• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengembangan Sistem Pemasaran Ikan Segar di Kawasan Maluku Tengah

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 Nelayan–Pedagang Pengumpul– CS –Pedagang Besar

5.6 Model Pengembangan Sistem Pemasaran Ikan Segar di Kawasan Maluku Tengah

Model pengembangan sistem pemasaran ikan segar di Kawasan Maluku Tengah ditunjukkan pada Gambar 16. Pemerintah, dalam hal ini beberapa lembaga terkait dengan pemasaran ikan segar seperti Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, PLN, Pertamina, Bank, BPS dan Lembaga Akademik bersama pihak Swasta, melakukan beberapa kegiatan untuk mewujudkan pemasaran ikan segar yang efisien.

Kondisi geografis Provinsi Maluku khususnya Kawasan Maluku Tengah yang terdiri dari banyak pulau mengakibatkan sarana dan prasarana transportasi sangat dibutuhkan, agar pulau-pulau tersebut dapat saling terhubungkan satu dengan lainnya. Tidak memadainya sarana dan prasarana transportasi, komunikasi dan pemasaran mengakibatkan pasar-pasar yang ada di Kawasan Maluku Tengah tersegmentasi. Perbedaan harga yang besar di tingkat nelayan dan konsumen dengan share terbesar di tingkat pedagang juga merupakan permasalahan tersendiri dalam pemasaran. Padahal untuk menghasilkan suatu pasar yang efisien, share tersebut harus terbagi sama untuk semua unsur yang melakukan kegiatan pemasaran tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan harus menyediakan sarana dan prasarana transportasi agar pulau-pulau yang ada di Provinsi Maluku dapat terhubungkan satu dengan lainnya. Dengan demikian produk yang dihasilkan di suatu pulau dapat terdistribusi dengan baik ke pulau lain.

Fluktuasi harga ikan yang cukup besar merupakan masalah yang paling utama dalam pemasaran ikan segar di Kawasan Maluku Tengah. Hal ini disebabkan oleh sifat dan karakteristik ikan segar yang musiman dan mudah busuk. Pada saat musim ikan, ketersediaan ikan di pasar banyak dan pada saat bukan musim ikan, ketersediaan ikan di pasar sedikit. Sesuai hukum ekonomi,

Gambar 16 Model konseptual pengembangan sistem pemasaran ikan segar di Kawasan Maluku Tengah.

Pemerintah

Dinas Perikan- an dan Kelautan Dinas Perindustrian BPS Lembaga Akademik Lembaga Keuangan Sarana dan prasarana transportasi Meningkatkan kapasitas dan menjamin kebutuhan listrik untuk Cold Storage

Memperluas jaringan komunikasi dan mekanisme informasi pasar yang akurat

Nelayan Pedagang Konsumen

Monitoring dan Evaluasi

Kinerja Pemasaran Ikan Segar PLN Pertamina Menyediakan infrastruktur pemasaran (boks penyimpanan ikan, air bersih dan es) Membangun

pasar yang bersih dan sehat Menjamin ketersediaan BBM dan es Menggalakan diversifikasi dan kebiasaan makan ikan olahan Menyediakan pinjaman dan memberikan bantuan keuangan saat paceklik Kebutuhan ikan segar untuk masyarakat maupun industri Dinas Koperasi Swasta Dinas Perhubungan

