• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan Risiko Pengukuran Risiko

4.4 Metode Analisis

4.4.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran pada fenomena-fenomena, menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang akan dipecahkan (Nasir, 2005). Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko dan untuk menganalisis manajemen risiko yang diterapkan oleh kebun UKBB.

Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan penilaian beberapa pengambil keputusan di kebun secara subjektif. Analisis deskriptif untuk menganalisis strategi manajemen risiko perusahaan dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan diskusi dengan manajer kebun serta tenaga kerja produksi khususnya yang menangani proses pasca panen tanamana obat.

31 4.4.2 Pengukuran Risiko

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh pelaku bisnis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kegiatan bisnis yang bersifat spesiaRismawatisasi (tunggal) dan bersifat diversifikasi (portofolio). Dalam menjalankan kegiatan produksi, pelaku bisnis menghadapi produktivitas yang tinggi, rendah, dan normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat tiga kejadian yang dihadapi pelaku bisnis, kemudian dari kejadian-kejadian tersebut dihitung peluang kejadiannya. Pengukuran peluang pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Nilai peluang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

P = f/t

Dimana : f = frekunsi kejadian (kondisi tinggi, normal, dan rendah).

t= periode waktu proses pasca panen pada masing-masing komoditi (simplisia temulawak, simplisia pegagan, dan simplisia mahkota dewa).

P = peluang.

Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Penyelesaian pengambilan keputusan dalam risiko dapat dilakukan dengan menghitung expected return, yaitu jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi peluang dari masing-masing kejadian. Rumus Expected return adalah sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995):

Dimana :

Ř = Besarnya return yang diharapkan dari setiap komoditi Pij = Peluang dari suatu kejadian

Rij = Return (produksi simplisia)

i = 1,2,3 (1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa)

j = 1,2,3 (1=kondisi tinggi, 2=kondisi normal, 3=kondisi rendah) m = 12 observasi

32 Penilaian untuk kedua bisnis tersebut memiliki perbedaan, yaitu :

(1) Penilaian Risiko pada Kegiatan Spesialisasi

Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan (deviation) terhadap return dari suatu komoditi. Beberapa pengukuran yang dapat digunakan untuk pengukuran penyimpangan diantaranya adalah varian (variance), standar deviasi (standard deviation), dan koefisien varian (coefficient variance). Ukuran- ukuran tersebut merupakan ukuran statistik. Menurut Elton dan Gruber( 1995), penilaian risiko terhadap kegiatan spesialisasi adalah sebagai berikut :

Variance

Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadran dari return dengan Expected Return dikalikan dengan peluang setiap kejadian. Nilai variance dapat ditulis dengan rumus (Elton dan Gruber, 1995):

σ²

= ∑pi(Ri-Ři)

2 Dimana :

Dimana :

σ2 = Variance dari return komoditi

pij = Peluang suatu kejadian setiap bulannya

Rij = Return pada masing-masing kejadian

Ři = Expected Return dari setiap komoditi

i = 1,2,3 (1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa)

j = 1,2,3 (1=kondisi tinggi, 2=kondisi normal, 3=kondisi rendah)

Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variane maka semakin kecil penyimpangan sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan tersebut.

Standard Deviation

Standard Deviation dapat diukur dari akar kuadran dari nilai variance. Risiko dalam penilaian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995):

33 Dimana :

σ2

= Variance atau penyimpangan dari masing-masing komoditi σ = Standars deviantion dari setiap komoditi

i = 1,2,3 (1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa)

Coefficient Variation

Coefficient Variation diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan (expected return). Semakin kecil coefficient variation maka akan semakin tinggi risiko yang akan dihadapi. Rumus coefficient variation adalah (Elton dan Gruber,1995):

CV = σ/Ři

Dimana :

CV = Coefficient variation dari setiap komoditi σ = Standard deviation dari setiap komoditi Ři = Expected return dari setiap komoditi

i = 1,2,3 (1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa)

(2) Penilaian Risiko pada Kegiatan Diversifikasi

Kegiatan usaha diversifikasi tidak terlepas dari risiko. Risiko yang dihadapi dalam usaha diversifikasi dinamakan risiko portofolio (portofolio risk). Pengukuran untuk risiko portofolio dapat dilakukan dengan penggabungan

variance dari beberapa kegiatan usaha. Jika investasi digunakan untuk dua

komoditi maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995):

