4.2 Pembahasan
4.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam persepsi
Dari stimulus yang telah diterima individu akan membentuk pemahaman dan akan terjadi penilaian. Meskipun objeknya sama penilaian setiap individu berbeda-beda, oleh karena itu persepsi bersifat individual. Setiap orang memiliki kecenderungan yang berbeda dalam melihat objek. Persepsi bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, (2004:108-184) mengungkapkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor intermal dan juga eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu. Faktor internal terdiri dari informasi, perhatian, kebutuhan, pengalaman, suasana hati.
a. Informasi
Informasi masuk melalui alat indra. Informasi yang didapat dari enam narasumber mengenai film animasi Nussa dan Rara melalui berbagai hal. Wahyu mengetahui film animasi Nussa dan Rara karena melihat iklan.
“Tahu film animasi Nussa dan Rara pada saat melihat iklan di televisi.”
(Wawancara dengan Wahyu, 12 September 2021).
Hesti mengetahui film Nussa dan Rara dari teman-temannya. Dari hal tersebut membuat Hesti menonton film tersebut di televisi. Sementara itu Rehan mengetahui film Nussa dan Rara pada saat membuka youtube.
“Menonton film ini pada saat membuka youtube.” (Wawancara dengan Rehan, 15 September 2021).
Persepsi menurut Dahlan (2018) persepsi merupakan aktivitas individu dalam mendeteksi segala informasi dari lingkungannya sesuai dengan pengalamannya. Aktivitas tersebut terdiri dari berpikir, mengingat, menerima, merencanakan, dan memilih sesuatu. Turner (dalam Dahlan, 2018) berpendapat bahwa pesepsi adalah aktivitas kognitif yang membuat individu
51
menginterpretasikan informasi dari lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa informasi yang didapat anak tentang film animasi Nussa dan Rara berbeda-beda dan dari informasi tersebut akan mempengaruhi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Perhatian
Pada proses persepsi individu perlu memberikan perhatian atau memfokuskan pada bentuk fisik yang terdapat pada objek. Perhatian anak dalam memberikan persepsi lebih menggunakan indera penglihatan. Dari film animasi Nussa dan Rara episode libur jangan lalai terdapat 4 tokoh yaitu, Nussa, Rara, Umma, dan tokoh setan. Anak-anak memusatkan perhatian sehingga dapat mendeskripsikan penggambaran fisik masing-masing tokoh.
Pemusatan perhatian anak berbeda-beda, sehingga dalam mendeskripsikan penggambaran fisik tokoh tidak sama. Seperti persepsi yang diungkapkan oleh Rehan yang mendeskripsikan fisik tokoh secara rinci dalam wawancara berikut.
“Nussa anak laki-laki yang memakai baju berwarna hijau, celana coklat, memakai peci, dan disalah satu kakinya Nussa memakai kaki palsu.”
(Wawancara dengan Rehan, 15 September 2021).
Sementara itu Takul mendeskripsikan tokoh Nussa sebagai berikut.
“Nussa bajunya berwarna hijau dan memakai peci.” (Wawancara dengan Takul, 11 September 2021).
Berdasarkan hasil wawancara faktor perhatian anak akan mempengaruhi persepsi terhadap gambaran fisik pada tokoh. sejalan dengan pendapat Parcek (dalam Zuhri, 2019) pada faktor perhatian, individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik yang terdapat pada suatu objek. Energi tiap orang berbeda sehingga perhatian seseorang terhadap objek juga berbeda. Hal ini mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek. Pada persepsi anak mengenai bentuk fisik tokoh terdapat persamaan dan perbedaan dengan individu lain.
c. Kebutuhan
Faktor kebutuhan ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya individu mencari objek atau pesan yang dapat memberi jawaban sesuai dengan dirinya.
