• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan Pengadaan Barang Dan Jasa

BAB VI ANALISIS DATA

VI.2 Analisis Dampak Pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan Pengadaan Barang Dan Jasa

Berdasarkan analisis evaluasi pelaksanaan kebijakan E-Procurement melalui indikator-indikator evaluasi kebijakan seperti yang telah dikemukakan di atas, sebuah program dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif dan kalau diamati dampak tersebut ada yang direncanakan maupun dampak yang tidak

dampak negatif merupakan kesempatan belajar untuk optimalisasi pendekatn implementasi ke depan. Upaya evaluasi kebijakan adalah untuk menentukan dampak dari kebijakan pada kondisi kehidupan nyata. Dampak dapat dilihat pada perubahan kondisi baik secara fisik maupun sosial yang merupakan akibat dari hasil kebijakan.

Hasil penelitian di Kantor LPSE Kota Gunungsitoli semua pihak yang terlibat dalam kebijakan E-Procurement tidak hanya menerima manfaat juga merasakan dampak pelaksanaan kebijakan dari E-Procurement. Dampak dari pelaksanaan kebijakan e-procurement bagi semua pihak tersebut ialah persaingan usaha yang sehat, pekerjaaan dapat dipertanggungjawabkan dan mendorong kesejahteraan bangsa.

BAB VII

PENUTUP

VII.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data dan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan e-procurement dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di Kantor LPSE Kota Gunungsitoli memberikan dampak positif bagi pihak penyedia barang/jasa dan pegawai/petugas. Sesuai dengan perpres No. 54 Tahun 2010, pelaksanaan kebijakan e-procurement perlu dilanjutkan dan sebaiknya memperluas cakupan serta memelihara wujud program yang telah ada. Sebab, dampak kebijakan ini baik untuk menjaga kesinambungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Dampak yang dirasakan rekanan dan pegawai/petugas seperti meningkatkan persaingan usaha yang sehat, pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan dan mendorong kesejahteraan bangsa. Meskipun dalam pelaksanaannya masih ada kendala yang dihadapi seperti pemadaman listrik yang sering terjadi dan hanya tersedianya satu provider jaringan yang baik.

Hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan e-procurement didasarkan pada enam indikator evaluasi diantaranya: efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan ketepatan. Kesemua indikator tersebut tetap saling berhubungan satu sama lain. Namun, indikator efektivitas dan ketepatan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan indikator lainnya dalam pelaksanaan kebijakan e-procurement di Kantor LPSE Kota Gunungsitoli. Faktor sumber daya manusia, sumber daya modal dan capaian target yang ditetapkan menunjukkan

responsivitas penyedia barang dan jasa terhadap pelaksanaan kebijakan e-procurement di Kantor LPSE Kota Medan. Secara ringkas kesimpulan dari tiap-tiap indikator adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas pelaksanaan kebijakan e-procurement sudah terlaksana dengan baik. Tujuan dari kebijakan ini dalam hal transparansi dan akuntablitas mengatasi masalah seperti KKN berkurang di ranah pengadaan, memudahkan rekanan dalam memenangkan tender, dokumen aman dan hasil pemenang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Efisiensi kebijakan ini memiliki nilai yang baik karena target pencapaian realisasi dari target pelaksanaan tidak terlalu berat dalam mencapai realisasinya. Sumber daya manusia dan modal sudah memadai tetapi fasilitas di Kantor LPSE Kota Gunungsitoli masih belum memadai dikarenakan ruang training dan ruang administrasi belum ada

3. Kecukupan, dalam hal pelaksanaan kebijakan ini rekanan dan pegawai/petugas benar-benar merasakan manfaatnya dan transparansi serta akuntabilitas dapat dinikmati oleh semua pihak yang terlibat.

4. Perataan, dalam hal aplikasi atau sistem dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan dalam hal tender dan proyek tidak terkecuali. Hanya kendalanya yang dipengaruhi oleh faktor lain seperti pemadaman listrik yang sering terjadi dan hanya bekerja sama pada satu provider jaringan.

5. Rensponsivitas rekanan dan pegawai/petugas pada pelaksanaan kebijakan e-procurement didapati sangat baik. Kebijakan ini memang berjalan sesuai dengan pendekatannya. Pegawai/petugas telah melayani dengan SOP dan menerima aspirasi ataupun kendala yang dihadapi rekanan dalam

menggunakan sistem diselesaikan dengan baik, hal ini juga dibenarkan oleh rekanat yang merasakan manfaatnya.

6. Pelaksanaan kebijakan e-procurement sudah terlaksana dengan baik di Kantor LPSE Kota Gunungsitoli. Kebijakan ini sudah tepat pada kelompok sasaran.

Kebijakan ini bermanfaat bagi dunia usaha karena hal ini yang diharapkan dan dibutuhkan para penyedia barang/jasa dan para pegawai/petugas. Membantu rekanan dalam memenangkan lelang, persaingan usaha yang sehat dan dapat menikmati transparansi dan akuntabilitas dari kebijakan ini.

VII.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, dalam penelitian skripsi ini penulis ingin memberikan saran-saran yang sifatnya membangun. Adapun saran-saran tersebut antara lain ialah:

1. Sebaiknya Pemerintah Kota Gunungsitoli melengkapi fasilitas seperti ruangan training dan ruangan administrasi karena selama ini masih digabung dengan ruagan bidingroom sehingga dapat memiliki standar ISO dan SNI dan terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

2. Kepada pihak LPSE agar terus melaksanakan pelatihan-pelatihan kepada penyedia barang dan jasa sehingga para penyedia dapat mahir menggunakan aplikasi yang ada.

