• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika."

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN SENILAI DAN BERBALIK

NILAI BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO

TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh;

Lucia Endy Gracia Alfreda NIM : 171414012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2020

(2)

i

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN SENILAI DAN BERBALIK

NILAI BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO

TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh;

Lucia Endy Gracia Alfreda NIM : 171414012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2020 Persetujuan Dose n Pembimbing

(3)

ii SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN

SENILAI DAN BERBALIK NILAI BERBANTUAN VIDEO

PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO TAHUN AJARAN 2020/2021

Disusun oleh:

Lucia Endy Gracia Alfreda NIM 171414012

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,

Margaretha Madha Melissa, M.Pd. Tanggal: 16 Juli 2021

(4)

iii SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN

SENILAI DAN BERBALIK NILAI BERBANTUAN VIDEO

PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO TAHUN AJARAN 2020/2021

Ditulis oleh:

Lucia Endy Gracia Alfreda NIM: 171414012

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 30 Juli 2021

Dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...

Sekretaris : Beni Utomo, M.Sc. ...

Anggota I : Margaretha Madha Melissa, M.Pd. ...

Anggota II : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...

Anggota III : Dr. Hongki Julie, M.Si. ...

Yogyakarta, 30 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

God is good

“Janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Matius 6:34

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri, Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan

meluruskan jalanmu”. Amsal 3:5-6

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai dalam tiap perjalanan hidup.

Kedua orangtua, Bapak Edy Ambar dan Ibu Theresia Endang, adikku Gavi serta kakek dan nenek yang selalu mendoakan, mendukung baik secara materi maupun

moril, serta kasih sayang yang tidak pernah berhenti.

Para sahabat, teman-teman, dan keluarga besar yang tak henti memberikan dukungan.

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan susungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Tangerang Selatan, 16 Juli 2021 Penulis

Lucia Endy Gracia Alfreda

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Lucia Endy Gracia Alfreda Nomor Mahasiswa : 171414012

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

“Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai Berbantuan Video Pembelajaran Kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro Tahun Ajaran 2020/2021”

Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentinngan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Juli 2021

Yang Menyatakan

(Lucia Endy Gracia Alfreda)

(8)

vii ABSTRAK

Lucia Endy Gracia Alfreda. 171414012. 2021. “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai Berbantuan Video Pembelajaran Kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro Tahun Ajaran 2020/2021”.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah menggunakan video pembelajaran pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro; (2) Mendeskripsikan motivasi belajar siswa setelah menggunakan video pembelajaran pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 23 siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro. Objek penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa berbantuan video pembelajaran pada pembelajaran perbandingan senilai dan berbalik nilai. Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu tes kemampuan komunikasi matematis dan angket motivasi belajar. Teknik analisis data menggunakan nilai dari tes kemampuan komunikasi matematis dan angket motivasi belajar berdasarkan indikator yang digunakan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Kemampuan komunikasi matematis siswa setelah menggunakan video pembelajaran pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai dari 23 siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro adalah baik dengan rata-rata nilai tes 66,62. Terdapat 4 siswa dengan tingkat kemampuan sangat baik, 13 siswa dengan tingkat kemampuan baik, 5 siswa dengan tingkat kemampuan cukup, dan 1 siswa dengan tingkat kemampuan kurang. Ketercapaian indikator dalam menyatakan situasi tertentu, gambar, diagram, tabel maupun cara penyajian data lainnya ke dalam bahasa matematika berupa simbol dan model matematika sebesar 73,19%, ketercapaian indikator dalam menjelaskan ide, gagasan, dan relasi matematika baik secara lisan maupun tertulis sebesar 56,66%, ketercapaian indikator dalam membaca dan memahami suatu representasi matematika secara tertulis sebesar 79,66%, dan ketercapaian indikator dalam menyatakan kembali suatu penjelasan matematika menggunakan bahasa sendiri sebesar 52,90%; (2) Motivasi belajar siswa setelah menggunakan video pembelajaran pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai dari 23 siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro adalah baik dengan rata-rata persentasenya 81,45%. Terdapat 6 siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang sangat baik, 16 siswa memiliki tingkat motivasi belajar baik, dan 1 siswa memiliki tingkat motivasi belajar cukup. Dari 9 indikator motivasi belajar yang digunakan, 1 diantaranya memiliki predikat sangat baik, dan 8 indikator lainnya berpredikat baik.

Kata kunci: Komunikasi Matematis, Motivasi Belajar, Perbandingan Senilai, Perbandingan Berbalik Nilai, Video Pembelajaran

(9)

viii ABSTRACT

Lucia Endy Gracia Alfreda. 171414012. 2021. "The Analysis of Mathematical Communication Skills and Student Learning Motivation on Direct Proportion and Inverse Proportion by Video Learning Materials of 𝟕𝒕𝒉 grade student in Kanisius Bambanglipuro Junior High School 2020/2021 academic year".

The objectives of this research are: (1) Describing students' mathematical communication after used learning videos on the direct proportion and inverse proportion of 7𝑡ℎ grade student in Kanisius Bambanglipuro Junior High School; (2) Describing students' learning motivation after used learning videos on the direct proportion and inverse proportion materials of 7𝑡ℎ grade in Kanisius Bambanglipuro Junior High School.

This research is qualitative research with descriptive method. The subjects of this research are 23 students of 7𝑡ℎ grade in Kanisius Bambanglipuro Junior High School.

The object of this research is mathematical communication skills and students' learning motivation in direct proportion and inverse proportion with the help of learning videos.

This study used two methods in data collection, namely: tests and questionnaires.

The results of this research show that; (1) Mathematical communication skills after usud learning videos on direct proportion and inverse proportion materials of 23 students of 7𝑡ℎ grade at Kanisius Bambanglipuro Junior High School is good with an average test score of 66.62. There are 4 students with very good ability level, 13 students with good ability level, 5 students with moderate ability level, and 1 student with poor ability level. The achievement of indicators in stating certain situations, pictures, diagrams, tables and other ways of presenting data into mathematical language in the form of mathematical symbols and models is 73.19%, the achievement of indicators in explaining ideas, ideas, and mathematical relations both verbally and in writing is 56,66%, the achievement of indicators in reading and understanding a mathematical representation in writing is 79.66%, and the achievement of indicators in restating a mathematical explanation using their own language is 52.90%; (2) The level of learning motivation when used the learning videos on direct proportion and inverse proportion of 23 students of 7𝑡ℎ grade at Kanisius Bambanglipuro Junior High School is good with an average percentage of 81.45%. In addition, 6 students have a very good level of learning motivation, 16 students have a good level of learning motivation, and 1 student have a moderate level of learning motivation. Of the 9 indicators of learning motivation used, 1 of them has a very good predicate, and 8 other indicators have a good predicate.

Keywords: Mathematical Communication Skills, Learning Motivation, Direct Proportion, Inverse Proportion, Learning Video

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi belajar Siswa pada Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai Berbantuan Video Pembelajaran Kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro Tahun Ajaran 2020/2021” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana perndidikan (S.Pd) program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat rintangan yang dihadapi, namun pada akhirnya dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Dr. M Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam.

3. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

4. Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulis, serta memberikan, masukan, kritik, dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik serta segenap dosen Pendidikan Matematika.

