• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Pembentukkan Harga Ikan Segar

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 Nelayan–Pedagang Pengumpul– CS –Pedagang Besar

5.4 Analisis Faktor Pembentukkan Harga Ikan Segar

Pengujian integrasi pasar produk perikanan yang didasarkan pada model Ravallion (1986) menunjukkan bahwa harga rataan tiga (3) jenis ikan yang dominan dijual, atau didaratkan pada pasar lokal atau pengikut (i) pada waktu t (P3it), dipengaruhi oleh harga rata-rata tiga (3) jenis ikan yang dominan dijual,

atau didaratkan pada pasar lokal atau pengikut (i) pada waktu t-1 (P3it-1), lag harga

rata-rata tiga (3) jenis ikan yang dominan dijual di pasar acuan (P3t - P3t-1), serta

harga rata-rata tiga (3) jenis ikan yang dominan dijual pada waktu t-1 di pasar acuan (P3t-1). Berdasarkan hasil analisis pengujian integrasi pasar pada Tabel 25

dan 26, maka pembentukkan harga ikan segar di pasar-pasar di Kawasan Maluku Tengah dipengaruhi oleh :

1. Apabila Pasar Mardika Ambon adalah pasar acuan, maka harga ikan di pasar ini adalah PA, sedangkan harga ikan di masing-masing pasar pengikut adalah

Pasar Passo (PPS), Salahutu (PS), Leihitu (PL), Piru (PSBB), Binaya (PMT), dan

Bula (PSBT), sehingga model persamaannya sebagai berikut :

a. Pasar Passo (PPS) = 17 973.74 + 0.250 (1+b1)* – 0.035 b2 – 0.141 (b3 - b1)* Peubah b2, atau lag harga rataan tiga (3) jenis ikan yang dominan dijual di

pasar Mardika (P3At - P3At-1) dan peubah b3-b1 (P3At-1) menunjukkan nilai negatif

(-). Hal ini mengartikan bahwa setiap penambahan satu satuan lag harga rataan tiga (3) jenis ikan yang dominan dipasarkan di Pasar Mardika (P3At - P3At-1) akan

mengurangi harga ikan di Pasar Passo 0.035 (ceterius paribus) dan setiap penambahan nilai satu satuan harga rataan tiga (3) jenis ikan yang dominan dijual pada waktu t-1 atau hari sebelumnya di pasar Mardika (P3At-1) akan mengurangi

harga ikan di pasar Passo 0.141 (ceterius paribus).

Berdasarkan persamaan di atas, maka harga ikan segar di Pasar Passo (PPSt) pada hari t ditentukan oleh harga ikan segar di Pasar tersebut pada hari

sebelumnya (PPSt-1) dan harga ikan di Pasar Mardika sebagai pasar acuan pada

hari sebelumnya (PMt-1).

b. Pasar Salahutu (PS) = 5 874.39 + 0.550(1+b1)* + 0.119 b2+ 0.174(b3-b1)* Bersama dengan Pasar Leihitu, Pasar Salahutu secara geografis terletak di Pulau Ambon, walau secara administratif keduanya berada di bawah Kabupaten Maluku Tengah yang terletak di Pulau Seram. Itu berarti bahwa transportasi dari Kecamatan Leihitu dan Salahutu ke Kota Ambon lebih mudah dan murah dibandingkan dengan transportasi dari kedua Kecamatan tersebut ke Kabupaten Maluku Tengah. Kebutuhan masyarakat Kota Ambon akan produk perikanan yang lebih banyak dari Kabupaten lainnya juga mengakibatkan produk hasil tangkapan nelayan di kedua Kecamatan ini dipasok ke Kota Ambon.

