• Tidak ada hasil yang ditemukan

Job Knowledge

Dalam dokumen 4. ANALISIS DATA. Universitas Kristen Petra (Halaman 52-64)

Tabel 4.28. Responden Mampu Memahami Tugas yang Diberikan oleh Atasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak setuju 40 39.6 39.6 39.6

Setuju 37 36.6 36.6 76.2

Sangat setuju 24 23.8 23.8 100.0

Total 101 100.0 100.0

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Berdasarkan hasil jawaban responden dari tabel 4.28 di atas dapat dilihat sebagian besar responden menjawab tidak setuju bahwa mereka mampu memahami tugas-tugas yang diberikan oleh atasan dan bersedia melakukannya tepat waktu. Responden yang menjawab tidak setuju berjumlah 40 orang atau 39,6%, responden yang menjawab setuju sebanyak 37 orang atau 36,6%, dan yang menjawab sangat setuju dengan total 24 orang atau 23,8%. Dari jawaban responden dapat diketahui bahwa mereka tidak terlalu memahami tugas-tugas yang diberikan atasan dan tidak dapat menyelesaikannya tepat waktu.

Dalam melakukan kinerja yang baik, seseorang harus dapat memiliki pengetahuan yang luas dan dapat mengerti setiap pekerjaan yang diberikan.

Menurut Gomes (1995, p.142) penilaian kinerja karyawan dapat dilihat dari luasnya pengetahuan (job knowledge) mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

Seperti hasil wawancara dengan salah satu responden pada tanggal 6 Juli 2013 (Rini, usia 37 tahun, masa kerja 10 bulan, staff divisi Rooms) menyatakan bahwa beberapa karyawan tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dikarenakan tidak mengerti tugas apa yang diberikan. Pernyataan ini dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut.

“Penyebab utama hal ini karena komunikasi yang kurang lancar dan tidak dimengerti oleh komunikan, sehingga tugas yang diberikan tidak

104

Universitas Kristen Petra

dipahami dengan baik dan tidak dapat diselesaikan tepat waktu.

Kinerja karyawan dalam responden ini menjadi menurun karena tidak mengerti penjelasan yang diberikan dan pekerjaan menjadi tidak sesuai”.

Salah satu responden yang menjawab tidak setuju (Awan, usia 28 tahun, masa kerja 1 tahun, staff divisi Rooms, 6 Juli 2013) mengatakan demikian.

“Saya kadang juga tidak memahami dengan baik tugas yang diberikan, sehingga terjadi kesalahan mengerjakan tugas itu. Hal ini terjadi karena kadang saya tidak tahu informasi terbaru dalam organisasi dan tidak paham dengan benar pesan yang disampaikan, sehingga menyebabkan saya tidak mengerti dengan tugas yang ada”.

Namun, tidak seluruh responden menjawab tidak setuju, terdapat responden yang menjawab setuju. Artinya mereka mengerti tugas yang diberikan dan memiliki pengetahuan yang luas, sehingga dapat menyelesaikannya tepat waktu. Seperti hasil wawancara dengan salah satu responden yang menjawab setuju (Lucy, usia 30 tahun, masa kerja 1 tahun, staff divisi Finance & Accounting, 6 Juli 2013) mengungkapkan sebagai berikut.

“Saya mampu memahami tugas-tugas yang diberikan atasan dan menyelesaikannya tepat waktu. Karena pesan yang disampaikan dapat saya cerna dengan baik dan jika ada yang tidak jelas saya akan tanyakan langsung. Saya juga berusaha mengetahui informasi terbaru dalam organisasi agar pengetahuan saya lebih luas”.

Pada dasarnya, kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugas pekerjaannya. Kinerja karyawan bergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha dan kesempatan/

peluang yang diperoleh (Bernardin dan Joyce, 1993, p.379). Melalui jawaban responden ini terdapat 40 orang yang tidak mampu memahami tugas yang diberikan. Hal ini dikarenakan mereka tidak mengerti apa yang disampaikan oleh atasan maupun rekan kerjanya dan tidak dapat menguasai tugas yang

105

Universitas Kristen Petra

diberikan. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki tidak terlalu luas. Secara garis besar, kinerja responden dalam penelitian ini menjadi tidak baik.

4. Creativeness

Tabel 4.29. Responden Bersedia Mengkomunikasikan Gagasan atau Ide Kepada Rekan Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 41 40.6 40.6 40.6

Sangat setuju 60 59.4 59.4 100.0

Total 101 100.0 100.0

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Berdasarkan tabel 4.29 di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden bersedia mengkomunikasikan gagasan atau ide kepada rekan kerja lainnya.

