• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Tes merupakan alat latihan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Winarni, 2018: 64). Tes bersifat subjektif karena soal pertanyaan tidak terdapat alternatif pilihan jawaban. Pada penelitian ini, tes tertulis digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai.

2. Angket Motivasi Belajar

Angket merupakan alat pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden dan dijawab secara tertulis (Winarni, 2018: 70).

Pada penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Penyebaran angket dilakukan setelah tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan.

41 E. Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan metode pengumpulan data, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disusun oleh peneliti sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 yang dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 145. Hal ini berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator kemampuan yang diteliti, serta pendekatan saintifik yang digunakan.

b. Video Pembelajaran

Video pembelajaran disusun peneliti karena sebagai objek penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Video pembelajaran ini memuat materi perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan masing-masing berdurasi 5-10 menit serta mendukung indikator komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa. Peneliti menginstruksikan siswa untuk menontonnya terlebih dahulu sebelum dimulainya pembelajaran dalam pertemuan virtual. Sebelum video digunakan, dilakukan validasi mengenai rubrik penilaian yang telah disusun kepada tim ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan guru.

Hasil validasi ini terlihat pada lampiran 4 halaman 137-144.

2. Instrumen Penelitian

a. Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Dalam membuat soal perlu dirancang terlebih dahulu rubrik penilaian yang berisi indikator soal, soal, kunci jawaban, rubrik penskoran, serta kesesuaian soal dengan indikator komunikasi matematis yang digunakan

42

dalam penelitian seperti pada lampiran 5.3 halaman 167. Pada penelitian ini dilakukan satu kali tes terkait materi perbandingan senilai dan berbalik nilai.

Lembar soal yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 5.2 halaman 165.

Sebelum dilakukan tes, dilakukan validasi mengenai rubrik penilaian yang telah disusun kepada tim ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan guru. Hasil validasi ini terlihat pada lampiran 2 halaman 129. Berikut adalah indikator soal yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis Materi: Perbandingan Senilai

Nomor

Soal Indikator Soal

Indikator Komunikasi

Matematis

Rumusan Soal 1 Menentukan nilai

variabel dari dua perbandingan senilai.

K3 Tentukanlah nilai ๐‘ฅ dari perbandingan-perbandingan di pasar membeli beras. Harga 2 kg beras adalah Rp21.000,00.

Jika Ibu membeli 6 kg beras, berapakah jumlah uang yang dibayar Ibu?

3 Disajikan suatu kondisi dan

K2, K3, K4 Seutas tali memiliki panjang 24 m. Tali tersebut dipotong menjadi dua bagian dengan perbandingan 3:5. Berapakah panjang tali terpendek?

4 Melengkapi tabel perbandingan senilai. Siswa menyajikan

K1 Lengkapilah tabel di bawah ini!

Bilangan pertama (x)

1 2 3 4 5

43

5 Menentukan jarak pada peta dan jarak sebenarnya berdasarkan skala peta.

K2, K4 Sebuah peta dibuat dengan skala 1:200.000. Tentukanlah:

a. Jarak pada peta, jika jarak sebenarnya 70 km.

b. Jarak sebenarnya, jika jarak pada peta 4,5 cm.

Materi: Perbandingan Berbalik Nilai 1 Menentukan nilai

variabel dari dua 2 Disajikan suatu

kondisi dan

K2, K3, K4 Seorang peternak ayam memiliki persediaan pakan untuk 450 ekor selama 20 hari.

Jika Ia membeli 50 ekor, berapa lama persediaan pakan akan habis?

3 Disajikan suatu kondisi dan ke kota S selama 10 jam dengan kecepatan 96 km/jam. Kereta api 2 melewati lintasan yang sama dalam waktu 12 jam.

Berapakah kecepatan kereta api 2?

4 Melengkapi tabel perbandingan berbalik nilai.

Siswa menyajikan kembali dalam bidang cartesius.

K1, K2 Suatu pekerjaan merenovasi bangunan dapat diselesaikan oleh 12 orang dalam waktu 3 hari.

a. Salin dan lengkapilah tabel di bawah ini!

Banyak orang

2 4 6 12

44

Waktu (hari)

โ€ฆ โ€ฆ โ€ฆ 3 b. Lukislah grafiknya!

c. Apa yang dapat kamu simpulkan?

Keterangan:

K1 : Menyatakan situasi tertentu, gambar, diagram, tabel maupun cara penyajian data lainnya ke dalam bahasa matematika berupa simbol dan model matematika.