Persamaan (b) di atas memperlihatkan bahwa nilai 1+b1 yang merupakan

koefisien rataan harga tiga (3) jenis ikan dominan yang dipasarkan di pasar Salahutu pada hari sebelumnya (P3St-1), b2 adalah koefisien lag rataan harga

b3-b1 yang adalah koefisien rataan harga tiga (3) jenis ikan dominan yang

dipasarkan pada hari sebelumnya di pasar acuan (P3At-1) menunjukkan nilai positif

(+). Masing-masing variabel pada persamaan (b) tersebut secara berturut-turut adalah 0.550, 0.119 dan 0.174. Ini mengartikan bahwa setiap penambahan satu satuan harga ikan di pasar Salahutu pada hari sebelumnya, akan menaikkan harga ikan di pasar tersebut 0.550 (ceterius paribus). Penambahan satu satuan nilai b2

yang adalah koefisien lag harga rata-rata tiga (3) jenis ikan yang dominan dipasarkan di pasar Mardika (P3At - P3At-1) akan menaikkan harga ikan di pasar

Salahutu 0.119 (ceterius paribus), sementara penambahan satu satuan nilai b3-b1

yang adalah koefisien rataan harga tiga (3) jenis ikan dominan yang dipasarkan pada hari sebelumnya di pasar Mardika(P3At-1)akan meningkatkan harga ikan di

pasar Salahutu pada hari tersebut sebesar 0.174 (ceterius paribus).

Berdasarkan persamaan di atas, maka harga ikan segar di Pasar Passo (PPSt) pada hari ini ditentukan oleh harga ikan segar di Pasar tersebut pada hari

sebelumnya (PPSt-1) dan harga ikan di Pasar Mardika sebagai pasar acuan (PMt-1)

pada hari sebelumnya.

c. Pasar Leihitu (PL) = 6 809.36 + 0.206 (1+b1)* + 0.013 b2– 0.022 (b3 - b1) Persamaan (c) menunjukkan bahwa nilai b3-b1 yang adalah koefisien

rataan harga tiga (3) jenis ikan dominan yang dipasarkan pada hari sebelumnya di pasar Mardika (P3At-1) menunjukkan nilai -0.022 yang berarti bahwa setiap

penambahan satu satuan rataan harga tiga (3) jenis ikan dominan yang dipasarkan pada hari sebelumnya di pasar Mardika (P3At-1) akan menurunkan harga di pasar

Leihitu pada saat itu sebesar 0.022 (ceterius paribus). Pembentukkan harga ikan segar di Pasar Leihitu hanya dipengaruhi oleh harga ikan segar di pasar tersebut pada hari sebelumnya.

d. Pasar Piru (PSBB) = 1 676.18 + 0.585 (1+b1)* + 0.228 b2* + 0.387 (b3 - b1)* e. Pasar Binaya (PMT) = 1 028.77 + 0.678 (1+b1)* + 0.203 b2* + 0.305 (b3

- b1)*

f. Pasar Bula (PSBT) = 16 477.68 + 0.151 (1+b1) – 0.026 b2 + 0.023 (b3 - b1) Dari persamaan pembentukkan harga di pasar Piru (d), Binaya (e) dan Bula (f), terlihat bahwa hampir semua peubah bernilai positif (+), kecuali peubah

b2 (-0.026) pada pengujian integrasi pasar Bula SBT. Dengan demikian setiap

penambahan satu satuan lag rataan harga tiga (3) jenis ikan yang dominan dipasarkan di Pasar Mardika (P3At - P3At-1)akan menurunkan harga di pasar Bula

0.026 (ceterius paribus). Harga ikan segar di Pasar Piru (PSBB) dan pasar Binaya

(PMT) dibentuk oleh harga ikan segar di masing-masing pasar tersebut pada hari

sebelumnya, lag harga ikan segar di Pasar Mardika dan harga ikan di pasar Mardika pada hari sebelumnya. Sementara harga ikan di Pasar Bula (PSBT) tidak

ditentukan baik oleh harga ikan di pasar tersebut maupun di pasar acuan. Dengan demikian, harga ikan di Pasar Bula (PSBT) ditentukan oleh kondisi ikan yang ada

di pasar tersebut pada setiap hari pengamatan.