6. Bapak Andrias Indra Purnama, S.T., S.Pd. selaku Kepala SMP Kanisius Bambanglipuro yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian di SMP Kanisius Bambanglipuro.

7. Ibu Christina Maryeni, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro yang telah memberikan kesempatan, bantuan, dan dukungan selama proses penelitian berlangsung.

8. Siswa-siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro yang telah yang telah berpartisipasi selama pelaksanaan penelitian.

9. Ayah, Ibu, Adik, Kakek, dan Nenek yang selalu mendoakan, mendukung baik secara materi maupun moril, serta kasih sayang yang tidak pernah berhenti.

10. Para sahabat Tata, Mayra, Sasha, Berna, Silvia, Lilis, Elga, dan Yoa yang selalu memberikan dukungan, motivasi belajar, dan mendengarkan keluh kesah penulis.

(11)

x

11. Teman-teman Pendidikan Matematika 2017 kelas A yang selalu memberikan dukungan satu sama lain selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi.

12. Semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan karya selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tangerang Selatan, 16 Juli 2021 Penulis

Lucia Endy Gracia Alfreda

(12)

xi DAFTAR ISI

ANALISIS ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB 1 ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Batasan Istilah ... 7

BAB II ... 9

A. Landasan Teori... 9

1. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 9

2. Motivasi Belajar ... 13

3. Materi Perbandingan ... 17

4. Media Pembelajaran Berbasis Video ... 28

(13)

xii

B. Penelitian Yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III ... 39

A. Jenis Penelitian... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C. Subjek Dan Objek Penelitian ... 40

D. Metode Pengumpulan Data ... 40

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data... 46

BAB IV ... 49

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 49

B. Analisis Hasil Penelitian ... 56

C. Pembahasan Penelitian... 67

D. Keterbatasan Penelitian ... 114

BAB V ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN ... 120

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Peta Pulau Papua ... 26

Gambar 2. 2 Pilihan Template Video ... 33

Gambar 2. 3 Proses Edit Video ... 33

Gambar 4. 1 Diagram Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis ... 58

Gambar 4. 2 Persentase Ketercapaian Indikator Komunikasi Matematis ... 61

Gambar 4. 3 Diagram Kriteria Motivasi Belajar ... 64

Gambar 4. 4 Persentase Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar ... 66

Gambar 4. 5 Jawaban P18 No 1 Perbandingan Senilai ... 72

Gambar 4. 6 Jawaban P18 No 2 Perbandingan Senilai ... 73

Gambar 4. 7 Jawaban P18 No 3 Perbandingan Senilai ... 74

Gambar 4. 8 Jawaban P18 No 4 Perbandingan Senilai ... 75

Gambar 4. 9 Jawaban P18 No 5 Perbandingan Senilai ... 76

Gambar 4. 10 Jawaban P18 No 1 Perbandingan Berbalik Nilai ... 77

Gambar 4. 11 Jawaban P18 No 2 Perbandingan Berbalik Nilai ... 77

Gambar 4. 12 Jawaban P18 No 3 Perbandingan Berbalik Nilai ... 78

Gambar 4. 13 Jawaban P18 No 4 Perbandingan Berbalik Nilai ... 79

Gambar 4. 14 Jawaban P11 No 1 Perbandingan Senilai ... 80

Gambar 4. 15 Jawaban P11 No 2 Perbandingan Senilai ... 81

Gambar 4. 16 Jawaban P11 No 3 Perbandingan Senilai ... 82

Gambar 4. 17 Jawaban P11 No 4 Perbandingan Senilai ... 83

Gambar 4. 18 Jawaban P11 No 5 Perbandingan Senilai ... 84

Gambar 4. 19 Jawaban P11 No 1 Perbandingan Berbalik Nilai ... 85

Gambar 4. 20 Jawaban P11 No 2 Perbandingan Berbalik Nilai ... 86

Gambar 4. 21 Jawaban P11 No 3 Perbandingan Berbalik Nilai ... 87

Gambar 4. 22 Jawaban P11 No 4 Perbandingan Berbalik Nilai ... 88

Gambar 4. 23 Jawaban P23 No 1 Perbandingan Senilai ... 89

Gambar 4. 24 Jawaban P23 No 2 Perbandingan Senilai ... 90

Gambar 4. 25 Jawaban P23 No 3 Perbandingan Senilai ... 91

Gambar 4. 26 Jawaban P23 No 4 Perbandingan Senilai ... 91

Gambar 4. 27 Jawaban P23 No 5 Perbandingan Senilai ... 92

Gambar 4. 28 Jawaban P23 No 1 Perbandingan Berbalik Nilai ... 93

Gambar 4. 29 Jawaban P23 No 2 Perbandingan Berbalik Nilai ... 94

Gambar 4. 30 Jawaban P23 No 3 Perbandingan Berbalik Nilai ... 95

Gambar 4. 31 Jawaban P23 No 4 Perbandingan Berbalik Nilai ... 96

Gambar 4. 32 Jawaban P22 No 1 Perbandingan Senilai ... 97

Gambar 4. 33 Jawaban P22 No 2 Perbandingan Senilai ... 98

Gambar 4. 34 Jawaban P22 No 3 Perbandingan Senilai ... 99

(15)

xiv

Gambar 4. 35 Jawaban P22 No 4 Perbandingan Senilai ... 100

Gambar 4. 36 Jawaban P22 No 5 Perbandingan Senilai ... 100

Gambar 4. 37 Jawaban P22 No 1 Perbandingan Berbalik Nilai ... 101

Gambar 4. 38 Jawaban P22 No 2 Perbandingan Berbalik Nilai ... 102

Gambar 4. 39 Jawaban P22 No 3 Perbandingan Berbalik Nilai ... 103

Gambar 4. 40 Jawaban P22 No 4 Perbandingan Berbalik Nilai ... 104

Gambar 4. 41 Animasi Timbangan ... 105

Gambar 4. 42 Jumlah Pensil ... 106

Gambar 4. 43 Penjelasan Harga Pensil Menggunakan Animasi ... 106

Gambar 4. 44 Penjelasan Harga Pensil Menggunakan Ms. PowerPoint ... 107

Gambar 4. 45 Toko Permen ... 108

Gambar 4. 46 Banyak Permen yang Diterima ... 109

Gambar 4. 47 Penjelasan Jumlah Permen Menggunakan Ms. PowerPoint ... 109

Gambar 4. 48 Bersepeda ... 111

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Contoh Perbandingan Berbalik Nilai ... 23

Tabel 2. 2 Ilustrasi Perbandingan Berbalik Nilai ... 24

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis ... 42

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 45

Tabel 3. 3 Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematis ... 47

Tabel 3. 4 Konversi Skor Angket Motivasi Belajar ... 48

Tabel 3. 5 Kriteria Motivasi Belajar ... 48

Tabel 4. 1 Rincian Pelaksanaan Penelitian ... 49

Tabel 4. 2 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 57

Tabel 4. 3 Perolehan Skor Indikator Komunikasi Matematis ... 60

Tabel 4. 4 Hasil Angket Motivasi Belajar ... 62

Tabel 4. 5 Hasil Kriteria Motivasi belajar ... 63

Tabel 4. 6 Analisis Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar ... 65

Tabel 4. 7 Hasil Pemilihan Subjek... 71

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian……… 121

Lampiran 2 Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis…….…. 122

Lampiran 3 Lembar Validasi Angket Motivasi Belajar……… 124

Lampiran 4 Lembar Validasi Video Pembelajaran………... 126

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………130

Lampiran 6 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa………159

Lampiran 7 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis……….161

Lampiran 8 Hasil Angket Motivasi Belajar………...163

(18)

i BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Memasuki tahun ajaran 2020/2021 ternyata pandemi COVID-19 belum mereda.