K2 : Menjelaskan ide, gagasan, dan relasi matematika baik secara lisan maupun tulisan.

K3 : Membaca dan memahami suatu representasi matematika secara tertulis.

K4 : Menyatakan kembali suatu penjelasan matematika menggunakan bahasa sendiri.

b. Angket Motivasi Belajar

Pada penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala ini menggunakan pernyataan yang bernilai positif dan negatif dengan lima pilihan jawaban, yaitu โ€œSangat setujuโ€, โ€œSetujuโ€, โ€œNetralโ€,

โ€œTidak setujuโ€, dan โ€œSangat tidak setujuโ€ (Sukmadinata, 2020: 225).

Instrumen angket ini menyesuaikan indikator motivasi belajar yang berjumlah 18 pernyataan. Dalam lembar angket ini terdapat petunjuk pengisian, sehingga akan memudahkan siswa mengisinya seperti yang tertulis pada lampiran 6 halaman 175. Sebelum dilakukan penyebaran angket, dilakukan validasi terlebih dahulu kepada ahli dan hal ini adalah dosen pembimbing dan guru. Hasil validasi ini dapat dilihat pada lampiran 3

45

halaman 133. Berikut adalah indikator angket yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

No Indikator Motivasi Belajar Rumusan Pernyataan 1 Tekun mengerjakan tugas a. Ketika mendapat tugas saya

langsung mengerjakannya.

b. Ketika mendapat tugas saya tidak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

2 Pantang menyerah a. Saya tidak mempelajari lebih lanjut mengenai materi yang sulit.

b. Saya berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan usaha sendiri.

3 Tidak memerlukan dorongan luar untuk berprestasi

a. Saya akan belajar kembali di rumah tanpa diminta orangtua.

b. Saya sangat bergantung pada dukungan orang lain untuk belajar.

4 Memiliki rasa ingin tahu pada bidang pengetahuan yang diberikan

a. Saya bersemangat ketika mendapat materi baru.

b. Saya hanya mempelajari hal yang saya suka.

5 Berusaha untuk tetap berprestasi

a. Saya tetap berusaha memahami materi yang sulit.

b. Saya tidak memiliki target nilai.

6 Memiliki ketertarikan terhadap berbagai masalah kehidupan (misalnya pembangun, korupsi, keadilan, dan lain sebagainya)

a. Saya tertarik pada berbagai bidang kehidupan (pembangunan, kesehatan, pendidikan, keadilan, dan lain-lain).

b. Saya tidak banyak mencari tahu diluar hal yang saya sukai.

7 Berpegang teguh pada suatu keyakinan dan tidak mudah melepaskannya

a. Saya mudah menerima pendapat dari orang lain tanpa

menyaringnya terlebih dahulu.

b. Saya memiliki keyakinan mengenai pendapat saya.

8 Berusaha mencapai tujuan jangka panjang

a. Saya belajar dengan giat agar dapat naik kelas.

b. Saya berusaha untuk meraih cita-cita.

46 9 Senang memecahkan

permasalahan

a. Saya tidak bersemangat ketika mendapatkan tugas.

b. Ketika mendapat soal saya pasti berusaha untuk mendapatkan penyelesaiannya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan proses pengolahan data mentah yang dikelompokkan berdasarkan elemen dan struktur tertentu (Siyoto & Sodik, 2015: 98). Analisis data pada penelitian kualitatif berupa kata atau kalimat yang dihasilkan dari subjek penelitian dan kaitannya dengan objek penelitian. Tujuan analisis data ini adalah mencari makna dari data yang diperoleh. Peneliti dihadapkan dengan 23 siswa sebagai subjek penelitian, sehingga data yang didapat belum memiliki kaitan. Oleh karena itu, analisis data diperlukan agar dapat ditarik kesimpulan yang tentunya berdasarkan aspek peninjauan, yaitu kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan instrumen penelitian yang digunakan, maka teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan statistik. Berikut adalah beberapa aspek yang dianalisis:

1. Analisis Kemampuan Komunikasi Metematis

Analisis data jawaban siswa berdasarkan kemampuan komunikasi matematis. Data dari tes ini kemudian diolah dengan pemberian skor sesuai dengan rubrik penilaian seperti yang terlihat pada lampiran 5.3 halaman 167.

Sehingga, akan terlihat pencapaian untuk tiap indikator dari setiap siswa.