Dari total 101 responden, sebanyak 60 orang atau 59,4% menjawab sangat setuju dan 41 responden atau 40% lainnya menjawab setuju. Penilaian kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari quantity of work, quality of work, dan job knowledge saja, tetapi juga dilihat dari creativeness. Dalam hal ini seluruh responden mau mengkomunikasikan gagasan dan ide-ide yang ada kepada atasan maupun rekan kerja lainnya.

Komunikasi merupakan keniscayaan dalam kehidupan organisasi.

Ketika sebuah organisasi berharap dapat bekerja dalam sebuah manajemen yang efisien, maka di dalamnya harus dilakukan langkah-langkah komunikasi internal secara terencana (Suranto, 2005, p.55). Komunikasi dapat digunakan untuk mengubah, mempertahankan, dan meningkatkan kemajuan sebuah perusahaan.

Menurut hasil wawancara dengan salah satu responden pada tanggal 5 Juli 2013 (Putu, usia 41 tahun, masa kerja 1 tahun, staff divisi Food &

Beverage Marketing) mengatakan bahwa pada saat melakukan briefing bersama staff divisi yang lain, masing-masing responden yang memiliki ide

106

Universitas Kristen Petra

atau gagasan mau mengkomunikasikannya bersama, sehingga mendapat suatu keputusan bersama. Dengan demikian pekerjaan yang ada dapat dilakukan sesuai target, sehingga kinerja individu dapat mencapai optimal. Pernyataan hasil wawancara ini dapat dilihat sebagai berikut.

“Saya dalam melakukan pekerjaan selalu ingin melakukan yang terbaik. Apabila saya memiliki ide yang baru maupun saran-saran untuk kemajuan perusahaan, saya bersedia mengkomunikasikannya kepada rekan kerja yang lain agar mendapat suatu keputusan yang benar”.

Kreativitas yang ada dalam diri individu dapat meningkatkan kinerja atau prestasi kerja masing-masing individu. Apabila responden tidak mau atau tidak berani mengkomunikasikan gagasan atau ide yang ada, maka suasana kerja menjadi kurang nyaman. Secara tidak langsung penilaian terhadap kinerja karyawan kurang memadai.

Sebaliknya apabila seluruh responden mau mengkomunikasikan gagasan, ide, kritik, dan saran kepada rekan kerja yang lain, maka kualitas kerja akan membaik. Setiap orang memiliki gagasan atau pemikiran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu komunikasi dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan agar mendapat keputusan yang baik dan apa yang dibicarakan bisa terencana dengan baik. Kreativitas setiap responden dalam bekerja sangat dibutuhkan. Creativeness adalah keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul (Gomes, 1995, p.142).

Sesuai dengan teori di atas, responden dalam penelitian ini bersedia memberikan ide dan gagasannya kepada rekan kerja yang lain.

107

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.30. Responden Mampu Mengkomunikasikan Persoalan yang Timbul dan Bertindak Menyelesaikannya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak setuju 56 55.4 55.4 55.4

Setuju 24 23.8 23.8 79.2

Sangat setuju 21 20.8 20.8 100.0

Total 101 100.0 100.0

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner dari tabel 4.30 di atas, diketahui sebagian besar responden tidak mampu mengkomunikasikan persoalan yang timbul dan tidak dapat bertindak untuk menyelesaikannya. Responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 56 orang atau 55,4%, responden yang menjawab setuju sebanyak 24 orang atau 23,8%, dan responden yang menjawab sangat setuju sejumlah 21 orang atau 20,8%.

Alasan responden yang menjawab tidak setuju dapat dilihat melalui hasil wawancara dengan Santi, usia 27 tahun, masa kerja 8 bulan, staff divisi Food & Beverage Marketing, 5 Juli 2013 sebagai berikut.

“Saya mau menyampaikan informasi penting kepada rekan kerja lainnya, tetapi saya tidak yakin dapat mengkomunikasikan persoalan yang muncul dalam organisasi. Saya juga tidak dapat bertindak untuk menyelesaikannya. Karena belum tentu apa yang saya bicarakan itu dapat diterima oleh orang lain. Bisa saja mereka memiliki pemikiran yang berbeda, sehingga malah menjadi salah paham. Saya pun tidak terlalu pandai untuk mengkomunikasikan sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang terjadi dalam organisasi”.

Beberapa responden yang menjawab setuju dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Lani, usia 34 tahun, masa kerja 1 tahun, staff divisi Sales

& Marketing, 5 Juli 2013 sebagai berikut.