52
Dilihat dari faktor kebutuhan yang mendasari anak-anak memilih menonton film animasi Nussa dan Rara. Dari semua anak memilih menonton film ini karena sebagai hiburan dan anak senang ketika menontonnya. Hal ini sejalan dengan fungsi film animasi yang diungkapkan Waliyanto (dalam Asmawati, 2020) yang menguraikan bahwa film animasi memiliki fungsi sebagai alat penghibur dan sebagai media pembelajaran untuk anak sehingga anak merasa senang dan terhibur. Selain sebagai hiburan juga anak menonton film Nussa dan Rara dikarenakan film yang mengajarkan kebaikan. Seperti pada wawancara berikut ini.
“Filmnya bagus, mengajarkan kebaikan dan mengingatkan tentang agama”. (Wawancara dengan Mifta, 11 September 2021).
Berbagai macam kebutuhan yang mempengaruhi anak memilih tayangan film animasi Nussa dan Rara. Wade dan Turis (2007: 228) menjelaskan bahwa kebutuhan adalah ketika individu membutuhkan sesuatu atau memiliki ketertarikan akan suatu hal atau menginginkannya. Berdasarkan hasil penelitian anak menonton film animasi Nussa dan Rara dikarenakan kebutuhan akan media hiburan dan jenis film yang mengajarkan kebaikan setiap episodenya.
d. Suasana hati\
Keadaan emosi mempengaruhi narasumber dalam memberikan persepsi.
Karakter Nussa dan Rara pada episode libur jangan lalai yaitu sebagai anak yang tidak penurut, pemalas, tidak patuh, tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab Seluruh anak tidak menyukai tokoh Nussa dan Rara karena dinilai memiliki karakter yang kurang baik pada episode libur jangan lalai. Seperti yang diungkapkan oleh wawancara sebagai berikut.
“Tidak suka Nussa dan Rara karena di episode ini karena Nussa dan Rara tidak penurut terhadap perintah Umma. Suka tokoh Umma meskipun cerewet tapi dalam hal kebaikan.” (Wawancara dengan Shafara, 15 September 2021).
Setelah menonton episode libur jangan lalai seluruh narasumber tidak menyukai tokoh Nussa dan Rara. Hal ini berdasarkan pada film Nussa dan Rara dinilai kurang baik oleh anak sehingga anak tidak menyukai sikap Nussa dan
53
Rara. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa suasana hati mempengaruhi persepsi. Robbin (dalam Juriyah, 2019) menjelaskan bahwa suasana hati merupakan keadaan emosi yang mempengaruhi perilaku seseorang. Keadaan emosi ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima, bereaksi, dan mengingat.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari objek-objek dan lingkungan yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya atau menerimanya. Faktor ekternal terdiri dari warna dari objek-objek, intensitas, gerakan.
a. Warna dari objek-objek
Objek-objek yang mempunyai warna lebih banyak, akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan yang sedikit. Selain itu dengan banyaknya warna yang berbeda akan mudah dapat membedakan seperti halnya pada karakteristik tokoh.
Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut, penggambaran fisik tokoh memiliki warna yang berbeda-beda dan anak dapat mengenali tokoh berdasarkan warna baju setiap tokoh. Parcek (dalam Zuhri, 2019) menjelaskan bahwa warna dari objek-objek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan yang sedikit.
b. Intensitas
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan hanya sekali lihat. Begitu pula pada film yang terdapat di youtube dengan nama channel Nussa official yang akan memudahkan anak ataupun orang yang menonton dengan mudah dan dapat ditonton kapanpun dan dapat diulang beberapa kali. Pada saat penelitian diperlihatkan episode libur
54
jangan lalai dengan berulang-ulang. Selain itu, anak sudah sering kali menonton film Nussa dan Rara dengan episode yang berbeda.
“Menonton film Nussa dan Rara pada episode saat puasa, episode menanam kacang hijau, dan lain sebagainya”. (Wawancara dengan Mifta, 09 Agustus 2020).
