• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika"

Copied!
329
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA SETELAH DIPERDENGARKAN MUSIK KLASIK TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS XB SMK NEGERI 2 KASIHAN BANTUL (SMM)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Stefani Krisma Hapsari 151414019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(2)

i

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA SETELAH DIPERDENGARKAN MUSIK KLASIK TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS XB SMK NEGERI 2 KASIHAN BANTUL (SMM)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Stefani Krisma Hapsari 151414019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kutulis dan kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang menjadi sumber kekuatan dan segalanya demi kelancaran penulisan skripsi ini.

Ayah dan Ibu tercinta serta Stefanus adik laki-laki yang kusayangi.

Teman-teman seperjuangan dari Pendidikan Matematika angkatan 2015.

Adik-adik tingkat yang kusayangi, para sahabatku, dan teman-teman satu kos Banana.

(6)

v

HALAMAN MOTTO

“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memlihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”

-Filipi 4:6-7

“Semua yang kamu lakukan suatu hari nanti akan menjadi seperti apa yang kamu inginkan jika kamu mengambil jalanmu sendiri dan jalan apa yang tak pernah kau sesali”

-BTS (방탄소년단)-

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Juli 2018 Penulis,

Stefani Krisma Hapsari

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Stefani Krisma Hapsari

Nomor Induk Mahasiswa : 151414019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA SETELAH DIPERDENGARKAN MUSIK KLASIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS XB SMK NEGERI 2 KASIHAN BANTUL (SMM)

Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasinya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 9 Juli 2019 Yang menyatakan,

Stefani Krisma Hapsari

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi ini. Naskah skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyusunan naskah skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu memberikan dorongan dan masukan serta motivasi kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Ibu Cyrenia Novella Krisnamurti, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat dan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi.

6. Rm. Eko Budi Santoso, S.J. S,Pd., Ph.D. selaku Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia

(10)

ix

menjadi validator dan memberikan dukungan serta motivasi bagi penulis selama penyusunan skripsi.

7. Para Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis berkuliah sehingga dapat bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.

8. Bruder Yohanes Sarju, SJ., MM dan segenap tim Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa yang telah memberikan bantuan berupa materi, motivasi, bimbingan dan dukungan kepada penulis sebagai mahasiswa penerima beasiswa selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

9. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kasihan Bantul yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

10. Ibu Eling Kusumaningsih, S.Pd selaku guru matematika kelas X-B SMK Negeri 2 Kasihan Bantul yang memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

11. Para Peserta Didik Kelas X-B yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

12. Bapak Petrus Kukuh Kristiono dan Ibu Maria Magdalena Sri Rejeki yang selalu memberikan dukungan, semangat, kasih sayang serta memenuhi kebutuhan penulis selama proses penelitian sampai penulisan skripsi ini.

13. Saudara Esra yang telah bersedia menjadi observer dan memberikan semangat kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.

14. Avina, Tisa, Anggi, dan Siska selaku teman satu kos penulis yang telah membantu, mendukung, dan memberikan motivasi selama proses penulisan skripsi ini.

(11)

x

15. Vianney, Hugo, Adrian, Ajeng, Tyas, Anis, Teresa, Melinda, Reka, Beta, Shiella, dan Sisco selaku sahabat penulis yang selalu menemani dan menyemangati penulis selama menyusun skripsi ini.

16. Erma, Iti, Laras, Gisel, Panji, Ito, Guna, Dhyas, dan Guna selaku sahabat Embuh yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

17. Retno, Vero, Della, Abi, Gisel, dan Glory selaku teman seperjuangan dan seperbimbingan yang selalu mendukung dan menyemangati satu sama lain.

18. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2015 yang mendukung dan saling memberi semangat dalam setiap langkah yang dilalui selama empat tahun ini.

19. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala bantuan dan dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan naskah skripsi ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 9 Juli 2019

Stefani Krisma Hapsari

(12)

xi ABSTRAK

Stefani Krisma Hapsari. 2019. Pengaruh Tingkat Kecemasan Matematika Setelah Diperdengarkan Musik Klasik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM

)

. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univsersitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimanakah pengaruh musik klasik terhadap tingkat kecemasan matematika peserta didik kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan bantul; 2) Bagaimanakah dampak pengaruh musik klasik terhadap kecemasan matematika pada prestasi belajar matematika peserta didik kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan Bantul.

Subjek penelitian adalah para peserta didik kelas XB di SMK Negeri 2 Kasihan Bantul dengan jumlah 17 peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah: 1) Angket, 2) Tes kemampuan, dan 3) Observasi. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Musik klasik memberikan pengaruh untuk menurunkan kecemasan matematika peserta didik kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM); 2) Tingkat kecemasan matematika setelah diperdengarkan musik klasik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar matematika peserta didik kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM).

Kata Kunci: Kecemasan Matematika, Prestasi Belajar Matematika, Musik Klasik

(13)

xii ABSTRACT

Stefani Krisma Hapsari. 2019. Effects of Mathematical Anxiety Levels After Listening Classical Music to Mathematics Learning Achievement for Students in Class XB of SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM). Thesis.

Yogyakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aims to find out 1) How is the effects of classical music on the level of mathematics anxiety in class XB students SMK Negeri 2 Kasihan Bantul;

2) How is the impact of classical music on mathematics anxiety to the mathematics learning achievement in class XB students SMK Negeri 2 Kasihan Bantul.

The research subjects were students of class XB at SMK Negeri 2 Kasihan Bantul with a total of 17 students. The type of research used is quantitative research that is supported with a qualitative approach. The research instruments used in the study were: 1) Questionnaire; 2) Ability test, and 3) Observation. The data obtained were analyzed quantitatively and qualitatively.

The results showed that 1) Classical music has an effect to reduce the level mathematics anxiety in class XB students SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM);

2) The level of mathematics anxiety after playing classical music did not have a significant effect on the improvement of mathematics learning achievement in class XB students SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM).

Keyword: Mathematical Anxiety, Mathematics Learning Achievement, Classical Music

(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Pembatasan Masalah ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kecemasan Matematika ... 9

1. Pengertian Kecemasan Matematika ... 9

2. Faktor-Faktor yang Terkait dengan Kecemasan Matematika ... 10

3. Indikator Kecemasan Matematika... 11

4. Strategi untuk Mengurangi Kecemasan Matematika ... 13

B. Prestasi Belajar Matematika ... 15

1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika... 15

(15)

xiv

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika ... 16

C. Hubungan Kecemasan Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika .... 16

D. Musik Klasik ... 17

1. Pengertian Musik Klasik ... 17

2. Fungsi dan Manfaat Musik Klasik ... 18

E. Hubungan Musik Klasik dengan Kecemasan Matematika ... 21

F. Model Problem Based Learning (PBL) ... 22

G. Materi Pembelajaran : Aturan Sinus dan Aturan Cosinus ... 24

H. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Subjek Penelitian ... 27

C. Objek Penelitian ... 27

D. Perumusan Variabel-Variabel ... 27

E. Bentuk Data ... 28

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 28

1. Observasi ... 28

2. Angket ... 29

3. Tes Kemampuan... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35

1. Analisis Data Kuantitaif ... 35

a. Analisis Instrumen Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 36

b. Analisis Instrumen Angket Pasca Pembelajaran ... 40

c. Analisis Instrumen Tes Kemampuan ... 40

d. Analisis Dampak Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kecemasan Matematika Pada Prestasi Belajar Matematika ... 41