Berdasarkan data dari Satgas Nasional Penanganan COVID-19, kasus pertambahan pasien positif di Indonesia masih sangat tinggi. Oleh karena itu, kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 4 Tahun 2020 menginstruksikan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh, terlebih untuk sekolah-sekolah yang berada pada zona merah.

Pada bulan Juli-Agustus 2020, peneliti menjalani kegiatan PLP-PP dan ditempatkan di SMK Leonardo Klaten yang menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran jarak jauh ini termasuk hal baru bagi bapak/ibu guru di sekolah tersebut.

Sehingga, pada tanggal 13-18 Juli diadakan pelatihan mengenai platform belajar yang digunakan (Microsoft Teams) dan pengelolaan kelas dengan fitur WhatsApp Group sebagai aplikasi pendukung. Selama pengamatan, mayoritas guru disana tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika mengajar. Walaupun begitu, ketika peneliti mengajar di ruangan yang sama dan beberapa guru pasti ada yang mengeluhkan partisipasi serta pemahaman siswa yang kurang baik dan cenderung menurun.

Keberhasilan dalam belajar ditandai dengan penguasaan terhadap materi ajar yang dipelajari. Dalam dunia pendidikan, berbagai masalah muncul akibat pandemi ini.

Misalnya, sulit membangun motivasi belajar belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa. Kedua aspek tersebut saling berkaitan dalam mengukur penguasaan materi siswa. Kemampuan ini memungkinkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dan menjadi bekal ketika mempelajari materi-materi selanjutnya yang relevan. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari guru pengampu mata pelajaran matematika kelas VII di

(19)

2

SMP Kanisius Bambanglipuro, motivasi belajar belajar siswa cenderung menurun. Hal tersebut nampak kurangnya antusiasme siswa ketika mengikuti pertemuan virtual dan pengumpulan tugas. Pada awal semester gasal, siswa menunjukkan semangat belajar yang baik dengan aktifnya mengikuti tanya jawab yang berlangsung. Akan tetapi, menurut guru semangat ini semakin menurun. Ketika pembelajaran, siswa yang menjawab pertanyaan maupun siswa yang mengajukan pertanyaan hanya siswa-siswa tertentu. Begitu pula mengenai pengumpulan tugas, seiring berjalannya waktu mulai bermunculan siswa yang terlambat bahkan tidak mengumpulkan tugas. Contoh ini menunjukkan turunnya motivasi belajar belajar di kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro.

Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tidak hanya membangun komunikasi antara guru-siswa, namun tetap membangun kemampuan komunikasi matematis siswa.

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan ide matematika baik secara lisan maupun tulisan (Hodiyanto, 2017: 11). Menurut Prayitno (dalam Hodiyanto, 2017: 11), komunikasi matematis adalah suatu cara siswa dalam menyatakan dan menafsirkan gagasan-gagasan matematika secara lisan maupun tertulis baik dalam bentuk gambar, tabel, diagram, rumus, ataupun demonstrasi.

Kemampuan ini dapat terlihat ketika kegiatan tanya jawab maupun ketika perserta didik menyelesaikan suatu masalah dan membahasan kembali penyelesaiannya menggunakan bahasa sehari-hari. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari guru pengampu mata pelajaran matematika kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro, kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII secara umum kurang. Siswa merasa kesulitan untuk membayangkan permasalahan yang disajikan dalam bentuk soal kontekstual. Kesalahpahaman siswa memahami soal dan kurang teliti dalam penghitungan merupakan masalah yang sering ditemui guru. Selain itu, sekitar 75%

(20)

3

siswa mampu menyatakan kembali hasil pekerjaannya menggunakan bahasa sendiri.

Walaupun begitu, siswa tidak selalu melakukan hal tersebut.

Salah satu penerapan ilmu matematika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah perbandingan. Akan tetapi, siswa kurang mengerti konsep perbandingan walaupun sering menggunakannya (Hamidah et al, 2017:2). Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran matematika kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro, sekitar 70% siswa mampu menyelesaikan permasalahan perbandingan pada tahun ajaran 2019/2020. Perbandingan merupakan hubungan atau relasi antara dua kuantitas terntentu dengan satuan yang sama. Penulisan perbandingan dapat menggunakan bentuk pecahan, penggunaan titikk dua, dan dengan bahasa sehari-hari.

Materi yang diajarkan pada jenjang SMP kelas VII ini erat kaitannya dengan masalah kontekstual.

Berdasarkan panduan pembelajaran jarak jauh yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menganjurkan guru menentukan strategi pengajaran dan kegiatan belajar yang efektif serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Selama pembelajaran jarak jauh di SMP Kanisius bambanglipuro, guru memanfaatkan platform belajar Google Classroom dan Zoom. Selama proses pembelajaran, guru menerangkan materi melalui Microsoft Power Point ketika video conference dan setelah itu memberikan penugasan kepada siswa. Guru tetap melakukan kegiatan tanya jawab melalui Zoom. Walaupun materi perbandingan tidak menggunakan banyak rumus, strategi pengajaran tetap perlu memberikan makna belajar bagi siswa. Pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar dapat memudahkan siswa dalam memahaminya. Salah satu media pembelajaran yang dinilai efektif adalah video pembelajaran. Media audiovisual merupakan suatu representasi melalui penginderaan penglihatan dan pendengaran yang

(21)

4

bertujuan memberikan pengalaman belajar nyata kepada siswa (Abdulhak &

Darmawan, 2013: 84).

Biteable merupakan aplikasi video maker yang menawarkan berbagai template dengan tema yang berbeda-beda. Walaupun begitu, kita tetap dapat membuat video sesuai keinginan dan kebutuhan. Sehingga, akan memudahkan guru dalam menyesuaikannya dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Pesan dapat tersampaikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga diharapkan dapat membantu siswa memahami materi. Aplikasi ini berbasis web, akan tetapi disarankan untuk mengaksesnya menggunakan laptop atau PC agar memudahkan pengguna dalam mengeksplor berbagai fiturnya. Tidak hanya dalam aspek visual, aplikasi ini memiliki fitur pengisian suara. Sehingga, pengguna dapat memasukkan musik yang mendukung atau merekam suaranya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai Berbantuan Video Pembelajaran Kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro Tahun Ajaran 2020/2021”.

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, digunakan batasan masalah agar tidak meluas yang menjadi fokus dalam penelitian, yaitu:

1. Peneliti hanya menganalisis kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai berbantuan video pembelajaran kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro tahun ajaran 2020/2021.

