• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.4 Karakteristik Perjalanan Pengunjung Agrowisata Cilangkap

6.4.3. Analisis Grand Strategy

masyarakat. Salah satu contoh kegiatan sosialisasi yang dapat dilakukan adalah dengan menawarkan kegiatan edukasi pertanian oleh anak melalui sekolah-sekolah.

2. Memanfaatkan dana yang diberikan pemerintah dengan baik dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana dan fasilitas pendukung kegiatan wisata (W2, W3, W4, W6, O5).

d. Strategi WT, yaitu strategi yang diciptakan dengan meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman. Strategi yang dimaksud antara lain:

1. Memberikan pengenalan dan pemahaman kepada masyarakat sekitar tentang manfaat dari keberadaan Agrowisata Cilangkap (W6, T4). Dengan demikian, masyarakat sekitar diharapkan dapat ikut serta dalam upaya pelestarian Agrowisata Cilangkap dengan selalu menjaga dan memelihara agrowisata ini dengan baik.

6.4.3. Analisis Grand Strategy

Strategi prioritas dapat diperoleh dengan menggunakan Matriks Grand Strategy. Penentuan strategi prioritas tersebut berdasarkan titik perpotongan antara selisih nilai total analisis data internal dan analisis data eksternal. Pada analisis data internal, jumlah skor faktor kekuatan adalah 1.951 dan jumlah skor faktor kelemahan adalah 1.715, maka diperoleh selisih sebesar 0.236 (positif). Sedangkan pada analisis data ekternal, jumlah skor faktor peluang sebesar 2.669 dan jumlah skor faktor ancaman sebesar 0.642, dan diperoleh selisih sebesar 2.028. Dengan demikian, perpotongan antara faktor internal dan eksternal terletak pada titik koordinat 0.236 dan 2.028 (Gambar 4).

68 2.028

0.236

Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2012)

Gambar 4. Posisi Strategi pada Matriks Grand Strategy

Berdasarkan gambar di atas, titik perpotongan antara faktor internal dan faktor eksternal berada pada kuadran 1 yang berarti mendukung strategi agresif. Posisi ini merupakan posisi yang sangat menguntungkan karena memiliki kekuatan dan peluang. Pada situasi seperti ini, strategi dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Bentuk strategi agresif dengan penguatan potensi yang ada yang dapat diterapkan oleh Agrowisata Cilangkap adalah menjalin kerjasama antara pemerintah/pengelola dengan masyarakat sekitar dan pihak-pihak terkait dalam proses pengembangan agrowisata dan mengoptimalkan daya tarik yang dimiliki dengan memanfaatkan dukungan yang diberikan oleh pemerintah.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan diatas maka rencana strategis yang dapat dilakukan adalah:

BERBAGAI PELUANG KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN INTERNAL BERBAGAI ANCAMAN 2. Mendukung strategi agresif 4. Mendukung strategi turn-around 5. Mendukung strategi defensif 3. Mendukung strategi

69 1. Menjalin kerjasama antara pengelola dengan masyarakat.

Kerjasama yang dapat dilakukan antara pihak pengelola dengan masyarakat ialah dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta dalam usaha pengembangan Agrowisata Cilangkap. Masyarakat juga dapat diberikan kesempatan untuk membuka usaha dan menjadi tenaga kerja di agrowisata ini. Hal tersebut dilakukan agar dukungan dari pemerintah dan masyarakat dapat berjalan beriringan dalam mengembangkan kawasan Agrowisata Cilangkap, pengelola diharapkan memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk turut serta mengembangkan kawasan ini sehingga proses pengembangan yang dilakukan oleh pengelola tetap memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar berupa lapangan pekerjaan maupun peluang usaha.

2. Menjalin kerjasama antara pengelola dengan dinas pariwisata.

Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan oleh pengelola dengan dinas pariwisata adalah dengan memperkenalkan Agrowisata Cilangkap secara resmi kepada masyarakat luas melalui media iklan maupun promosi dalam kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh dinas tersebut. Kerjasama yang dilakukan diharapkan dapat membuat Agrowisata Cilangkap lebih dikenal oleh masyarakat luas.

