• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data

Dalam dokumen 4. ANALISIS DATA. Universitas Kristen Petra (Halaman 89-96)

8. Personel Qualities

4.6. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hambatan komunikasi terhadap kinerja karyawan Hotel Midtown Surabaya.

Regresi linear sederhana adalah alat yang digunakan untuk mengukur satu variabel dependen dan satu variabel independen (Sujarweni & Endrayanto, 2012, p.83). Dari penelitian ini akan dicari indikator hambatan komunikasi (X) yang paling mempengaruhi kinerja karyawan (Y).

Sebelumnya, peneliti melakukan analisis korelasi spearman terlebih dahulu untuk melihat hubungan antara variabel hambatan komunikasi dengan kinerja karyawan. Korelasi merupakan salah satu statistik inferensial yang akan menguji apakah dua variabel atau lebih mempunyai hubungan atau tidak (Sujarweni & Endrayanto, 2012, p.59). Seluruh perhitungan regresi linear sederhana akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows version 17.0. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh beberapa output yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4.51. Korelasi Antara Variabel Hambatan Komunikasi dan Variabel Kinerja Karyawan

Hambatan Komunikasi

Kinerja Karyawan

Hambatan Komunikasi Pearson Correlation 1 -.483**

Sig. (2-tailed) .000

N 101 101

Kinerja Karyawan Pearson Correlation -.483** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 101 101

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Dari tabel korelasi di atas, ditemukan bahwa ada hubungan yang terjadi antara dua variabel yang diteliti, yaitu sebesar 0,483. Angka ini dapat

141

Universitas Kristen Petra

diinterpretasikan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel hambatan komunikasi dengan variabel kinerja karyawan adalah sedang atau cukup. Hal ini didasarkan pada pendapat Sugiyono (2002, p.216) bahwa kisaran angka antara 0,40 – 0,599 mempunyai hubungan yang sedang atau cukup kuat.

Dengan mempunyai hubungan yang cukup kuat, maka hambatan komunikasi mempunyai keterkaitan dengan kinerja karyawan yang terjadi di Hotel Midtown Surabaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.52. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien

Interval koefisien Keterangan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang/ cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono, 2002, p.216

Berdasarkan hasil korelasi di atas terlihat bahwa variabel hambatan komunikasi memiliki hubungan yang cukup kuat dengan variabel kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan dari hasil jawaban kuesioner yang ada bahwa hambatan komunikasi terjadi karena adanya hambatan teknis, semantik, dan perilaku. Dimana responden mengalami beberapa hambatan komunikasi karena kurangnya keahlian dan kecakapan dalam menyampaikan pesan, melakukan komunikasi dalam kondisi yang tidak mendukung, sering terjadi salah ucap dalam menyampaikan informasi, adanya kesalahpahaman yang terjadi antar karyawan, memiliki prasangka buruk, saling curiga, kurang percaya antar karyawan, dan tidak mau menerima perubahan terhadap metode kerja yang baru. Dari sini membuat kinerja karyawan menjadi terganggu karena komunikasi yang tidak lancar menghambat pekerjaan yang ada.

Melalui hasil wawancara dengan Human Resources Department pada tanggal 4 Juli 2013 (Sari, usia 29 tahun, masa kerja 1 tahun) mengatakan bahwa komunikasi yang tidak efektif dapat mengganggu jalannya pekerjaan

142

Universitas Kristen Petra

individu. Misalnya, kesalahpahaman yang terjadi dikarenakan responden salah memahami pesan yang disampaikan, sehingga kinerja karyawan menjadi tidak sesuai dengan tugas yang diberikan atasan dan tidak dapat mencapai target yang diharapkan.

Begitu pula dari hasil jawaban responden yang mengatakan bahwa sebagian besar tidak dapat menyelesaikan jumlah pekerjaan sesuai dengan deadline yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan pekerjaan mereka terganggu karena komunikasi antara satu karyawan dengan lainnya tidak lancar yang menyebabkan pekerjaan menjadi tertunda. Seperti hasil wawancara dengan responden, pada saat Manager Sales & Marketing menyuruh salah satu staff divisi Sales & Marketing membuat laporan bulanan mengenai occupancy kamar hotel Midtown selama satu bulan, staff tersebut tidak mengerti bagaimana membuat laporan itu dan pada akhirnya terjadi kesalahan pembuatan laporan. Akibatnya pekerjaan tertunda dan tidak dapat diselesaikan tepat waktu.

Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim.