2. Video pembelajaran disusun menggunakan aplikasi utama Biteable.

(22)

5

3. Subjek penelitian adalah 23 siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro tahun ajaran 2020/2021.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa setelah penggunaan video pembelajaran pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro tahun ajaran 2020/2021?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa setelah penggunaan video pembelajaran pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro tahun ajaran 2020/2021?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah penggunaan video pembelajaran pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro tahun ajaran 2020/2021.

2. Mendeskripsikan motivasi belajar siswa setelah penggunaan video pembelajaran pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai kelas VII di SMP Kanisius Bambanglipuro tahun ajaran 2020/2021.

(23)

6 E. Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan penelitian ini memiliki manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca terkait komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa ketika pembelajaran matematika berbantuan video pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Penggunaan video pembelajaran diharapkan dapat berperan baik bagi siswa untuk mengembangkan motivasi belajar dan mengasah kemampuan komunikasi matematis mereka.

2) Siswa mengetahui tingkat kemampuan komunikasi dan motivasi belajarnya, sehingga dapat meningkatnya dan membantu lebih dalam menyelesaikan masalah.

b. Bagi guru

1) Sebagai referensi dalam menyusun rancangan pembelajaran matematika untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa.

2) Sebagai wawasan dan masukan akan inovasi penggunaan video pembelajaran sehingga efektif diterapkan ketika pembelajaran jarak jauh.

c. Bagi peneliti

(24)

7

1) Menambah wawasan peneliti mengenai kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar.

2) Sebagai wawasan baru dalam penyusunan video pembelajaran sebagai media pembelajaran.

F. Batasan Istilah

Pada penelitian ini, digunakan beberapa penjelasan agar tidak menimbulkan adanya perbedaan definisi. Berikut adalah batasan istilah yang digunakan:

1. Komunikasi Matematis

Komunikasi matematis adalah suatu cara siswa dalam menyatakan dan menafsirkan gagasan-gagasan matematika secara lisan maupun tertulis baik dalam bentuk gambar, tabel, diagram, rumus, ataupun demonstrasi. Pada penelitian ini akan difokuskan pada komunikasi matematis secara tertulis.

2. Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak selama kegiatan pembelajaran dalam diri seseorang yang memberikan arah sehingga tujuan belajar tercapai.

3. Materi Perbandingan

Materi Perbandingan digunakan untuk membandingkan dua besaran atau lebih.

Besaran yang dimaksud adalah panjang, massa, volume, waktu, jumlah benda, harga barang, dan sebagainya. Submateri yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.

(25)

8 4. Video Pembelajaran

Video pembelajaran adalah alat bantu yang menyajikan audio dan visual yang berisikan konsep, prinsip, prosedur dan teori pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap materi pelajaran. Video pembelajaran disusun menggunakan aplikasi Biteable.

(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Komunikasi Matematis

Komunikasi merupakan cara penyampaian pesan baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (tertulis). Menurut Permendikbud Nomor 81A (dalam Wijayanto et al, 2018: 97), dalam proses pembelajaran komunikasi menjadi sarana pemberian pengalaman belajar bermakna dan harus dialami seluruh siswa. Cara berkomunikasi perlu dipikirkan agar pesan dapat tersampaikan dan dipahami.

Salah satu upaya untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu penyampaian menggunakan bahasa matematis atau komunikasi matematis. Selanjutnya, komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan ide matematika baik secara lisan maupun tulisan (Hodiyanto, 2017: 11). Sedangkan, menurut Prayitno (dalam Hodiyanto, 2017: 11), komunikasi matematis adalah suatu cara siswa dalam menyatakan dan menafsirkan gagasan-gagasan matematika secara lisan maupun tertulis baik dalam bentuk gambar, tabel, diagram, rumus, ataupun demonstrasi.

Berdasarkan uraian tersebut, peniliti menarik kesimpulan bahwa komunikasi menjadi hal penting dalam penyampaian informasi selama proses pembelajaran dengan salah satu keterampilannya adalah komunikasi matematis. Komunikasi matematis merupakan suatu cara untuk menafsirkan dan menyampaikan informasi berbagai gagasan matematika baik secara lisan maupun tulisan dengan beragam cara penyajian data.

(27)

10

Penilaian dan menentukan tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa perlu adanya indikator. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami komunikasi matematis serta mengetahui aspek-aspeknya, sehingga dapat merancang pembelajaran dan pengembangan kemampuan matematis siswa tercapai (Hodiyanto, 2017: 11).

Selanjutnya, berikut adalah indikator komunikasi matematis menurut Sumarmo (dalam Yuniarti, 2014: 113):

a. Menyatakan situasi tertentu, gambar, diagram, tabel maupun cara penyajian data lainnya ke dalam bahasa matematika berupa simbol dan model matematika.

b. Menjelaskan ide, gagasan, dan relasi matematika baik secara lisan maupun tulisan.

c. Mendengarkan dan menyampaikan pendapat ketika berdiskusi mengenai materi matematika yang sedang dipelajari.

d. Membaca dan memahami suatu representasi matematika secara tertulis.

e. Menyatakan kembali suatu penjelasan matematika menggunakan bahasa sendiri.

Kadir (dalam Hodiyanto, 2017: 13) menyatakan bahwa pengukuran kemampuan komunikasi matematis dilakukan dengan memberikan skor berdasarkan tiga kemampuan berikut:

1) Menulis (written text), yaitu menjelaskan ide atau solusi dari suatu permasalahan menggunakan bahasa sendiri.

2) Menggambar (drawing), yaitu menjelaskan ide atau solusi dari suatu permasalahan matematika dalam bentuk gambar.

(28)

11

3) Ekspresi matematika (mathematical expression), yaitu menyatakan masalah atau peristiwa sehari-hari dalam model matematika.

Asikin mengungkapkan komunikasi matematis siswa penting dalam pembelajaran matematika karena sebagai cara untuk mengasah kemampuan berpikir baik dalam membangun pengetahuan maupun menyelesaikan suatu masalah dan sebagai alat menilai pemahaman siswa terhadap materi (dalam Wijayanto et al, 2018). Selain itu, menurut Umar (2012), komunikasi matematis menjadi hal yang perlu diperhatikan karena kemampuan tersebut dapat mengorganisasi dan mengembangkan pola berpikir matematis siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Baroody (dalam Hodiyanto, 2017: 11) bahwa terdapat dua alasan penting komunikasi matematis perlu difokuskan dalam pembelajaran matematika. Pertama, matematika sebagai alat berkomunikasi mengenai berbagai ide dengan jelas, tepat, dan ringkas menggunakan universal symbol yang tersedia.

Kedua, dalam proses pembelajaran komunikasi antara pendidik dan siswa akan terjalin, sehingga penting untuk dapat mengemukakan pendapat dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematis ini menjadi salah satu aspek tinjauan yang akan diteliti oleh penulis.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa, yaitu:

a. Merancang pembelajaran yang meningkatkan intensitas interaksi antara pendidik dengan siswa maupun antar siswa. Dalam hal ini, pendidik mendampingi dan memantau siswa dalam memahami ide matematika.

b. Memberikan motivasi belajar yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman siswa.