3. Kepada penyedia barang dan jasa lebih antusias untuk mengembangkan keahlian pada bidang masing-masing dan terus mensurvei harga pasar sehingga proyek yang dijalankan berhasil dan tidak mengalami kerugian

4. Pemadaman listrik yang sering terjadi dan jaringan yang terganggu adalah faktor luar tetapi sangat mempengaruhi proses pelelangan, diharapkan kepada Pemerintah Kota Gunungsitoli, PLN, Telkomsel terus bekerjasama untuk meminimalisir gangguan yang menghambat proses pelelangan.

5. Pemerintah pusat lebih mengembangkan lagi aplikasi tidak hanya E-Procurement (bagian pengadaan) tetapi E-Planning dan E-Contract dapat segera menjadi kebijakan nasional sehingga KKN yang menjadi masalah terbesar di Indonesia dapat diminimalisir dengan kebijakan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Nico. 2007. Good E-Government : Transparansi Dan Akuntabilitas Publik Melalui E-Government. Malang : Bayumedia Publishing.

Dunn, William N. 2000. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gajahmada University Press.

Dwiyanto, agus. 2008. Mewujudkan good governance melalui pelayanan publik.

Yogyakarta : gadjah mada university press.

Effendi, Sofian. 2102. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.

Indrajit, Richardus Eko. 2002. Membangun Aplikasi E- Goverment. Jakarta : PP Elek Media Komputindo.

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis.

Yogyakarta : Gava Media.

Kumorotomo, wahyudi. 2005. Akuntabilitas birokrasi publik : sketsa pada masa transisi. Yogyakarta : MAP – UGM pustaka pelajar.

Nawawi, Hadari. 1993. Metode penelitian sosial. Yogyakarta. : Gajahmada University Press.

Neuman, Lawrence W. 2013. Metode Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif, Edisi Ketujuh. Jakarta : PTIndeks.

Nugroho, Riant. 2008. Public policy : Teori Kebijakan – Analisis Kebijakan – Proses. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Ramli, Samsul. 2013. Bacaan Wajib Para Praktisi Pengadaan Barang/Jasa

Ratminto, Winarsih, Atik S. 2007. Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citozen’s Charter, Dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori Dan Aplikasi.

Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Tangkilisan, Hessed Nogi S. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta : Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (Ypapi) & Lukman Offset.

Thai, Khi V. 2009. International Handbook Of Public Procurement. USA : CRC Press.

Winarno, Budi. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media Pressindo.

Perundang-Undangan

Keputusan Presiden (Keppes) RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Menurut UU No. 28 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme

Presiden Nomor 6/2001 Tgl 24 April 2001 Tentang Telematika ( Telekomunikasi, Media Dan Informatika)

Keppres Nomor 20 Tahun 2006 tentang E- Goverment

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Presiden No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan mulai diterapkan sejak tahun 2007

Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2008, tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009.

Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2004, tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Jurnal

Nugroho, R S & alfi H W & trisnawati. Pengaruh implementasi sistem pengadaan secara elektronik (e-procurement) terhadap fraud pengadaan barang/jasa

pemerintah. Jurnal administrasi publik (JAP), vol 3, no 1 1, hal 1905-1911

Balasa, kristiawan.evaluasi pengadaan barang/jasa secara elektronik di lingkungan pemerintahan. Jurnal administasi publik, vol 4, no 3

Sumber lainnya www.acch.kpk.go.id

www.bappenas.go.id, 2009

Sumber Kompasnews.Com Senin 27/6/2016 Dilihat Senin 7/11/2016

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA TUGAS Indikator Evaluasi Pertanyaan

Efektivitas

Menurut pandangan Anda apa yang menjadi tujuan dari E-Procurement sudah terlaksana?

Apakah sudah transparansi dan akuntabel sesuai dengan tujuan dari E-Procurement?

Efisiensi

Adakah usaha dari pemerintah yang disiapkan untuk mencapai transparansi dan akuntabel?

Apakah sumber daya atau rekanan sudah memenuhi standar operasional?

Bagaimana dengan fasiltas dan biayanya, apakah sudah memadai dan tidak mengeluarkan biaya yang sangat tinggi?

Kecukupan Apakah transparansi dan akuntabel benar-benar dinikmati oleh pengusaha?

Pemerataan

Apakah kebijakan E-Procurement bermanfaat bagi dunia usaha?

Apakah rekanan/penyedia barang dan jasa dapat mengakses semua fasilitas yang disediakan?

Responsiveness

Apakah petugas memenuhi peraturan dari pemerintah?

Apakah petugas menerima setiap aspirasi kepada rekanan?

Apakah ada keterbukaan?

Bagaimana dengan pelayanannya kepada rekanan, apakah sudah melayani sesuai dengan SOP?

Ketepatan

Apakah E-Procurement diharapkan dan dibutuhkan di dunia usaha?

Dengan adanya kebijakan E-Procurement apakah berrfungsi dan membantu pengusaha dalam memenangkan lelang?

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA REKANAN

Informan :

Jabatan :

Waktu Wawancara :

Tempat :

Daftar Wawancara

1. Bagaimana penilaian Anda terhadap kebijakan E-Procurement?

2. Apakah pelaksanaannya sudah transparansi dan akunatabel?

3. Apakah kebijakan ini bermanfaat bagi dunia usaha?

4. Apakah Anda dapat menggunakan dan mengakses aplikasi yang tersedia?

5. Apakah ada kendala dalam menggunakan aplikasi?

6. Apakah ada sosialisasi ataupun pelatihan dari pemerintah dan LPSE mengenai kebijakan dan penggunaan aplikasi?