Kenyataannya, sering kita gagal saling memahami. Sumber utama kesalahpahaman dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan berbeda dari yang dimaksud oleh pengirim, karena pengirim gagal mengkomunikasikan maksudnya dengan tepat (Supratiknya, 1995, p.34). Dengan adanya komunikasi yang tidak efektif dalam organisasi, maka berhubungan dengan kinerja karyawan itu sendiri. Terlihat dari fenomena yang terjadi bahwa komunikasi sangatlah penting demi kelancaran pekerjaan tiap individu, ketidaklancaran komunikasi menyebabkan kinerja karyawan menjadi terhambat. Sebaliknya kinerja individu yang tidak baik juga disebabkan karena komunikasi yang tidak efektif dalam organisasi. Dari sini dapat dikatakan antara variabel hambatan komunikasi dan variabel kinerja karyawan memiliki hubungan yang cukup kuat.

Setelah mengetahui keterkaitan hubungan antara variabel hambatan komunikasi dengan variabel kinerja karyawan yang cukup kuat. Selanjutnya akan dilakukan analisis regresi linear sederhana untuk melihat ada pengaruh atau tidak antara dua variabel tersebut.

143

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.53. Coefficient Variabel Hambatan Komunikasi (X) dengan Kinerja Karyawan (Y)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 61.147 2.082 29.376 .000

Hambatan Komunikasi -.345 .063 -.483 -5.482 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Dari tabel di atas, didapat persamaan regresi linear sederhana yang digunakan adalah :

Y = a + bX

Y = 61.147 - .483 X

Dimana : Y = Kinerja Karyawan X = Hambatan Komunikasi

Sesuai dengan persamaan regresi linear yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Harga koefisien konstanta sebesar 61.147. Hal ini berarti apabila ada nilai dari hambatan komunikasi (X), maka tingkat kinerja karyawan Hotel Midtown Surabaya (Y) sebesar 61.147.

2. Harga koefisien b = -.483, berarti apabila nilai hambatan komunikasi (X) mengalami kenaikan sebesar satu poin, maka tingkat variabel kinerja karyawan (Y) akan menurun sebesar -48,3%.

3. Regresi linear sederhana dalam penelitian ini disebut regresi linear negatif karena jika variabel hambatan komunikasi (X) mengalami kenaikan, maka variabel kinerja karyawan (Y) mengalami penurunan. Sebaliknya, jika variabel hambatan komunikasi (X)

144

Universitas Kristen Petra

mengalami penurunan, maka variabel kinerja karyawan (Y) mengalami kenaikan (Y).

4. Berdasarkan interval koefisien korelasi pada tabel 4.37, ditemukan bahwa variabel hambatan komunikasi (X) memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kinerja karyawan (Y) Hotel Midtown Surabaya.

Tabel. 4.54. Output Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .483a .233 .225 3.318

a. Predictors: (Constant), Hambatan Komunikasi

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa harga koefisien korelasi R = 0,483, yang berarti lebih besar dari 0. Dengan demikian dapat dinyatakan ada hubungan yang bersifat pengaruh antara variabel hambatan komunikasi (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Hal demikian tidak cukup untuk menjelaskan bahwa X benar-benar berpengaruh terhadap Y, sehingga perlu pembuktian tentang signifikansi hubungan tersebut (Sudarmanto, 2005, p.203). Hasil R Square yang terlihat dalam kolom di atas adalah 0,233. R Square biasanya disebut dengan koefisien determinasi. Dalam penelitian ini, berarti sebesar 23,3% kinerja karyawan Hotel Midtown Surabaya dipengaruhi oleh hambatan komunikasi.

Hal ini tampak dari fenomena yang terjadi dalam organisasi Hotel Midtown, dimana hambatan komunikasi dikarenakan hambatan teknis, semantik, dan perilaku mempengaruhi quality of work, quantity of work, dan job knowledge tiap individu dalam organisasi. Dilihat dari hasil jawaban dan wawancara dengan responden, sebagian besar menjawab bahwa mereka yang tidak memiliki keahlian dan kecakapan dalam menyampaikan pesan, tidak dapat mengirim pesan dengan baik, hasilnya dapat terjadi salah ucap dan muncul kesalahpahaman yang ada. Dari kesalahpahaman yang ada ini

145

Universitas Kristen Petra

membuat kinerja individu menjadi terhambat karena pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang dimaksud, sehingga harus melakukan pekerjaan ulang dengan benar. Tugas yang diberikan menjadi tidak sesuai dengan apa yang ditugaskan atasannya dan tidak mencapai target dengan maksimal.

