• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik analisis data merupakan proses pengumpulan data secara sistematis untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data dilakukan sebelum memasuki, selama, dan selesai di lapangan. Hal ini sesuai

27

dengan pendapat Nasution (dalam Sugiyono 2015:336) yang menyatakan bahwa analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2015: 338) menyatakan analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yakni: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi data (data reduction)

Mereduksi data memiliki arti merangkum, memilih hal-hal pokok, memilih hal-hal penting dan membuang yang tidak perlu. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan hal penting dan dicari tema dan pola (Sugiyono, 2012). Proses analisis data dimulai dengan seluruh data yang telah terkumpul. Proses persepsi terdapat 3 tahapan. Data yang didapat kemudian dibaca dan ditelaah. Penelitian ini memfokuskan pada persepsi anak terhadap film Nussa dan Rara. Persepsi yang diungkapkan anak dikelompokkan ke dalam 3 bagian, yaitu penerimaan rangsang membahas judul, episode, seputar tokoh.

Pemahaman membahas mengenai film secara lebih mendalam dengan mendeskripsikan film, dan penilaian berupa penilaian terhadap tokoh maupun film secara keseluruhan. Pada saat memberikan persepsi di setiap anak terdapat kesamaan dan perbedaan.

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data..

Dengan adanya penyajian data ini, maka data terorganisasikan, tersusun sehingga akan memudahkan dalam memahami. Dalam penyajian data ini berupa data yang terdapat dilapangan seperti hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi akan dianalisis sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya sehingga dapat memunculkan persepsi anak usia 12 tahun terhadap film animasi Nussa dan Rara.

Penyajian data disesuaikan dengan hasil data yang telah direduksi. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan pemahaman (Sugiyono, 2012: 249).

3. Penarikan kesimpulan

28

Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan. Berdasarkan data yang telah di reduksi dan disajikan, peneliti membuat kesimpulan dengan didukung bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data. Penarikan kesimpulan dilakukan ketika mendapatkan bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan.

Kesimpulan ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yaitu menganalisis persepsi anak dan juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memberikan persepsi.

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kondisi geografi

Desa Klecoregonang adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Winong, Kabupaten Pati. Desa Klecoregonang memiliki luas wilayah 117,220 km2. Desa Klecoregonang terdapat pada dataran rendah. Desa ini memiliki tiga nama dukuh, yakni Kleco, Nggonang, dan Klethak. Berbatasan dengan Desa Bumiharjo disebelah utara, sebelah timur dengan Desa Winong, sebelah selatan dengan Desa Kebowan, sebelah barat dengan Desa Tawangrejo. (Sumber:

Monografi Desa Klecoregonang, Agustus 2020) 4.1.2 Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Klecoregonang sebanyak 1347 jiwa. Di desa ini ada 666 jiwa dengan jenis kelamin laki-laki, dan 681 jiwa berjenis kelamin perempuan. Pada usia 0-5 tahun terdapat 362 jiwa, usia 15-65 terdapat 861 jiwa dan usia 65 keatas terdapat 124 jiwa. Mayoritas masyarakat Desa Klecoregonang bekerja sebagai petani. Berikut tabel jumlah penduduk Desa Klecoregonang.

(Sumber : Laporan Kependudukan Desa Klecoregonang, Agustus 2020) 4.1.3 Profil Narasumber

Penelitian ini untuk mengetahui persepsi anak terhadap film animasi Nussa dan Rara pada episode libur jangan lalai. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik pengambilan data dengan narasumber sejumlah 6 anak yang berusia 12 tahun yang terdiri dari 3 anak perempuan dan 3 anak laki-laki, yaitu Miftakhun Nikmah, Hesti Astika Ramadhani, Shafara Saydatul Fatimaroh Hanim, Muhammad Miftahul Jamil, Wahyu Tri Mulya, Muhammad Rehan Alfarezky.

Wawancara dilakukan dengan cara diberikan pertanyaan yang sama untuk dijawab. Pertanyaan ini ditujukan untuk narasumber supaya mengetahui jawaban anak dalam menanggapi topik persepsi terhadap film animasi Nussa dan Rara pada episode libur jangan lalai.

