padi oleh petani responden. Dalam komponen biaya tenaga kerja luar keluarga biaya pemanenan merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya tenaga kerja. Dapat diketahui pula bahwa penggunaan pupuk anorganik oleh petani responden baik yang sudah memanfaatkan SRG dan yang belum memanfaatkannya melebihi batas anjuran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Komponen biaya tunai yang berbeda dari petani responden yang sudah memanfaatkan SRG adalah biaya pembayaran bunga bank atas pinjaman yang diberikan kepada petani dan juga biaya sewa gudang untuk menitipkan barang petani tersebut. Hal ini menyebabkan total biaya rata-rata usahatani padi petani SRG lebih besar daripada petani konvensional, yaitu Rp 9.117.855,62 untuk petani SRG dan Rp 8.302.280.82 untuk petani konvensional.

Dokumen terkait