Berdasarkan hasil analisis wawancara dengan responden dalam penelitian ini mengatakan bahwa hambatan teknis sering terjadi karena tidak memiliki keahlian dan kecakapan dalam menyampaikan pesan kepada rekan kerja lainnya dan tidak dapat melakukan komunikasi dalam kondisi yang baik. Sebagai contoh, pada saat menyampaikan pesan dalam suasana ramai atau kondisi yang lelah, maka komunikasi tidak akan berjalan efektif.

Responden yang tidak dapat menyampaikan pesan dengan baik kepada karyawan lain juga mengganggu komunikasi yang ada, sehingga mempengaruhi pekerjaan yang dilakukan tiap individu. Pekerjaan menjadi tidak efektif dan tidak dapat sesuai dengan deadline yang ditentukan. Rina, usia 39 tahun, masa kerja 1 tahun, divisi Rooms pada tanggal 5 Juli 2013 mengatakan bahwa sering terjadi kesalahpahaman dalam menyampaikan pesan dikarenakan suasana yang tidak mendukung, sehingga pesan yang disampaikan tidak jelas. Hal ini menyebabkan pekerjaan menjadi salah dan tidak sesuai dengan target yang diharapkan, sehingga mempengaruhi kinerja karyawan menjadi menurun. Individu juga tidak dapat memahami tugas-tugas yang diberikan atasannya.

Seringnya terjadi salah ucap dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi juga mempengaruhi kinerja karyawan menjadi menurun.

Seperti hasil wawancara dengan responden pada tanggal 5 Juli 2013, Rina, usia 39 tahun, masa kerja 1 tahun, divisi Rooms memberi contoh pada saat acara malam tahun baru 2013, Hotel Midtown menjual paket kamar dengan makan siang. Pada saat divisi Sales & Marketing menyampaikan pesan tersebut kepada kepala bagian Rooms ternyata kepala bagian itu salah memahami pesan yang ada. Ia menyampaikan pesan kepada karyawan lain bahwa para tamu mendapat makan malam bukan makan siang. Pada saat malam tahun baru tiba, seluruh tamu menjadi salah paham, mereka tidak menggunakan makan siang yang diberikan, tetapi menunggu makan malam.

Saat itu suasana menjadi kacau, banyak tamu yang complaint dan seluruh

146

Universitas Kristen Petra

staff harus melakukan evaluasi untuk membenahinya. Pekerjaan mereka menjadi tidak efektif dan tidak berjalan sesuai dengan target yang ditentukan.

Komunikasi yang terhambat mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.

Selain itu, karyawan yang memiliki prasangka buruk, rasa curiga, dan saling tidak percaya juga dapat menghambat komunikasi yang ada.

Responden menjadi tidak mau percaya untuk menyampaikan pesan kepada karyawan lain, dengan begitu pekerjaan individu menjadi tidak seluruhnya berjalan dengan baik. Karena adanya prasangka buruk sebelumnya yang menyebabkan tidak ada rasa kepercayaan diantara rekan kerja. Pekerjaan yang seharusnya dapat dilakukan bersama-sama dengan baik, tidak dapat dilakukan dengan waktu yang tepat karena rasa curiga dan kurang percaya yang ada antar karyawan.

Sebagian responden dalam penelitian ini juga tidak mau menerima perubahan terhadap lingkungan kerja yang baru, sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Dari hasil wawancara dengan Human Resources Department pada tanggal 5 Juli 2013 (Sari, usia 29 tahun, masa kerja 1 tahun) mengatakan bahwa ada beberapa staff yang tidak mau menggunakan sistem dan tata kerja yang baru. Mereka masih menggunakan tata kerja yang lama, sehingga pekerjaan yang ada tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Sebagian dari mereka juga tidak mau mengkomunikasikan persoalan yang ada dalam organisasi, sehingga komunikasi yang ada tidak dapat disampaikan seluruhnya dengan efektif. Dengan demikian, kinerja karyawan menjadi tidak tepat waktu, tidak berjalan dengan baik, dan pada akhirnya mengalami penurunan.

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa hambatan komunikasi mempengaruhi kinerja karyawan Hotel Midtown Surabaya. Apabila hambatan komunikasi tinggi, maka kinerja karyawan menurun. Dilihat dari fenomena yang terjadi dalam penelitian ini, hambatan komunikasi memiliki pengaruh sebesar 23,3% terhadap kinerja karyawan. Sesuai dengan teori yang diungkapkan Effendy (2003, p.45) ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Suranto (2005, p.57) mengatakan dengan adanya komunikasi yang baik akan meningkatkan kinerja organisasi. Sebaliknya, apabila tidak ada komunikasi, maka koordinasi akan terganggu.

147

Universitas Kristen Petra

Dalam dokumen 4. ANALISIS DATA. Universitas Kristen Petra (Halaman 89-96)

Dokumen terkait