30

4.1.4 Gambaran umum film animasi Nussa dan Rara 4.1.4.1 Sejarah film animasi Nussa dan Rara

Film animasi adalah film yang berdasarkan hasil pengolahan gambar sehingga menjadi gambar yang dapat bergerak. Sayekti (2019) mengungkapkan bahwa animasi Nussa dan Rara pertama kali rilis di akun resmi Youtube Nussa Official pada tanggal 8 November 2018 dan launching episode pertama pada tanggal 20 November 2018 dengan tayang seminggu sekali dan durasi film 3-6 menit. Nussa Rara merupakan karya anak bangsa Indpnesia yang di produksi The Little Giantz. Anggota dari The Little Giantz terdiri dari Aditya Triantoro sebagai Chief Executive Officier, Bony Wirasmono sebagai Creative Director, Yuda Wirafianto sebagai Executive Producer, dan Ricky Manoppo sebagai Producer Animasi. Adapun pengisi suara Nussa yaitu Muzakki Ramdhan, Rara diisi oleh Aysha Ocean dan Umma oleh Jessy Melianty.

Lewat akun Youtube Nussa Official Nussa: Behind The Scene, https://www.youtube.com/watch?v=Rp5mw6z94vg, diakses tanggal 2 Oktober 2021, Yuda Wirafianto sebagai Executive Producer menceritakan ide awal pembuatan film, beliau mendapatkan ilham setelah pulang dari umroh untuk membuat karya animasi bermuatan islami dan bermanfaat bagi orang lain. Hal ini didasari oleh saat ini konten-konten untuk anak-anak memprihatinkan yang menjadi kekhawatiran bagi orang tua di Indonesia. Dari ide, gagasan kawan-kawan, dan semangat berbagi kebaikan maka tercetuslah film animasi Nussa dan Rara yang mengajarkan nilai pendidikan Islam pada setiap episode yang ditayangkan.

Di era yang canggih ini, mayoritas anak sangat suka menonton televisi maupun gadget. Penyiaran film Nussa dan Rara berada di channel Youtube Nussa Official dan pernah juga disiarkan di televisi. Film ini buat sebagai film edukasi yang dapat mencakup segala usia. Di dalam film Nussa dan Rara terdapat banyak hal yang dapat diteladani. Dalam Purnama (2020) dijelaskan bahwa film animasi Nussa dan Rara hadir sebagai jawaban dari keresahan orang tua akan minimnya tayangan edukasi untuk anak-anak, karena didalam film terdapat nilai-nilai

31

keagamaan yang dibingkis dengan menyenangkan dalam setiap tayangan sehingga membuat anak tertarik untuk menontonnya.

4.1.4.2 Penghargaan Film Animasi Nussa dan Rara

Film yang dirilis pada tahun 2018 ini telah memiliki sejumlah penghargaan. Dalam Kamalia (2019) mengungkapkan bahwa Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menambah kategori animasi anak dalam Anugerah Penyiaran Rumah Anak. KPI juga menilai film Nussa dan Rara termasuk dalam konten yang positif. Berdasarkan hal tersebut film Nussa dan Rara telah masuk dalam salah satu kategori anak dan menerima pemenang pada kategori anak. Ide cerita yang mencerminkan kehidupan keseharian dan setiap episode menampilkan cerita yang berbeda dan dibalut dalam nuansa islami. Adapun penghargaan dan nominasi film Nussa sebagai berikut.

Tabel 4.1 Penghargaan dan Nominasi

Tahun Penghargaan Nominasi Hasil

2019

4.1.4.3 Tokoh dalam Film Animasi Nussa dan Rara

Setelah terciptanya ide dalam menciptakan film Nussa dan Rara, lewat akun Youtube Nussa Official Nussa: Behind The Scene, https://www.youtube.com/watch?v=Rp5mw6z94vg, diakses tanggal 2 Oktober 2021., Aditya Triantoro selaku Chief Executive Officer the Little Giantz menjelaskan bahwa karakter tokoh dalam film animasi Nussa dan Rara sebagai berikut.

32 1. Nussa

Pemilihan karakter Nussa dan Rara berdasarkan riset usia yang sesuai terhadap karakter yang pada akhirnya mendapatkan hasil anak usia 7 tahun.