2. Analisis Data Kualitatif ... 42

H. Validasi Instrumen Penelitian ... 43

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 43

J. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 45

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 46

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 46

(16)

xv

B. Hasil Validasi Instrumen Penelitian ... 46

1. Instrumen Observasi... 47

2. Instrumen Angket ... 48

3. Instrumen Tes Kemampuan ... 50

C. Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan... 50

D. Penyajian Data ... 51

1. Data Kuantitatif ... 52

a. Penyajian Data Presentase Kecemasan Matematika ... 52

b. Penyajian Data Persentase Kecemasan Matematika Masing-Masing Item Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 62

c. Penyajian Data Persentase Kecemasan Matematika Masing-Masing Indikator Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 63

d. Penyajian Data Angket Pasca Pembelajaran ... 64

e. Penyajian Data Prestasi Belajar Matematika ... 67

2. Data Kualitatif ... 68

E. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis ... 71

1. Analisis Item Angket Tingkat Kecemasan Matematika... 71

2. Analisis Tingkat Kecemasan Matematika ... 86

3. Analisis Dampak Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kecemasan Matematika Pada Prestasi Belajar Matematika ... 91

F. Pembahasan Analisis Data ... 93

G. Keterbatasan Penelitian ... 95

BAB VI PENUTUP ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

LAMPIRAN ... 101

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

BAGAN 2.1 Alur Proses Penelitian ... 26

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentase Kecemasan Matematika Pretest dan Posttest ... 53 Gambar 4.2 Persentase Banyaknya Subjek Mengalami Penurunan dan

Peningkatan Kecemasan Matematika ... 54 Gambar 4.3 Persentase Indikator Attitude pada Pretest dan Posttest ... 55 Gambar 4.4 Persentase Banyaknya Subjek Mengalami Penurunan,

Peningkatan dan Tidak Keduanya pada Indikator Attitude ... 56 Gambar 4.5 Persentase Indikator Somatic pada Pretest dan Posttest ... 57 Gambar 4.6 Persentase Banyaknya Subjek Mengalami Penurunan,

Peningkatan dan Tidak Keduanya pada Indikator Somatic... 58 Gambar 4.7 Persentase Indikator Cognitive pada Pretest dan Posttest ... 59 Gambar 4.8 Persentase Banyaknya Subjek Mengalami Penurunan,

Peningkatan dan Tidak Keduanya pada Indikator Cognitive ... 60 Gambar 4.9 Persentase Indikator Mathematics Knowledge pada

Pretest dan Posttest ... 61 Gambar 4.10 Persentase Banyaknya Subjek Mengalami Penurunan,

Peningkatan dan Tidak Keduanya pada Indikator

Mathematics Knowledge ... 62 Gambar 4.11 Keadaan Subjek pada Saat Peneliti Memberikan

Penjelasan Terkait Materi Aturan Sinus dan Cosinus ... 70 Gambar 4.12 Keadaan Subjek pada Saat Penliti Memberikan

Penjelasan Terkait Materi Aturan Sinus dan Cosinus ... 70 Gambar 4.13 Keadaan Subjek pada Saat Peneliti Memberikan

Penjelasan Terkait Materi Aturan Sinus dan Cosinus ... 70 Gambar 4.14 Subjek Bertanya Kepada Peneliti Secara Langsung ... 70 Gambar 4.15 Keadaan Subjek pada Saat Proses Diskusi dan

Mengerjakan LKPD ... 70 Gambar 4.16 Keadaan Subjek pada Saat Proses Diskusi dan

Mengerjakan LKPD ... 70 Gambar 4.17 Keadaan Subjek pada Saat Mengerjakan

Instrumen Tes Kemampuan ... 71 Gambar 4.18 Keadaan Subjek pada Saat Mengerjakan

Instrumen Tes Kemampuan ... 71

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi ... 29

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 31

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Pasca Pembelajaran ... 33

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan ... 34

Tabel 3.5 Ketentuan Pemberian Skor Angket Tingkat KecemasanMatematika ... 37

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien 𝑟 Tabel ... 42

Tabel 3.7 Rincian Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 45

Tabel 4.1 Validasi Instrumen Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 48

Tabel 4.2 Validasi Instrumen Angket Pasca Pembelajaran ... 49

Tabel 4.3 Validasi Instrumen Tes Kemampuan ... 50

Tabel 4.4 Perincian Kegiatan Pengumpulan Data dan Kegiatan Lapangan... 50

Tabel 4.5 Data Persentase Tingkat Kecemasan Matematika Pretest dan Posttest ... 52

Tabel 4.6 Data Persentase Indikator Attitude pada Pretest dan Posttest ... 54

Tabel 4.7 Data Persentase Indikator Somatic pada Pretest dan Posttest ... 56

Tabel 4.8 Data Persentase Indikator Cognitive pada Pretest dan Posttest ... 58

Tabel 4.9 Data Presentase Indikator Mathematics Knowledge pada Pretest dan Posttest ... 60

Tabel 4.10 Presentase Tingkat Kecemasan Pada Masing-Masing Item Angket Tingkat Kecemasan Matematika (Pretest dan Posttest) ... 62

Tabel 4.11 Persentase Tingkat Kecemasan Pada Masing-Masing Indikator Angket Tingkat Kecemasan Matematika (Pretest dan Posttest) ... 63

Tabel 4.12 Data Persentase Jawaban Subjek pada Pertanyaan Nomor 1 ... 64

Tabel 4.13 Data Persentase Jawaban Subjek pada Pertanyaan Nomor 2 ... 65

Tabel 4.14 Data Persentase Jawaban Subjek pada Pertanyaan Nomor 3 ... 66

Tabel 4.15 Data Prestasi Belajar Matematika ... 67

Tabel 4.16 Penarikkan Kesimpulan Kategori Penurunan Tingkat Kecemasan Matematika per Indikator Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 72

Tabel 4.17 Kategori Penurunan Tingkat Kecemasan Matematika per Indikator Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 72

Tabel 4.18 Selisih Rata-Rata Persentase Tingkat Kecemasan Matematika (Pretest dan Posttest) ... 87

(20)

xix

Tabel 4.19 Selisih Rata-Rata Persentase Aspek-Aspek Kecemasan

Matematika (Pretest dan Posttest) ... 87 Tabel 4.20 Perhitungan Analisis Korelasi Antara Variabel Kecemasan

Matematika dan Variabel Prestasi Belajar Matematika ... 92

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 102

Lampiran 2 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Pertemuan 1 ... 116

Lampiran 3 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Pertemuan 2 ... 119

Lampiran 4 Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 121

Lampiran 5 Instrumen Observasi ... 124

Lampiran 6 Validasi Instrumen Observasi ... 128

Lampiran 7 Instrumen Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 131

Lampiran 8 Validasi Instrumen Angket Tingkat Kecemasan Matematika ... 134

Lampiran 9 Instrumen Angket Pasca Pembelajaran ... 138

Lampiran 10 Validasi Instrumen Angket Pasca Pembelajaran ... 141

Lampiran 11 Instrumen Tes Kemampuan ... 144

Lampiran 12 Validasi Instrumen Tes Kemampuan ... 151

Lampiran 13 Daftar Nama Peserta Didik Kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan Bantul ... 154