ketika ketersediaan ikan di pasar melebihi jumlah yang dibutuhkan konsumen, maka harganya akan turun. Kapasitas tampung Cold Storage yang terbatas dan hanya untuk jenis dan kualitas ikan tertentu mengakibatkan pada saat seperti ini, tak jarang ikan harus dibuang, karena pasar tidak mampu menyerap ikan yang ada. Apabila nelayan tidak membawa es ketika melaut dan penanganan ikan pasca panen tidak higienis, maka kesegarannya akan menurun. Penerapan rantai dingin yang seadanya selama proses distribusi dan pemasaran akan lebih mempercepat proses penurunan tingkat kesegaran ikan dan diikuti oleh penurunan harganya. Untuk mengatasi hal ini, maka Pemerintah dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan serta PLN bekerja sama dengan pihak Swasta harus meningkatkan kapasitas dan kebutuhan listrik untuk Cold Storage. Pemerintah juga harus menjamin ketersediaan es yang bersih dan murah baik bagi nelayan maupun pedagang, agar dalam proses penangkapan, distribusi dan pemasaran, tingkat kesegaran ikan tetap terpelihara. Selanjutnya, Dinas Perikanan dan Kelautan melakukan pelatihan kepada nelayan tentang cara menangani ikan dengan baik selama proses penangkapan maupun pasca proses penangkapan agar tingkat kesegaran ikan tidak mudah menurun. Dinas Perikanan dan Kelautan dengan Dinas Perindustrian juga harus merevitalisasi pasar yang ada menjadi pasar yang bersih dan higienis serta menyediakan infrastruktur pemasaran seperti boks penyimpanan ikan, es maupun air bersih agar tingkat kesegaran ikan dapat dipertahankan. Pasar yang bersih dan sehat juga memberikan kenyamanan baik bagi pedagang yang berjualan maupun konsumen yang berbelanja.

Melalui lembaga-lembaga terkait seperti Lembaga Akademik, Dinas Kelautan dan Perikanan maupun Badan Pusat Statistika Daerah, Pemerintah melakukan riset mengenai kebutuhan ikan segar untuk masyarakat maupun industri yang ada di Provinsi Maluku, serta bersama Lembaga Akademik dan pihak Swasta, Pemerintah memperluas jaringan informasi pasar yang efisien bagi semua lembaga pemasaran.

Proses pengembangan sistem pemasaran ikan segar secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 30.

Tabel 30. Proses Pengembangan Sistem Pemasaran Ikan Segar di Kawasan Maluku Tengah

Input Process Output Pelaku

-Kepastian

ketersediaan ikan di pasar dengan harga yang stabil

-Pembatasan jenis, ukuran alat tangkap, waktu tangkap dan daerah penangkapan. -Meningkatkan kapa-

sitas Cold Storage dan menjamin kebu- tuhan listrik untuk Cold Storage. -Menjamin kebutuhan

BBM dan es yang murah untuk nelayan melaut.

-Memperluas jaringan informasi pasar serta mekanisme informasi pasar yang akurat bagi setiap pelaku pemasaran

-Kepastian keterse- diaan ikan di pasar dengan harga yang stabil - Dinas Perikanan dan Kelautan - Dinas Perikanan dan Kelautan PLN - Dinas Perikanan dan Kelautan, Pertamina - Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindus- trian, Lembaga Akademik, Swasta -Memberikan bantuan (bagi nelayan) -Menyediakan pinjam- an dengan bunga ren- dah.

-Memberikan bantuan keuangan pada saat paceklik. -Kredit untuk perluasan usaha -Bantuan keuangan saat paceklik -Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindus- trian, Bank -Memberikan

bantuan (bagi peda- gang)

-Menyediakan pinjam- an dengan bunga ren- dah dan aturan yang tidak berbelit. -Menyediakan infra-

struktur pemasaran, seperti box

penyimpanan ikan, air bersih dan es yang murah. -Kredit -Infrastruktur pemasaran -Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindus- trian, Bank -Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindus- trian

Lanjutan Tabel 30.

Input Process Output Pelaku

-Menyediakan pasar yang bersih dan sehat

- Membangun pasar yang bersih dan sehat serta menyediakan sa- rana dan prasarana pendukung

pemasaran.

- Para pengguna pasar harus menjaga kebersihan pasar. -Pasar yang higienis - Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindus- trian, Swasta. -Sosialisasi makan ikan olahan, agar masyarakat tidak hanya bergantung pada konsumsi ikan segar

-Riset kebutuhan ikan segar untuk masyarakat maupun industri di Maluku, serta mekanisme perluasan informasi pasar bagi semua lembaga

pemasaran.

- Menggalakan kebia- saan makan ikan olah- an dengan cara mela- kukan pekan pameran produk ikan olahan. Pameran ini dapat menjadi salah satu

event Nasional dan

sumber pendapatan Daerah.