Karakter Nussa digambarkan sebagai sosok kakak laki-laki berusia 7 tahun yang pada salah satu kakinya menggunakan kaki palsu, berpakaian berwarna hijau dan menggunakan kopiah/peci. Penggambaran karakter Nussa pada awalnya digambarkan sebagai anak laki-laki yang sehat dan sempurna, namun karena ingin menampilkan suatu keadaan berbeda dan sangat tidak diharapkan oleh penonton maka dari itu akhirnya membuat penggambaran Nussa sebagai penyandang disabilitas. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa orang tua yang memiliki situasi yang sama, dengan adanya karakter Nussa ini diharapkan dapat merasakan semangat yang sama.

2. Rara

Rara pada animasi ini digambarkan sebagai anak dan adik perempuan Nussa yang aktif, lucu, ceria, dan menggemaskan. Anak yang berumur lima tahun merupakan adik perempuan dari Nussa yang memakai pakaian muslimah berwarna kuning dan kerudung berwarna merah.

3. Umma

Umma sebagai ibu dari Nussa dan Rara. Ibu yang sangat menyayangi kedua anaknya. Umma digambakan sebagai sosok ibu yang baik hati, lembut dalam bertutur kata, dan paham agaman. Umma sering kali memberikan nasihat atau wejangan yang harus dilakukan dan baik menurut agama. Umma berpakaian gamis berwana pink dengan jilbab berwarna biru.

4. Setan

Tokoh setan dalam film animasi Nussa dan Rara digambarkan dengan balon berwarna ungu, memiliki ekor dan sayap sehingga dapat terbang. Setan ini dalam film sering mengganggu Nussa dan Rara.

Penamaan tokoh berasal dari kata “Nusantara”, yang disusun berdasarkan penamaan tokoh utama Nussa, Rara, dan terdapat tokoh kucing yang dinamakan anta. Nama ketiga tokoh ini saling terkait sehingga dibuatlah animasi keluarga dan memperkenalkan animasi asli Indonesia.

33

4.1.5 Persepsi anak terhadap film animasi Nussa dan Rara episode libur jangan lalai

Adapun untuk mengatahui bagaimana persespsi anak usia 12 tahun di Desa Klecoregonang Kec. Winong, Kab. Pati terhadap film animasi Nussa dan Rara, penulis melakukan wawancara kepada beberapa anak yang hasilnya sebagai berikut.

4.1.5.1 Persepsi anak terhadap nama tokoh

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, tokoh yang dipersepsikan oleh anak yaitu Nussa, Rara, Umma dan tokoh setan. Semua anak mempersepsikan sama yaitu terdapat empat tokoh pada film animasi Nussa dan Rara episode libur jangan lalai. Seperti wawancara yang dilakukan dengan Takul sebagai berikut.

“Tokohnya ada empat yaitu Nussa, Rara, Umma, dan Setan yang suka mengganggu Nussa dan Rara”. (Wawancara dengan Takul, 11 September 2021).

4.1.5.2 Persepsi anak terhadap Isi cerita film

Pendapat anak terhadap isi cerita film animasi Nussa dan Rara sebagai berikut.

“Di film ini menceritakan tentang Nussa dan Rara yang disuruh ibunya mengerjakan tugas tapi tidak dilaksanakan.” (Wawancara dengan Hesti, 12 September 2021 )

Pendapat Hesti memiliki persamaan dengan keempat anak yang laiannya yang menyatakan bahwa Nussa dan Rara tidak patuh, tidak menurut, tidak segera melaksanakan atau menunda melaksanakan kewajibannya, seperti beribadah dan mengerjakan tugas. Seperti wawancara pada Wahyu sebagai berikut.

“ Nussa dan Rara tidak patuh perintah ibunya untuk sholat dan mengerjakan PR karena menonton tv.” (Wawancara dengan Wahyu, 12 September 2021 )

Mifta berpendapat,

“isi cerita film ini tentang di hari libur Nussa dan Rara di goda setan sehingga males” (Wawancara dengan Mifta, 11 September 2021 )

34

4.1.5.3 Persepsi anak terhadap penggambaran ciri fisik tokoh

Semua anak berpendapat bahwa Nussa identik dengan anak laki-laki dengan baju hijau dan memakai peci. Rara adalah adik perempuan dari tokoh Nussa yang identik dengan gamis berwarna kuning. Umma seorang ibu dari Nussa dan Rara yang memakai baju berwarna ungu. Sementara itu tokoh setan digambakan seperti bentuk bulat berwarna ungu dan terbang. Seperti wawancara yang dilakukan dengan Shafara sebagai berikut.