Lampiran 14 Daftar Nama Subjek Penelitian ... 156

Lampiran 15 Hasil Observasi ... 158

Lampiran 16 Hasil Pengisian Angket Tingkat Kecemasan Matematika Pretest ... 168

Lampiran 17 Hasil Pengisian Angket Tingkat Kecemasan Matematika Posttest ... 203

Lampiran 18 Hasil Penskoran Item Angket Tingkat Kecemasan Matematika (Pretest dan Posttest) ... 238

Lampiran 19 Hasil Pengisian Angket Pasca Pembelajaran... 243

Lampiran 20 Hasil Pengerjaan Instrumen Tes Kemampuan... 278

Lampiran 21 Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ... 306

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk mempelajari matematika. Fasilitias tersebut direalisasikan dalam bentuk kegiatan proses belajar mengajar di sekolah yang disebut sebagai pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika, pendidik berperan sebagai seorang fasilitator yang mampu mendukung peserta didik dalam mempelajari berbagai konsep-konsep matematika. Sebagai seorang fasilitator, pendidik harus memiliki strategi pembelajaran yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan dari pembelajaran matematika.

Realita dalam pelaksanaan pembelajaran matematika mendapati bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar matematikanya. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (dalam Dalyono, 2010) kesulitan belajar yang dialami peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal (dari dalam diri peserta didik) dan faktor eksternal (dari luar peserta didik). Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (dalam Dalyono 2010) juga menjelaskan bahwa salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik adalah faktor psikologis.

Kecemasan matematika merupakan suatu keadaan psikologis peserta didik ketika menghadapi proses pembelajaran matematika. Apabila peserta didik mengalami kecemasan matematika berarti peserta didik memiliki respon

(23)

negatif terhadap proses pembelajaran matematika. Hal ini dapat terlihat dari perilaku dan tanggapan peserta didik terhadap matematika. Menurut Tobias (dalam Susanti & Rohmah, 2011) kecemasan matematika merupakan respon emosional terhadap matematika pada saat mengikuti kelas matematika, menyelesaikan dan mendiskusikan masalah matematika. Respon negatif tersebut mengakibatkan adanya sikap dan tindakan yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika peserta didik.

Kecemasan matematika tidak secara langsung dialami peserta didik. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kecemasan matematika pada peserta didik. Berdasarkan pendapat Scarpello (2007) kecemasan matematika dapat muncul pada saat peserta didik berada di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan menengah atas. Hal ini disebabkan oleh adanya pengalaman masa lalu terkait pembelajaran matematika, pola asuh orang tua dan mengingat hasil prestasi belajar matematika yang buruk. Furner

& Berman (dalam Blazer, 2011) mengatakan bahwa terdapat penelitian yang menunjukkan adanya hubungan negatif yang kuat antara kecemasan matematika dengan hasil prestasi belajar matematika. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kecemasan matematika peserta didik meningkat maka hasil prestasi belajar matematika mereka juga akan menurun.

Tingkat kecemasan matematika peserta didik dapat berkurang apabila baik pendidik maupun peserta didik mampu mengurangi tanggapan negatif terhadap matematika. Menurut Dowker, Sarkar, dan Looi (2016) peran orang tua dan pendidik dalam mengurangi tingkat kecemasan matematika peserta

(24)

didik adalah dengan mencoba memodelkan sikap positif terhadap matematika dan menghindari ungkapan sikap negatif terhadap matematika. Berdasarkan hal tersebut maka pendidik dapat menerapkan strategi yang mampu memberikan tanggapan positif terhadap matematika kepada peserta didik.

Blazer (2011) menyatakan bahwa terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan mengurangi tingkat kecemasan matematika peserta didik salah satunya adalah mengakomodasi peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda. Dalam hal ini peneliti akan mengatasi kecemasan matematika dengan cara mengakomodasi beragam gaya belajar dalam pembelajaran di kelas dan memodifikasi praktik mengajar untuk memastikan semua peserta didik mengalami keberhasilan matematika. Cara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang melibatkan musik klasik dan dilaksanakan dengan pendekatan problem based learning.

Fredirich Blume (dalam Linggono, 2013: 54) menyatakan bahwa musik klasik merupakan karya seni musik yang mempunyai daya ekspresi dan bentuk musik yang tinggi hingga terciptalah suatu ekspresi yang sangat meyakinkan dan dapat bertahan terus. Musik memiliki beberapa manfaat antara lain dapat meningkatkan intelegensi individu, dapat menenangkan dan menyegarkan pikiran individu, memotivasi individu untuk bersemangat kembali dalam melakukan suatu kegiatan, mengembangkan kepribadian individu, dan memberikan stimulus dan aktivitas yang memanfaatkan gaya belajar dalam pendekatan kognitif sehingga menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan (Merrit dalam Susanti dan Rohmah).

(25)

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa musik mampu membawa pengaruh positif terhadap proses pembelajaran guna mengurangi kecemasan matematika peserta didik. Jenis musik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis musik klasik. Musik klasik merupakan salah satu jenis musik yang digunakan oleh beberapa ahli psikologi untuk membantu klien yang mengalami permasalahan psikologis, seperti stress, cemas, dan lain-lain. Musik klasik berbeda dengan berbagai jenis musik lainnya seperti pop, jazz, rock, pop-rock dan lain-lain. Hal ini dikarenakan musik klasik memiliki alunan yang lebih santai dan terkadang memberikan semangat tersendiri untuk relaksasi dan ketenangan. Musik klasik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan beberapa komponen instrumen seperti piano, biola, contrabass, saxofon, dan beberapa instrumen lainnya atau biasa disebut sebagai orchestra.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian musik klasik mampu menurunkan tingkat kecemasan matematika sesorang. Hal ini dapat terlihat dari penelitian yang dilakukan Haynes (2003) mendapati adanya dampak positif dari musik klasik pada mahasiswa yang mengalami kecemasan matematika sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan matematika.

Selain itu terdapat pula penelitian yang dilakukan oleh Susanti dan Rohmah (2011) menunjukkan bahwa adanya efektifitas musik klasik dalam menurunkan tingkat kecemasan matematika pada peserta didik kelas XI.

Apabila musik klasik mampu mengurangi tingkat kecemasan matematika peserta didik maka hal ini akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta

(26)

didik. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara prestasi belajar matematika peserta didik dengan tingkat kecemasan matematika yang merupakan hubungan yang negatif yang berarti apabila peserta didik memiliki tingkat kecemasan matematika yang rendah, maka prestasi belajarnya akan meningkat begitu pula sebaliknya.

Peneliti tertarik untuk meneliti berbagai hal yang berkaitan dengan pengaruh musik klasik terhadap tingkat kecemasan matematika dan dampaknya pada prestasi belajar matematika peserta didik kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan Bantul. SMK Negeri 2 Kasihan Bantul merupakan salah satu sekolah kejuruan musik yang ada di kota Yogyakarta. Jenis musik yang dipelajari di SMK Negeri 2 Kasihan Bantul adalah jenis musik klasik. Peneliti memilih SMK Negeri 2 Kasihan Bantul dikarenakan sekolah tersebut mempelajari musik klasik namun belum menggunakan musik klasik sebagai salah satu metode penunjang pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka fokus permasalahan yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh musik klasik terhadap tingkat kecemasan matematika para peserta didik kelas X-B SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM)?