Parcek (dalam Zuhri, 2019) menjelaskan bahwa stimulus akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibanfingkan dengan sekali llihat.
Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu pbjek yang bisa mempengaruhi persepsi.
c. Motion/Gerakan
Menurut Efendi (dalam Mahendra dkk, 2018) mengartikan film sebagai hasil budaya dan ekspresi kesenian. Film terdiri dari gabungan berbagai teknologi seperti fotografi dan rekaman suara. Menurut Adjie (dalam Mahendra dkk, 2018) mengartikan animasi sebagai serangkaian gambar yang bergerak secara cepat dan berkelanjutan. Berdasarkan definisi tersebut pada film animasi menampilkan gambar yang ditampilkan akan tampak hidup dan bergerak dan memiliki karakter masing-masing setiap tokoh.
Individu akan banyak memberi perhatian terhadap objek yang memberi gerakan dalam jangkauan pandangan dibanding dengan objek yang diam.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kebanyakan anak-anak menyukai pada saat adegan Umma memberi nasihat kepada Nussa dan Rara.
“Ada adegan yang disuka, ketika Umma menasehati Nussa dan Rara”.
(Wawancara dengan Hesti, 12 September 2021).
Sementara itu Wahyu memiliki memiliki persepsi yang berbeda pada adegan yang menjadi favoritnya.
“Ada, saat meminta tolong Umma untuk membantu mengerjakan”.
(Wawancara dengan Wahyu, 12 September 2021).
Sama halnya dengan Wahyu, Rehan memiliki persepsi lain mengenai adegan film yang menjadi favoritnya.
55
“Ada adegan favorit, saat Nussa dan Rara menonton tv”. (Wawancara dengan Rehan, 15 September 2021).
Hal ini sejalan dengan menurut Darmadi (2003:64-68) yang menjelaskan bahwa stimulus yang bergerak akan menarik perhatian lebih besar daripada stimulus yang diam. Dengan gerakan akan mampu meningkatkan perhatian pemirsa. Anak dalam memberikan persepsi bisa memiliki persamaan dan seringkali berbeda dengan individu yang lain. Hal ini dikarenakan individu dalam mempersepsikan suatu objek dipengaruhi oleh faktor baik internal dan eksternal yang dapat mengakibatkan pemahaman yang berbeda.
56 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Proses terjadinya persepsi dimulai dari penerimaan rangsang atau objek, pemahaman dan penilaian. Pada penerimaan objek anak-anak dapat memberikan persepsi mengenai tokoh yang terdapat pada film. Persepsi yang dilakukan anak usia 12 tahun Desa Klecoregonang pada film animasi Nussa dan Rara episode libur jangan lalai terdapat empat tokoh. Pada tahap pemahaman anak mampu mendeskripsikan mengenai isi film, gambaran fisik setiap tokoh, dan karakter setiap tokoh. Pada penilaian anak-anak dapat memberikan penilaian atas film yang telah dilihatnya. Anak kurang menyukai tokoh Nussa dan Rara karena dianggap memiliki karakter yang kurang baik dan lebih menyukai tokoh Umma.
Namun pada setiap tokoh terdapat sikap yang dapat dicontoh. Pada pesan film tersampaikan pada anak dengan cukup baik yaitu mengenai pemanfaatan waktu dengan baik. Anak menyukai film Nussa dan Rara karena terdapat hal yang menarik, baik dari episode yang seru, pesan, tokoh yang lucu dan sebagainya.
Penilaian secara keseluruhan mengenai film animasi Nussa dan Rara episode libur jangan lalai anak menilai film ini merupakan film yang bagus dan merespon dengan positif film ini.
Meskipun objeknya sama penilaian setiap individu berbeda-beda, oleh karena itu persepsi bersifat individual. Pada saat memberikan persepsi terdapat persamaan dan perbedaan dengan anak-anak yang lain. Terdapat faktor yang mepengaruhi seseorang dalam memberikan persepsi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari informasi, perhatian, kebutuhan, suasana hati Faktor ekternal terdiri dari, warna dari objek-objek, intensitas, gerakan.