(29)

12

c. Menyeleksi bentuk tugas yang diberikan. Bentuk tugas tersebut perlu mengarahkan siswa untuk bernalar mengenai ide matematika sehingga mereka termotivasi belajar untuk mengungkapkannya dalam menyelesaikan permasalahan.

d. Mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa. Siswa perlu didukung oleh pemberian pertanyaan yang menuntun mereka untuk memberikan penjelasan yang relevan terhadap jawabannya, sehingga pemahaman konsep matematika yang dipelajari dapat lebih bermakna (Qohar dalam Hodiyanto, 2017). Mengukur kemampuan ini dapat dilakukan dengan memberikan soal uraian bertipe eksploratif, elaboratif, dan aplikatif. Siswa akan menghadapi masalah kontekstual yang lebih luas dan kompleks.

Berikut adalah indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Sumarmo (dalam Yuniarti, 2014: 113) yang digunakan dalam penelitin ini:

a. Menyatakan situasi tertentu, gambar, diagram, tabel maupun cara penyajian data lainnya ke dalam bahasa matematika berupa simbol dan model matematika.

b. Menjelaskan ide, gagasan, dan relasi matematika baik secara lisan maupun tulisan.

c. Membaca dan memahami suatu representasi matematika secara tertulis.

d. Menyatakan kembali suatu penjelasan matematika menggunakan bahasa sendiri.

Peneliti memilih indikator tersebut karena menurut peneliti indikator tersebut lebih rinci dan mencakup garis besar kemampuan komunikasi matematis berdasarkan kesimpulan definisi kemampuan komunikasi matematis serta batasan

(30)

13

istilah yang digunakan, yaitu akan difokuskan analisis kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis.

2. Motivasi Belajar

Pandangan modern menempatkan bahwa motivasi belajar merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran (Emda, 2017: 175). Terdapat beberapa definisi terkait motivasi belajar. Pertama, menurut Mc. Donald (dalam Emda, 2017:

175), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan suatu perubahan perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan dalam diri seseorang baik itu secara sadar atau tidak. Definisi ini berfokus pada aspek fisiologis-psikologis dimana terdapat tiga elemen penting dalam motivasi belajar yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan (Saptono, 2016: 199). Timbulnya perubahan perasaan ini menyebabkan perubahan perilaku yang bermotif (Masni, 2015). Misalnya, si A tertarik dengan tema diskusi yang diikutinya, maka Ia akan menyampaikan pendapat dengan suara yang lantang.

Perubahan reaksi tertuju ke suatu tujuan yang berfungsi mengurangi rasa tegang dalam diri seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Misalnya, si B ingin mendapatkan nilai yang memenuhi ketuntasan, maka Ia akan belajar lebih giat, rajin mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Kedua, menurut John W. Santrock (dalam Masni, 2015: 39), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan proses pemberian semangat, arah, dan kegigihan seseorang dalam upaya mencapai tujuan.

Ketiga, motivasi belajar belajar merupakan keseluruhan daya penggerak selama kegiatan pembelajaran dalam diri seseorang yang memberikan arah sehingga tujuan belajar tercapai(Masni, 2015: 39).

Berdasarkan tiga pengertian tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak seseorang dalam upaya mencapai tujuan belajar.

(31)

14

Pada umumnya, ahli membedakan motivasi belajar berdasarkan sumber dorongan atau timbulnya motivasi belajar tersebut, yaitu motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik. Kedua jenis motivasi belajar berperan sangat penting dan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam mendukung proses belajar. Berikut adalah penjelasannya menurut Engkoswara & Komariah (dalam Saptono, 2016: 203):

a. Motivasi belajar Intrinsik

Motivasi belajar intrinsik timbul dari diri individu sendiri tanpa adanya paksaan atau dorongan lain di luar individu. Dilakukan atas keinginan dan kesadaran pribadi. Motivasi belajar ini sangat diperlukan dalam proses pembelajaran terutama ketika belajar mandiri. Siswa yang memiliki motivasi belajar intrinsik berkeinginan kuat untuk berkembang dan terus belajar. Begitu pula sebaliknya, siswa yang tidak memiliki motivasi belajar intrinsik kesulitan melakukan aktivitas belajar secara konstan. Hal ini dapat diamati apakah siswa tekun dalam mengerjakan tugas dan kesadaran akan pentingnya belajar. Sejalan dengan itu, Djamarah S.B. (dalam Masni, 2015: 39) mengatakan bahwa motivasi belajar intrinsik merupakan keinginan individu untuk bertindak tanpa perlunya rangsangan dari luar untuk tujuan tertentu. Didukung pendapat dari Emda (2017: 180), membangun motivasi belajar intrinsik penting karena siswa akan belajar sesuai keinginannya sendiri, sehingga muncul hasil positif dari usahanya tersebut.

b. Motivasi belajar Ekstrinsik

Motivasi belajar ekstrinsik timbul karena adanya dorongan di luar individu.

Dalam proses pembelajaran, siswa belajar bukan karena keinginannya untuk belajar atau menambah wawasan. Akan tetapi, hendak mencapai tujuan diluar hal yang dipelajari, misalnya mendapat nilai tertinggi, gelar pendidikan, pujian,

(32)

15

dan lain sebagainya (Djamarah dalam Saptono, 2016:204). Motivasi belajar ini tetap diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Cara mengajar guru, kesempatan belajar yang terbuka, dan suasana belajar merupakan beberapa sumber motivasi belajar ekstrinsik dalam upaya meningkatkan perilaku belajar siswa. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa jenis motivasi belajar ini bersifat jangka panjang dibandingkan dengan motivasi belajar intrinsik untuk mendorong minat belajar (Saptono, 2016: 204).

Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa indikator. Hamzah (dalam Oktiani, 2017: 225-226) merumuskan sembilan indikator motivasi belajar belajar, yaitu:

a. Tekun mengerjakan tugas.

b. Pantang menyerah.

c. Tidak memerlukan dorongan luar untuk berprestasi.

d. Memiliki rasa ingin tahu pada bidang pengetahuan yang diberikan.

e. Berusaha untuk tetap berprestasi.

f. Memiliki ketertarikan terhadap berbagai masalah kehidupan (misalnya pembangun, korupsi, keadilan, dan lain sebagainya).

g. Berpegang teguh pada suatu keyakinan dan tidak mudah melepaskannya.

h. Berusaha mencapai tujuan jangka panjang.

i. Senang memecahkan permasalahan.

Adapun berikut indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa menurut Uno (dalam Sari, 2015: 23-24) adalah sebagai berikut:

a. Berkeinginan untuk berhasil menguasai materi pelajaran dan mendapat nilai yang memuaskan.

b. Timbul dorongan akan kebutuhan belajar.

(33)

16

c. Memiliki harapan dan cita-cita atas materi yang dipelajarinya.

d. Adanya penghargaan dari guru kepada siswa atas pencapaian yang diperoleh.

e. Siswa merasa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.

f. Lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa nyaman di lingkungan tempat belajarnya.

Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa (Emda, 2017: 176). Siswa selalu membuat keputusan ketika kegiatan pembelajaran dimulai, apakah Ia akan mengikuti pembelajaran atau tidak.

Besarnya tingkat motivasi belajar seseorang berbeda satu sama lainnya dan dapat diamati melalui hasil atas perbuatannya. Oleh karena itu, guru perlu menyadari pentingnya motivasi belajar belajar yang dimiliki siswa.