Cavariance antara kedua aktiva i dan j dihitung dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut :

Keterangan : σ2

p =Variance portofolio untuk investasi dua simplisia yang digabungkan

σij = Covariance antara investasi dua komoditi yang digabungkan

k = Fraction portofolio pada investasi komoditi i (simplisia temulawak)

34 ρij = Nilai koefisien korelasi diantara komoditi i dan j

Nilai koefisien korelasi investasi komoditi diantara i dan j (

ρ

ij) mempunyai

nilai maksimum positif satu (+1) dan minimum negatif (-1). Beberapa kemungkinan korelasi diantara dua komoditi diantaranya sebagai berikut :

1. Nilai koefisien korelasi positif satu (+1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditi i dan j selalu bergerak bersama-sama.

2. Nilai koefisien korelasi negatif satu (-1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditi i dan j selalu berlawanan arah.

3. Nilai koefisien korelasi sam dengan nol (0) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditi i dan j tidak ada hubungan satu sam lain.

4. Nilai koefisien korelasi sama dengan 0,5 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditi i dan j tidak ada hubungan sama sekali.

Beberapa nilai koefisien korelasi tersebut dapat menunjukkan bagaimana risiko portofolio yang dihadapi dibandingkan dengan risiko masimg-masing komoditi atau spesialisasi. Jika terdapat tiga komoditi, yaitu komoditi 1, 2 dan 3 maka bobot untuk ketiga komoditi adalah wa, wb dan wc dengan jumlah ketiga bobot adalah satu (wa+wb+wc = 1). Besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditi dapat dituliskan sebagai berikut (Diether, 2009) :

E(rp) = w1E(ra) + w2E(rb) + w3E(rc)

Dimana :

E(rp) = Expected return gabungan ketiga investasi (1, 2 dan 3) W1 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 1

W2 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 2

W3 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 3

E(r1) = Expected return dari investasi komoditi 1

E(r2) = Expected return dari investasi komoditi 2

E(r3) = Expected return dari investasi komoditi 3

i = 1,2,3 (1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa) Nilai variance gabungan ketiga komoditi dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009) : σ2(r p) = w12σ2(r1) + w22σ2(r2) + w32σ2(r3) + 2w1w2 covar (r1, r2) + 2w1w3 covar (r1,r3) + 2w2w3 covar (r2, r3) Dimana : σ2

35 σ2

(r1) = Variance investasi komoditi 1

σ2(r

2) = Variance investasi komoditi 2

σ2

(r3) = Variance investasi komoditi 3

w1 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 1

w2 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 2

w3 = Bobot atau fraction portofolio pada investasi komoditi 3

covar (r1, r2) = Covariance antara investasi 1 dan 2, diperoleh

dengan rumus : ρ12σ1σ2dimana ρ12 diasumsikan nilainya +1

covar (r1, r3) = Covariance antara investasi 1 dan 3, diperoleh

dengan rumus : ρ13σ1σ3dimana ρ13 diasumsikan nilainya +1

covar (r2, r3) = Covariance antara investasi 1 dan 3, diperoleh

dengan rumus : ρ23σ2σ3dimana ρ23 diasumsikan nilainya +1

σ1 = Standar Deviation komoditi 1

σ2 = Standar Deviation komoditi 2

σ3 = Standar Deviation komoditi 3

i = 1,2,3 (1=Temulawak, 2=Pegagan, 3=Mahkota Dewa) Perhitungan fraction portofolio (untuk diversifikasi tiga komoditi) pada penelitian ini berdasarkan alokasi investasi kebun yaitu besarnya lahan yang digunakan untuk masing-masing komoditi yaitu temulawak, pegagan, dan mahkota dewa dengan total lahan 160 m2. Komposisi lahan untuk ketiga komoditi adalah 100 m2 untuk komoditi temulawak, 60 m2 untuk komoditi pegagan, dan 900 m2 komoditi mahkota dewa.

36

V

GAMBARAN UMUM KEBUN UNIT KONSERVASI

Dokumen terkait