5.2 Saran
Kita saat menonton sebuah film, sebaiknya kita tidak pasif menerima apa saja yang disuguhkan di film. Tetapi bersikap lebih kritis dan menilai pesan yang sebenarnya yang ingin disampaikan film tersebut.
57
Daftar Pustaka
Abdurrahman, H., & Sahuri, C. (2016). Persepsi Masyarakat pada Implementasi Perda Nomor 12 Tahun 2008 Bab III Pasal 3 Tentang Ketertiban Sosial (Studi Kasus Pemberian Sumbangan) (Doctoral dissertation, Riau University).
Akbar, R. F. (2015). Analisis Persepsi Pelajar Tingkat Menengah Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(1).
Anggara, I. G. A. S., Santosa, H., & Udayana, A. G. B. (2020). Proses Pembuatan Film Animasi 2D †œPedanda Bakaâ€. Segara Widya: Jurnal Penelitian Seni, 8(1), 10-19.
Ariotejo, I. B., & Ganggi, R. I. P. (2019). Persepsi Kolektif Sineroom Terhadap Perpustakaan Melalui Film Pendek The Library Book. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 8(3), 82-93.
Aslamiah, S., & Aruan, R. V. (2021). PERSEPSI ANAK TERHADAP PESAN DALAM FILM KARTUN UPIN & IPIN DI KALANGAN ANAK SD NEGERI 040 HUTA GODANG MUDA, KECAMATAN SIABU, KABUPATEN MANDAILING NATAL. JURNAL SOCIAL OPINION:
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 5(1), 79-84.
Bimo Walgito, 2004. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi
Bujuri, D. A. (2018). Analisis perkembangan kognitif anak usia dasar dan implikasinya dalam kegiatan belajar mengajar. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 9(1), 37-50.
Dahlan, R. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Nazhir terhadap wakaf uang. ZISWAF: Jurnal Zakat dan Wakaf, 4(1), 1-24.
Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010
Demillah, A. (2019). Peran film animasi nussa dan rara dalam meningkatkan pemahaman tentang ajaran islam pada pelajar SD. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2), 106-115.
Durianto, dkk. (2003). Invasi pasar dengan iklan yang efektif: Strategi, program dan teknik pengukuran. Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama
Faiqah, F., Nadjib, M., & Amir, A. S. (2016). Youtube sebagai sarana komunikasi bagi komunitas makassarvidgram. KAREBA: Jurnal Ilmu Komunikasi, 259-272.
Fais, F., Sudaryanto, E., & Andayani, S. (2019). Persepsi Remaja Pada Romantisisme Film Dilan 1990. representamen, 5(1).
Fardani, D. N., & Lismanda, Y. F. (2019). NILAI-NILAI PENDIDIKAN
KARAKTER UNTUK ANAK USIA DINI DALAM FILM
“NUSSA”. Thufuli: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(2), 34-49.
Fatriyah, F., Prasetyo, S. A., & Ardiyanto, A. (2020). Daya Tangkap Siswa Terhadap Pesan Moral Dan Nilai Karakter Pada Film Animasi Moana. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 303-310.
58
Gibson, Ivancevich Donelly. 1989. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur dan Proses. (editor: Agus Dharma, SH, M, Ed), Jakarta: Erlangga.
Hutasuhut, A. R. S., & Yaswinda, Y. (2020). Analisis Pengaruh Film Nussa dan Rara terhadap Empati Anak Usia Dini di Kota Padang. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(2), 1237-1246.
Izzaty, Rita Eka, 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta. UNY Press Kamalia Iftakhul, Pesan Akhlak dalam Film Animasi “Nussa dan Rara” Di
Youtube, Skripsi pada Universitas UIN Walisongo Semarang, 2019.
