• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Materi tes adalah perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.

Tes diberikan satu kali. Selanjutnya, jawaban pekerjaan tes siswa diperiksa oleh peneliti berdasarkan rubrik penilaian kemampuan komunikasi matematis pada lampiran 5.3 halaman 167. Berikut ini adalah nilai dan kriteria kemampuan komunikasi matematis yang diperoleh 23 siswa:

57

Tabel 4. 2 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Kode Siswa Jumlah

Skor Nilai Kriteria komunikasi 23 siswa bervariasi dan didapatkan rata-rata 66,62. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata tersebut, diperoleh nilai 11 siswa di bawah rata-rata dan nilai 12 siswa di atas rata-rata. Nilai tertingginya adalah 100 yang diperoleh P18. Sedangkan, nilai terendah adalah 33 yang diperoleh P22.

Terdapat kesenjangan nilai yang sangat jauh antara keduanya. Hal ini semakin menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis tiap siswa berbeda.

Bila dinyatakan dalam persentase kriteria kemampuan komunikasi matematis sangat baik sebesar 17,39%, baik sebesar 56,52%, cukup sebesar 21,74%, dan kurang sebesar 4,35%.

58

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Persentase Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Gambar 4. 1 Diagram Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Berdasarkan data hasil tes kemampuan komunikasi matematis diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Diperoleh 17,39% siswa atau sebanyak 4 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis sangat baik. Hal ini menunjukkan 17,39% siswa mampu memperlihatkan kemampuannya dalam melakukan komunikasi matematis dengan konsisten dengan baik sekali dan mampu menggunakan konsep-konsep materi perbandingan senilai dan berbalik nilai untuk menyelesaikan masalah.

b) Diperoleh 56,52% siswa atau sebanyak 13 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis baik. Hal ini menunjukkan 56,52%

siswa mampu memperlihatkan kemampuannya dalam komunikasi matematis dengan baik walaupun belum maksimal dalam pemenuhan indikator komunikasi matematis dan penggunaan konsep-konsep materi perbandingan senilai dan berbalik nilai untuk menyelesaikan masalah.

c) Diperoleh 21,74% siswa atau sebanyak 5 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis cukup. Hal ini menunjukkan 21,74%

59

siswa belum maksimal dalam pemenuhan indikator komunikasi matematis begitu pula tahapan dalam menjawab soal. Selain itu, penggunaan konsep-konsep materi perbandingan senilai dan berbalik nilai pun belum maksimal.

d) Diperoleh 4,35% siswa atau sebanyak 1 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis kurang. Hal ini menunjukkan bahwa 4,35% siswa belum maksimal dalam memperlihatkan kemampuan matematisnya serta kesulitan dalam pemahaman serta penggunaan konsep-konsep materi perbandingan senilai dan berbalik nilai.

e) Diperoleh 0% siswa atau tidak terdapat siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis kurang sekali.

Setelah menganalisis berdasarkan nilai dari tes kemampuan komunikasi, selanjutnya akan dianalisa berdasarkan ketercapaian indikator komunikasi matematis. Terdapat 5 butir soal perbandingan senilai dimana pada tiap soal terdapat satu hingga tiga indikator komunikasi matematis. Seperti yang dituliskan pada tabel 3.1, soal tes nomor 1 mencakup K3, soal tes nomor 2 dan 3 mencakup K2, K3, dan K4, soal tes nomor 4 mencakup K1, dan soal tes nomor 5 mencakup K2 dan K4. Sedangkan pada materi perbandingan senilai terdapat 4 butir soal dimana pada tiap soal terdapat satu hingga tiga indikator komunikasi matematis. Seperti yang dituliskan pada tabel 3.1, soal tes nomor 1 mencakup K3, soal tes nomor 2 dan 3 mencakup K2, K3, dan K4, serta soal tes nomor 4 mencakup K1dan K2. Analisis ini juga menggunakan pula rubrik penilaian sesuai dengan indikator komunikasi matematis. Berikut adalah data terkait ketercapaian indikator komunikasi matematis siswa dan secara detail tertulis dalam lampiran 7 halaman 177:

60

Tabel 4. 3 Perolehan Skor Indikator Komunikasi Matematis

Kode Siswa

Perolehan Skor Setiap Indikator

KI K2 K3 K4

61

Persentase Ketercapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Gambar 4. 2 Persentase Ketercapaian Indikator Komunikasi Matematis Berdasarkan data pada tabel 4.3, dapat dilihat dalam bentuk grafik tingkatan ketercapaian masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis berdasarkan skor sebagai berikut:

Berdasarkan gambar 4.2 di atas, diperoleh ketercapaian indikator kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut:

1) Ketercapaian indikator kemampuan komunikasi matematis dalam menyatakan situasi tertentu, gambar, diagram, tabel maupun cara penyajian data lainnya ke dalam bahasa matematika berupa simbol dan model matematika (K1) sebesar 73,19% dengan kriteria “Baik”.

2) Ketercapaian indikator kemampuan komunikasi matematis dalam menjelaskan ide, gagasan, dan relasi matematika baik secara lisan maupun tertulis (K2) sebesar 56,66% dengan kriteria “Cukup”.

3) Ketercapaian memenuhi indikator kemampuan komunikasi matematis dalam membaca dan memahami suatu representasi matematika secara tertulis (K3) sebesar 79,66% dengan kriteria “Baik”.

62

4) Ketercapaian indikator kemampuan komunikasi matematis dalam menyatakan kembali suatu penjelasan matematika menggunakan bahasa sendiri (K4) sebesar 52,90% dengan kriteria “Cukup”.

Dari hasil tersebut, K3 memiliki persentase ketercapaian tertinggi sebesar 79,66% dengan total skor 417. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu membaca dan memahami reprsentasi matematika secara tertulis dengan baik.

Langkah awal dalam menyelesaikan masalah adalah memahami masalah tersebut agar dapat ditentukan cara atau solusi penyelesaian yang terbaik.

Sedangkan, K4 memiliki persentase ketercapaian terendah sebesar 52,90% dengan total skor 146. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum maksimal dalam menyatakan kembali suatu penjelasan matematika menggunakan bahasa sendiri.

2. Hasil Angket Motivasi Belajar

Siswa mengisi angket yang diberikan peneliti dengan memanfaatkan google form. Angket ini diberikan setelah dilakukan tes komunikasi matematis dengan tujuan mengetahui tingkat motivasi belajar ketika pembelajaran matematika berbantuan video. Berikut adalah tabel kriteria motivasi belajar siswa berdasarkan pengisian angket motivasi belajar:

Tabel 4. 4 Hasil Angket Motivasi Belajar

Kode Siswa Jumlah Skor Persentase (%) Kriteria

P1 66 73.33 Baik

P2 87 96.67 Sangat baik

P3 72 80.00 Baik

P4 66 73.33 Baik

P5 69 76.67 Baik

P6 85 94.44 Sangat baik

P7 73 81.11 Baik

P8 74 82.22 Baik

63

Tabel 4.4 di atas menunjukkan kriteria motivasi belajar untuk masing-masing siswa. Penggolongan kriteria tersebut menggunakan jawaban angket yang dikonversikan dalam skor dan kemudian ditentukan persentasenya. Skor tertinggi diperoleh P17, yaitu 88 dengan persentase 97,78. Sedangkan, skor terendah diperoleh P21, yaitu 56 dengan persentase 62,22. Rata-rata skor dari seluruh siswa adalah 73,3.

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dilakukan pengelompokkan berdasarkan kriteria motivasi belajar yang telah ditentukan, yaitu “Sangat baik”, “Baik”,

“Cukup”, dan “Kurang”. Setelah itu, dihitung persentase berdasarkan jumlah siswa pada setiap kategorinya terhadap jumlah siswa keseluruhan. Berikut adalah hasilnya:

Tabel 4. 5 Hasil Kriteria Motivasi belajar

No Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Sangat baik 6 26

2 Baik 16 70

3 Cukup 1 4

4 Kurang 0 0

64

Hasil data pada tabel 4.5 dapat dilihat dalam bentuk diagram persentase kriteria motivasi belajar sebagai berikut:

Gambar 4. 3 Diagram Kriteria Motivasi Belajar

Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.23 di atas, penjelasan terkait kriteria motivasi belajar 23 siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro adalah sebagai berikut:

1) Diperoleh 26% siswa atau sebanyak 6 siswa dengan tingkat motivasi belajar sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa 26% siswa mampu memiliki motivasi belajar yang sangat baik. Mereka mampu menumbuhkan dan menggunakan motivasi belajar yang dimiliki dalam belajar matematika.

