• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harapan Pengunjung terhadap Kondisi dan Penambahan Fasilitas Kebun Bibit Cilangkap telah ada sejak tahun 1991, namun hingga saat ini Kebun Bibit Cilangkap telah ada sejak tahun 1991, namun hingga saat ini

5.4 Karakteristik Perjalanan Pengunjung Agrowisata Cilangkap

6.2.2. Harapan Pengunjung terhadap Kondisi dan Penambahan Fasilitas Kebun Bibit Cilangkap telah ada sejak tahun 1991, namun hingga saat ini Kebun Bibit Cilangkap telah ada sejak tahun 1991, namun hingga saat ini

Agrowisata Cilangkap masih dalam proses pengembangan. Kegiatan pengembangan tersebut dilakukan karena fasilitas maupun sarana dan prasarana yang disediakan untuk pengunjung masih belum memadai. Oleh karena itu, untuk mempertahankan jumlah kunjungan wisata ke agrowisata ini serta memberikan kenyamanan dan kelancaran pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata maka pihak pengelola terus melakukan perbaikan. Berdasarkan penelitian, pengunjung mengharapkan perbaikan pada beberapa fasilitas serta sarana dan prasarana.

55 Fasilitas, sarana dan prasarana, beserta jumlah responden yang merasa perlu ada perbaikan terhadap fasilitas serta sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Harapan Pengunjung terhadap Perbaikan Fasilitas

No. Jenis Fasilitas Jumlah Responden yang Setuju (orang) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Kebersihan 49 81.7 2. Keamanan 46 76.7 3. Toilet 54 90.0 4. Rumah Makan 37 61.7 5. Mushola 52 86.7 6. Lainnya 9 15.0

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2012)

Keterangan : n = 60 responden. Setiap responden boleh memilih harapan lebih dari satu.

Pada Tabel 17, terdapat jenis fasilitas lainnya yang tidak termasuk ke dalam fasilitas kebersihan, keamanan, toilet, rumah makan, dan mushola. Sembilan orang responden mengharapkan adanya perbaikan fasilitas serta sarana dan prasarana yang lainnya seperti, lima orang mengharapkan adanya perbaikan pada alat-alat permainan anak, satu orang berharap jalan di dalam kawasan ini diperlebar, dan tiga orang berharap disediakan sarana atau lahan untuk kumpul keluarga yang teduh dan asri.

6.3. Estimasi Tarif yang Sesuai untuk Kegiatan Wisata di Agrowisata Cilangkap

Estimasi tarif yang sesuai untuk kegiatan wisata di Agrowisata Cilangkap dianalisis melalui kesediaan pengunjung membayar untuk melakukan wisata di Agrowisata Cilangkap dengan kondisi tempat wisata yang ada saat ini. Analisis tersebut menggunakan metode willingness to pay (WTP). Pendekatan dalam analisis tarif disini dilakukan melalui tiga tahap, diantaranya:

56 1. Membuat Hipotesis Pasar

Hipotesis pasar dibangun berdasarkan keadaan yang ada pada Agrowisata Cilangkap. Pasar hipotesis yang dibuat dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada responden mengenai keadaan dan manfaat keberadaan Agrowisata Cilangkap. Apabila telah mengetahui informasi dengan jelas, maka responden dapat memberikan nilai yang mereka sedia bayarkan kepada agrowisata ini. Agrowisata Cilangkap merupakan kebun bibit yang dapat memberikan dampak positif kepada lingkungan atas keberadaannya. Selain itu, Agrowisata Cilangkap juga merupakan kawasan wisata yang sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar. Untuk memperlancar rencana pengelola dalam proses pengembangan dan untuk mencegah terjadinya over carrying capacity, maka pihak pengelola berencana untuk menetapkan tarif masuk bagi pengunjung yang datang. Berdasarkan informasi yang diberikan tersebut, maka responden dapat mengetahui gambaran situasi hipotetik mengenai kemungkinan pemberlakuan tiket masuk yang akan dilakukan oleh pihak pengelola.