Komariah, K., & Subekti, P. (2016). Penggunaan media massa sebagai agen sosialisasi dinas kesehatan kabupaten Tasikmalaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. PRofesi Humas, 1(1), 76-90.
Lansky, V 2003, Tips Praktis Untuk Orang Tua (1500 Untuk Mengasuh Balita), Arcan, Jakarta.
Lazuardi, W. A. (2017, November). KURANGNYA PROFESINALISME GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR. In Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (Vol. 1, No. 1, pp. 447-457).
Lybertha, D. P., & Desiningrum, D. R. (2017). Kematangan Emosi Dan Persepsi Terhadap Pernikahan Pada Dewasa Awal: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Jurnal Empati, 5(1), 148-152.
Malik, M. S., & Maemunah, M. (2020). Kemampuan Literasi Baca Tulis Anak Usia Dasar (Studi Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia 7-12 Tahun di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Salafiyah Tajungsari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati). JIP (Jurnal Ilmiah PGMI), 6(2), 195-214.
Mamik. (2015). Metodologi Kualitatif. Zifatama Publisher.
Mardawani. (2020). Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar Dan Analisis Data Dalam Perspektif Kualitatif. Deepublish.
Mariana, Y. (2017). Film Animasi 3D Jurnalis Sindo. Besaung: Jurnal Seni Desain dan Budaya, 2(1).
Mifta Thoha, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Grafindo Persada
Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya
Moleong, Lexy J (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Cetakan ke-37).
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nasir, A. M., Upu, H., & Ihsan, H. (2016). PENERAPAN MEDIA ANIMASI
PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP: The Application Of Animation Media On Tetragon In Mathematics Learning Of Grade Vii In Junior High School. Jurnal Ilmiah Ecosystem, 16(3), 477-488.
Nazir,Moh .(2005). Metode penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Ngalim Purwanto .2002. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung : Remaja Karya
59
Ngatman, N., & Fatimah, S. (2018). Analisis Film Kartun “Cloud Bread” Sebagai Media Pengenalan Bahasa Dan Pendidikan Karakter Anak. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 2(2), 64-72.
Normuliati, S. (2016). MENANAMKAN NILAI MORAL PADA ANAK MELALUI FILM DISNEY THE PIRATE FAIRY. -, 2(1), 50-54.
Normuliati, S. (2016). MENANAMKAN NILAI MORAL PADA ANAK MELALUI FILM DISNEY THE PIRATE FAIRY. -, 2(1), 50-54.
Nuraini, N., Amelia, A. R., & Lyesmaya, D. (2021). Analisis Persepsi Siswa Dalam Melaksanakan Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar. Jurnal PGSD, 7(1), 32-36.
Nussa Official Nussa: Behind The Scene,
https://www.youtube.com/watch?v=Rp5mw6z94vg, diakses tanggal 2 Oktober 2021
Purnama, M. N. A. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Moral (Santun dan Hormat Pada Orang lain) Dalam Film Animasi Nussa dan Rara (Dalam Episode Kak Nussa). SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme, 2(1), 38-48.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosadakarya.
SANTOSO, A. (2019). REPRESENTASI ADEGAN KEKERASAN PADA
TOKOH VICKI MALONEY DALAM FILM “HOUNDS OF
LOVE”(Analisis Semiotika Adegan Kekerasan Pada Tokoh Vicki Maloney Dalam Film “Hounds Of Love”). JURNAL KOMUNITAS, 7(1).
Satori, Djam’an. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta
Sayekti, O. M. (2019). Film Animasi “Nussa dan Rara Episode Baik Itu Mudah”
sebagai Sarana Penanaman Karakter pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 8(2), 164-171.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugianto, G. E., Mingkid, E., & Kalesaran, E. R. (2017). PERSEPSI MAHASISWA PADA FILM “SENJAKALA DI MANADO”(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fispol Unsrat). ACTA DIURNA KOMUNIKASI, 6(1).
