• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

1.2. Perumusan Masalah

Kota Depok merupakan salah satu kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik dan memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota Depok tertinggi se-Jawa Barat pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan penduduk kota Depok sudah memiliki kepedulian terhadap kesehatan dan memiliki tingkat daya beli yang tinggi. Selain itu padat sensus penduduk tahun 2010, Kota Depok memiliki angka laju pertumbuhan penduduk tertinggi setelah Kabupaten Bekasi. Hal ini dapat diasumsikan Kota Depok memiliki jumlah balita yang tinggi

Tingkat kesadaran akan kesehatan yang tinggi di kota Depok akan berpengaruh terhadap kesadaran para orang tua tentang pentingnya kandungan nutrisi seimbang yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi untuk

5 mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang adalah pemberian susu.

Anak usia bawah lima tahun atau balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan otak seorang manusia. Pemberian makanan yang tidak tepat biasanya mengakibatkan kekurangan gizi. Hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan anak, karena itu sangat penting memperhatikan kebutuhan gizi balita.3

Walaupun konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, namun secara umum terus meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan yang ada dan ekspektasi yang besar dari orang tua terhadap pemenuhan nutrisi anak melalui konsumsi susu merupakan suatu prospek usaha yang potensial bagi industri susu. Angka penjualan susu formula bagi anak balita di dunia diprediksi meningkat sebesar 37 persen sampai tahun 2013. Sementara data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan, konsumsi susu formula bagi anak balita meningkat dari 15 persen pada tahun 2003 menjadi 30 persen pada tahun 20074.

Susu kambing telah lama dikenal memiliki kandungan atau nilai nutrisi dan nilai medis yang baik. Menurut Setiawan dan Tanius (2003), komposisi kimia susu kambing dan bentuk morfologisnya sangat unik. Ini disebabkan butiran lemak susu sangat homogen dan berdiameter sangat kecil (mikro) sehingga sangat mudah diserap oleh organ pencernaan. Protein susu kambing tidak memiliki efek laksatif dan baik untuk dikonsumsi anak-anak maupun lansia karena lebih mudah dicerna.

Merebaknya kasus alergi bayi terhadap susu formula (cow milk allergy)5 dan isu mengenai adanya enterobakter sakazaki pada susu sapi formula6, membuat susu kambing berpotensi menjadi alternatif bagi para orang tua untuk memilih susu kambing dibandingkan susu sapi formula sebagai produk susu yang dikonsumsi anaknya. Susu kambing dikenal sebagai susu anti alergi. Hal ini

3

Ahira. 2011. http://www.anneahira.com/kebutuhan-gizi-balita.htm [19 Juni 2011]

4

Anonim. 2011. http://monitorindonesia.com/2011/02/indonesia-pasar-utama-produk-susu- formula/ [19 Juni 2011]

5

Anonim. 2010. http://info-sehat.com/inside_level2.asp?artid=655&secid=&intid=3 [19 Juni 2011]

6

Anonim. 2011. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2011-02-

6 dikarenakan susu kambing hampir tidak memiliki kandungan zat kasein sebagai penyebab terjadinya alergi seperti yang terkandung di dalam susu sapi.7

Adanya berbagai mitos yang berkembang di masyarakat membuat konsumen memiliki persepsi yang berbeda terhadap produk susu kambing. Susu kambing dianggap memiliki bau yang sama seperti aroma kambing. Padahal, aroma tersebut muncul dari wadah susu yang tercemar aroma yang dihasilkan oleh kelenjar kambing. Jika pengolahan dilakukan secara benar, susu kambing tidak akan memiliki aroma yang mengganggu8. Mitos lain yaitu susu kambing tidak boleh dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi, mitos itu tidak benar. Kandungan utama susu kambing yaitu kalium, justru berfungsi menstabilkan tingginya tekanan darah, mengatur fungsi kerja jantung9.

Persepsi konsumen akan berbeda antara konsumen satu dengan yang lainnya. Persepsi merupakan suatu cara konsumen dalam melihat realitas yang ada, meskipun seringkali apa yang dipikirkan konsumen sebagai suatu realitas bukanlah realitas yang sebenarnya. Konsumen cenderung membuat keputusan berdasarkan apa yang mereka rasakan sebagai realitas, maka sangat penting bagi pemasar untuk memahami persepsi konsumen mengenai produknya (Schiffman dan Kanuk 1994 diacu dalam Sumarwan 2002).

Para pengusaha susu kambing memiliki kepentingan untuk mengetahui persepsi konsumen atas produk yang dihasilkannya. Dengan mengetahui hal tersebut, para pengusaha dapat menciptakan sebuah citra yang baik melalui upaya menghasilkan dan menyampaikan produk yang diinginkan konsumen. Sehingga diharapkan dapat menciptakan peluang pasar baru bagi para pengusaha susu, yaitu para ibu yang memiliki anak balita.

Konsumen dalam hal ini para ibu rumah tangga yang memiliki anak balita, memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan tentang produk susu yang akan dikonsumsi anaknya. Pada umumnya, mereka mempunyai persepsi yang berbeda dalam memandang produk susu kambing. Berbagai pertimbangan

7 Anonim. 2010. http://www.kambingonline.com/index.php?option=com_content& view=article&id=66:susu-kambing-susu-sapi-dan-asi&catid=35:umum&Itemid=41[19 Juni 2011] 8 Anonim. 2010. health.kompas.com/read/2010/05/05/11142490/Alergi.Susu.Sapi.Coba. Susu.Kambing. [19 Juni 2011] 9 http://www.susu-kambing.com/read.php?news=1 [19 Juni 2011]

7 baik dari aspek seperti harga, manfaat, dan nilai gizi yang terkandung akan menjadi kriteria dalam memandang produk susu kambing.

Konsumen menerima ratusan rangsangan (stimulus) yang masuk ke dalam panca indera setiap harinya. Namun, tidak semua stimulus diperhatikan atau disimpan dalam ingatan konsumen. Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu panca indera konsumen menerima input dalam bentuk stimulus, yang berupa produk, nama merek, kemasan, iklan, ataupun nama pengusaha. Pengusaha harus mengerti bagaimana konsumen mengolah informasi agar dapat merancang komunikasi yang efektif bagi konsumen (Sumarwan 2002).

Pengusaha memiliki kewajiban untuk memahami persepsi konsumen sasarannya. Pemahaman akan persepsi konsumen dapat membantu dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat. Hal ini akan berdampak pada terciptanya kepuasan konsumen karena pengusaha dapat menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Persepsi konsumen tergantung dari seberapa jauh suatu objek memberi arti atau manfaat terhadap konsumen tersebut. Konsumen bertindak dan beraksi pada umumnya berdasarkan persepsi mereka, bukan pada kenyataan objektifnya. Pengusaha sebaiknya lebih mementingkan persepsi dibandingkan kenyataan objektif, karena apa yang ada dalam persepsi konsumen akan mempengaruhi aksi dan kebiasaan dalam keputusan pembelian. Oleh karena itu, pengusaha harus memahami persepsi konsumen secara keseluruhan.

Kotler (2000) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen ke dalam kategori budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor pribadi atau karakteristik pribadi individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, pengeluaran, dan lain-lain. Dalam Sumarwan (2002) perbedaan karakteristik menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

8 2. Bagaimana sikap ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing

kepada anak balitanya?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi ibu rumah tannga terhadap produk susu kambing dan sikap ibu rumah tangga untuk memberikan produk susu kambing kepada anak balitanya ?