Menurut Wina Sanjaya (2010 dalam Emda, 2017: 176) menegaskan bahwa terdapat dua fungsi motivasi belajar dalam proses pembelajaran, yaitu mendorong siswa beraktivitas dan sebagai pengarah. Tingkat semangat seseorang dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh tingkat motivasi belajarnya. Adanya motivasi belajar positif dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Sedangkan, menurut Winarsih (2009 dalam Emda, 2017: 176) menegaskan bahwa terdapat tiga fungsi motivasi belajar dalam proses pembelajaran, yaitu mendorong aktivitas individu, menentukan arah, dan menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Guru sebagai pendidik perlu menggunakan strategi yang tepat sebagai upaya membangun dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Wina Sanjaya (dalam Emda, 2017: 179), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam membangkitkan motivasi belajar belajar siswa, yaitu memperjelas tujuan pembelajaran, membangkitkan minat, menciptakan suasana belajar yang

(34)

17

menyenangkan, memberi penilaian dan pujian atas pencapaian siswa, membangun kompetisi dan kerjasama positif antar siswa.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan indikator menurut Hamzah (dalam Oktiani, 2017: 225-226) karena lebih rinci dan sesuai dengan definisi motivasi belajar yang digunakan.

3. Materi Perbandingan

Berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2016, materi Perbandingan diajarkan pada kelas VII SMP dengan Kompetensi Dasar sebagai berikut:

3.9 Menjelaskan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda)

3.10 Menganalisis perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan menggunakan

tabel data, grafik, dan persamaan

4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda)

4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan

berbalik nilai

Materi ini sangat erat kaitannya dengan masalah kontekstual, sehingga akan memudahkan guru dalam menyampaikan contoh permasalahan dan lebih mudah dibayangkan oleh siswa.

a. Memahami dan Menentukan Perbandingan Dua Besaran

Besaran benda dapat berupa panjang, massa, volume, waktu, jumlah benda, harga barang, dan sebagainya. Untuk membandingan besaran suatu benda dengan benda lainnya dapat menggunakan perbandingan atau rasio.

Perbandingan digunakan untuk membandingkan besaran-besaran yang sejenis.

(35)

18

Apabila besaran tersebut tidak sejenis, maka tidak dapat dibandingkan.

Perbandingan dengan besaran sejenis yang dimaksud adalah perbandingan besaran panjang dengan panjang, massa dengan massa, volume dengan volume, waktu dengan waktu, dan lain sebagainya. Satuan yang digunakan dalam dua besaran juga perlu sama.

Untuk memudahkan penghitungan, perbandingan perlu dibuat sedemikian rupa menjadi bentuk yang sederhana yang dikenal dengan rasio. Rasio ini didapatkan dengan mencari faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua besaran yang dibandingkan, lalu membagi kedua besaran dengan FPB tersebut.

Perbandingan dari dua besaran sejenis dapat dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan ditulis dengan 𝑎: 𝑏 atau 𝑎

𝑏 dibaca a berbanding dimana 𝑎, 𝑏 ∈ bilangan asli dan 𝑏 ≠ 0 . Sehingga, terdapat tiga cara menyatakan perbandingan, yaitu:

1) Menggunakan bentuk pecahan, yaitu 𝑎

𝑏.

2) Menggunakan titik dua sebagai pemisah dua bilangan, yaitu 𝑎: 𝑏.

3) Menggunakan kata dari atau berbanding, yaitu a dari b atau a berbanding.

Perhatikan contoh berikut ini:

1) Ayam memiliki dua kaki, sedangkan kucing memiliki empat kaki. Dapat dikatakan bahwa perbandingan jumah kaki ayam dan kucing adalah 2 berbanding 4. Perbandingan dapat ditulis dengan tiga cara, yaitu 2 berbanding 4 atau 2 ∶ 4, atau 2

4 . Penulisan urutan bilangan memiliki arti penting. Bilangan pada urutan pertama dalam perbandingan ditulis sebagai pembilang jika akan ditulis dalam bentuk pecahan. Untuk menyederhanakan perbandingan tersebut, dicari FPB dari 2 dan 4 yang

(36)

19

hasilnya adalah 2. Sehingga, perbandingan jumlah kaki penguin dan kucing adalah 2 ∶ 4 = 1: 2 atau 1

2.

2) Berat badan Nico 60 kg, berat badan Misael 75 kg, dan berat badan Vincent 85 kg.

Perbandingan berat badan Nico dan Misael adalah 60 𝑘𝑔 ∶ 75 𝑘𝑔. Untuk menyederhanakannya dicari FPB dari 60 dan 75, yaitu 15. Sehingga, perbandingan berat badan Nico dan Misael dapat ditulis 60 ∶ 75 = 4 ∶ 5.

Perbandingan berat badan Misael dan Vincent adalah 75 𝑘𝑔 ∶ 85 𝑘𝑔 . Untuk menyederhanakannya dicari FPB dari 75 dan 85, yaitu 5. Sehingga, perbandingan berat badan Misael dan Vincent dapat ditulis 75 ∶ 85 = 15 ∶ 17.

Perbandingan berat badan Nico dan Vincent adalah 60 𝑘𝑔 ∶ 85 𝑘𝑔. Untuk menyederhanakannya dicari FPB dari 60 dan 85, yaitu 5. Sehingga, perbandingan berat badan Nico dan Vincent dapat ditulis 60 ∶ 85 = 12 ∶ 17.

Dari kedua contoh tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan perbandingan:

1) Dua besaran atau lebih yang akan dibandingkan harus sejenis.

2) Samakan satuannya.

3) Nyatakan perbandingan dalam bentuk yang paling sederhana.

b. Perbandingan Senilai

Perbandingan senilai berkaitan dengan berbanding lurus atau berbanding langsung atau proporsi langsung. Apabila dua besaran selalu memiliki rasio yang sama dalam setiap keadaan, maka perbandingan antara kedua besaran itu

(37)

20

dapat dikatakan sebagai perbandingan senilai. Pada setiap perubahan, kedua besaran tersebut akan bertambah atau berkurang nilainya secara bersamaan.

Sebagai contoh, harga lima buah pensil Rp13.000,00 dan harga sebelas buah pensil Rp28.600,00. Bertambahnya jumlah pensil yang dibeli, maka bertambah pula uang yang dikeluarkan untuk membelinya, begitu pula sebaliknya. Misalkan, harga 𝑎1 buku adalah 𝑏1 dan harga 𝑎2 buku adalah 𝑏2, maka perbandingan senilai ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 𝑎1

𝑎2 = 𝑏1

𝑏2 atau dinyatakan dengan 𝑎1: 𝑎2 = 𝑏1: 𝑏2. Rumus tersebut digunakan bila ingin mencari nilai dari salah satu besaran. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah terkait perbandingan senilai adalah perkalian silang.

Bentuk perkalian silang dari perbandingan 𝑎1

𝑎2 =𝑏1

𝑏2 adalah seperti berikut ini:

𝑎1. 𝑏2 = 𝑎2. 𝑏1 Oleh karena itu, diperoleh:

𝑎1 = 𝑎2×𝑏1

𝑏2 atau 𝑎2 =𝑎1×𝑏2

𝑏1 atau 𝑏1 =𝑏2×𝑎1

𝑎2 atau 𝑏2 = 𝑏1×𝑎2

𝑎1 Perhatikan contoh berikut:

1) Sebuah motor memerlukan 2 liter bensin untuk menempuh jarak 30 km.