Sugiyono. (2015).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif., Dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suryani, D. P., Sulthoni, S., & Susilaningsih, S. (2019). Persepsi Anak Usia Sekolah Dasar terhadap Serial Animasi dalam Mempengaruhi Perkembangan Karakter. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1(3), 237-242.
Syahputra, A., & Putra, H. R. (2020). Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). At-Tanzir: Jurnal Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 11(1), 1-20.
Walgito. Bimo. 2004. Pengantar Psikologi. Yogyakarta: Andi Offset.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.
60
Zaidah, V. M. (2022). PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MA WATHONIYAH ISLAMIYAH KEMRANJEN BANYUMAS. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education), 5(1), 120-125.
Zuhri, S. (2019). PERSEPSI KOMUNITAS HIJABERS SURABAYA TERHADAP FILM “HIJAB”. MUBTADA, 2(2).
61
LAMPIRAN
62 Lampiran 1
JADWAL PELAKSANAAN
No Kegiatan Agustu
s 20
Septem ber 20
Oktober 20
Novem ber 20
Desem ber 20
Januari 21
Februari 2021
Maret 2021
April 2021
A Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1. Pengajuan Judul
2. Observasi 3. Penyusunan Proposal
Skripsi
4. Penyusunan Instrumen 5. Seminar Proposal
63
No Kegiatan Agustus
21
Septem ber 21
Oktober 21
Novem ber 21
Desem ber 21
Januari 22
Februari 22
B Pelaksanaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Wawancara
2. Penyusunan Skripsi
3. Penyusunan lampiran
4. Ujian skripsi
64 Lampiran 2
Data narasumber penelitian
No. Nama Jenis Kelamin
1. Miftakhun Nikmah Perempuan
2. Muhammad Miftahul Jamil Laki-laki
3. Hesti Astika Ramadhani Perempuan
4. Wahyu Tri Mulya Laki-laki
5. Muhammad Rehan Alfarezky Laki-laki 6. Shafara Saydatul Fatimaroh Hanim Perempuan
65 Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA PRA PENELITIAN DENGAN ANAK USIA 12 TAHUN DESA KLECOREGONANG
Nama :
Tempat Wawancara :
Hari/Tgl :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu suka menonton film?
2. Jenis film apa saja yang kamu sukai?
3. Kenapa kamu menyukai jenis film tersebut?
4. Apakah kamu pernah menonton film animasi Nussa dan Rara?
5. Apa yang kamu ketahui mengenai film animasi ini?
6. Pada episode apa yang pernah kamu tonton?
7. Apa yang membedakan film animasi ini dengan animasi yang lain?
66 Lampiran 4
HASIL WAWANCARA PRA PENELITIAN DENGAN ANAK USIA 12 TAHUN DESA KLECOREGONANG
67 Lampiran 5
DOKUMENTASI PRA PENELITIAN
Sumber dokumentasi peneliti 9 Agustus 2020
Gambar wawancara pra penelitian dengan anak yang dilakukan di rumah anak yang bernama Miftakhun Nikmah yang terletak di Desa Klecoregonang 03/01, Winong, Pati.
68 Lampiran 6
KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI PERSEPSI ANAK PADA FILM ANIMASI NUSSA DAN RARA EPISODE LIBUR JANGAN LALAI
Aspek Indikator Aspek yang diamati
Persepsi Bimo walgito
Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu
Mengetahui judul dan episode film Mengatahui tokoh dalam film
Mengetahui karakter tokoh pada film
Pengertian atau
pemahaman
Deskripsi alur film
Deskripsi tokoh dalam film Deskripsi karakter tokoh pada film
Penilaian atau evaluasi
Tanggapan mengenai film animasi Nussa dan Rara Penilaian mengenai film animasi Nussa dan Rara
69 Lampiran 7
LEMBAR PEDOMAN OBSERVASI PERSEPSI ANAK PADA FILM ANIMASI NUSSA DAN RARA EPISODE LIBUR JANGAN LALAI
Nama : Tempat : Hari/Tanggal :
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda checklist () di kolom nampak (sesuai/tidak) berdasarkan indikator tersebut
No. Aspek yang diamati Nampak Keterangan
Sesuai Tidak
1.