3. Menjalin kerjasama antara pengelola dengan sekolah-sekolah.

Kerjasama juga dapat dilakukan dengan sekolah-sekolah. Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk mempromosikan Agrowisata Cilangkap sekaligus memberikan pengetahuan mengenai pendidikan lingkungan dan pertanian kepada siswa. Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan adalah dengan wisata

70 belajar oleh para siswa ke Agrowisata Cilangkap. Selain dapat menambah jumlah kunjungan wisata, kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dimulai dari sejak dini.

4. Meningkatkan pemeliharaan fasilitas serta sarana dan prasarana.

Fasilitas serta sarana dan prasarana merupakan pendukung dari kegiatan wisata yang dilakukan oleh pengunjung. Fasilitas serta sarana dan prasarana yang telah dimiliki, seperti rumah makan, toilet, sarana bermain anak, jalan di dalam kawasan, kebersihan, serta keamanan, harus selalu dipelihara dengan baik. Terpeliharanya fasilitas serta sarana dan prasarana akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata di Agrowisata Cilangkap.

5. Melakukan terobosan dengan menawarkan atraksi wisata baru yang lebih baik dan lebih menarik minat pengunjung.

Atraksi wisata yang potensial untuk dikembangkan oleh Agrowisata Cilangkap adalah wisata air dan wisata edukasi pertanian. Dua atraksi wisata tersebut sebaiknya dikembangkan di Agrowisata Cilangkap untuk menarik minat pengunjung. Selain untuk menarik minat pengunjung, atraksi wisata tersebut akan menambah kegiatan yang dapat dilakukan di agrowisata ini serta dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pertanian.

6. Menyediakan paket wisata yang menarik dan atraktif yang dapat dipilih oleh pengunjung untuk dilakukan di Agrowisata Cilangkap ini.

Apabila atraksi wisata sudah dikembangkan, pihak pengelola sebaiknya menyediakan paket-paket wisata yang dapat dipilih oleh pengunjung. Paket

71 wisata ini bertujuan untuk mempermudah pengunjung untuk memilih kegiatan yang ingin dilakukan di Agrowisata Cilangkap.

7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di Agrowisata Cilangkap perlu dilakukan agar sistem pengelolaan dapat berjalan secara optimal. Hal ini dapat dilakukan melalui studi banding serta pelatihan-pelatihan.

8. Mengadakan kegiatan-kegiatan di Agrowisata Cilangkap.

Agrowisata Cilangkap ramai dikunjungi saat akhir pekan, dan pada umumnya para pengunjung datang untuk rekreasi dan melakukan olahraga. Jenis olahraga yang biasa dilakukan adalah senam, lari, dan jalan cepat. Agar menambah minat para pengunjung untuk datang, Agrowisata Cilangkap dapat membuat suatu kegiatan seperti lomba-lomba dengan tema olahraga. Selain itu, pengelola juga dapat mengadakan pameran tanaman-tanaman maupun lomba tanaman hias yang sedang menjadi trend saat itu. Semua kegiatan yang direncanakan sebaiknya tetap pada konsep yang berbasis lingkungan.

72 VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan seperti berikut ini:

1. Permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap dipengaruhi nyata oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pendapatan, tingkat pendidikan, biaya perjalanan, status pernikahan, dan motivasi kedatangan. Variabel pendapatan dan biaya perjalanan berpengaruh negatif pada taraf kepercayaan (α) 1%, sedangkan variabel tingkat pendidikan, status pernikahan, dan motivasi kedatangan berpengaruh positif pada taraf kepercayaan (α) 10%.

2. Pada umumnya, Agrowisata Cilangkap dinilai baik oleh para pengunjung. Empat dari enam kategori dinilai baik, yaitu keamanan, kondisi rumah makan, keindahan alam, dan aksesibilitas. Kebersihan dinilai cukup baik, sedangkan kondisi toilet dinilai kurang baik. Persepsi pengunjung mengenai potensi pengembangan wisata air dan wisata edukasi pertanian menunjukkan bahwa seluruh responden (60 orang) menyetujui rencana pengembangan wisata air dan wisata edukasi pertanian.