2. Apabila pasar acuan adalah Pasar Binaya (PMT), sedangkan pasar pengikut

masing-masing adalah Pasar Salahutu (PS), Leihitu (PL), Piru (PSBB) dan Bula

(PSBT), maka model persamaannya pembentukkan harga di masing-masing

pasar sebagai berikut :

a. Pasar Salahutu (PS) = 5 578.49 + 0.541(1+b1)* + 0.034 b2 + 0.175 (b3 - b1)*

b. Pasar Leihitu (PL) = 6 321.94 + 0.209 (1+b1)* + 0.067 b2 +0.005 (b3 - b1)

c. Pasar Piru (PSBB)= 23.84 + 0.114 (1+b1) + 1.090 b2* + 0.911 (b3 - b1)*

d. Pasar Bula (PSBT) = 16 252.85 + 0.150 (1+b1) + 0.202 b2 + 0.035 (b3 - b1) Dari persamaan-persamaan di atas terlihat bahwa seluruh nilai 1+b1 yang

merupakan koefisien rataan harga tiga (3) jenis ikan dominan yang dipasarkan di masing-masing pasar pengikut (P3it-1), b2 yang adalah koefisien lag rataan harga

tiga (3) jenis ikan yang dominan dipasarkan di pasar acuan (P3t - P3t-1) dan b3-b1

yang adalah koefisien rataan harga tiga (3) jenis ikan dominan yang dipasarkan pada hari sebelumnya di pasar acuan (P3t-1) menunjukkan nilai positif (+).

Peubah rataan harga tiga (3) jenis ikan yang dominan dipasarkan di masing-masing pasar pengikut pada hari sebelumnya (P3it-1) adalah 0.541, 0.209,

0.114 dan 0.150. Itu berarti bahwa setiap penambahan satu satuan harga ikan di masing-masing pasar pengikut (Salahutu, Leihitu, Piru dan Bula) pada hari sebelumnya (t-1), akan menaikkan harga ikan pada waktu t di pasar Salahutu 0.541, Leihitu 0.209, Piru 0.114 dan Bula 0.150 (ceterius paribus). Peubah b2

acuan (P3t - P3t-1) menunjukkan angka sebesar 0.034, 0.067, 1.090 dan 0.202 pada

masing-masing pasar pengikut. Angka-angka tersebut menerangkan bahwa setiap penambahan nilai lag rataan harga tiga (3) jenis ikan yang dominan dipasarkan di pasar Binaya, akan menaikkan harga ikan pada masing-masing pasar pengikut sebesar, Salahutu 0.034, Leihitu 0.067, Piru 1.090 dan Bula 0.202 (ceterius paribus). Peubah b3 - b1 yang merepresentasikan rataan harga tiga (3) jenis ikan

dominan yang dipasarkan pada hari sebelumnya di pasar acuan (P3t-1)

menunjukkan angka sebesar 0.175, 0.005, 0.091 dan 0.035. Dengan demikian bahwa setiap penambahan satu satuan rataan harga tiga (3) jenis ikan dominan yang dipasarkan pada hari sebelumnya di pasar acuan Binaya, dapat menaikkan harga ikan di masing-masing pasar pengikut, Salahutu 0.175, Leihitu 0.005, Piru 0.091 dan Bula 0.035 (ceterius paribus).

Ketika Pasar Binaya dijadikan pasar acuan, maka faktor pembentuk harga ikan segar di Pasar Salahutu, Leihitu, Piru maupun Bula hampir mirip dengan ketika Pasar Mardika menjadi pasar acuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga ikan segar di pasar-pasar pengikut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor harga ikan segar di masing-masing pasar tersebut pada hari sebelumnya dan harga ikan segar di di pasar acuan pada hari sebelumnya.

5.5 Strategi Pengembangan Pemasaran Ikan Segar di Kawasan Maluku