Jika motor tesebut menempuh jarak 50 km, berapa literkah bensin yang digunakannya?

Diketahui : 2 liter bensin untuk menempuh jarak 30 km

Ditanyakan : bensin yang digunakan untuk menempuh jarak 50 km

Jawab :

Misalkan, 𝑎1 = 2 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟; 𝑏1 = 30 𝑘𝑚; 𝑏2 = 50 𝑘𝑚

(38)

21 Akan dicari nilai dari 𝑎2

𝑎1 𝑎2 =𝑏1

𝑏2

𝑎2 = 𝑎1×𝑏2

𝑏1 =2×50

30

= 3,3

Jadi, bensin yang digunakan motor untuk menempuh jarak 50 km adalah 3,3 liter.

2) Perbandingan uang Roni dan Tomo adalah 3 ∶ 7 . Selisih uang mereka sebesar Rp60.000,00. Berapakah jumlah uang mereka jika dijumlahkan?

Diketahui : Uang Roni : uang Tomo = 3 ∶ 7

Uang Tomo – uang Roni = Rp60.000,00

Ditanyakan : Jumlah uang Roni dan Tomo setelah dijumlahkan

Jawab :

Cara I

𝑈𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑜𝑛𝑖 = 3

7−3× 60.000 = 3

4× 60.000 = 45.000

Catatan: 3 ditulis sebagai pembilang karena merupakan nilai perbandingan uang Roni

𝑈𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑜𝑛𝑖 = 7

7−3× 60.000 = 7

4× 60.000 = 105.000

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑜𝑛𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑚𝑜 = 45.000 + 105.000

(39)

22

= 150.000

Catatan: 7 ditulis sebagai pembilang karena merupakan nilai perbandingan uang Roni

Cara II

Jumlah uang Roni dan Tomo =7+3

7−3× 60.000 =10

4 × 60.000 = 150.000

Jadi, jumlah uang Roni dan Tomo jika dijumlahkan sebesar Rp150.000,00.

Dari dua contoh tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai penyelesaian masalah perbandingan senilai:

1) Perhatikan konsep dasar perbandingan senilai agar tidak salah menempatkan bilangan-bilangan dalam bentuk perbandingan.

2) Melakukan perkalian silang dengan benar.

3) Teliti dalam berhitung.

c. Perbandingan Berbalik Nilai

Perbandingan berbalik nilai berkaitan dengan berbanding terbalik atau proporsi berbalik nilai. Apabila dua besaran selalu memiliki hasil kali rasio sama pada tiap keadaan, maka kedua besaran tersebut dikatakan sebagai perbandingan berbalik nilai. Maksudnya adalah jika sebuah besaran menjadi tiga kali semula, maka besaran yang lain menjadi sepertiga kali semula. Pada setiap perubahan, salah satu besaran tersebut akan bertambah nilainya dan besaran yang lain akan berkurang nilainya secara bersamaan, begitu pula sebaliknya. Perhatikan ilustrasi berikut:

Sebagai contoh, banyak permen di keranjang 100 butir, jika terdapat 10 anak, maka tiap anak mendapat 10 butir permen. Akan tetapi, jika terdapat 25

(40)

23

anak, maka tiap anak mendapat 4 butir. Jika jumlah permen semula tetap, bertambahnya jumlah anak yang mendapat permen, maka berkuranglah jumlah permen yang diterima setiap anak, begitu pula sebaliknya.

Tabel 2. 1 Contoh Perbandingan Berbalik Nilai Banyak anak Banyak permen yang

diterima setiap anak

10 10

25 4

1) Perhatikan kolom banyak anak!

Pada baris pertama banyak anak adalah 10 dan baris kedua banyak anak adalah 25.

10 × 𝑥 = 25 𝑥 =25

10 = 2,5

2) Perhatikan kolom banyak permen yang diterima setiap anak!

Pada baris pertama banyak permen yang diterima adalah 10 dan pada baris kedua banyak permen yang diterima adalah 4.

10 𝑥 = 4 𝑥 =10

4 = 2,5

Dari penjabaran di atas, terlihat bahwa pada kolom banyak anak dilakukan operasi perkalian sedangkan untuk kolom banyak permen yang diterima setiap anak dilakukan operasi pembagian, seperti pada tabel di bawah ini.

(41)

24

Tabel 2. 2 Ilustrasi Perbandingan Berbalik Nilai Banyak anak Banyak permen yang

diterima setiap anak

10 10

25 4

Menggunakan permasalahan tersebut, jika jumlah anaknya 𝑎1, maka tiap anak mendapat 𝑏1 permen dan jika jumlah anak 𝑎2 maka tiap anak mendapat 𝑏2 permen. Kasus tersebut merupakan perbandingan berbalik nilai dan dapat dirumuskan sebagai berikut: 𝑎1

𝑎2= 𝑏2

𝑏1 atau dinyatakan dengan 𝑎1: 𝑎2 = 𝑏2: 𝑏1. Rumus tersebut dapat digunakan bila ingin mencari nilai dari salah satu besaran. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah terkait perbandingan berbalik nilai adalah sebagai berikut:

Dari bentuk perbandingan 𝑎1

𝑎2 =𝑏2

𝑏1 dapat diperoleh:

𝑎1 = 𝑎2×𝑏2

𝑏1 atau 𝑎2 =𝑎1×𝑏1

𝑏2 atau 𝑏1 =𝑏2×𝑎2

𝑎1 atau 𝑏2 = 𝑏1×𝑎1

𝑎2 Perhatikan contoh berikut:

1) Suatu pekerjaaan dapat diselesaikan oleh 15 orang dalam waktu 35 hari.

Jika 3 diantaranya mengundurkan diri, berapa harikah pekerjaan tersebut selesai?

Diketahui : Suatu pekerjaaan dapat silesaikan oleh 15 orang dalam waktu 35 hari

Ditanyakan : lama pekerjaan selesai jika pekerja berkurang dua

Jawab :

Misalkan, 𝑎1 = 15 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔; 𝑏1 = 35 ℎ𝑎𝑟𝑖; 𝑎2 = 15 − 23 = 12 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 Akan dicari nilai dari 𝑏2

× 2,5 : 2,5

(42)

25

𝑎1 𝑎2 = 𝑏2

𝑏1

𝑏2 =𝑏1×𝑎1

𝑎2

= 35×15

12

= 43,75 ≈ 43

Jadi, pekerjaan dapat selesai dalam 43 hari jika dikerjakan oleh 12 orang.

2) Pak Pras memiliki persediaan pakan ternak untuk 10 ekor ayamnya selama 7 hari. Jika ia membeli 5 ekor ayam lagi, persediaan pakan ternak akan habis dalam berapa hari?

Diketahui : persediaan pakan 7 hari untuk 10 ekor ayam

Ditanyakan : lama persediaan pakan habis jika membeli 5 ekor ayam lagi

Jawab :

Misalkan, 𝑎1 = 10 𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑦𝑎𝑚 ; 𝑏1 = 7 ℎ𝑎𝑟𝑖 ; 𝑎2 = 10 + 5 = 15 𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑦𝑎𝑚

Akan dicari nilai dari 𝑏2

𝑎1 𝑎2 = 𝑏2

𝑏1 𝑏2 =𝑏1×𝑎1

𝑎2 = 7×10

15

= 4,67 ≈ 4

Jadi, persediaan pakan ternak akan habis dalam 4 hari jika Pak Pras membeli 5 ekor ayam lagi.