(27)

2. Bagaimanakah pengaruh tingkat kecemasan matematika setelah diperdengarkan musik klasik terhadap prestasi belajar matematika para peserta didik kelas X-B SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM)?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukan penelitian ini, antara lain:

1. Peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh musik klasik terhadap kecemasan matematika para peserta didik kelas X-B SMK Negeri 2 Kasihan Bantul.

2. Peneliti bermaksud untuk mengetahui dampak musik klasik terhadap kecemasan matematika pada prestasi belajar matematika para peserta didik kelas X-B SMK Negeri 2 Kasihan Bantul.

D. Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki batas permasalahan agar proses penelitian lebih terfokuskan pada pengaruh musik klasik terhadap kecemasan matematika para peserta didik kelas X-B SMK Negeri 2 Kasihan Bantul dan dampaknya terhadap prestasi belajar para peserta didik kelas X-B SMK Negeri 2 Kasihan Bantul.

E. Penjelasan Istilah

1. Prestasi belajar matematika merupakan prestasi belajar yang berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan lambang bilangan atau simbol-simbol, ketajaman penalaran atau pembuktian, dan menggunakan konsep untuk menganalisa dan menyelesaikan masalah- masalah matematis atau non matematis. (Gunartomo dalam Putri, 2016)

(28)

2. Kecemasan matematika merupakan respon emosional terhadap matematika saat mengikuti kelas matematika, menyelesaikan dan mendiskusikan masalah matematika. (Tobias dalam Susanti, 2011)

3. Musik klasik merupakan karya seni musik yang mempunyai daya ekspresi dan bentuk musik yang tinggi hingga terciptalah suatu ekspresi yang sangat meyakinkan dan dapat bertahan terus. (Fredirich Blume dalam Linggono, 2013: 54).

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Manfaat teoritis

a) Mampu memberikan sumbangan teori pengetahuan, wawasan dan informasi terkait pengaruh instrumen musik klasik terhadap pembelajaran matematika.

b) Mampu dijadikan sebagai bahan kajian peneliti lainnya yang berhubungan dengan pengaruh instrumen musik klasik terhadap pembelajaran matematika.

2. Manfaat praktis

a) Bagi sekolah terkait, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukkan sekaligus evaluasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika.

b) Bagi lembaga pendidikan resmi lainnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengembangkan pengaruh instrumen musik klasik terhadap pembelajaran matematika.

(29)

c) Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukkan, perbandingan dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh dalam bangku kuliah dengan kenyataan dalam masyarakat.

(30)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kecemasan Matematika

1. Pengertian Kecemasan Matematika

Kecemasan matematika merupakan suatu kondisi psikologis ketika peserta didik mengalami pembelajaran matematika. Kecemasan matematika (Mathematics Anxiety) merupakan gabungan dari dua kata yaitu Kecemasan (Anxiety) dan Matematika (Mathematics). Freud (dalam Feist et al., 2017) mengartikan kecemasan sebagai situasi afektif yang dirasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang akan mengancam.

Sedangkan matematika menurut Hudojo (dalam Hasratuddin, 2013) diartikan sebagi ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu secara hirarkis dan penalarannya deduktif sehingga belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kecemasan matematika merupakan suatu keadaan afektif peserta didik yang tidak menyenangkan dalam proses pembelajaran matematika.

Menurut Dowker et al. (2016) kebanyakkan anak-anak dan orang dewasa memiliki kecemasan matematika, yang mungkin sangat mengganggu proses pembelajaran matematika dan prestasi belajar matematika mereka sehingga menyebabkan adanya penghindaran terhadap pembelajaran matematika dan menganggu kerja otak selama mengerjakan tugas matematika. Hal ini juga ditegaskan kembali oleh Sparks (2011)

(31)

yang menyatakan bahwa kecemasan matematika lebih dari sekedar tidak menyukai matematika namun seseorang yang mengalami kecemasan matematika berarti memiliki emosi negatif ketika terlibat dalam suatu kegiatan yang membutuhkan angka atau keahlian matematika. Selain itu Tobias (dalam Susanti, 2011) mengatakan bahwa kecemasan matematika merupakan respon emosional terhadap matematika saat mengikuti kelas matematika, menyelesaikan dan mendiskusikan masalah matematika.

Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kecemasan matematika merupakan suatu respon negatif baik psikologis dan perilaku terhadap matematika terutama dalam proses pembelajaran matematika.

2. Faktor-Faktor yang Terkait dengan Kecemasan Matematika

Woodard (dalam Blazer, 2011) mengemukakan bahwa seseorang dapat dikatakan mengalami kecemasan matematika apabila memilik gejala- gejala baik secara fisik, psikologis, dan perilaku. Gejala fisik yang terlihat adalah merasakan detak jantung yang makin kencang, tangan berkeringat, sakit perut dan sakit kepala. Selain itu gejala psikologi yang dialami adalah tidak mampu berkonsentrasi dan merasa tidak berdaya, khawatir serta malu. Gejala perilaku yang terlihat adalah menghindari kelas matematika, mengerjakan PR matematika sampai menit terakhir, dan tidak belajar matematika secara teratur.

Scarpello (2007), “Math anxiety can begin as early as the fourth grade and peaks in middle school and high school. It can be caused by past classroom experiences, parental influences, and remembering poor past

(32)

math performance.” Berdasarkan pendapatnya, dapat disimpulkan bahwa kecemasan matematika dapat muncul pada saat peserta didik berada di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini disebabkan oleh pengalaman masa lalu terkait pembelajaran matematika, pola asuh orang tua dan mengingat hasil prestasi belajar matematika yang buruk.

Selain itu, Syah (2005) menjelaskan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar yang dapat menimbulkan kecemasan matematika, yaitu:

a. Faktor internal peserta didik yang meliputi gangguan atau ketidakmampuan psikofisik peserta didik yang dapat bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Faktor Eksternal yang meliputi semua situasi dan kondidi lingkungan sekitar peserta didik (lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat).

c. Kejenuhan belajar merupakan rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar namun tidak mendapatkan hasil.

d. Kelelahan dapat menjadi faktor pemicu kecemasan matematika dikarenakan peserta didik tidak dapat melanjutkan proses belajarnya yang sudah pada batas kemampuan jasmaniahnya.