2) Diperoleh 70% siswa atau sebanyak 16 siswa dengan tingkat motivasi belajar baik. Hal ini menunjukkan bahwa 70% siswa mampu membangun motivasi belajar yang baik. Mereka mampu memanfaatkan motivasi belajar dalam belajar matematika. Namun, diperlukan upaya agar motivasi belajar dapat tumbuh dengan maksimal sehingga memberi dampak baik bagi kegiatan belajarnya.

26%

70%

4%

Persentase Kriteria Motivasi Belajar

Sangat baik Baik Cukup

65

3) Diperoleh 4% siswa atau sebanyak 1 dengan tingkat motivasi belajar cukup. Hal ini menunjukkan bahwa 4% siswa belum maksimal dalam menumbuhkan motivasi belajar sehingga perlu upaya lebih untuk dapat mengembangkannya.

Selanjutnya, akan dianalisis motivasi belajar siswa berdasarkan indikator yang digunakan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penelitian ini menggunakan sembilan indikator motivasi belajar dimana tiap indikatornya memiliki 2 pernyataan yang disertakan dalam angket. Tabel di bawah ini menunjukkan pemenuhan tiap indikator motivasi belajar. Jumlah skor diperoleh dengan menjumlahkan skor suatu pernyataan dari tiap siswa. Satu indikator memiliki dua pernyataan, oleh karena itu perlu ditentukan total skor untuk tiap indikator. Dari total skor ini, dapat diketahui persentase pemenuhan tiap indikatornya. Berikut adalah hasil analisis indikator berdasarkan tiap indikator dan secara detail dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 179:

Tabel 4. 6 Analisis Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar 1 Tekun mengerjakan

tugas

99 198 82,50

99

2 Pantang menyerah 88 187 77,92

99 3 Tidak memerlukan

dorongan luar untuk berprestasi

92 166 69,17

74 4 Memiliki rasa ingin tahu

pada bidang pengetahuan yang diberikan

94 177 73, 75

83

5 Berusaha untuk tetap berprestasi

99 189 78,75

90 6 Memiliki ketertarikan

terhadap berbagai masalah kehidupan

92 167 69,58

75

66

82,50% 77,92% 69,17% 73,75% 78,75% 69,58% 76,67% 89,17% 85%

I N D 1 I N D 2 I N D 3 I N D 4 I N D 5 I N D 6 I N D 7 I N D 8 I N D 9

Pe r s e n t a s e K e t e rc a p a i a n I n d i k a t o r M o t i v a s i b e l a j a r

Gambar 4. 4 Persentase Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar (misalnya pembangun,

korupsi, keadilan, dan lain sebagainya) 7 Berpegang teguh pada

suatu keyakinan dan tidak mudah

melepaskannya

90 184 76,67

94

8 Berusaha mencapai tujuan jangka panjang

107 214 89,17

107 9 Senang memecahkan

permasalahan

100 204 85,00

104

Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat dalam bentuk grafik tingkatan ketercapaian masing-masing indikator motivasi belajar sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.4, indikator “Berusaha mencapai tujuan jangka panjang” memiliki tingkat persentase tertinggi, yaitu 89,17%.

Pernyataan pertamanya adalah “Saya belajar dengan giat agar dapat naik kelas” dengan jumlah skor 107. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar agar dapat naik kelas. Tujuan jangka panjang ini menjadi dorongan mereka agar belajar dengan giat. Selanjutnya, pernyataan kedua adalah “Saya berusaha untuk meraih cita-cita” dengan jumlah skor 107.

67

Indikator “Tidak memerlukan dorongan luar untuk berprestasi” memiliki tingkat persentase terendah, yaitu 69,17% yang mengartikan sebagian besar siswa memerlukan dorongan luar untuk berprestasi. Jumlah skor pernyataan pertama “Saya akan belajar kembali di rumah tanpa diminta orangtua” adalah 92. Sedangkan, jumlah skor untuk pernyataan kedua “Saya sangat bergantung pada dukungan orang lain untuk belajar” adalah 74.

Dokumen terkait