• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Analisis Data Motivasi Belajar

Pembandingan motivasi belajar dilakukan dengan cara memberikan kuesioner di awal dan akhir pembelajaran kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengukuran motivasi belajar dilakukan dengan analisis statistik menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Setelah itu, dilakukan pembandingan motivasi belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

a. Data Motivasi Belajar

Data motivasi belajar diperoleh dari hasil kuesioner awal dan kuesioner akhir. Data motivasi belajar menggunakan skala Likert dan selanjutnya diubah menjadi skala interval untuk dilakukan penghitungan. Berikut ini tabulasi data perolehan nilai untuk kuesioner awal dan kuesioner akhir:

Tabel 4.1 Skor Awal Motivasi Belajar No.

Abs

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Kuesioner Awal Kuesioner Akhir Kuesioner Awal Kuesioner Akhir 1 80 93 87 96 2 83 85 88 82 3 87 95 79 85 4 86 91 92 100 5 91 88 80 86 6 72 88 85 89 7 87 91 76 80 8 86 82 80 80

No. Abs

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Kuesioner Awal Kuesioner Akhir Kuesioner Awal Kuesioner Akhir 9 90 98 81 93 10 88 100 82 80 11 81 96 85 92 12 86 80 84 78 13 79 84 86 81 14 88 92 80 77 15 91 96 87 80 16 79 88 77 78 17 90 98 81 73 18 89 86 85 87 19 82 95 82 86 20 84 85 83 85 21 87 95 80 80 22 93 85 84 85 23 82 86 90 96 24 - 88 90 25 72 95 84 81 26 83 90 77 89 27 88 78 80 84 28 78 89 79 76 29 90 100

Selanjutnya, data perolehan nilai motivasi belajar tersebut diubah dari skala Likert menjadi skala interval untuk memudahkan penghitungan. Rumus yang digunakan adalah : skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh : skor tertinggi ideal) x jumlah kelas interval Widoyoko (2014: 144) .

Jumlah skor yang diperoleh adalah nilai yang diperoleh oleh masing- masing siswa. Skor tertinggi ideal yang digunakan adalah nilai 100 karena nilai paling tinggi adalah nilai 100. Jumlah kelas interval adalah 4 karena menggunakan skala hasil penilaian dengan 4 pilihan jawaban. Dari hasil penghitungan maka diperoleh hasil skor akhir berikut ini:

Tabel 4.2 Skor Akhir Motivasi Belajar No.

Abs

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Kuesioner Awal Kuesioner

Akhir Kuesioner Awal Kuesioner Akhir 1 3,2 3,72 3,48 3,84 2 3,32 3,4 3,52 3,28 3 3,48 3,8 3,16 3,4 4 3,44 3,64 3,68 4,0 5 3,64 3,52 3,2 3,44 6 2,88 3,52 3,4 3,56 7 3,48 3,64 3,04 3,2 8 3,44 3,28 3,2 3,2 9 3,6 3,92 3,24 3,72 10 3,52 4,0 3,28 3,2 11 3,24 3,84 3,4 3,68 12 3,44 3,2 3,36 3,12 13 3,16 3,36 3,44 3,24 14 3,52 3,68 3,2 3,08 15 3,64 3,84 3,48 3,20 16 3,16 3,52 3,08 3,12 17 3,6 3,92 3,24 2,92 18 3,56 3,44 3,4 3,48

No. Abs

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Kuesioner Awal Kuesioner

Akhir Kuesioner Awal Kuesioner Akhir 19 3,28 3,8 3,28 3,44 20 3,36 3,4 3,32 3,40 21 3,48 3,8 3,2 3,2 22 3,72 3,4 3,36 3,4 23 3,28 3,44 3,6 3,84 24 Tidak Hadir 3,52 3,6 25 2,88 3,8 3,36 3,24 26 3,32 3,6 3,08 3,56 27 3,52 3,12 3,2 3,36 28 3,12 3,56 3,16 3,04 29 3,6 4,0

Tabel di atas merupakan skor akhir motivasi belajar yang sudah diubah ke skala interval.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Data Motivasi Belajar

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Kuesioner Awal Kuesioner Akhir Kuesioner Awal Kuesioner Akhir Mean 3,38 3,61 3,31 3,38 Median 3,44 3,62 3,3 3,38 Modus 3,6 3,8 3,2 3,2 Skor tertinggi 3,72 4,0 3,68 4,0 Skor terendah 2,88 3,12 3,04 2,92

