• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Ibu Rumah Tangga untuk Memberikan Produk Susu Kambing kepada Anak

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Ibu Rumah Tangga untuk Memberikan Produk Susu Kambing kepada Anak

Balitanya

Variabel bebas dalam model logit untuk menentukan sikap responden untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya berbeda dengan model logit pada tingkat persepsi. Dimana dalam model logit untuk sikap responden untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya ditambahkan satu varibel bebas yaitu tingkat persepsi responden terhadap produk susu kambing. Sehingga variabel bebas yang digunakan dalam model logit ini menjadi usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran, kategori tempat tinggal, pengalaman mengkonsumsi susu kambing, dan tingkat persepsi respond terhadap produk susu kambing.

Dari 60 responden yang diwawancarai, sebanyak 28 responden (46,67 persen) tertarik untuk memberikan konsumsi susu kambing kepada anak balitanya, dan sebanyak 32 responden (53,33 persen) mengaku tidak tertarik

47 memberikan susu kambing kepada anak balitanya. Berdasarkan keterangan responden, sikap melakukan pemberian susu kambing bagi anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kandungan gizi produk susu kambing yang tinggi dan meyakini hal tersebut bermanfaat bagi pertumbuhan anak balitanya

Hasil dugaan model logistik menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 85 persen didapatkan nilai signifikansi Hosmer dan Lemeshow Test sebesar 0,478. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan nilai alpha 0,15. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan model tersebut cukup baik, artinya paling sedikit terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh nyata (nilai koefisien tidak sama dengan nol) terhadap sikap responden di Kota Depok untuk memberikan konsumsi susu kambing kepada anak balitanya.

Persentase kebenaran model menduga persepsi terhadap produk susu kambing adalah sebesar 53,3 persen (Lampiran 4). Hal ini berarti bahwa terdapat kesalahan sebesar 46,7 persen dalam menduga sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya dengan menggunakan variabel-variabel bebas (variabel X) yang telah disebutkan di atas.

Adapun variabel yang berpengaruh nyata terhadap sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya adalah variabel yang memiliki nilai signifikansi di bawah nilai alpa 15 persen (0,15). Nilai signiikansi dari masing-masing kategori variabel dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Estimasi Regresi Logistik Terhadap Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Sikap Responden untuk Memberikan Produk Susu Kambing kepada Anak Balitanya

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Usia -.085 .088 .933 1 .334 .918 Pendidikan .095 .453 .044 1 .833 1.100 Pekerjaan 2.097 2 .350 Pekerjaan(1) -1.430 1.016 1.983 1 .159 .239 Pekerjaan(2) -.506 1.247 .164 1 .685 .603 Pengeluaran .599 2 .741 Pengeluaran(1) .563 1.679 .113 1 .737 1.756 Pengeluaran(2) .920 1.466 .394 1 .530 2.510 Pengalaman 1.262 .872 2.091 1 .148 3.531 Persepsi 2.267 .695 10.635 1 .001 9.651 Constant 1.199 3.493 .118 1 .732 3.315

48 Berdasarkan Tabel, maka dapat dilihat variabel kategori tempat tinggal, pengalaman, dan persepsi memiliki pengaruh nyata terhadap persepsi Ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan variabel tersebut memiliki P-value (Sig.) lebih kecil dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,15. Pengaruh dari masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Usia

Berdasarkan hasil logistik pada Tabel, bahwa nilai P-value lebih besar dari 0,15 sehingga usia tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya. Hal ini dikarenakan responden memiliki rentang usia yang berdekatan dan berada dalam klasifikasi usia yang sama yaitu usia produktif. Sehingga variabel usia tidak berpengaruh terhadap sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya.

2. Pendidikan

Berdasarkan hasil logistik pada Tabel, bahwa nilai P-value lebih besar dari 0,15 sehingga pendidikan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya. Hasil wawancara menunjukkan, walaupun memiliki tingkatan pendidikan yang berbeda pengetahuan terhadap produk susu kambing relatif sama. Sehingga tingkat pendidikan tidak membedakan secara nyata sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya

3. Pekerjaan

Berdasarkan hasil logistik pada Tabel, bahwa nilai P-value lebih besar dari 0,15 sehingga pekerjaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya. Walaupun responden memiliki jenis pekerjaan yang berbeda pemahaman Ibu rumah tangga terhadap produk susu kambing relatif sama dan tidak terpengaruh jenis pekerjaan tertentu. Sehingga jenis pekerjaan tidak membedakan secara nyata sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya

49 4. Pengeluaran

Berdasarkan hasil logistik pada Tabel, bahwa nilai P-value lebih besar dari 0,15 sehingga pengeluaran tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya. Pengeluaran yang akan dikeluarkan apabila memberikan susu kambing dianggap tidak jauh berbeda dibandingkan pengeluaran yang selama ini dikeluarkan untuk memberikan susu kepada anak. Sehingga jenis pengeluaran tidak membedakan secara nyata sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanyaPengalaman Mengkonsumsi Susu Kambing

5. Pengalaman

Berdasarkan hasil logistik pada Tabel, bahwa nilai P-value lebih kecil dari 0,15 sehingga pengalaman mengkonsumsi susu kambing memiliki pengaruh signifikan bagi persepsi Ibu rumah tangga terhadap susu kambing. Nilai koefisiennya positif dan odd ratio-nya 3,531. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang pernah mengkonsumsi susu kambing memiliki peluang 3,531 kali lebih besar untuk memiliki sikap positif untuk memberikan susu kambing kepada anaknya dibandingkan dengan responden yang belum pernah mengkonsumsi susu kambing. Hal ini sesuai dengan dugaan sebelumnya, responden yang pernah mengkonsumsi susu kambing memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan responden yang belum pernah mengkonsumsi susu kambing. Sehingga mereka memiliki persepsi yang lebih baik terhadap produk susu kambing. 6. Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Produk Susu Kambing

Berdasarkan hasil logistik pada Tabel, bahwa nilai P-value lebih kecil dari 0,15 sehingga pengalaman mengkonsumsi susu kambing memiliki pengaruh signifikan bagi persepsi Ibu rumah tangga terhadap susu kambing. Nilai koefisiennya negatif dan odd ratio-nya 9,651. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki persepsi baik terhadap produk susu kambing memiliki peluang 9,651 kali lebih besar untuk memiliki sikap positif untuk memberikan susu kambing kepada anaknya dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi buruk. Dengan

50 demikian responden yang memiliki persepsi baik akan memiliki kecenderungan untuk tertarik memberikan susu kambing kepada anaknya. Hal ini sesuai dengan dugaan awal, bahwa semakin baik persepsi Ibu rumah tangga terhadap produk susu kambing maka akan berpengaruh positif terhadap sikap untuk memberikan produk susu kambing kepada anaknya.

Dari hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh nyata terhadap sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anaknya adalah pengalaman mengkonsumsi susu kambing, dan persepsi Ibu rumah tangga terhadap produk susu kambing. sedangkan variabel usia, pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran tidak berpengaruh nyata terhadap sikap Ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anaknya.