3. Kondisi Agrowisata Cilangkap saat ini masih open access yang dapat memicu kerusakan fungsi ekologis dan menimbulkan ketidaknyamanan kegiatan rekreasi dan wisata di Agrowisata Cilangkap sehingga dianggap perlu penetapan tarif masuk. Rataan WTP pengunjung dengan kondisi saat ini adalah sebesar Rp 4 000. Jika dikembangkan wisata air dan wisata edukasi pertanian maka penerapan tarif masuk dapat disegmentasi.

73 4. Strategi pengembangan yang sebaiknya dilakukan adalah dengan mendukung strategi agresif. Perolehan titik koordinat pada kuadran 1 memiliki arti bahwa strategi dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Secara umum, rekomendasi strategis yang dapat dilakukan ialah menjalin kerjasama antara pengelola dengan masyarakat sekitar dan pihak-pihak terkait dalam proses pengembangan agrowisata, serta mengoptimalkan daya tarik yang dimiliki dengan memanfaatkan dukungan yang diberikan oleh pemerintah.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, serta kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti sebagai rekomendasi dalam pembuatan kebijakan selanjutnya ialah sebagai berikut:

1. Pihak pengelola sebaiknya melakukan perbaikan serta pengembangan pada fasilitas dan sarana dan prasarana seperti toilet, mushola, dan kebersihan agar pengunjung lebih nyaman dalam melakukan kegiatan wisata di Agrowisata Cilangkap. Serta untuk meningkatkan jumlah kunjungan, sebaiknya pihak pengelola menyediakan atraksi wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Agrowisata Cilangkap serta sesuai dengan harapan pengunjung seperti wisata air dan wisata edukasi pertanian.

2. Nilai rata-rata yang bersedia dibayarkan pengunjung Agrowisata Cilangkap dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam penetapan tiket apabila pengelola ingin memberlakukan tarif masuk ke Agrowisata Cilangkap.

74 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di agrowisata ini tentang studi kelayakan proyek untuk menganalisis mengenai kelayakan pengembangan atraksi wisata dan juga potensi segmentasi wisata dan tarif di Agrowisata Cilangkap jika dikembangkan wisata air dan wisata edukasi pertanian.

75 DAFTAR PUSTAKA

Amanda, S. 2009. Analisis Willingness to Pay Pengunjung Objek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Arifin, H. S. 2001. Peran Arsitek Lanskap dalam Perencanaan dan Pengembangan Wisata Agro di Indonesia. Bahan Rujukan Rapat Kerja Nasional Wisata Agro 2001. Proyek Koordinasi Peningkatan Ketahanan Pangan. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum, Ditjen Penataan Ruang.

Departemen Pertanian. 2004. Strategi Pengembangan Wisata Agro di Indonesia. http://database.deptan.go.id/agrowisata/viewfitur.asp?id=1. Diakses pada tanggal 17 Maret 2011.

_______________________. Tentang Wisata Agro.

http://database.deptan.go.id/agrowisata/index.asp. Diakses pada tanggal 17 Maret 2011.

_______________________. Manfaat Pengembangan Agrowisata. http://database.deptan.go.id/agrowisata/viewfitur.asp?id=3. Diakses pada tanggal 17 Maret 2011.

Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta. 2009. Agrowisata. http://dkpjakarta.web.id/media.php?module=agrowisata. Diakses pada tanggal 10 Maret 2011.

Douglas, J. R. 1970. Forest Recreation. McGraw Hill Book Company. New York. Fahmi, I. 2010. Manajemen Risiko. Alfabeta. Bandung.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Firandari, T. 2009. Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan Metode Biaya Perjalanan. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Hartono, E. E. 2008. Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dalam Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata. Tesis. Pascasarjana. IPB. Bogor.

76 Hermalinda, D. 2010. Penilaian Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Wana Wisata Curug Cilember terhadap Masyarakat Lokal. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Hermawan, A. 2004. Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis, Disertasi: Untuk Konsentrasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Irwan, Z. D. 2008. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Bumi Aksara. Jakarta.

Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Grasindo. Jakarta.