108

Universitas Kristen Petra

“Jika dalam organisasi terdapat persoalan yang harus dibicarakan bersama, saya dapat mengkomunikasikannya kepada karyawan yang lain. Dengan tujuan persoalan yang muncul tersebut segera diatasi”.

Secara umum, alasan responden yang menjawab tidak setuju dikarenakan mereka tidak memiliki keyakinan untuk mengkomunikasikan persoalan yang timbul dalam organisasi. Misalnya, dalam pekerjaan yang dilakukan terdapat kesalahpahaman yang ada, tetapi responden tersebut tidak mau mengkomunikasikan masalah yang terjadi, sehingga menghambat komunikasi dan kinerja yang ada. Kreativitas yang dimiliki setiap individu dalam pekerjaannya sangat dibutuhkan. Menurut Gomes (1995, p.142), kreativitas individu dalam mengkomunikasikan persoalan yang timbul dan mau menyelesaikannya merupakan salah satu penilaian kinerja karyawan.

Dalam hal ini tidak semua responden memiliki kreativitas seperti itu.

Responden yang mau mengkomunikasikan persoalan adalah mereka yang mau memberikan gagasan dan pemikirannya dengan benar dan berani mengungkapkan persoalan yang ada. Responden yang menjawab tidak setuju bukan berarti mereka tidak mau memberikan gagasan atau ide yang ada.

Mereka mau memberikan gagasan atau ide yang ada kepada karyawan lain, tetapi tidak bersedia menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Hal seperti ini dikarenakan faktor teknik berkomunikasi yang tidak dimiliki oleh tiap responden. Penilaian kinerja karyawan akan tampak pada saat individu tidak dapat mengkomunikasikan persoalan yang ada. Dengan demikian dapat dikatakan responden dalam penelitian ini tidak mampu menyelesaikan setiap persoalan yang ada.

109

Universitas Kristen Petra

5. Cooperation

Tabel 4.31. Responden Bersedia Melakukan Komunikasi yang Baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak setuju 7 6.9 6.9 6.9

Setuju 46 45.5 45.5 52.5

Sangat setuju 48 47.5 47.5 100.0

Total 101 100.0 100.0

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Berdasarkan data tabel 4.31 di atas dapat dilihat mayoritas responden bersedia melakukan komunikasi yang baik dengan karyawan lain dalam organisasi. Terlihat dari jawaban responden yang menjawab sangat setuju sejumlah 48 orang atau 47,5%, responden yang menjawab setuju sejumlah 46 orang atau 45,5%, dan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju dengan total 7 responden atau 6,9%.

Dari hasil wawancara dengan Human Resources Department pada tanggal 6 Juli 2013 (Sari, usia 29 tahun, masa kerja 1 tahun) mengatakan secara umum karyawan yang satu dengan yang lain mau menjalin kerja sama yang baik melalui komunikasi yang baik. Hal ini tampak ketika ada event yang dilakukan Hotel Midtown, seperti pada saat acara Valentine’s day, seluruh staff bersedia melakukan komunikasi yang efektif demi kelancaran event yang ada. Walaupun demikian ada hambatan komunikasi yang terjadi karena kesalahpahaman yang terjadi dan pesan yang tidak dipahami antara komunikator dan komunikan. Namun, dalam melakukan kerja sama, seluruh karyawan bersedia melakukannya.

Dari hasil wawancara dengan salah satu responden yang menjawab sangat setuju (Bayu, usia 36 tahun, masa kerja 10 bulan, staff divisi Sales &

Marketing, 6 Juli 2013) mengatakan demikian.

“Saya bersedia untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan karyawan yang lain. Terlebih melakukan kerjasama yang baik antar rekan sekerja. Pekerjaan yang dilakukan bersama-sama akan cepat

110

Universitas Kristen Petra

selesai dan hasilnya memuaskan. Jika tidak mau melakukan kerjasama yang baik, maka nantinya pekerjaan akan menjadi tidak maksimal”.

Alasan responden yang menjawab tidak setuju hanya sebagian kecil, yaitu sebanyak 7 responden. Dari hasil wawancara dengan salah satu responden yang menjawab tidak setuju (Indra, usia 28 tahun, masa kerja 8 bulan, staff divisi Rooms, 6 Juli 2013) mengatakan demikian.

“Saya tidak setuju melakukan kerjasama dengan karyawan lain jika saya memiliki rasa kurang percaya dengan rekan sekerja. Melalui pengalaman saya sebelumnya, saya sudah mempercayai teman kerja saya dalam melaksanakan acara perusahaan. Ternyata orang itu tidak bisa dipercaya, pekerjaan yang ada tidak dikerjakan dan tidak mau ikut berpartisipasi. Akhirnya, pekerjaan saya menjadi terhambat.