Tabel 4.3 merupakan paparan hasil motivasi belajar yang terdiri mean (rata-rata), median (nilai tengah), modus (nilai yang memiliki frekuensi paling banyak), skor tertinggi, dan skor terendah. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat mean kuesioner awal pada kelompok eksperimen adalah 3,38 yang tergolong motivasi belajar sangat baik sedangkan pada kuesioner akhir terlihat motivasi belajar kelompok eksperimen meningkat yang dapat dilihat pada mean, yaitu 3,61 yang tergolong motivasi belajar sangat baik juga. Pada kuesioner awal kelompok kontrol, dapat dilihat meannya adalah 3,31 yang tergolong sangat baik dan pada mean kuesioner akhir, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yang kurang signifikan, yaitu 3,38 yang tergolong sangat baik pula. Penggolongan motivasi belajar tersebut berpedoman pada klasifikasi motivasi belajar hasil kuesioner yang tercantum pada tabel 3.7 pada bab III.

Dapat disimpulkan motivasi belajar yang dimiliki siswa berada pada klasifikasi sangat baik dan tidak terdapat klasifikasi cukup maupun kurang. Hal ini membuktikkan bahwa sebelum pelajaran dimulai seluruh siswa berada pada kondisi motivasi belajar sangat baik dan mengakhiri pelajaran dengan kondisi motivasi belajar yang sangat baik pula. Tentunya kondisi motivasi belajar yang seperti ini yang diharapkan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik dan dapat mencapai indikator yang diharapkan. Adanya motivasi belajar yang baik membuat siswa menyenangi kegiatan pembelajaran yang

berlangsung, memiliki hasrat dan keinginan berhasil dalam menuntaskan materi, tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, berani mempertahankan pendapatnya yang tepat, dan menunjukkan minatnya terhadap bermacam-macam masalah.

b. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar

Data yang diperoleh oleh peneliti kemudian diuji normalitasnya menggunakan uji skewness dan kurtosis menggunakan program SPSS

16.0 for windows untuk melihat apakah datanya berdistribusi normal atau

tidak. Ketentuan yang digunakan untuk menyimpulkan data tersebut berdistribusi normal atau tidak sudah, yaitu

1) Bila ratio skewness dan ratio kurtosis < 2 berarti data berdistribusi normal.

2) Bila ratio skewness dan ratio kurtosis > 2 berarti data berdistribusi tidak normal.

Berikut ini adalah hasil penghitungan uji normalitas data motivasi belajar menggunakan skewness dan kurtosis beserta histogram yang disertai kurva:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Awal Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen

Aspek Skewness Kurtosis Keterangan

Kuesioner Awal Eksperimen

–0,815 0,286 Normal

Penghitungan uji normalitas data awal motivasi belajar kelompok eksperimen menggunakan Skewness dan Kurtosis dengan program SPSS

16.0 for windows. Dari penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai

skewness –0,815 < 2 dan nilai kurtosis 0,286 < 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa data awal motivasi belajar kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hal tersebut juga dapat terlihat dari kurva normalitas pada histogram.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Akhir Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen

Aspek Skewness Kurtosis Keterangan

Kuesioner Akhir Eksperimen –0,171 –0,797 Normal

Penghitungan uji normalitas data akhir motivasi belajar kelompok eksperimen menggunakan Skewness dan Kurtosis dengan program SPSS

16.0 for windows. Dari penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai

skewness –0,171 < 2 dan nilai kurtosis –0,797 < 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa data akhir motivasi belajar kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hal tersebut juga dapat terlihat dari kurva normalitas pada histogram.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Awal Motivasi Belajar Kelompok Kontrol

Aspek Skewness Kurtosis Keterangan

Kuesioner Awal Kontrol 0,325 –0,464 Normal

Penghitungan uji normalitas data awal motivasi belajar kelompok kontrol menggunakan Skewness dan Kurtosis dengan program SPSS 16.0

for windows. Dari penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai

skewness 0,325 < 2 dan nilai kurtosis –0,464 < 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa data awal motivasi belajar kelompok kontrol berdistribusi normal. Hal tersebut juga dapat terlihat dari kurva normalitas pada histogram.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Akhir Motivasi Belajar Kelompok Kontrol

Aspek Skewness Kurtosis Keterangan

Kuesioner Akhir Kontrol 0,561 –0,214 Normal

Penghitungan uji normalitas data akhir motivasi belajar kelompok kontrol menggunakan Skewness dan Kurtosis dengan program SPSS 16.0

for windows. Dari penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai

skewness 0,561 < 2 dan nilai kurtosis –0,214 < 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa data akhir motivasi belajar kelompok kontrol berdistribusi normal. Hal tersebut juga dapat terlihat dari kurva normalitas pada histogram.