“Nussa anak laki-laki, memakai peci, berbaju hijau, dan celana coklat.

Rara anak perempuan memakai baju berwarna kuning, Umma ibu Nussa dan Rara yang memakai baju berwarna ungu. Setan berwarna ungu bentuknya bulat dan bisa terbang”. (Wawancara dengan Shafara, 15 September 2021).

Rehan dan Mifta menambahkan ciri dari tokoh Nussa memakai kaki palsu.

“Disalah satu kakinya Nussa memakai kaki palsu.” (Wawancara dengan Rehan, 15 September 2021).

Takul dan Hesti menambahkan ciri pada tokoh setan yaitu berbentuk bulat berwarna ungu, memiliki sayap seperti kelelawar dan terbang berada disamping Nussa dan Rara.

“Tokoh setan bentuknya bulat, punya sayap kaya kelelawar, warnanya ungu dan suka terbang disamping Nussa dan Rara untuk mengganggu”.

(Wawancara dengan Takul, 11 September 2021).

4.1.5.4 Persepsi anak terhadap penggambaran karakter tokoh

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, penokohan yang terdapat pada film animasi Nussa dan Rara episode libur jangan lalai meliputi: (a) baik; (b) tidak baik; (c) jahat; (d) cerewet; (d) tidak penurut/patuh; (e) pemalas; (f) tidak bertanggung jawab, (g) kurang disiplin. Adapun hasil wawancara sebagai berikut.

“Nussa dan Rara tidak penurut karena disuruh sholat dan belajar masih menunda-nunda. Nussa dan Rara menunda sholat dan belajar karena mendapatkan bisikan dari setan yang jahat. Umma cerewet tapi untuk hal kebaikan. Memberi nasehat kepada Nussa dan Rara.” (Wawancara dengan Shafara, 15 September 2021).

Sementara itu, Rehan mempersepsikan watak tokoh sebagai berikut.

35

“Nussa dan Rara pemalas karena tidak mengerjakan tugas. Setan tidak baik karena mempengaruhi Nussa dan Rara. Umma baik karena memperhatikan dan mengingatkan anaknya”. (Wawancara dengan Rehan, 15 September 2021)

Hesti menambahkan bahwa Nussa dan Rara tidak bertanggung jawab karena menunda kewajibannya, Setan jahat, dan Umma baik. Selain itu mifta menambahkan bahwa Nussa dan Rara tidak disiplin karena tidak mengerjakan tugasnya dihari libur, Setan jahat dan Umma baik.

4.1.5.5 Persepsi anak terhadap penilaian karakter tokoh

Dari penokohan yang telah dideskripsikan oleh anak, anak memberikan penilaian atas karakter atau watak tokoh dalam cerita. Semua anak tidak menyukai Nussa dan Rara karena lalai dan tidak penurut terhadap ibunya. Anak-anak lebih menyukai terhadap umma yang sabar dan tetap menasehati Nussa dan Rara.

Seperti wawancara dengan Shafara sebagai berikut.

“Tidak suka Nussa dan Rara karena di episode ini karena Nussa dan Rara tidak penurut terhadap perintah Umma. Suka tokoh Umma meskipun cerewet tapi dalam hal kebaikan.” (Wawancara dengan Shafara, 15 September 2021).

4.1.5.6 Persepsi anak terhadap sikap yang dapat dicontoh pada film

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti mengamati bahwa anak-anak sudah bisa memahami perilaku yang baik dan kurang baik. Dari tokoh Nussa dan Rara seluruh informan menilai bahwa tidak menyukai penokohan Nussa dan Rara. Pada episode ini, namun terdapat pula sikap yang dapat dicontoh pada tokoh Nussa dan Rara seperti, meminta maaf ketika melakukan kesalahan, menyesal dan menyadari kesalahan, serta meminta tolong ketika membutuhkan bantuan. Seperti yang diungkapkan pada wawancara sebagai berikut.

“sikap yang dapat dicontoh dari tokoh Nussa dan Rara yaitu meminta maaf pada Umma karena tidak mengerjakan tugas yang sudah disuruh Umma”.

(wawancara dengan Mifta, 11 September 2021).

Sementara itu, sikap yang dapat dicontoh dari Nussa dan Rara yang diungkapnkan oleh Takul sebagai berikut.