2. Mendapatkan Nilai Lelang (Bids)

Nilai WTP untuk kegiatan wisata di Agrowisata Cilangkap didapatkan dari wawancara yang bersifat close-ended question. Berdasarkan hasil wawancara kepada 60 orang responden, terdapat dua orang responden yang tidak bersedia apabila ditetapkan tarif masuk. Hal tersebut disebabkan karena kondisi dan fasilitas yang ada pada Agrowisata Cilangkap yang masih belum memadai. Sedangkan sisanya sebanyak 58 orang responden bersedia membayar apabila ditetapkan tarif masuk. Sebaran jumlah responden yang bersedia membayar

57 dengan nilai yang mereka sedia bayarkan adalah sebanyak 36 orang responden bersedia membayar sebesar Rp 3 000, 16 orang bersedia membayar sebesar Rp 5 000, 5 orang bersedia membayar Rp 7 000, dan 1 orang bersedia membayar sebesar Rp 10 000. Nilai yang ditawarkan tersebut ditetapkan berdasarkan pada kisaran harga tiket masuk kawasan wisata yang sejenis dengan Agrowisata Cilangkap. Harga tiket masuk yang menjadi acuan adalah harga tiket masuk di kawasan wisata Taman Buah Mekarsari dan kawasan agrowisata di Perkampungan Budaya Betawi (PBB) yaitu sebesar Rp 15 000 dan Rp 4 500.

3. Menghitung Rataan WTP

Setelah melakukan wawancara kesediaan membayar responden dan seberapa besar nilai yang bersedia diberikan, maka hasil tersebut akan dihitung rataannya. Perhitungan rataan WTP dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Distribusi Nilai Rataan WTP Reponden Agrowisata Cilangkap

No. Kelas WTP (Rupiah/orang) Jumlah Reponden (orang) Frekuensi Relatif WTP X Frekuensi Relatif (rupiah) A B C A X C 1. 3000 36 0.620 1800 2. 5000 16 0.270 1350 3. 7000 5 0.086 581 4. 10000 1 0.017 170 Total 58 1.00 3901 WTP Rata-rata 3901 ~ 4000

Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2012)

Berdasarkan perhitungan, didapatkan nilai rataan sebesar Rp 3 901 atau dibulatkan menjadi Rp 4 000. Nilai yang diperoleh tersebut merupakan tarif yang sesuai untuk kegiatan wisata di Agrowisata Cilangkap menurut keinginan membayar (willingness to pay) responden yang diwawancarai. Nilai tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi pihak pengelola di masa mendatang apabila ingin menetapkan tarif masuk. Tarif yang diberlakukan dapat dimanfaatkan untuk

58 pengembangan agrowisata ini sekaligus sebagai upaya konservasi karena kondisi Agrowisata Cilangkap saat ini masih open access. Jika kondisi Agrowisata Cilangkap yang ada saat ini pengunjung berani membayar sebesar Rp 4 000, maka apabila tempat wisata tersebut dikembangkan menjadi lebih baik dari saat ini pengunjung akan berani membayar dengan nilai yang lebih tinggi.

Dana yang didapatkan dalam satu tahun apabila menetapkan tarif masuk dapat diperkirakan dengan menghitung jumlah kunjungan. Meskipun jumlah kunjungan wisata di Agrowisata Cilangkap belum didata secara resmi, namun data tersebut dapat disimulasikan. Simulasi jumlah kunjungan dihitung berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola. Penghitungan simulasi jumlah kunjungan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Simulasi Jumlah Kunjungan Wisata di Agrowisata Cilangkap

Waktu Kunjungan Jumlah Kunjungan (orang)

Senin – Jumat (weekdays) Sabtu (weekend) Minggu (weekend) 50 150 300 Total Kunjungan 500 Total Kunjungan per Bulan 2 000 Total Kunjungan per Tahun 20 000

Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2012)

Berdasarkan Tabel 19 didapatkan total kunjungan (per minggu) sebesar 500 orang sehingga jumlah kunjungan per bulan menjadi 2 000 orang. Jumlah kunjungan tersebut juga tidak konstan setiap minggunya, terdapat penurunan jumlah kunjungan pada hari raya (Idul Fitri), bulan suci Ramadhan, dan juga libur panjang (long weekend). Hal tersebut terjadi karena seasonability wisata di agrowisata ini berbeda dengan tempat lain. Atarksi wisata yang ditawarkan di Agrowisata Cilangkap masih belum beragam maka hanya dijadikan sebagai tujuan wisata alternatif saat akhir pekan. Dengan demikian, saat peak season

59 (liburan sekolah dan hari raya) tidak ada kunjungan wisata. Apabila diperkirakan, maka dalam satu tahun hanya 10 bulan yang efektif untuk data tersebut. Dengan demikian, jumlah kunjungan per tahun kurang lebih sebesar 20 000 orang. Berdasarkan data tersebut maka perhitungan pendapatan per tahun dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Perkiraan Pendapatan Agrowisata Cilangkap per Tahun dari Tarif Masuk

Jumlah Kunjungan per

Tahun (orang) Tarif Masuk (rupiah)

Pendapatan per Tahun (rupiah)

A B A X B

20 000 4 000 80 000 000

Sumber : Hasil Analisis Data Primer (2012)

Berdasarkan simulasi yang dilakukan, maka diperkirakan pendapatan Agrowisata Cilangkap dalam satu tahun apabila tiket masuk diberlakukan adalah Rp 80 000 000. Pendapatan tersebut dapat digunakan oleh pihak pengelola untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan di agrowisata ini. Pihak pengelola dapat memprioritaskan jenis fasilitas maupun pelayanan yang lebih diharapkan oleh pengunjung seperti toilet dan keberadaan mushola. Selain itu, pihak pengelola juga dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kegiatan pengembangan atraksi wisata seperti wisata edukasi pertanian maupun wisata air. Hal tersebut tentunya juga dengan tetap memperhatikan kebutuhan yang lebih utama, karena terbatasnya dana yang dimiliki. Di samping untuk meningkatkan fasilitas serta kegiatan pengembangan, dalam jangka panjang penetapan tarif juga dapat berfungsi sebagai pencegah over carrying capacity.

6.4. Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata Cilangkap

Strategi pengembangan potensi wisata pada Agrowisata Cilangkap dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT. Analisis SWOT ini akan

60 menganalisis Agrowisata Cilangkap baik secara internal maupun ekternal. Faktor internal merupakan faktor berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Agrowisata Cilangkap. Faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi proses pengembangan dari agrowisata ini. Kedua faktor diatas dapat memberikan dampak positif (kekuatan dan peluang) dan juga dapat memberikan dampak negatif (kelemahan dan ancaman). Faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan pengamatan yang mendalam terhadap Agrowisata Cilangkap dan juga diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak-pihak terkait seperti pengelola dan penanggung jawab utama Agrowisata Cilangkap serta Kepala Produksi Benih dari UPT Pusbangnih. Pengelompokkan data yang diperoleh berdasarkan faktor internal dan faktor ekternal dapat dilihat seperti yang berikut ini:

a. Kekuatan

1. Lokasi strategis dekat pusat kota.

2. Menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Jakarta sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa jumlah RTH di setiap kota harus sebesar 30% dari luas kota tersebut.

3. Menjaga keseimbangan lingkungan, seperti dapat menjaga sikrus hidrologi dan kualitas udara di kawasan sekitarnya.

4. Agrowisata Cilangkap memiliki pemandangan alam yang indah. b. Kelemahan

1. Sarana dan prasarana yang terdapat di dalam Agrowisata Cilangkap masih belum memadai.