Namun, jika saya percaya dengan rekan sekerja itu, maka saya mau menjalin komunikasi yang baik dengannya”.

Penilaian kinerja karyawan juga dilihat melalui kesediaan melakukan komunikasi yang baik. Gomes (1995, p.142) menyatakan bahwa penilaian kinerja karyawan dilihat dari cooperation, artinya kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi). Kesediaan melakukan komunikasi yang efektif di sini maksudnya adalah antar karyawan dalam organisasi bersedia untuk bekerja sama melakukan pekerjaan yang terbaik melalui komunikasi. Organisasi yang berfungsi dengan baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis dan harmonis dari berbagai komponen.

Senantiasa terjadi komunikasi, kerjasama, saling koreksi, dan terdapat sistem pembagian tugas antar komponen tersebut (Suranto, 2005, p.56). Terlihat dari jawaban responden, mayoritas responden mau melakukan komunikasi yang baik dengan rekan sekerja.

111

Universitas Kristen Petra

6. Dependability

Tabel 4.32. Responden Dapat Diandalkan dan Dipercaya dalam Melakukan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 46 45.5 45.5 45.5

Sangat setuju 55 54.5 54.5 100.0

Total 101 100.0 100.0

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Berdasarkan data dari tabel 4.32 di atas dapat dilihat mayoritas responden dapat diandalkan dan dipercaya dalam melakukan pekerjaan yang diberikan atasannya. Hal ini tampak dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju sejumlah 55 orang atau 54,5% dan responden yang menjawab setuju sejumlah 46 orang atau 45,5%.

Melalui hasil wawancara dengan responden yang menjawab sangat setuju (Lani, usia 34 tahun, masa kerja 1 tahun, staff divisi Sales &

Marketing, 6 Juli 2013) mengatakan seperti di bawah ini.

“Saya dalam melakukan pekerjaan selalu memiliki tanggung jawab dalam menjalankannya. Saya tidak mau mengerjakan asal-asalan, sehingga pekerjaan saya dapat diselesaikan dengan hasil yang baik.

Semaksimal mungkin saya akan menjadi yang terbaik”.

Salah satu penilaian kinerja karyawan menurut Gomes (1995, p.142) adalah dependability, yaitu kesadaran dan dapat diandalkan dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja. Pentingnya kesadaran individu dalam menyelesaikan pekerjaan merupakan kewajiban setiap karyawan untuk kemajuan perusahaan. Dalam hal ini seluruh karyawan Hotel Midtown yang menjadi responden penelitian ini dapat diandalkan dan dipercaya untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Mereka diberi tanggung jawab penuh untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan atasan.

112

Universitas Kristen Petra

Tanggung jawab karyawan merupakan kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu, serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan yang dilakukannya (Bernardin dan Joyce, 1993, p.381). Secara keseluruhan dari jawaban responden dalam hal ini dapat diandalkan dan dipercaya, mereka memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penilaian kinerja karyawan yang kurang baik, apabila mereka tidak bisa diandalkan dalam setiap pekerjaannya.

Namun dalam hal ini seluruh responden memiliki kinerja yang baik, artinya mereka bisa diandalkan dan dipercaya oleh atasan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

7. Initiative

Tabel 4.33. Responden Semangat Melaksanakan Tugas Baru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 43 42.6 42.6 42.6

Sangat setuju 58 57.4 57.4 100.0

Total 101 100.0 100.0

Sumber : Olahan Peneliti (2013)

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa seluruh responden memiliki semangat untuk melaksanakan tugas baru yang diberikan atasannya. Seluruh responden menjawab setuju dengan total 43 orang atau 42,6% dan sangat setuju dengan total 58 orang atau 57,4%. Artinya responden dalam penelitian ini memiliki rasa initiative.

Melalui hasil wawancara dengan salah satu responden yang menjawab sangat setuju (Budi, usia 36 tahun, masa kerja 1 tahun, staff divisi Finance &

Accounting, 5 Juli 2013) mengatakan sebagai berikut.

“Saya semangat melaksanakan tugas baru yang diberikan atasan.

Setiap tugas yang ada, saya kerjakan dengan baik agar cepat selesai.

113

Universitas Kristen Petra

Selain itu tugas yang baru juga menambah pengalaman saya dalam bekerja dan memberi semangat yang baru untuk ke depannya”.

