• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ekonomi Penambangan Pasir Besi .1 Biaya Kegiatan Ekstraksi Pasir Besi.1 Biaya Kegiatan Ekstraksi Pasir Besi

POLA EKSTRAKSI AKTUAL DAN ANALISA EKONOMI PENAMBANGAN PASIR BESI

6.2 Analisis Ekonomi Penambangan Pasir Besi .1 Biaya Kegiatan Ekstraksi Pasir Besi.1 Biaya Kegiatan Ekstraksi Pasir Besi

Peranan biaya dalam kegiatan produksi sangat berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas perusahaan penambangan pasir besi, sebab tanpa biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tidak akan dapat melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan yang direncanakan. Biaya produksi dapat meliputi biaya bahan

t menggunakan anggaran sesuai dengan yang n.

Jenis-jenis biaya dalam pelaksanaan kegiatan penambangan bahan galian pasir besi dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Pembiayaan lain yang juga termasuk dalam kegiatan pertambangan adalah biaya perizinan tambang ke pemerintah dan biaya AMDAL (lingkungan). Biaya perizinan kepemerintah dalam setiap lobi mungkin akan berbeda-beda, menurut

ketentuan-ketentuan yang berlaku. B ga dengan AMDAL, ada biaya ke

pemerintah pusat, ke pemerintah daerah, dan masyarakat serta biaya konstruksi sarana dan prasarana pada awal penambangan.

Pada penelitian ini difokuskan kepada biaya variabeldan biaya tetap yang terkait langsung dengan jumlah produksi pasir besi perusahaan pemegang IUP. Semakin besar jumlah ekstraksi maka biaya variabel juga akan makin meningkat.

p hingga jum

tidak berubah dengan bertambahnya jumlah produksi pasir besi.Rincian biaya apat dilihat pada Tabel 13 berikut.

baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pengendalian biaya produksi akan sangat memudahkan perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dalam proses produksi. Pengendalian biaya produksi dimaksudkan untuk dapa

direncanaka

egitu ju

Hal ini tentunya berbeda dengan biaya teta lah produksi tertentu yang

Tabel

Pengangkutan 51.756 Rp/ton

13 Rincian Biaya Penambangan Pasir Besi

Jumlah Satuan

Biaya Tetap/ operasional

Gaji dan Upah 586.800.000 Rp/tahun

Overhead kantor 60.000.000 Rp/tahun

Penyusutan alat 180.000.000 Rp/tahun

Perawatan alat 360.000.000 Rp/tahun

1.186.800.000 Biaya Variabel

Biaya Pembelian Raw 28.038 Rp/ton

Biaya Penambangan 66.290 Rp/ton

Biaya pencucian 34.055 Rp/ton

Royalty Pemerintah 18.657 Rp/ton

Iuran Desa 7.007 Rp/ton

Jenis

205.803,7 Sumber. Data primer & sekunder (2012)

besi, umumnya biaya alat berat, pengusaha dapat melakukan rental

capai Rp. 34.085/ ton. Biaya ini telah termasuk biaya BBM untuk mengoperasikan magnetic separator, pompa air

Izin Usaha Penambangan pasir besi di Kecamatan Cipatujah merupakan izin hak guna pakai. Sebagian besar izin berada pada tanah masyarakat. Dimana areal yang dijadikan penambangan akan dikembalikan lagi kepada pemilik setelah penambangan berhenti beroperasi. Untuk itu perusahaan harus membayar kepada pemilik tanah untuk setiap ritase pengangkutan raw material dari areal yang dipinjam pakaikan. Secara rata-rata setelah dikonversi kedalam satuan tonase, maka setiap ton raw material pasir besi harus dibeli sebesar Rp. 28.038.

Analisis biaya alat merupakan alat atau unit operasi yang dilakukan untuk ekstraksi pasir

/penyewaan atas sejumlah alat dalam pengelolaan pertambangan. Artinya setiap tahapan penambangan yang menggunakan alat berat sudah termasuk biaya penyewaan alat berat. Pada tahap penambangan alat yang paling utama adalah, excavator, dump truck, dan mobil 4x4 double cabin.