3. Indikator Kecemasan Matematika

Cooke dalam Dwiharahayu dan Mas’ud (2018) menjelaskan mengenai 4 indikator kecemasan matematika. Indikator-indikator tersebut antara lain:

(33)

a. Mathematics Knowledge/ Understanding

Indikator ini berkaitan dengan segala sesuatu mengenai pemikiran individu yang beranggapan bahwa dirinya tidak cukup tahu atau memahami konsep-konsep dan pengetahuan dalam matematika. Gejala yang terlihat dalam indikator ini adalah berdiam diri dan bingung.

b. Somatic

Indikator ini berkaitan dengan perubahan keadaan tubuh individu pada saat menghadapi matematika. Gejala yang timbul pada indikator ini adalah jantung berdebar, lelah, suara terbata-bata, tubuh gemetar, dan berkeringat.

c. Cognitive

Indikator ini berkaitan dengan peerubahan kognitif individu ketika menghadapi matematika. Gejala yang timbul seperti tidak dapat berfikir sehingga lupa pada hal-hal yang biasanya diingat, sulit berkonsentrasi, dan putus asa.

d. Attitude

Indikator ini berkaitan dengan sikap individu ketika menghadapi matematika. Indikator ini biasanya terlihat ketika individu melakukan kegiatan pembelajaran matematika dan mengerjakan soal-soal matematika. Gejala-gejala yang timbul biasanya seperti rasa takut, gelisah, tegang, pesimis, panik, dan malas.

(34)

4. Strategi Untuk Mengurangi Kecemasan Matematika

Kecemasan matematika dapat dicegah dengan berbagai cara dengan bantuan beberapa pihak dalam proses pembelajaran matematika baik dari pendidik, orang tua, maupun peserta didik. Blazer (2011) menyatakan bahwa kecemasan matematika dapat diatasi apabila pendidik mampu memberikan pengaruh positif tentang matematika kepada peserta didik.

Cara ini tidak hanya dilakukan oleh dari pihak pendidik saja melainkan perlu bantuan dari orang tua (Dowker et al., 2016).

Strategi pendidik dalam mengurangi kecemasan matematika peserta didik menurut Blazer (2011) adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan ketrampilan kuat dan sikap positif terhadap matematika.

b. Menghubungkan matematika dengan kehidupan nyata.

c. Mendorong peserta didik untuk berpikir kritis.

d. Mendorong peserta didik dalam pembelajaran matematika yang aktif.

e. Mengakomodasi peserta didik dengan variasi gaya belajar pada proses pembelajaran matematika.

f. Mengurangi penekanan pada jawaban benar dan kecepatan menghitung.

g. Mengatur peserta didik ke dalam pembelajaran kooperatif dengan metode berkelompok.

h. Memberikan dukungan dan dorongan kepada peserta didik selama proses pembelajaran matematika.

(35)

i. Menghindari menempatkan peserta didik pada situasi yang memalukan.

j. Tidak menggunakan matematika sebagai hukuman

k. Menggunakan manipulasi untuk merepresentasikan ide-ide abstrak dalam matematika agar lebih mudah dipahami peserta didik.

l. Menggunakan kemajuan teknologi dalam proses pembelajaran matematika di kelas.

m. Memberikan penugasan yang bervariasi kepada peserta didik

n. Mempersiapkan dan membantu peserta didik dalam mengerjakan soal matematika yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi Selain pendidik, orang tua juga sangat berperan penting dalam mengurangi tingkat kecemasan peserta didik. Berikut ini adalah pemaparan Blazer (2011) mengenai strategi orang tua dalam mengurangi tingkat kecemasan matematika peserta didik:

a. Jangan mengekspresikan sikap negatif terhadap matematika kepada anak.

b. Memberikan ekspetasi yang sesuai realita mengenai kesuksesan matematika anak.

c. Memberikan dukungan dan dorongan kepada anak dalam belajar matematika.

d. Mengawasi perkembangan anak dalam belajar matematika.

e. Menunjukkan kegunaan positif dari matematika kepada anak.

(36)

Tidak hanya sekedar pihak pendidik maupun orang tua yang berusaha untuk mengurangi tingkat kecemasan matematika melainkan perlu adanya usaha dari peserta didik sendiri. Berikut adalah strategi yang dapat dilakukan peserta didik untuk mengurangi tingkat kecemasannya:

a. Berlatih mengerjakan dan memecahkan masalah matematika setiap hari.

b. Menggunakan teknik belajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki peserta didik.

c. Tidak hanya mengandalkan ingatan untuk memahami ide-ide dan konsep-konsep matematika.

d. Memfokuskan kepada kesuksesan belajar matematika di masa lalu dari pada kegagalan.

e. Meminta bantuan pendidik, orang tua atau teman sebaya apabila ada ide-ide atau konsep-konsep matematika yang belum mampu dipahami.

f. Melakukan kegiatan teknik relaksasi ketika sudah merasakan kecemasan dalam mengerjakan atau memecahkan masalah matematika.

B. Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Prestasi berasal dari kata “prestatie” dalam bahasa Belanda berarti hasil usaha. Sukamadimata (dalam Suyati, 2015) mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas. Menurut Suyati (2015) dalam dunia

(37)

pendidikan prestasi belajar merupakan suatu hal yang mutlak untuk dicapai dikarenakan prestasi belajar merupakan tolak ukur sebuah proses belajar mengajar.

Gunartomo (dalam Putri, 2016) berpendapat bahwa prestasi belajar matematika merupakan prestasi belajar yang berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan lambang bilangan atau simbol- simbol, ketajaman penalaran atau pembuktian, dan menggunakan konsep untuk menganalisa dan menyelesaikan masalah-masalah matematis atau non matematis. Dengan kata lain prestasi belajar matematika dapat diartikan sebagai pencapaian peserta didik terhadap proses pembelajaran yang telah dilaluinya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika

Slameto (2010) mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah kondisik fisik, kondisi psikologis, intelegensi bakat, dan motivasi belajar. Selain itu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik antara lain adalah faktor keadaan lingkungan sosial, fasilitas belajar, dan kurikulum.

C. Hubungan Kecemasan Matematika dengan Prestasi Belajar Peserta Didik

“Research shows that students who have high levels of math anxiety, have lower levels of math achievement and may be less likely to persue math

(38)

courses or math related careers.”(Scarpello, 2007). Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa apabila peserta didik memiliki tingkat kecemasan matematika yang tinggi maka tingkat prestasi belajar matematika rendah. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Susanto (2016) yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat kecemasan matematika dengan prestasi belajar matematika peserta didik walaupun hubungannya termasuk dalam kategori rendah. Demikian pula pendapat Spielberger (Slameto, 2010: 186) yang menyatakan bahwa peserta didik yang memiliki tingkat kecemasan rendah lebih berprestasi dibandingkan peserta didik dengan tingkat kecemasan tinggi.

D. Musik Klasik

1. Pengertian Musik Klasik

Musik adalah suatu keunikan istimewa yang diciptakan manusia untuk menyampaikan emosi dan mengatur emosi (Johansson dalam Supradewi, 2010). Sesuatu yang klasik dalam KBBI diartikan sebagai sesuatu hal yang mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan menjadi tolak ukur kesempurnaan yang abadi. Apabila musik merupakan sebuah karya seni maka musik klasik merupakan suatu karya seni yang mempunyai nilai dan diakui serta memiliki tolak ukur kesempurnaan yang abadi. Fredirich Blume menyatakan bahwa musik klasik merupakan karya seni musik yang mempunya daya ekspresi dan bentuk musik yang tinggi hingga terciptalah suatu ekspresi yang sangat meyakinkan dan dapat bertahan terus (Linggono, 2013: 54).