Selanjutnya dihitung nilai akhir dengan cara sebagai berikut:

๐‘ = ๐‘‡

๐‘€ร— 100

47 Keterangan:

๐‘ = Nilai kemampuan komunikasi matematis siswa ๐‘‡ = Total skor yang diperoleh

๐‘€ = Skor maksimal

Dari penghitungan nilai tersebut akan diperoleh rentang 0-100. Selanjutnya, nilai akhir tersebut digunakan dalam menentukan tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan Arikunto (dalam Niasih et al, 2019).

Berikut adalah batasan kriteria yang digunakan:

Tabel 3. 3 Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematis Interval nilai Kriteria Kemampuan

Komunikasi Matematis 80 < ๐‘ โ‰ค 100 Sangat Baik

60 < ๐‘ โ‰ค 80 Baik

40 < ๐‘ โ‰ค 60 Cukup

20 < ๐‘ โ‰ค 40 Kurang

0 โ‰ค ๐‘ โ‰ค 20 Sangat Kurang

Analisis komunikasi matematis siswa dilakukan pula secara keseluruhan menggunakan data dari kemampuan komunikasi matematis setiap individunya.

Tingkat kemampuan komunikasi matematis dari setiap siswa didapatkan dari tahap sebelumnya. Selanjutnya, peneliti akan meneliti lebih lanjut jawaban tes siswa dari tiap kriteria komunikasi matematis. Setiap kriteria akan diambil satu siswa. Jawaban tersebut akan dianalisis berdasarkan indikator komunikasi matematis.

2. Analisis Data Angket Motivasi Belajar

Analisis motivasi belajar ini berdasarkan pernyataan-pernyataan yang dipilih siswa pada angket. Setiap butir pernyataan dikonversikan dalam bentuk skor seperti ketentuan pada tabel di bawah ini (Sukmadinata, 2020: 240) :

48

Setelah mengkonversikan jawaban siswa ke dalam skor, langkah selanjutnya adalah menghitung total skor tiap siswa untuk menentukan persentase motivasi belajar mereka. Berikut adalah cara yang digunakan dalam menentukan persentase motivasi belajar siswa:

๐‘ƒ = ๐‘‡

๐‘€ร— 100%

Keterangan:

๐‘ƒ = Persentase motivasi belajar siswa ๐‘‡ = Total skor yang diperoleh

๐‘€ = Skor maksimum

Persentase yang didapatkan tersebut, selanjutnya digunakan dalam menentukan tingkat motivasi belajar siswa. Berikut adalah kriteria yang digunakan menurut Arikunto (2014:127):

Tabel 3. 5 Kriteria Motivasi Belajar

Interval persentase (%) Kriteria Motivasi Belajar

85 < ๐‘ƒ โ‰ค 100 Sangat baik

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Bambanglipuro yang beralamat di Jogodayoh, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2021. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara daring dengan memanfaatkan google classroom untuk pemberian materi serta google form untuk pengerjaan tes kemampuan komunikasi matematis dan pengisian angket motivasi belajar. Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 sehingga sekolah melakukan pembelajaran secara daring. Berikut ini tabel rincian pelaksanaan penelitian:

Tabel 4. 1 Rincian Pelaksanaan Penelitian

No Tanggal Kegiatan

1 17 November 2020 Pengajuan ijin penelitian ke sekolah 2 27 November 2020 Wawancara dengan guru

3 6 Januari 2021 Proses pembelajaran materi perkenalan perbandingan dan perbandingan dua besaran satuan sama

4 13 Januari 2021 Proses pembelajaran materi perkenalan perbandingan dan perbandingan dua besaran satuan berbeda

5 20 Januari 2021 1. Proses pembelajaran materi perbandingan senilai berbantuan video pembelajaran.

2. Tes tertulis kemampuan komunikasi matematis terkait materi

perbandingan senilai

50

6 27 Januari 2021 1. Proses pembelajaran materi perbandingan berbalik nilai berbantuan video pembelajaran.

2. Tes tertulis kemampuan komunikasi matematis terkait materi

perbandingan berbalik nilai.

3. Penyebaran angket motivasi belajar.

Dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan kegiatan selama penelitian berlangsung yang dilakukan peneliti. Pada penelitian ini, peneliti juga berperan sebagai guru.

