• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laju Ekstraksi Optimal Penambangan Pasir Besi

EKSTERNALITAS, LAJU EKSTRAKSI OPTIMAL DAN PAJAK LINGKUNGAN PENAMBANGAN PASIR BESI

7.3 Laju Ekstraksi Optimal Penambangan Pasir Besi

7.3.1 Laju Ekstraksi Optimal Penambangan Pasir Besi Tanpa Eksternalitas

Sumberdaya non renewable menghadapi kendala stok dalam melakukan

ekstraksi artinya karena tidak adanya proses regenerasi, maka pada waktu tertentu

n sungai, laut dan jalan dari

biaya produksi marjinal. Selama biaya eksternal tidak dimasukkan dalam pengambilan keputusan privat, maka biaya privat marginal (MPC)lebih rendah dari biaya oportunitas produksi, dan jumlah output yang diproduksikan menjadi terlalu banyak.

Berdasarkan data produksi nasional yang dikeluarkan BKPM (2010) untuk sumberdaya pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya adalah 6.6 juta ton.Laporan dinas pertambangan dan energi kabupaten Tasikmalaya, jumlah cadangan pasir besi yang telah dikeruk selama ini adalah sebanyak 1.438.679 ton. Secara matematis jumlah pasir besi yang tersisa pada akhir tahun 2011 adalah sekitar 5,1 juta ton. Selengkapnya volume ekstraksi pasir besi dari tahun 2007 sampai tahun

011 di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 27.

stok tersebut akan habis. Hal ini berarti bahwa pengambilan dan pengkonsumsian pada barang sumberdaya alam saat ini akan berakibat pada tidak tersedianya barang tersebut di kemudian hari.Perusahaan penambangan pasir besi mempunyai motivasi untuk mengejar keuntungan privat, bukan keuntungan sosial. Walaupun perusahaan pasir besi sadar akan akibat pencemara

kegiatan produksinya, namun tidak ada dorongan (keinginan) untuk menanggulangi biaya ini.Tingkat keseimbangan produksi privat tidak mempertimbangkan biaya eksternal yang ditanggung oleh masyarakat karena produksi penambangan mengakibatkan air sungai tercemar dan karena efisiensi alokatif mensyaratkan manfaat marjinal sama dengan semua

Tabel 27 Jumlah Produksi Pasir Besi

Tahun Jumlah Produksi Kab.

Tasikmalaya (Ton)

Jumlah Produksi Perusahaan Penambang Pasir Besi (Ton)

2007 1.960,5 972,9 2008 27.297 13.548,9 2009 42.154 47.627,6 2010 183.114 64.211,6 2011 1.184.173 185.069,0 Total 1.436.736 311.430,0

Sumber. Dinas ESDM Kab. Tasikmalaya (2012)

Tabel 27menunjukkan jumlah produksi perusahaan penambangan pasir besi yang berada pada Kecamatan Cipatujah pada kolom ketiga.Volume ekstraksi penambangan pasir besi mengalami peningkatan dari tahun ketahun, bahkan peningkatannya melebihi dua kali lipat. Hal ini terlihat pada Kecamatan Cipatujah maupun Kabupaten Tasikmalaya secara keseluruhan. Laju ekstraksi seperti ini jika dibandingkan dengan keputusan laju ekstraksi berdasarkan formula Hotelling tentunya tidak akan menghasilkan keuntungan maksimal sepanjang waktu. Dimana Hotelling mensyaratkan bahwa laju ekstraksi menurun sepanjang waktu dan rente ekonomi meningkat sebesar tingkat bunga.