(39)

2. Fungsi dan Manfaat Musik

Musik memiliki secara universal dikenal memiliki manfaat untuk hiburan. Pada kenyataannya fungsi dan manfaat musik tidak hanya sebagai hiburan semata. Berikut ini adalah fungsi musik dalam kehidupan manusia yang dikemukakan oleh Mottaqin (2008):

a. Musik sebagai hiburan

Musik sebagai hiburan merupakan suatu hal yang dapat memberikan rasa santai dan nyaman atau penyegaran kepada pendengarnya. Dalam hal ini pendengar akan merasa lebih bersemangat dan pikirannya lebih segar kembali. Musik dapat dinikmati di situasi apapun seperti sedih, gundah, bahagia, dan beberapa situasi emosional seseorang. Musik memberikan dampak positif bagi pendengarnya.

b. Musik sebagai terapi kesehatan

Musik tidak hanya digunakan sebagai hiburan saja melainkan juga sebagai terapi kesehatan. Musik dapat mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya.

Semakin lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan darah menurun. Hal ini akan mempengaruhi pendengarnya sehingga pendengar akan menjadi lebih santai baik pikiran maupun tubuh. Terapi musik sudah dilakukan di beberapa rumah sakit di luar negeri untuk memberikan kesan relaksasi kepada para pasien yang rawat inap.

(40)

Musik juga digunakan untuk melakukan persalinan. Musik akan membantu mengurangi rasa sakit dari proses persalinan dan membantu membuat otot-otot menjadi relaks. Selain itu, musik juga dipergunakan untuk menyembuhkan ketakutan untuk melakukan operasi serta merelaksasikan otot-otot pasien yang akan melakukan operasi.

c. Musik meningkatkan intelegensi

Musik memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan manusia.

Salah satu contoh efek musik terhadap intelegensi adalah pada suatu penelitian yang membuktikan bahwa seorang ibu hamil yang duduk tenang sambil mendengarkan musik maka ketika anak tersebut lahir akan memiliki tingkat intelegensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang selama dalam kandungan tidak diperdengarkan musik. Selain itu musik dapat membantu meningkatkan daya ingat seseorang. Hal ini dikarenakan bagian otak yang memproses musik terletak di sebelah memori sehingga dapat membantu meningkatkan daya ingat seseorang akan sesuatu hal atau kejadian.

d. Musik sebagai pembentuk kepribadian individu

Perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh jenis musik yang didengar. Pemilihan jenis musik seseorang dapat membantu untuk memberikan nuansa hidup yang dibutuhkan. Selain itu, musik juga dapat memberikan motivasi dan meningkatkan mood bagi pendengarnya.

(41)

Djohan (2009) mengungkapkan bahwa seni merupakan cara untuk mengekspresikan diri yang dapat berupa sikap atau tindakan yang disampaikan secara lengkap melalui mental, ide dan emosi, serta media untuk berkomunikasi dan berekspresi baik secara verbal maupun non verbal Seni juga dapat mengindentifikasi pribadi seseorang dan potensi dalam diri seseorang. Musik merupakan salah satu cabang dari seni.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa musik berfungsi sebagai sebuah media untuk berekspresi dan berkomunikasi secara verbal maupun non verbal dalam mengungkapkan perasaan atau emosi seseorang. Musik dapat berfungsi sebagai media untuk mengindentifikasi dan mengembangkan kepribadian yang meliputi aspek kompetensi kognitif, penalaran, intelegensi, kreativitas, membaca, bahasa, sosial, perilaku, dan interaksi sosial. Musik juga berfungsi sebagai terapi yang dimana dapat menenangkan pikiran, memberikan motivasi, memberikan efek relaksasi terhadap tubuh, dan meningkatkan mood.

Djohan juga mengungkapkan bahwa terdapat tiga konsep utama mengenai pengaruh musik, yaitu:

a. Musik penting sebab merupakan suatu hal yang baik

b. Musik merupakan bagian dari kehidupan serta salah satu keindahan budaya manusia, selain terdapat nilai-nilai positif yang sangat berguna c. Dengan mengembangkan kemampuan musik maka akan dimiliki

keunggulan-keunggulan yang menyertainya. Kegiatan latihan,

(42)

mendengarkan dan menghargai musik akan meningkatkan perkembangan kognitif, fisik, emosi, dan sosial.

E. Hubungan Musik Klasik dengan Kecemasan Matematika

Pemberian iringan musik sebagai latar belakang proses pembelajaran memiliki pengaruh terhadap konsentrasi belajar peserta didik. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh negatif dan positif tergantung jenis musik yang diberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Salim (2010) menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap konsentrasi belajar peserta didik ketika proses pembelajaran diperdengarkan musik heavy metal. Namun ketika proses pembelajaran diperdengarkan musik degung Sunda terdapat pengaruh positif terhadap konsentrasi belajar peserta didik. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa jenis musik yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap konsentrasi belajar peserta didik adalah jenis musik yang mellow atau jenis musik yang memiliki alunan lembut namun santai.

Selain itu terdapat pula penelitian yang mengatakan bahwa jenis musik yang dapat mengurangi tingkat stress seseorang adalah jenis musik klasik Mozart. Hal ini ditunjukkan oleh hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ferawati & Amiyakun (2015) yang mengatakan bahwa pemberian alunan musik klasik dapat menurunkan tingkat stress dan kecemasan para mahasiswa yang sedang menghadapi skripdi di STIKES ICSADA Bojonegoro.

Musik klasik dapat mengurang tingkat kecemasan matematika peserta didik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susanti & Rohman (2011) dapat memperlihatkan bahwa alunan musik klasik dapat secara efektif menurunkan

(43)

kecemasan matematika peserta didik. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen musik klasik dapat menurunan tingkat kecemasan matematika peserta didik.

F. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning (PBL)) PBL merupakan singkatan dari Problem Based Learning atau dalam bahasa Indonesia adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Menurut Wina Sanjaya (dalam Al- Tabany, 2014: 65) mengatakan bahwa PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah. Problem Based Learning berkembang bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual (Al- Tabany, 2014: 65).

Dalam pelaksanaannya Problem Based Learning (PBL) memiliki tahapan- tahapan pelaksanaan atau sintaks pengajaran. Menurut Al-Tabany (2014: 72) tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

1. Orientasi Siswa pada Masalah

Pada langkah ini guru melakukan pengenalan kepada siswa mengenai masalah apa yang akan dipecahkan oleh siswa oleh siswa pada kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk mengungkapkan dan memahami masalah.

(44)

2. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

Pada langkah ini, guru mengorganisasikan siswa dalam suatu tugas belajar sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Siswa dikelompokkan dan diberi tugas belajar untuk menyelesaikan bersama.

3. Membimbing Penyelidikan Individual Maupun Kelompok

Guru membimbing ketika siswa melakukan penyelidikan terkait masalah yang sedang dipecahkan, baik secara individu maupun berkelompok.

Siswa banyak melakukan aktivitas selama kegiatan pembelajaran, yaitu mengungkapkan ide, melakukan curah pendapat, dan semua ide pemecahan masalah yang diutarakan siswa dapat didiskusikan secara bersama baik dengan kelompok maupun dengan guru.

4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

Hasil karya di sini adalah hasil pemikiran siswa, yaitu pemecahan masalah yang baru saja dilakukan oleh siswa. Dalam penyajian hasil karya ini dapat berupa laporan tertulis, laporan lisan, maupun model. Pada langkah ini, siswa diberikan kesempatan untuk mengomunikasikan hasil pemikirannya dan hasil diskusinya.