Penilaian kinerja karyawan baik atau tidak juga dilihat melalui dimensi initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya (Gomes, 1995, p.143). Dari hasil analisis jawaban responden dapat diketahui bahwa mayoritas dari mereka tetap semangat dalam melaksanakan tugas baru, meskipun banyak hambatan atau gangguan yang sering terjadi dalam organisasi maupun pekerjaannya.

Mereka tetap bekerja sesuai dengan apa yang ditugaskan dan sebisa mungkin menyelesaikan dengan baik.

Kinerja adalah bagaimana suatu organisasi mengambil seseorang untuk bekerja dan melakukannya dengan baik. Kinerja bukan merupakan hasil dari tindakan atau kegiatan, tetapi kegiatan itu sendiri (Campbell et al., 1993, p.40). Kinerja karyawan sangat penting dilihat untuk memajukan perusahaan dan karyawan itu sendiri. Dari penilaian kinerja ini, karyawan dalam responden penelitian ini memiliki semangat untuk terus bekerja.

Tabel 4.34. Responden Mau Menyampaikan Saran Secara Terbuka Kepada Atasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0

Setuju 50 49.5 49.5 53.5

Sangat setuju 47 46.5 46.5 100.0

Total 101 100.0 100.0

Saran : Olahan Peneliti (2013)

Berdasarkan jawaban responden dari tabel 4.34 di atas diketahui bahwa mayoritas responden menjawab setuju dengan pernyataan di atas.

Responden mau menyampaikan saran secara terbuka kepada atasan tentang suatu hal dalam organisasi yang perlu dibenahi atau dirundingkan. Sebanyak

114

Universitas Kristen Petra

50 orang atau 49,5% menjawab setuju, 47 responden atau 46,5% menjawab sangat setuju, dan hanya 4 orang atau 4% yang menjawab tidak setuju.

Dari hasil wawancara dengan responden yang menjawab setuju (Budiarto, usia 39 tahun, masa kerja 1 tahun, staff divisi Food & Beverage Marketing, 4 Juli 2013) mengatakan sebagai berikut.

“Saya mau menyampaikan saran-saran yang perlu saya komunikasikan kepada atasan maupun rekan kerja pada saat rapat atau briefing. Saran dari setiap orang dapat membangun organisasi agar menjadi lebih baik. Saran-saran yang disampaikan secara terbuka dapat saling melengkapi agar tujuan perusahaan dapat tercapai”.

Alasan responden menjawab setuju karena seluruh responden mau menyampaikan saran maupun gagasan atau ide yang ada kepada atasan dan sesama karyawan. Karena hal ini dapat mempermudah mereka dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu suasana dalam pekerjaan juga dapat berjalan dengan baik. Apabila ada saran yang perlu dibicarakan, seluruh karyawan mau bekerja sama untuk mengkomunikasikannya.

Namun terdapat 4 responden yang menjawab tidak setuju. Hasil wawancara dengan responden yang menjawab tidak setuju (Iwan, usia 26 tahun, masa kerja 4 bulan, staff divisi Rooms, 4 Juli 2013) mengatakan demikian.

“Saya jarang menyampaikan saran kepada atasan mengenai pembenahan yang ada dalam organisasi. Hal ini dikarenakan saya tidak memiliki keberanian untuk mengkomunikasikannya. Secara pribadi, saya tidak terlalu pandai melakukan komunikasi dengan atasan maupun rekan kerja”.

Penilaian kinerja dalam hal ini dinilai dari sisi initiative, yaitu karyawan memiliki semangat baru dan mau menyampaikan saran-saran secara terbuka mengenai hal-hal dalam organisasi yang perlu dibenahi (Gomes, 1995, p.143). Inisiatif sangat dibutuhkan dalam upaya menyelesaikan suatu pekerjaan. Tanpa inisiatif dan kreativitas suatu pekerjaan tidak akan tercapai atau terselesaikan tujuannya secara efektif dan efisien (Suranto, 2005, p.59). Pada saat rapat maupun briefing bersama

115

Universitas Kristen Petra

seluruh staff dan atasan, responden mau menyampaikan saran secara terbuka tentang keperluan dalam organisasi. Dengan kemauan untuk mengkomunikasikan sesuatu, maka kinerja seseorang akan meningkat.

Sebaliknya jika karyawan tidak mau mengkomunikasikan sesuatu, maka pekerjaan akan tidak efektif dan kinerja mereka akan menurun.

Secara keseluruhan, responden dalam penelitian ini mau menyampaikan saran secara terbuka mengenai pembenahan dalam organisasi kepada atasan. Penilaian kinerja karyawan dari sisi initiative tiap individu dapat dikatakan baik.

Dalam dokumen 4. ANALISIS DATA. Universitas Kristen Petra (Halaman 52-64)

Dokumen terkait