Proses pencucian setiap perusahaan pasir besi minimal harus memiliki dua

magnetic separator. Secara rata-rata setiap magnetic separator harus dioperasikan

oleh 8-10 orang dalam operasionalnya. Tahapan pencucian merupakan salah satu tahapan yang membutuhkan biaya tinggi men

dan a

hauling pasir besi ke stockpile pelabuhan, premi supir dan fee kepala desa, portal dan keamanan dapat diuraikan dalam biaya pengangkutan dan iuran desa. Kedua biaya ini proporsinya berbeda-beda antar perusahaan dan sangat tergantung kepada kesepakatan antara kepala desa setempat dengan investor penambangan pasir besi, namun secara rata-rata biaya pengangkutan Rp. 51.756/ ton dan iuran desa Rp. 7.007/ton.

6.2.2 Harga &Penerimaan Penambangan Pasir Besi

Komoditas pasir besi yang dihasilkan dari Kabupaten Tasikmalaya masih dalam bentuk konsentrat yang telah dicuci. Konsentrat pasir besi memiliki harga jual yang cenderung meningkat setiap tahunnya, walaupun peningkatannya tidak sebanding dengan laju peningkatan produksi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel 14 berikut ini. Harga jual perton konsentrat pasir besi pada tahun 2007 adalah Rp.220.000. Peningkatan jumlah produksi hingga 13 kali pada tahun 2008 tidak diikuti kenaikan harga jual dengan kelipatan yang sama, dimana kenaikan

arga ju

lat berat yang dipergunakan untuk memindahkan raw material dari stockpile ke dalam hover, serta memindahkan konsentrat yang telah selesai dimurnikan ke stockpile.

Royalti perusahaan pasir besi mengikuti aturan pemerintah yang mensyaratkan nilai royalti 3,75% dari total penerimaan penjualan pasir besi. Rata-rata untuk setiap ton pasir besi nilai royaltinya adalah Rp. 18.600. Biaya

h al hanya 40% dari tahun 2007, atau menjadi Rp.301.724 pada tahun 2008. Tabel 14 Perkembangan Harga dan Penerimaan dari Penambangan Pasir Besi

Tahun Harga Riil (Rp/ton) Jumlah Produksi (ton) Penerimaan (Rp)

2007 220.000 1.960,5 431.310.000

2008 301.724 27.296,5 8.236.012.931

2009 341.880 42.153,5 14.411.452.991

2010 365.854 183.113,6 66.992.765.854

2011 429.688 1.184.636,6 509.023.541.

Sumber. Data primer dan sekunder (2012)

211

Keuntungan penambangan pasir besi sangat tergantung kepada tingkat efisiensi penambangan, pencucian, biaya variabel lainnya serta harga jual pasir besi.Kegiatan penambangan pasir besi tidak membutuhkan modal sangat besar dan teknologi spesifik seperti dipertambangan secara umum, sehingga perusahaan

dapat dan mudah keluar masuk kedalam pasar. Kondisi ini menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya tawar yang baik dan hanya berperan sebagai

si ini menunjukkan bahwa, produksi pasir besi telah melebihi kapasitas optim

akan dilanjutkan pada tujuan keempat subbab selanjutnya mengenai litas.

penerima harga. Perusahaan tidak dapat menentukan jumlah total penerimaan sesuai keinginan mereka. Untuk lebih jelasnya dapat melihat kembali Tabel 14, terlihat bahwa peningkatan produksi dari 1.960 ton ke 27.296 ton pada tahun 2007 tidak diikuti dengan peningkatan harga dengan kelipatan yang sama. Bahkan semakin banyak produksi pasir besi peningkatan harga mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan produksi tidak memberikan peningkatan keuntungan rata-rata pertonase pasir besi.

Situa

al yang mengikuti situasi pasar. Pada Tabel 14 juga menunjukkan ekstraksi pasir besi tidak mengikuti kaidah tingkat ekstraksi optimal kegiatan penambangan sumberdaya alam. Kaidah optimasi ekstraksi mensyaratkan bahwa laju ekstraksi akan menurun dengan semakin menurunnya jumlah cadangan pasir besi. Dimana volume ekstraksi haruslah menunjukkan kecenderungan menurun setiap periodenya. Dapat dipastikan dengan kondisi aktual ini, keputusan ekstraksi yang semakin meningkat setiap periode tidak akan memberikan keuntungan yang maksimal sepanjang waktu. Untuk melihat volume ekstraksi yang optimal pembahasan

BAB VII

EKSTERNALITAS, LAJU EKSTRAKSI OPTIMAL DAN PAJAK