Pengumpulan data perusahaan penambangan, terutama pada PT P dengan luas izin usaha pertambangan 14,6 Ha. PT Pmemiliki lama izin 2 tahun yang akan berakhir pada bulan februari 2013. PT P memiliki cadangan terbukti sekitar 300.000 ton.Jumlah tersebut hingga akhir tahun 2011 telah diekstraksi sebesar 276.000 ton. Perusahaan lainnya yang beroperasi di Kecamatan Cipatujah adalah PT R. PT R memiliki izin usaha pertambangan 12 Ha selama 3 tahun dan berakhir pada

an ini dilakukan bulan agustus 2012. Perkiraan secara kasar terhadap stok perusahaan ini adalah 100.000 ton

Kenyataan diatas menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan dalam alokasi sumberdaya pasir besi tidak berdasarkan kaidah penambangan yang optimal. Proses ekstraksi dilakukan hanya berdasarkan kemampuan teknis produksi perusahaan tanpa mempertimbangkan situasi pasar secara cermat. Oleh sebab itu agar keadaan ini tidak berlanjut, maka dalam peneliti

estimasi volume ekstraksi yang optimal agar keuntungan yang didapatkan menjadi maksimal. Langkah pertama adalah dengan menentukan kurva biaya total perusahaan. Kurva biaya ini didapatkan dari hasil survei terhadap lima perusahaan (daftar perusahaan ada pada lampiran 1). Hasil regresi jumlah produksi (Q) kelima perusahaan terhadap biaya variabel (VC) ditambah biaya tetap (FC) maka fungsi total biaya (TC) produksi selama 5 tahun adalah :

TC = 1.180.000.000 + 158.733 Q + 0,262 Q2 ………(1)

Fungsi diatas dapat digunakan dalam proses optimasi dengan kendala cadangan pasir besi menggunakan program solver excel. Harga dasar yang digunakan dalam proses optimasi adalah harga pertonase rata-rata pasir besi tahun yaitu Rp. 331.829,-. Tingkat bunga yang digunakan adalah suku bunga bank indonesia selama 5 tahun dari tahun 2007-2011 yaitu sebesar 7,4%.

Proses optimasi yang pertama untuk mendapat volume ekstraksi tahunan, dan net present value yang dilakukan dengan tanpa mempertimbangkan eksternalitas dengan bentuk persamaan sebagai berikut.

,

. . . . . ,

Kendala cadangan pasir besi . . ton Q Q … Q …...(2) Model maksimisasi keuntungan Hotelling dapat digunakan untuk menyelesaikan fungsi diatas, sehingga didapatkan laju ekstraksi pasir besi dengan dan tanpa mempertimbangkan eksternalitas. Laju ekstraksi pasir besi tanpa mempertimbangkan eksternalitas memiliki daur selama 27 tahun, dengan kendala jumlah cadangan awal 5,1 juta ton. Jumlah ekstraksi pada tahun 2012 adalah 282.584 ton dengan nilai penerimaan bersih sekarang adalah Rp.26.812.509.726  7.3.2 Laju Ekstraksi Optima

tersebut dengan nilai kerusakan (TCeks) yang terjadi selama perusahaan tersebut

l Dengan Eksternalitas

Memodelkan biaya eksternal dalam struktur biaya produksi perusahaan

penambangan pasir besi akan mengubah keuntungan perusahaan.Untuk

menentukan pola biaya eksternalitas yang disebabkan oleh penambangan pasir besi bisa dilakukan dengan meregresikan jumlah produksi (Q) kelima perusahaan

beroperasi. Hasil dari regresi dapat dilihat pada hubungan eksternalitas dengan produksi pasir besi sebagai berikut ini.

TCeks = 211.000.000+7.969Q + 0,00258 Q 2 ...……..(3) Biaya sosialharuslah diperhitungkanuntuk mencapai tingkat ekstraksi optimal.Kenyataan yang demikian ini seharusnya tidak menghalangi usaha masyarakat untuk memecahkan masalah kerusakan lingkungan. Eksternalitas yang

alaya adalah

umum

ptimasi jika ekster

terjadi pada produksi penambangan di Kabupaten Tasikm

eksternalitas yang merusak sumber daya air (sungai dan pantai) serta sarana jalan . Selama ini biaya eksternalitas ini ditanggung oleh pihak yang berada di luar transaksi pasar, maka ia tidak dimasukkan dalam perhitungan biaya penambangan perusahaan. Laju ekstraksi optimal dengan eksternalitas, mengharuskan kita dapat membuat model formal untuk eksternalitas lingkungan yang bersifat negatif pada biaya penambangan pasir besi. Proses o

nalitas dipertimbangkan dengan menginternalisasikan eksternalitas dengan fungsi biaya penambangan pasir besi dapat dilihat pada formula optimasi yang berubah menjadi bentuk berikut ini.