Dari dua contoh tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai penyelesaian masalah perbandingan berbalik nilai:

(43)

26

Gambar 2. 1 Peta Pulau Papua

1) Perhatikan konsep dasar perbandingan berbalik nilai agar tidak salah menempatkan bilangan-bilangan dalam bentuk pecahan.

2) Melakukan perkalian silang dengan benar.

3) Teliti dalam berhitung.

d. Skala

Peta, denah rumah, dan gambar desain pakaian adalah beberapa contoh gambar berskala. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 2.1 adalah gambar peta pulau Papua. Pada peta tersebut terlihat letak kota-kota di Pulau Papua. Pada sisi kiri bawah, tertulis skala 1 ∶ 6.300.000. Skala adalah perbandingan yang digunakan untuk menyatakan ukuran pada gambar dengan ukuran atau keadaan sebenarnya. Berikut adalah bentuk umum skala:

𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎= 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 Bila dituliskan skala 1 ∶ 6.300.000, maksudnya adalah:

a. Setiap 1 cm pada peta mewakili 6.300.000 cm jarak sebenarnya.

(44)

27

b. Setiap 1 cm pada peta mewakili 63 km jarak sebenarnya.

Perhatikan tiga contoh berikut:

1) Jarak kota A dan kota B adalah 300 km. Berapakah jarak kedua kota tersebut pada peta jika menggunakan skala 1 ∶ 12.000.000?

Diketahui: Skala = 1 ∶ 12.000.000 dan jarak sebenarnya 300 km Ditanyakan: Jarak kedua kota pada peta

Jawab:

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎

= 1

12.000.000× 300 𝑘𝑚

= 1

12.000.000× 30.000.000 𝑐𝑚 = 2,5 𝑐𝑚

Jadi, jarak kedua kota tersebut pada peta adalah 2,5 cm.

2) Panjang sebuah miniatur kapal adalah 30 cm dengan ukuran panjang sebenarnya adalah 15 m. Berapakah skala yang digunakan untuk membuat miniatur kapal tersebut?

Diketahui: ukuran panjang miniatur = 30 cm dan ukuran panjang sebenarnya

= 15 m Ditanyakan: skala Jawab:

𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 =𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎

=30 𝑐𝑚

15 𝑚

= 30 𝑐𝑚

1500 𝑐𝑚

= 1

50

(45)

28

Jadi, skala yang digunakan untuk membuat miniatur kapal tersebut adalah 1 : 50.

3) Skala sebuah peta adalah 1 ∶ 1000.000. Jarak kota M dan kota N pada peta tersebut adalah 3,5 cm. Berapakah jarak sebenarnya antara kedua kota tersebut?

Diketahui: skala = 1 ∶ 1000.000 dan jarak pada peta 3,5 cm Ditanyakan: jarak sebenarnya

Jawab:

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 =𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎

= 3,5 𝑐𝑚 1 1.000.000

= 3,5 𝑐𝑚 × 1.000.000

1

= 3.500.000 𝑐𝑚

= 35 𝑘𝑚

Dari ketiga contoh tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai penyelesaian masalah terkait skala:

1) Pahami konsep dasar terkait skala.

2) Perhatikan satuan yang digunakan ketika penghitungan agar memperoleh hasil yang benar.

Pada penelitian ini akan digunakan materi perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai, dan skala.

4. Media Pembelajaran Berbasis Video

Media pembelajaran pada umumnya digunakan untuk membuat proses pembelajaran berlangsung lebih efektif. Media pembelajaran disebut sebagai pembawa informasi atau pesan dari sumber informasi ke penerima dan pesan

(46)

29

tersebut mengubah perilaku penerima (Rusli et al, 2017: 40). Media pembelajaran berfungsi membuat pembelajaran lebih menarik. Semakin banyak alat indera yang digunakan dalam mengelola informasi, maka semakin banyak informasi yang dipahami. Pemilihan media yang tepat dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran terlebih pada masa pandemi ini.Pengembangan media pembelajaran tidaklah mudah dan cepat karena membutuhkan waktu dan upaya guru untuk lebih kreatif. Hal ini dapat menjadikan guru enggan mencoba media lain yang akibatnya mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa (Brown & Thornton dalam Rusli, 2017: 41).

Berikut adalah kriteria pemilihan media pembelajaran:

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai baik dari ranah kognitif, afektik, dan psikomotorik.

b. Mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau prosedur.

c. Praktis, luwes, dan bertahap. Jika kurang tersedianya waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi tidak perlu dipaksakan.

d. Guru terampil menggunakannya dalam proses pembelajaran.

e. Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau individu.

f. Kualitas teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf perlu memenuhi syarat teknis tertentu. Misalnya, informasi atau pesan yang ingin disampaikan jangan sampai terganggu oleh elemen lain seperti latar belakang.

Berkembangnya teknologi mempengaruhi perkembangan media pembelajaran baik dari aspek hardware maupun software. Penggunaan media teknologi yang dilakukan dengan benar dapat menjadikan proses belajar dan upaya memperoleh informasi berlangsung lebih efektif dan efisien. Salah satu media pembelajaran

Gambar

Gambar 2. 2 Pilihan Template Video
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis              Materi: Perbandingan Senilai
Gambar 4. 2 Persentase Ketercapaian Indikator Komunikasi Matematis  Berdasarkan  data  pada  tabel  4.3,  dapat  dilihat  dalam  bentuk  grafik tingkatan  ketercapaian  masing-masing  indikator  kemampuan  komunikasi matematis berdasarkan skor sebagai beri
Tabel  4.4  di  atas  menunjukkan  kriteria  motivasi  belajar  untuk  masing- masing-masing  siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah pertama, proses pengembangan perangkat pembelajaran berbasis gamifikasi melalui Wordwall terdiri dari enam tahapan, yaitu (1) wawancara

Pengaruh Tingkat Kecemasan Matematika Setelah Diperdengarkan Musik Klasik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM

Pada soal nomor dua telah diketahui dua sudut dan satu sisi. Dalam menyelesaikan soal nomor dua ini, terdapat dua tahapan, yaitu menentukan sudut yang belum diketahui yang

Pencapaian ini dapat dicapai siswa ketika : (1) siswa mampu menentukan bahwa masalah tersebut dapat diselsaikan dengan merubah informasi yang sudah

Agape Putri Glory Kause. Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 dalam Menyelesaikan Soal-Soal

Melalui pembelajaran saintific dengan metode demonstrasi, diskusi dan Tanya jawab menuntun peserta didik untuk mengamati permasalahn, menuliskan penyelesaian, dan

Kategori dukungan orang tua dari masing-masing indikator antara siswa laki- laki dan perempuan dapat diketahui pada nilai mean yang tertera pada tabel, dijelaskan dari segi

13/1992 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa untuk kelancaran dan keselamatan pengoperasian kereta api, pemerintah menetapkan pengaturan mengenai jalur kereta api