Joga, N. dan I. Ismaun. 2011. RTH 30%! Resolusi Kota Hijau. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press. Bogor. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. 2012. Statistik

Wisatawan Nusantara.

http://budpar.go.id/budpar/asp/detil.asp?c=111&id=1191. Diakses pada tanggal 29 September 2012.

Kementerian Komunikasi dan Informasi. 2009. Berita Pemerintahan: Pemprov DKI Kembangkan Tanaman Sayur dan Buah Hidroponik.

http://www.depkominfo.go.id/berita/bipnewsroom/pemprov-dki-kembangkan-tanaman-sayur-dan-buah-hidroponik/. Diakses pada tanggal 10 Maret 2011.

McLaren, D. 1998. Rethinking Tourism and Ecotravel. Kumarin Press. West Hartford, Connecticut.

Mita. 2011. Segmentasi Tarif Masuk Kawasan Wisata Perkampungan Budaya Betawi Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Nasution, S. 2007. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta.

Novianty, R. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata dan Dampak Ekonomi Kawasan Galunggung Tasikmalaya. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Purnama, W. A. A. 2012. Agrowisata: Wisata Lanskap Pertanian. http://www.namagraph.com/index.php?option=com_content&view=article

77 Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sagara, A. A. 2012. Kementerian Pariwisata Raih Ranking 4 Penerimaan Devisa Negara. http://suarajakarta.com/2012/08/25/kementerian-pariwisata-raih-ranking-4-penerimaan-devisa-negara. Diakses pada 29 Januari 2013. Setyadi, M. 2010. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Perkampungan

Budaya Betawi Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Sulistyantara, B. 1990. Pengembangan Wisata Agro di Perkotaan. Prosidding Simposium dan Seminar Nasional Holtikultura Indonesia. UPT Produksi Media Informasi IPB. Bogor.

Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Tirtawinata, M. R. dan L. Fachruddin. 1999. Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. Penebar Swadaya. Jakarta.

Undang-Undang Kepariwisataan 2009. 2010. Pustaka Yustisia. Yogyakarta. Wahab, S. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Pradnya Paramita. Jakarta.

Windiarti, D. et al. 1993. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Di Daerah Timor-Timur. Departemen Pendidikan dan Kabudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan.

World Bank. 2012. International Tourism Expenditures (Current US$). http://data.worldbank.org/indicator/ST.INT.XPND.CD. Diakses pada tanggal 30 September 2012.

78 LAMPIRAN

79 Lampiran 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Fungsi Permintaan

Agrowisata Cilangkap dengan softwareMinitab 14 The regression equation is

Jumlah kunjungan (Y) = 0.05 - 0.000001 Pendapatan (X1)

+ 0.0073 Usia (X2) + 0.300 Tingkat pendidikan (X3) - 0.0093 Jarak tempuh (X4) - 0.242 Lama di lokasi (X5) - 0.000086 Biaya perjalanan (X6) + 1.54 Status pernikahan (X7) + 1.01 Motivasi kedatangan (X8)

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 0.055 2.166 0.03 0.980 Pendapatan (X1) -0.00000055 0.00000019 -2.85 0.007 2.2 Usia (X2) 0.00727 0.03493 0.21 0.836 3.8 Tingkat pendidikan (X3) 0.3002 0.1501 2.00 0.053 2.1 Jarak tempuh (X4) -0.00928 0.02720 -0.34 0.735 1.3 Lama di lokasi (X5) -0.2419 0.4887 -0.50 0.624 1.1 Biaya perjalanan (X6) -0.00008604 0.00002697 -3.19 0.003 1.5 Status pernikahan (X7) 1.5403 0.8312 1.85 0.072 3.7 Motivasi kedatangan(X8) 1.0101 0.5682 1.78 0.084 1.7 S = 1.43549 R-Sq = 61.0% R-Sq(adj) = 52.1% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 8 112.855 14.107 6.85 0.000 Residual Error 35 72.122 2.061 Total 43 184.977 Durbin-Watson statistic = 1.65356 Residual P e r c e n t 3.0 1.5 0.0 -1.5 -3.0 99 90 50 10 1 Fitted Value R e s id u a l 6.0 4.5 3.0 1.5 0.0 3.0 1.5 0.0 -1.5 -3.0 Residual F r e q u e n c y 2.4 1.2 0.0 -1.2 -2.4 8 6 4 2 0 Observation Order R e s id u a l 40 35 30 25 20 15 10 5 1 3.0 1.5 0.0 -1.5 -3.0