5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

Pada langkah ini guru memiliki peran yang penting. Guru bertugas untuk menganalisis dan mengevaluasi apakah pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa sudah benar atau belum. Guru juga melakukan klarifikasi jika terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

(45)

G. Materi Pembelajaran : Aturan Sinus dan Aturan Cosinus 1. Aturan Sinus

Diberikan sebuah segitiga sembarang ABC.

Dalam setiap segitiga, sisi-sisinya proposional dengan sinus sudut-sudut dihadapan sisi-sisinya.

𝑎

sin 𝐴= 𝑏

sin 𝐵= 𝑐 sin 𝐶 atau

𝐵𝐶

sin 𝐴= 𝐴𝐶

sin 𝐵= 𝐴𝐵 sin 𝐶 2. Aturan Cosinus

Diberikan sebuah segitiga sembarang ABC

Dalam setiap segitiga, kuadrat sebuah sisi sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi lainnya dikurangi dengan dua kali hasil kali kedua sisi yang lain dan cosinus sudut apitnya.

𝑎2 = 𝑏2+ 𝑐2− 2𝑏𝑐 cos 𝐴 𝑏2 = 𝑎2+ 𝑐2− 2𝑎𝑐 cos 𝐵 A

C

B 𝑎

𝑐 𝑏

A

C

B 𝑎

𝑐 𝑏

(46)

𝑐2 = 𝑎2+ 𝑏2− 2𝑎𝑏 cos 𝐶 atau

𝐵𝐶2 = 𝐴𝐶2 + 𝐴𝐵2− 2𝐴𝐶. 𝐴𝐵 cos 𝐴 𝐴𝐶2 = 𝐵𝐶2+ 𝐴𝐵2− 2𝐵𝐶. 𝐴𝐵 cos 𝐵 𝐴𝐵2 = 𝐵𝐶2+ 𝐴𝐶2− 2𝐵𝐶. 𝐴𝐶 cos 𝐶 H. Kerangka Berpikir

Kecemasan matematika merupakan salah satu faktor penyebab prestasi belajar matematika peserta didik rendah. Kecemasan matematika dapat dimiliki oleh peserta didik berjenis kelamin perempuan maupun peserta didik berjenis kelamin laki-laki. Agar peserta didik mendapatkan prestasi belajar matematika yang tinggi (meningkat) maka tingkat kecemasan matematika yang dimiliki oleh peserta didik harus rendah.

Penelitian akan dilakukan di SMK Negeri 2 Kasihan Bantul. SMK Negeri 2 Kasihan Bantul merupakan sekolah menengah kejuruan musik. Langkah awal penelitian adalah mencari subjek berupa para peserta didik kelas X di SMK Negeri 2 Kasihan Bantul. Setelah menemukan subjek penelitian, peneliti akan memberikan angket kecemasan matematika guna mengetahui awal tingkat kecemasan matematika kepada para subjek penelitian. Proses penelitian dilanjutkan dengan adanya pembelajaran matematika dengan menggunakan musik klasik. Musik klasik dalam penelitian ini digunakan sebagai pengiring selama proses pembelajaran matematika berlangsung.

Langkah selanjutnya adalah pemberian tes kemampuan, angket tingkat kecemasan dan angket pasca pembelajaran matematika kepada para subjek.

(47)

Musik klasik adalah sebuah solusi yang akan digunakan dalam penelitian ini. Proses pembelajaran di kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan materi pembelajaran aturan sinus dan aturan cosinus akan diiringi dengan musik klasik. Musik klasik akan dimainkan lewat aplikasi pemutar lagu yaitu Windows Media Player yang di sambungkan ke speaker agar lebih jelas terdengar oleh para subjek penelitian. Volume suara yang akan digunakan akan disesuaikan dengan kondisi proses pembelajaran.

Apabila peneliti sedang menjelaskan sesuatu hal terkait materi pembelajaran dan proses presentasi jawaban maka volume akan dikecilkan sehingga terdengar lirih. Sedangkan apabila pada saat peserta didik mengerjakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan tes kemampuan maka volume akan diperbesar. Dalam hal ini proses penelitian dapat terlihat dari gambar bagan dibawah ini.

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MUSIK KLASIK

ANGKET AKHIR TINGKAT KECEMASAN SUBJEK PENELITIAN

ANGKET AWAL TINGKAT KECEMASAN

TES KEMAMPUAN ANGKET PASCA

PEMBELAJARAN

Bagan 2. 1 Alur Proses Penelitian

(48)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang juga didukung oleh pendekatan kualitatif.

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah musik klasik dalam proses pembelajaran matematika di SMK Negeri 2 Kasihan Bantul dapat mempengaruhi turunnya tingkat kecemasan matematika para peserta didik dan berdampak meningkatkan prestasi belajar matematika para peserta didik.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah para peserta didik kelas X di SMK Negeri 2 Kasihan Bantul. Peneliti hanya akan mengambil satu kelas dari 6 kelas X di SMK Negeri 2 Kasihan Bantul yaitu kelas X-B dengan jumlah peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga adalah 17 peserta didik.

C. Objek Penelitian

Selama penelitian berlangsung, objek yang akan diteliti adalah kecemasan matematika dan prestasi belajar matematika para peserta didik.

D. Perumusan Variabel-Variabel

Variabel Bebas : Penggunaan strategi pembelajaran yang melibatkan musik klasik dan dilaksanakan dengan pendekatan problem based learning

(49)

Variabel Terikat : Tingkat Kecemasan Matematika dan Prestasi Belajar Matematika

E. Bentuk Data

Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data interval

Data interval merupakan yang didapatkan dengan cara pengukuran dimana jarak antara dua titik pada skala yang telah diketahui (dalam Kurniawan 2018: 223). Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data interval adalah data hasil angket tingkat kecemasan matematika

2. Data rasio

Data rasio merupakan skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama (dalam Riduwan 2018: 37).

Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data rasio adalah data hasil tes kemampuan para subjek penelitian.

3. Data kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran peserta didik. Proses pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan keadaan peserta didik selama proses pembelajaran matematika dengan adanya musik klasik berlangsung.

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati proses yang terjadi dalam suatu

(50)

kejadian tertentu. Metode observasi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu participant observation, overt and covert observation, dan unstructured observation (Sugiyono, 2014: 310-313). Walaupun demikian jenis metode observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode participant observation. Metode ini dipilih karena observer melakukan pengamatan secara langsung untuk mengamati keadaan peserta didik di kelas eksperimen dan di kelas pembanding selama proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh peneliti.

Observasi partisipasi yang dilakukan observer (pengamat) sudah disusun secara terstruktur faktor-faktor apa saja yang akan diamati oleh observer.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Observasi

No Faktor yang diamati Aspek yang diamati Butir Pernyataan

A

Kegiatan peserta didik secara umum saat mengikuti proses

pembelajaran matematika.

1) Kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran matematika

1 2) Sikap peserta didik pada

saat penjelasan materi. 2, 3, 8 3) Keadaan peserta didik pada

saat proses diskusi dan presentasi jawaban.