- Menggalakan diversi- fikasi produk ikan olahan di tingkat nela- yan dan pedagang pengolah. - Bekerjasama dengan lembaga terkait seperti Lembaga Akademik, Dinas Kelautan dan Perikanan maupun Dinas Perindustrian Daerah -Diversifikasi produk ikan olahan -Data - Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindus- trian, Dinas Koperasi. - Lembaga Akademik, BPS. 5.7 Implikasi Penelitian

Implikasi teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan dari penelitian ini, adalah:

1 Implikasi teknis : pentingnya perbaikan fasilitas penunjang pemasaran seperti peningkatan efektifitas fungsi TPI, penyediaan pabrik es dengan harga yang murah untuk menjaga mutu ikan selama berlangsungnya proses produksi, distribusi maupun pemasaran, peningkatan kapasitas Cold

Storage agar ketersediaan ikan terjamin setiap saat dengan harga yang stabil. Peningkatan sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi juga merupakan fungsi penting dalam mewujudkan efisiensi sistem pemasaran. Implikasi ekonomi : terintegrasinya pasar dapat mewujudkan suatu sistem pemasaran yang efisien dan efektif. Itu berarti bahwa setiap unsur dalam sistem tersebut memperoleh pendapatan yang sesuai dengan usaha yang dilakukannya. Terintegrasinya pasar juga menjamin ketersediaan ikan di pasar pada setiap waktu dengan harga yang stabil.

2 Implikasi sosial : pasar yang terintegrasi dapat mengurangi terjadinya dominasi seorang pedagang pengumpul baik terhadap nelayan maupun pedagang pengecer dan dominasi pedagang pengecer terhadap konsumen atau sebaliknya.

3 Implikasi lingkungan : pasar yang terintegrasi akan mengurangi masalah tangkap lebih (over fishing) dan pembuangan ikan ke laut karena jumlah ikan yang ditawarkan pedagang jauh melebihi jumlah yang diminta, sehingga dapat mengakibatkan lingkungan laut tercemar.

4 Implikasi Nasional : Potensi perikanan yang tinggi di Maluku mengakibatkan Provinsi ini ditunjuk sebagai salah satu koridor Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN), selain Kendari (Sulawesi Tenggara). SLIN merupakan bagian dari pengembangan Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS) yang digulirkan Pemerintah sebagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Selain itu, SLIN juga merupakan perwujudan upaya Pemerintah untuk menekan impor ikan sebagai bahan baku industri pengolahan dan menjamin ketersediaan ikan di seluruh wilayah Indonesia dengan harga yang terjangkau. Dengan demikian, SLIN diharapkan dapat menekan biaya transportasi bahan baku agar efisiensi pasar tercapai, menjamin stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan industri pengolahan serta ekonomi masyarakat.

Dalam melaksanakan SLIN, maka sistem distribusi ikan dari sentra produksi yang terletak di wilayah timur Indonesia ke sentra-sentra pasar di wilayah barat harus dibangun dengan optimal dan terpadu sebagai upaya menjamin kontinuitas pasokan bahan baku untuk kebutuhan konsumsi dan

industri pengolahan perikanan. Program yang dikembangkan Pemerintah pada tahun 2013 tersebut, diharapkan juga dapat membawa multiplier effect bagi nelayan, yang selama ini kurang mendapat jaminan pasar karena tidak didukung oleh sarana dan prasarana produksi, distribusi dan pemasaran yang memadai.

Penetapan Maluku sebagai koridor SLIN oleh Pemerintah Pusat seharusnya memperhatikan kondisi sistem produksi dan distribusi ikan segar oleh nelayan. Pemenuhan infrastruktur yang dibutuhkan nelayan harus disiapkan Pemerintah agar selain keberlangsungan pasokan bahan baku yang bermutu baik terjamin, tingkat kesejahteraan nelayan di Maluku juga dapat ditingkatkan dan distribusi pendapatan dalam sistem pemasaran ikan segar berlangsung dengan baik.

6

SIMPULAN DAN SARAN