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

80 Pengujian Hipotesis

1. Uji Multikolinearitas

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 0.055 2.166 0.03 0.980 Pendapatan (X1) -0.00000055 0.00000019 -2.85 0.007 2.2 Usia (X2) 0.00727 0.03493 0.21 0.836 3.8 Tingkat pendidikan (X3) 0.3002 0.1501 2.00 0.053 2.1 Jarak tempuh (X4) -0.00928 0.02720 -0.34 0.735 1.3 Lama di lokasi (X5) -0.2419 0.4887 -0.50 0.624 1.1 Biaya perjalanan (X6) -0.00008604 0.00002697 -3.19 0.003 1.5 Status pernikahan (X7) 1.5403 0.8312 1.85 0.072 3.7 Motivasi kedatangan(X8) 1.0101 0.5682 1.78 0.084 1.7

Nilai VIF < 10 memiliki arti bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

2. Uji Autokorelasi

Durbin-Watson statistic = 1.65356

Nilai DW berada pada kisaran 1.54 - 2.45 artinya tidak terjadi autokorelasi.

3. Uji Homoskedastisitas H0 : Homoskedastisitas H1 : Heteroskedastisitas

The regression equation is

SRES1 = 0.29 + 0.000000 Pendapatan (X1) - 0.0029 Usia (X2) -

0.028 Tingkat pendidikan (X3) + 0.0042 Jarak tempuh

(X4) + 0.012 Lama di lokasi (X5) + 0.000000 Biaya

perjalanan (X6) + 0.046 Status pernikahan (X7) + 0.025

Motivasi kedatangan (X8)

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 0.288 1.731 0.17 0.869 Pendapatan (X1) 0.00000007 0.00000015 0.45 0.656 2.2 Usia (X2) -0.00286 0.02791 -0.10 0.919 3.8 Tingkat pendidikan (X3) -0.0276 0.1199 -0.23 0.820 2.1 Jarak tempuh (X4) 0.00415 0.02174 0.19 0.850 1.3 Lama di lokasi (X5) 0.0116 0.3905 0.03 0.976 1.1 Biaya perjalanan (X6) 0.00000038 0.00002155 0.02 0.986 1.5 Status pernikahan (X7) 0.0463 0.6643 0.07 0.945 3.7 Motivasi kedatangan(X8) 0.0255 0.4541 0.06 0.956 1.7 S = 1.14725 R-Sq = 0.8% R-Sq(adj) = 0.0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 8 0.353 0.044 0.03 1.000 Residual Error 35 46.066 1.316 Total 43 46.419 Durbin-Watson statistic = 1.75393

81 4. Uji Kenormalan jumlah kunjungan P e rc e n t 7.5 5.0 2.5 0.0 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Mean >0.150 2.977 StDev 2.074 N 44 KS 0.068 P-Value Probability Plot of jumlah kunjungan

Normal

Nilai p(0,150) > alpha 5% maka terima Ho artinya asumsi error menyebar normal terpenuhi.

82 Lampiran 2. Dokumentasi Lokasi Penelitian

Agrowisata Cilangkap

83 Kegiatan yang Dilakukan Oleh Pengunjung

84 Area Parkir

85 Fasilitas Jalan di Kawasan Agrowisata Cilangkap

86 RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 September 1989 sebagai putri bungsu dari tiga bersaudara pasangan (alm.) Mulyana dan Gusti Ayu Ketut Siti Resmiati.

Pada tahun 1995 hingga 2001 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Mekar Jaya 31. Kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama ke SMP Negeri 8 Depok pada tahun 2001 hingga 2004. Selama tahun 2004 hingga 2007 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 98 Jakarta. Pada tahun yang sama, penulis diterima di perguruan tinggi negeri Institut Pertanian Bogor, Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).