• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara administratif, Agrowisata Cilangkap terletak di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Kotamadya Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Agrowisata ini memiliki luas secara keseluruhan sebesar ± 19,5 ha. Secara astronomis, tempat wisata ini berada pada titik koordinat 6°20'25” LS dan 106°54'4” BT. Kawasan ini mudah dijangkau karena terletak di pinggir Jalan Raya Cilangkap dan dilalui oleh kendaraan umum. Jalan raya tersebut merupakan jalan arteri sekunder dengan kondisi jalan yang baik.

Kawasan Kebun Bibit Cilangkap sudah berdiri sejak tahun 1991, namun baru ditetapkan menjadi Agrowisata pada tahun 2001 sesuai dengan SK Gubernur No. 3180 tahun 2001 (Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, 2009). Agrowisata Cilangkap dikelola oleh UPT Pusat Pengembangan Benih Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Kehutanan (Pusbangnih) yang dahulu bernama Balai Benih Induk (BBI).1 Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan dibangunnya agrowisata ini adalah konsep wisata berwawasan lingkungan yang dapat menunjang pembangunan pertanian dan kehutanan perkotaan. Selain itu juga untuk membangun obyek wisata agro yang memiliki fungsi pelayanan lingkungan, agribisnis dan rekreasi yang unik, membina kelompok asosiasi agribisnis dan masyarakat dalam pembangunan agrowisata, serta membina peluang usaha agrowisata kepada koperasi, asosiasi, kelompok tani, dan perorangan dalam pembangunan agrowisata.

37 Agrowisata Cilangkap merupakan pusat pengembangan tanaman holtikultura dan juga pusat pengembangan tanaman hidroponik. Di samping sebagai fungsi utamanya tersebut, agrowisata ini juga mempunyai daya tarik wisata berupa keindahan alam dan suasana lingkungan di kawasan ini sangat asri dengan berbagai tanaman yang tumbuh. Ditambah lagi dengan adanya waduk dengan kedalaman 7 meter yang bersih dan terawat yang menambah kesegaran dan keindahan pemandangan yang ada di dalam Agrowisata Cilangkap. Di wilayah perkotaan seperti Jakarta saat ini yang penuh dengan pembangunan dan udara yang mulai kurang bersih, lingkungan yang asri menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di Jakarta.

Tidak hanya menawarkan lingkungan yang asri, Agrowisata Cilangkap juga memiliki fasilitas pendukung lainnya yang dapat menarik minat pengunjung, yaitu jogging track, jalur refleksi, sarana outbond dan alat main anak, dan tempat pemancingan. Jogging track dan jalur refleksi sangat diminati oleh pengunjung yang datang, karena tidak jarang pengunjung yang datang bertujuan untuk berolahraga atau ingin menjaga kesehatan, dan dua fasilitas ini sangat mendukung bagi kegiatan tersebut. Sarana outbond dan alat main anak merupakan fasilitas pendukung yang disediakan untuk menambah kegiatan pengunjung anak-anak yang datang, sayangnya sarana outbond dan alat main anak ini kurang terjaga dengan baik bahkan terdapat beberapa perangkat yang sudah tidak ada sehingga tidak dapat dipakai kembali. Terakhir adalah tempat pemancingan, fasilitas untuk memancing ini belum terlalu lama dibuat yakni kurang lebih satu tahun. Tempat pemancingan ini juga cukup diminati, terutama oleh pengunjung dengan jenis kelamin laki-laki.

38 Selain fasilitas-fasilitas yang telah disebutkan di atas, agrowisata ini juga memiliki sarana dan prasarana pendukung untuk memperlancar kegiatan wisata yang dijalani. Sarana dan prasarana tersebut diantaranya, kantor dan aula kantor, rumah makan, mushola, toilet, tempat parkir. Kantor yang berada tidak jauh dari pintu utama ini dapat menjadi pusat informasi bagi pengunjung yang ingin mengetahui informasi lebih banyak tentang Agrowisata Cilangkap. Aula kantor yang disediakan dapat dijadikan balai pertemuan atau pemberian informasi kepada pengunjung yang datang secara berkelompok setelah melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak pengelola. Mushola di kawasan Agrowisata Cilangkap memiliki kondisi yang baik, namun mushola ini adalah mushola karyawan yang terletak di belakang kantor pusat pengembangan hidroponik, dengan lokasi yang tidak terlihat membuat pengunjung kurang mengetahui keberadaan mushola tersebut. Toilet disediakan di dekat lokasi pemancingan, hanya saja toilet yang ada masih kurang memadai sehingga membuat pengunjung kurang nyaman untuk menggunakannya. Tempat parkir berada di samping pintu masuk, dengan lahan parkir yang cukup luas sehingga dapat menampung cukup banyak kendaraan pengunjung. Rumah makan yang terdapat di agrowisata ini memiliki lokasi yang berdekatan dan juga dekat dengan tempat pemancingan. Sarana dan prasarana ini memiliki kondisi yang baik.

Dinas Kelautan dan Pertanian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberikan wewenang kepada UPT Pusat Pengembangan Benih Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Kehutanan untuk mengelola Agrowisata Cilangkap. Agrowisata ini memiliki dua kebun utama didalamnya, yaitu kebun bibit tanaman holtikultura dan kebun hidroponik. Setiap kebun memiliki penanggung jawab

39 masing-masing. Kebun holtikultura memiliki 1 orang penanggung jawab dengan karyawan berupa Tenaga Harian Lepas (THL) sebanyak 8 orang, sedangkan kebun hidroponik memiliki 2 orang penanggung jawab dengan jumlah THL sama dengan kebun holtikultura yaitu 8 orang. Tenaga harian lepas yang dipekerjakan di agrowisata ini bertugas dalam proses pembibitan dan perawatan tanaman, THL tersebut merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar Agrowisata Cilangkap. Selain penanggung jawab dan para THL, di Agrowisata Cilangkap ini juga terdapat petugas keamanan (security) yang bertugas untuk menjaga keamanan lingkungan agrowisata ini. Petugas keamanan ini berjumlah 8 orang. Agrowisata Cilangkap memperoleh dana untuk biaya operasional dari UPT Pusat Pengembangan Benih Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Kehutanan, Dinas Kelautan dan Pertanian. Agrowisata ini juga memiliki pendapatan dari penjualan hasil panen atau penjualan bibit dan dari tarif parkir. Penghasilan yang didapatkan dari hasil penjualan akan diserahkan kembali kepada pemerintah sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), sedangkan pendapatan dari tarif parkir dikelola untuk kebersihan dan kesejahteraan karyawan.

Eksistensi Agrowisata Cilangkap selama kurang lebih 20 tahun membuat agrowisata ini dikenal oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan tersebut. Namun, pihak pengelola juga tetap melakukan promosi agar lebih dikenal oleh masyarakat luas melalui sarana internet dan kegiatan pameran.