36

“Sikap yang dapat dicontoh dari tokoh Nussa dan Rara yaitu meminta tolong kepada Umma dengan baik”. (wawancara dengan Takul, 11 September 2021).

4.1.5.7 Persepsi anak terhadap pesan yang terdapat dari film Pesan yang dapat diambil oleh anak-anak sebagai berikut.

“Pesannya yaitu kita tidak boleh lupa beribadah dan mengerjakan PR”.

(Wawancara dengan Takul, 11 September 2021).

Hesti berpendapat sebagai berikut.

“Pesan dalam film ini yaitu jika disuruh oang tua untuk mengerjakan sesuatu maka harus dikerjakan.” (Wawancara dengan Hesti, 12 September 2021)

Berdasarkan hasil wawancara, anak dapat menangkap pesan yang terdapat pada film.

4.1.5.8 Persepsi anak terhadap hal menarik pada film

Setiap tayangan film memiliki hal yang menarik perhatian penonton sehingga penonton tersebut menyukai film. Sama halnya pada film Nussa dan Rara, terdapat hal menarik yang diungkapkan informan seperti, dari tokohnya, cerita, episodenya dan pesan yang terkandung pada film.

“Hal menarik pada film ini yaitu terdapat pesan kebaikan pada episodenya”. (wawancara dengan Rehan, 15 September 2021).

Sedangkan shafara memberikan persepsinya sebagai berikut.

“Hal menarik pada film ini yaitu ceritanya bagus”. (wawancara dengan Shafara, 15 September 2021).

4.1.5.9 Persepsi anak terhadap respon tayangan film

Animasi Nussa dan Rara termasuk tontonan yang disukai anak-anak di Indonesia, termasuk anak di Desa Klecoregonang. Terbukti dari banyak orang yang berkomentar positif menganai animasi karya anak bangsa ini. Dalam wawancara dengan Wahyu, menuturkan sisi positif dari film animasi Nussa dan Rara. Berikut pengungkapannya:

“Film Nussa dan Rara memiliki nilai yang positif, karena dari film ini dapat mengingatkan untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya”.

(wawancara dengan Wahyu, 12 September 2021)

37

Selain itu Mifta menuturkan sisi positif film Nussa Rara, sebagai berikut..

“Filmnya bagus, mengajarkan kebaikan dan mengingatkan tentang agama”. (wawancara dengan Mifta, 11 September 2021)

Sementara itu Takul memberikan penilaian sebagai berikut.

“Filmnya bagus karena mengajarkan dan tidak bosan saat menonton.”.

(wawancara dengan Takul, 11 September 2021).

4.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Anak dalam memberikan persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor yang mempengaruhi berupa faktor internal dan eksternal.

4.1.6.1 Faktor internal a. Informasi

Informasi masuk melalui alat indra. Informasi yang didapat dari enam narasumber mengenai film animasi Nussa dan Rara melalui berbagai hal. Wahyu mengetahui film animasi Nussa dan Rara karena melihat iklan.

“Tahu film animasi Nussa dan Rara pada saat melihat iklan di televisi.”

(Wawancara dengan Wahyu, 12 September 2021).

Hesti mengetahui film Nussa dan Rara dari teman-temannya. Dari hal tersebut membuat Hesti menonton film tersebut di televisi. Sementara itu Rehan mengetahui film Nussa dan Rara pada saat membuka youtube.

“Menonton film ini pada saat membuka youtube.” (Wawancara dengan Rehan, 15 September 2021).

b. Perhatian

Pada proses persepsi individu perlu memberikan perhatian atau memfokuskan pada bentuk fisik yang terdapat pada objek. Pemusatan perhatian anak berbeda-beda, sehingga dalam mendeskripsikan penggambaran fisik tokoh tidak sama. Seperti persepsi yang diungkapkan oleh Rehan yang mendeskripsikan fisik tokoh secara rinci dalam wawancara berikut.

“Nussa anak laki-laki yang memakai baju berwarna hijau, celana coklat, memakai peci, dan disalah satu kakinya Nussa memakai kaki palsu.”

(Wawancara dengan Rehan, 15 September 2021).

Sementara itu Takul mendeskripsikan tokoh Nussa sebagai berikut.

38

“Nussa bajunya berwarna hijau dan memakai peci.” (Wawancara dengan Takul, 11 September 2021).