,

. . . , . , . . . ,

yaitu kerugian perikanan dan gangguan fungsi jalan. Ini menunjukkan bahwa tan biaya produksi akan mend

Kendala cadangan pasir besi 5. . ton Q Q … Q ...(4) Laju ekstraksi pasir besi dengan mempertimbangkan eksternalitas memiliki daur selama 28 tahun dengan asumsi cadangan awal 5,1 juta ton. Secara sederhana dapat kita lihat bahwa umur daur hampir sama dengan ekstraksi optimal tanpa mempertimbangkan eksternalitas, namun volume ekstraksi tahunannya lebih terdistribusi merata sepanjang tahun daripada tanpa mempertimbangkan eksternalitas. Ditambah lagi eksternalitas disini masih terbatas pada dua aspek

pertimbangan eksternalitas yang berakibat peningka

orong produsen agar tidak terburu-buru melakukan ekstraksi. Hasil proses optimasi adalah kuantitas ekstraksi dengan pertimbangan eksternalitas 270.221 ton pada tahun 2012 dan nilai present value Rp. 23.910.331.861 dan nilai total penerimaan bersih pada tahun 2039 adalah Rp.264.293.419.672, dengan asumsi

harga jual pasir besi yang dipakai adalah harga jual rata-rata, yaitu Rp. 331.829/ ton dan dengan suku bunga pinjaman bank rata-rata 5 tahun adalah 7,4%.  

ur penam

Kedua optimasi diatas, memang menunjukkan bahwa umur da bangan hanya berbeda satu tahun. Perbedaan umur ini menyebabkan total penerimaan optimasi dengan mempertimbangkan eksternalitas memiliki nilai penerimaan bersih lebih kecil sekitar Rp. 26,49 milyar daripada total penerimaan bersih ekstraksi tanpa pertimbangan eksternalitas. Nilai ini menunjukkan bagian penerimaan dari perusahaan tambang yang berkurang akibat internalisasi eksternalitas negatif. 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 Ju m la h   Pr o d uks i   (T o n ) Qt dengan Eks Qt tanpa Eks 20 12 20 14 20 16 20 18 20 22 24 26 28 30 32 34 20 36 20 38 20 20 20 20 20 20 20 20

Gambar 17 Laju ekstraksi optimal pasir besi dengan dan tanpa eksternalitas a lihat bahwa jalur ekstraksi tan

Secara grafis dapat kit pa pertimbangan

eksternalitas, sedikit lebih curam daripada dengan pertimbangan eksternalitas, sehingga sumberdaya lebih cepat dieksploitasi dan beberapa pihak yang terkena dampak negatif tidak dikompensasi. Jika kita bandingkan dengan lama izin usaha produksi yang diberikan oleh dinas energi dan sumberdaya mineral Kabupaten Tasikmalaya yang hanya berkisar 1-5 tahun. Terlihat jelas bahwa izin usaha pertambangan pasir besi tidak didasarkan pada pengelolaan sumberdaya tidak terbarukan dalam pandangan ekonomi sumberdaya dan lingkungan. Keadaan ini mendorong para pengusaha pemegang izin untuk secara besar-besaran dan secepat mungkin menghabiskan sumberdaya pasir besi yang mereka kuasai. Akibatnya kemampuan atau daya dukung lingkungan menjadi terabaikan dan banyak pihak lain yang menanggung kerugian.