4, 5, 6, 7

B

Tingkat kecemasan matematika peserta didik saat proses pembelajaran.

1) Keadaan fisik peserta didik selama proses pembelajaran matematika

1 2) Sikap peserta didik selama

proses pembelajaran matematika

2, 3, 4, 5, 6

2. Angket

Angket merupakan alat pengumpulan data yang bersis pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis juga oleh

(51)

responden (Zuriah dalam Kurniawan, 2018: 159). Jenis angket yang akan digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup dan perpaduan antara angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup merupakan angket yang terdapat pilihan jawaban yang sudah ditetapkan oleh pembuat angket (Kurniawan, 2018: 159). Angket tertutup digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan matematika peserta didik dengan menggunakan skala pengukuran sikap skala likert.

Jenis angket yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui bagaimana tanggapan peserta didik mengenai treatment yang diberikan adalah perpaduan antara angket tertutup dan angket terbuka yang akan diberikan hanya pada kelas eksperimen. Karena jenis yang digunakan adalah jenis angket perpaduan maka didalam angket terdapat pernyataan-pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan alternatif jawabannya dan juga terdapat pilihan alternative responden untuk menyusun jawabannya sendiri sesuai dengan pendapatnya sendiri (Kurniawan, 2018: 164). Berikut ini adalah kisi- kisi dari insttumen angket yang akan digunakan dalam penelitian:

a. Instrumen Angket Tertutup

Cooke (dalam Dwiharahayu & Mas’ud, 2018) mengungkapkan bahwa terdapat 4 indikator kecemasan matematika, yaitu Mathematics Knowledge, Somatic, Attitude, dan Cognitive.

(52)

Instrumen angket tingkat kecemasan matematika tersusun atas 2 jenis item yaitu item favourable dan unfavourable. Item favourable berisikan pernyataan-pernyataan yang menunjukkan adanya kecemasan matematika peserta didik. Sedangkan item unfavourable berisikan pernyataan-pernyataan yang tidak menunjukkan adanya kecemasan matematika peserta didik.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Angket Tingkat Kecemasan Matematika

Variabel Aspek Indikator Item

F U

Kecemasan

Matematika A. Attitude

A.1 Sikap peserta didik pada saat mengalami kesulitan belajar matematika

2 10 A.2 Sikap peserta didik

saat melihat teman yang lain sudah selesai mengerjakan soal matematika

3 12

A.3 Sikap peserta didik menanggapi hasil belajar matematika

5 7 A.4 Sikap peserta didik

saat proses pembelajaran matematika di kelas

6 4 A.5 Sikap peserta didik

saat mengerjakan ujian matematika

11 9 A.6 Semangat peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran matematika

13 1 A.7 Sikap peserta didik

pada saat diminta oleh pendidik mengerjakan soal matematika di papan tulis

14 8

Jumlah Item 7 7

(53)

Variabel Aspek Indikator Item F U

Kecemasan Matematika

B. Somatic

B.1 Keadaan fisik peserta didik saat

pembelajaran matematika

2 4

B.2 Keadaan fisik peserta didik pada saat mengerjakan soal matematika

3 1

Jumlah Item 2 2

C. Cognitive

C.1 Situasi lingkungan belajar di kelas peserta didik saat

pembelajaran matematika

1 8

C.2 Ketekunan belajar matematika peserta didik baik di sekolah maupun di rumah

4 6

C.3 Daya ingat peserta didik pada suatu materi pada saat mengerjakan soal ulangan matematika

5 2

C.4 Usaha peserta didik ketika menemukan soal matematika yang sulit

7 3

Jumlah Item 4 4

C. Mathematics Knowledge

D.1 Sikap peserta didik ketika menemukan soal matematika yang sulit dan mudah

2 5

D.2 Pemahaman peserta didik terhadap konsep- konsep matematika yang telah diajarkan

4 1

(54)

Variabel Aspek Indikator Item F U

Kecemasan Matematika

C. Mathematics Knowledge

D.3 Kemampuan peserta didik dalam

mengerjakan soal matematika

berdasarkan konsep- konsep matematika yang telah diajarkan

6 3

Jumlah Item 3 3

Total Item 16 16

Keterangan:

F : Item favourable U : Item unfavourable

b. Perpaduan angket terbuka dan angket tertutup

Angket ini dibuat bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat peserta didik terhadap treatment yang diberikan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan angket terbuka dan angket tertutup yang dipadukan dalam satu angket. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi dari instrumen angket tersebut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Angket Pasca Pembelajaran

Variabel Indikator Butir pertanyaan

Keberhasilan Treatment

1) Keadaan peserta didik setelah diberikan treatment (musik klasik) selama proses pembelajaran matematika

1, 2

2) Tanggapan peserta didik mengenai pemberian treatment selama proses pembelajaran matematika.

3,4

(55)

3. Tes Kemampuan

Instrumen tes kemampuan digunakan untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar peserta didik baik di kelas eksperimen maupun kelas pembanding. Instrumen tes dibuat sesuai dengan kompetensi dasar yang telah disusun di dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Tes kemampuan akan diberikan pada pertemuan ketiga pada proses pembelajaran dengan waktu pengerjaan adalah 90 menit.

Materi yang akan diujikan dalam tes kemampuan di kelas eksperimen dan kelas pembanding adalah materi pada bab Trigonometri khususnya pada sub-bab Aturan Sinus dan Aturan Cosinus. Sebelum peserta didik (subyek penelitian) diberikan instrumen tes, peneliti akan melakukan proses pembelajaran di kedua kelas tersebut. Instrumen tes akan berbentuk soal-soal uraian yang berjumlah 5 soal. Berikut adalah kisi- kisi instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Intrumen Tes Kemampuan

No Kompetensi Dasar Indikator Soal

Jumlah Butir

Soal

1

3.10 Menjelaskan aturan sinus dan cosinus

1) Peserta didik mampu

menentukan aturan apa yang akan dipakai pada suatu segitiga sembarang untuk menemukan salah satu sudut yang berhadapan dengan salah satu sudut yang diketahui besarnya serta salah salah satu sisi serta sudut dihadapan sisi yang diketahui tersebut.

1

Referensi

Dokumen terkait

Model matematika dari proses percabangan dalam bidang biologi tersebut digunakan untuk menghitung peluang keadaan populasi di waktu yang akan datang.. Pertama akan dihitung

Dicky Febri Hanianto. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Materi Luas dan Keliling Segitiga Kelas VII SMP Negeri 2 Wonosari Tahun

Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dilihat dari hasil belajar siswa, maka peneliti mengadakan tes hasil

(2) Efektivitas pembelajaran matematika menggunakan fase-fase pembelajaran Van Hiele-Geldof pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok di kelas

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang kurang maksimal pada mata pelajaran matematika di SMP Maria Immaculata

Mahasiswa pertama dulu sekolah dan masuk di SMK (Sekolah.. Menengah Kejuruan) dengan jurusan TGB (Teknik Gambar Bangunan) sedangkan mahasiswa kedua, ketiga dan

signifikan antara prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan kecerdasan emosional tinggi dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa (1) kesulitan siswa kelas VIII asrama SMP Aloysius Turi pada materi peluang, yaitu (a) pemahaman bahasa matematika yang