Dari beberapa hal ini, peneliti dapat mengetahui bahwa perhatian dapat mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek.

c. Kebutuhan

Dilihat dari faktor kebutuhan yang mendasari anak-anak memilih menonton film animasi Nussa dan Rara. Dari semua anak memilih menonton film ini karena sebagai hiburan dan anak senang ketika menontonnya. Selain sebagai sarana hiburan, anak menonton film dikarenakan isi yang terkandung pada film mengajarkan kebaikan.

“Filmnya bagus, mengajarkan kebaikan dan mengingatkan tentang agama”. (Wawancara dengan Mifta, 11 September 2021).

Jadi selain sebagai media hiburan, film animasi Nussa dan Rara dapat diguanakan sebagai media sosialisasi dan edukasi untuk anak-anak.

d. Suasana hati

Keadaan emosi mempengaruhi narasumber dalam memberikan persepsi.

Seperti pada tokoh Nussa dan Rara pada episode ini dimana Nussa dan Rara yang tidak menuruti perintah ibunya secara tidak langsung membuat narasumber tidak menyukai tokoh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Shafara sebagai berikut.

“Tidak suka Nussa dan Rara karena di episode ini karena Nussa dan Rara tidak penurut terhadap perintah Umma. Suka tokoh Umma meskipun cerewet tapi dalam hal kebaikan.” (Wawancara dengan Shafara, 15 September 2021).

4.1.6.2 Faktor Eksternal a. Warna dari objek-objek

Banyaknya warna yang berbeda akan mudah dapat membedakan seperti halnya pada karakteristik tokoh.

“Nussa anak laki-laki, memakai peci, berbaju hijau, dan celana coklat.

Rara anak perempuan memakai baju berwarna kuning, Umma ibu Nussa dan Rara yang memakai baju berwarna ungu. Setan berwarna ungu bentuknya bulat dan bisa terbang”. (Wawancara dengan Shafara, 15 September 2021)

39

Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut, penggambaran fisik tokoh memiliki warna yang berbeda-beda dan anak dapat mengenali tokoh berdasarkan warna baju setiap tokoh.

b. Intensitas

Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan hanya sekali lihat. Begitu pula pada film yang terdapat di youtube dengan nama channel Nussa official yang akan memudahkan anak ataupun orang yang menonton dengan mudah dan dapat ditonton kapanpun dan dapat diulang beberapa kali. Berdasarkan hasil penelitian anak sudah beberapa kali menonton film Nussa dan Rara dengan episode yang berbeda.

“Menonton film Nussa dan Rara pada episode saat puasa, episode menanam kacang hijau, dan lain sebagainya”. (Wawancara dengan Mifta, 09 Agustus 2020).

c. Motion/Gerakan

Individu akan banyak memberi perhatian terhadap objek yang memberi gerakan dalam jangkauan pandangan dibanding dengan objek yang diam.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui kebanyakan anak-anak menyukai pada saat adegan Umma memberi nasihat kepada Nussa dan Rara.

“Ada adegan yang disuka, ketika Umma menasehati Nussa dan Rara”.

(Wawancara dengan Hesti, 12 September 2021).

Sementara itu Wahyu memiliki memiliki persepsi yang berbeda pada adegan yang menjadi favoritnya.

“Ada, saat meminta tolong Umma untuk membantu mengerjakan”.

(Wawancara dengan Wahyu, 12 September 2021).

Sama halnya dengan Wahyu, Rehan memiliki persepsi lain mengenai adegan film yang menjadi favoritnya.

“Ada adegan favorit, saat Nussa dan Rara menonton tv”. (Wawancara dengan Rehan, 15 September 2021).

40 4.2 Pembahasan

4.2.1 Persepsi anak usia 12 tahun terhadap film animasi Nussa dan Rara episode libur jangan lalai

Anak-anak merupakan salah satu kategori audiens pada masyarakat yang banyak menyukai tontonan film animasi. Secara kognitif, anak usia 12 tahun juga mampu memberikan persepsi dari suatu informasi yang telah diakses.

Berdasarkan hal tessebut maka anak mampu untuk melihat dari sudut pandangnya sehingga dapat memberikan penilaian secara kritis terhadap tayangan film.

Persepsi didahului oleh proses pengindraan, menerima stimulus melalui alat

Persepsi didahului oleh proses pengindraan, menerima stimulus melalui alat

Dokumen terkait