Seluruh penghitungan uji normalitas menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal selanjutnya dilakukan penghitungan uji

c. Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis memiliki varian yang sama atau tidak untuk dilakukan pembandingan. Analisis data yang digunakan adalah Lavene’s statistic

pada program SPSS 16.0 for windows. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian adalah:

1) Hipotesis Homogenitas Data Awal Motivasu Belajar

H0 : tidak terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ha : terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ketentuan yang digunakan untuk membuktikkan homogenitas adalah: a) Jika nilai sig (2-tailed)> 0,05; maka H0 diterima dan Ha ditolak

yang berarti data homogen dan tidak terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

b) Jika nilai sig (2-tailed)< 0,05; maka H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti data tidak homogen dan terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2) Hipotesis Homogenitas Data Akhir Motivasi Belajar

H0 : tidak terdapat perbedaan skor kuesioner akhir yang signifikan

Ha : terdapat perbedaan skor kuesioner akhir yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ketentuan yang digunakan untuk membuktikkan homogenitas adalah: a) Jika nilai sig (2-tailed)> 0,05; maka H0 diterima dan Ha ditolak

yang berarti data homogen dan tidak terdapat perbedaan skor kuesioner akhir yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

b) Jika nilai sig (2-tailed)< 0,05; maka H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti data tidak homogen dan terdapat perbedaan skor kuesioner akhir yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil uji homogenitas yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar

Hasil Signifikansi Keterangan

Data awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

0,116 Tidak terdapat perbedaan/

homogeny Data akhir kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

0,762 Tidak terdapat perbedaan/

homogeny

Dari tabel di atas, diketahui nilai kuesioner awal (sig-2 tailed) adalah 0,116 > 0,05; maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti

data homogen dan tidak terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan antara awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Nilai kuesioner akhir (sig-2 tailed) adalah 0,762 > 0,05; maka H0

diterima dan Ha ditolak yang berarti data homogen dan tidak terdapat perbedaan skor kuesioner akhir yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas data awal motivasi belajar, maka penghitungan uji beda selanjutnya menggunakan statistik parametrik, yaitu paired-sample t test.

d. Uji Beda Data Awal Motivasi Belajar

Uji beda data awal motivasi belajar digunakan untuk mengetahui taraf motivasi awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol apakah sama atau tidak. Pengujian ini menggunakan paired-sample t test pada program SPSS 16.0 for

windows. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 : tidak terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Ha : terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Ketentuan yang digunakan untuk membuktikkan homogenitas adalah: 1) Jika nilai sig (2-tailed)< 0,05; maka H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2) Jika nilai sig (2-tailed)> 0,05; maka H0 diterima dan Ha ditolak

yang berarti tidak terdapat perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berikut ini hasil uji beda kuesioner awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

Tabel 4.9 Hasil Uji Beda Data Awal Motivasi Belajar

Data Awal Motivasi Belajar Signifikansi Keterangan Kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol

0,210 Tidak terdapat perbedaan skor kuesioner awal

Dari tabel di atas, diketahui nilai sig (2-tailed) adalah 0,210 > 0,05; maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat

perbedaan skor kuesioner awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas data akhir motivasi belajar, maka penghitungan uji hipotesis selanjutnya menggunakan statistik parametrik, yaitu paired-

sample t test.

d. Uji Hipotesis Motivasi Belajar

Langkah terakhir yang dilakukan dalam pengujian data penelitian adalah uji hipotesis.Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor kuesioner akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang membuktikan adanya

perbedaan motivasi belajar atau tidak. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan paired-sample t test pada program SPSS 16.0 for

windows. Pada penelitian ini, rumusan hipotesis motivasi belajar

sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok

yang mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Ngupasan.

Ha : terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok yang

mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Ngupasan.

Ketentuan yang digunakan untuk mengambil keputusan mengenai motivasi belajar tersebut adalah:

1)Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok yang mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Ngupasan.

2)Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak

antara kelompok yang mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Ngupasan.Berikut ini hasil uji hipotesis dalam penelitian ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Data Akhir Motivasi Belajar Data Akhir Motivasi Belajar Signifikansi Keterangan

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

0,003 Terdapat

perbedaan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai sig (2-tailed) adalah 0,003 < 0,05; maka terdapat perbedaan skor kuesioner akhir yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat juga dikatakan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok yang mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Ngupasan. Berikut ini disertakan pula grafik perbandingan nilai kuesioner awal dan kuesioner akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Kuesioner

Dokumen terkait