Mengetahui cerita film
2.
Mengatahui tokoh dalam film
3.
Mengetahui karakter tokoh pada film 4. Deskripsi alur film
5.
Deskripsi tokoh dalam film
6.
Deskripsi karakter tokoh pada film
7.
Tanggapan
mengenai film animasi Nussa dan
70 Rara
8.
Penilaian mengenai film animasi Nussa dan Rara
71 Lampiran 8
HASIL OBSERVASI Nama : Miftakhun Nikmah
Hari/Tanggal : 11 September 2021
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda checklist (✓) di kolom nampak (sesuai/tidak) berdasarkan indikator tersebut
No. Aspek yang diamati Nampak Keterangan Sesuai Tidak
11. Mengetahui karakter tokoh pada film
✓ Dapat menyatakan karakter tokoh pada film
12. Deskripsi alur film ✓ Dapat menjelaskan alur film
13.
Deskripsi tokoh dalam film
✓ Dapat menjelaskan masing-masing penggambaran fisik tokoh secara jelas dan rinci
72 Nama : Muhammad Miftahul Jamil Hari/Tanggal : 11 September 2021
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda checklist (✓) di kolom nampak (sesuai/tidak) berdasarkan indikator tersebut
No. Aspek yang diamati Nampak Keterangan Sesuai Tidak
✓ Dapat menyatakan karakter tokoh pada film
4. Deskripsi alur film ✓ Dapat menjelaskan alur film
5.
Deskripsi tokoh dalam film
✓ Dapat menjelaskan
masing-masing penggambaran fisik tokoh secara jelas dan cukup rinci 6. Deskripsi karakter
tokoh pada film
✓ Dapat menjelaskan karakter tokoh dengan baik
73 Nama : Hesti Astika Ramadhani
Hari/Tanggal : 12 September 2021
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda checklist (✓) di kolom nampak (sesuai/tidak) berdasarkan indikator tersebut
No. Aspek yang diamati Nampak Keterangan Sesuai Tidak
✓ Dapat menjelaskan masing-masing penggambaran fisik tokoh secara jelas.
74 Nama : Wahyu Tri Mulya
Hari/Tanggal : 12 September 2021
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda checklist (✓) di kolom nampak (sesuai/tidak) berdasarkan indikator tersebut
No. Aspek yang diamati Nampak Keterangan Sesuai Tidak
✓ Dapat menjelaskan masing-masing penggambaran fisik tokoh secara jelas.
75 Nama : Muhammad Rehan Alfarezky Hari/Tanggal : 15 September 2021
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda checklist (✓) di kolom nampak (sesuai/tidak) berdasarkan indikator tersebut
No. Aspek yang diamati Nampak Keterangan Sesuai Tidak
✓ Dapat menjelaskan masing-masing penggambaran fisik tokoh secara jelas dan rinci
76 Nama : Shafara Saydatul Fatimaroh Hanim Hari/Tanggal : 15 September 2021
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda checklist (✓) di kolom nampak (sesuai/tidak) berdasarkan indikator tersebut
No. Aspek yang diamati Nampak Keterangan Sesuai Tidak
✓ Dapat menjelaskan masing-masing penggambaran fisik tokoh secara jelas.
77 Lampiran 9
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PERSEPSI ANAK TERHADAP FILM ANIMASI NUSSA DAN RARA EPISODE LIBUR JANGAN LALAI
Aspek Indikator Aspek yang diamati Nomor butir Persepsi
Mengetahui cerita film 1,2
Mengatahui tokoh dalam film
Deskripsi alur film 5
Deskripsi tokoh dalam
Deskripsi tokoh dalam