Peneliti diberikan waktu oleh sekolah untuk melaksanakan penelitian dalam materi perbandingan secara keseluruhan. Akan tetapi, materi perbandingan yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah perbandingan senilai dan berbalik nilai sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Satu pertemuan digunakan untuk materi perbandingan senilai dan satu pertemuan digunakan untuk materi perbandingan berbalik nilai serta penyebaran angket motivasi belajar. Berikut ini akan dideskripsikan pelaksanaan penelitian terkhusus untuk proses pembelajaran materi perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan ini dilaksanakan pada Rabu, 20 Januari 2021 untuk mempelajari materi perbandingan senilai. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 120 menit. Pembelajaran terbagi dalam tiga langkah, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu guru. Setelah itu, peneliti menyampaikan salam, topik materi yang akan dipelajari, serta mekanisme proses pembelajaran secara singkat melalui group WhatsApp. Setelah itu, peneliti mengarahkan siswa

51

untuk bergabung di zoom. Selama menunggu kehadiran siswa, peneliti memeriksa siapa saja siswa yang telah hadir. Dalam zoom ini, peneliti secara lebih rinci menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini. Peneliti juga menyampaikan apersepsi dan motivasi menggunakan gambar dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi ini.

b. Kegiatan Inti

Pada proses mengamati, peneliti mengarahkan siswa untuk menonton video yang telah diupload di google classroom mengenai materi perbandingan senilai dan diberi waktu selama 15 menit. Ketika pembelajaran dimulai menggunakan zoom, peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai video tersebut. Hal ini dapat menunjukkan partisipasi siswa dalam menonton video. Peneliti juga menyampaikan enam contoh permasalahan perbandingan senilai melalui presentasi PPT. Peneliti tidak langsung menyelesaikannya sendiri tetapi mengarahkan siswa untuk menyelesaikan sendiri. Kegiatan mengamati memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan kelima panca inderanya untuk menangkap dan memahami masalah (Yani &

Ruhimat, 2018: 99).

Pada proses menanya, diawali dengan permasalahan yang ada di video pembelajaran. Pertanyaan selalu diawali dengan adanya permasalahan. Menurut Raharjo (dalam Yani & Ruhimat, 2018: 108), terdapat tiga cara untuk memudahkan membuat pertanyaan. Pertama, pertanyaan yang jawabannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena apa adanya. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan

52

kepada siswa permasalahan yang terdapat dalam video maupun contoh permasalahan lainnya dalam PPT. Kedua, pertanyaan yang jawabannya untuk memahami fenomena secara lebih mendalam. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan bagaimana cara penyelesaian masalah dalam video serta ide siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam PPT. Ketiga, pertanyaan yang menjelaskan hubungan suatu hal dengan hal lainnya. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan mananyakan adakah keterkaitan suatu masalah dengan masalah lainnya yang disajikan dalam video dan PPT. Proses ini sulit dilakukan karena partisipasi dan keaktifan siswa yang kurang sehingga peneliti perlu mendorong lebih agar siswa berani menyampaikan pendapatnya.

Pada proses mengasosiasi, siswa memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya (Yani &

Ruhimat, 2018: 120). Pada pembelajaran ini, peneliti mengarahkan siswa untuk menganalisis unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan masalah perbandingan senilai. Di tahap ini juga, siswa dilatih untuk menarik kesimpulan yang benar.

Selanjutnya, proses mengkomunikasikan berperan sebagai upaya menyebarkan hasil mengasosiasi satu siswa kepada siswa lainnya. Peserta didik menyampaikan hasil hitungannya secara mandiri. Peneliti memberikan waktu siswa untuk menghitung dan menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan jawabannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya itu, peneliti menanyakan pendapat satu siswa terhadap jawaban dari siswa lainnya serta pembenaran jawaban yang tepat bila belum benar. Selain

53

membangun partisipasi siswa, hal ini bertujuan untuk membangun komunikasi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa.

Walaupun begitu, dalam pembelajaran ini belum seluruh siswa terlibat.

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup ini, peneliti mengarahkan siswa menarik kesimpulan dan memberikan penguatan. Setelah itu, menjelaskan siswa mengenai tugas yang perlu diselesaikan dalam bentuk google form.

Dikarenakan keterbatasan kuota dan jaringan internet, pengerjaan tugas ini dilakukan diluar pertemuan virtual zoom. Sebelum mengakhiri pertemuan virtual di zoom tersebut, peneliti menyampaikan kelanjutan materi yang akan dipelajari dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mendekati selesainya jam pelajaran, peneliti mengingatkan kembali pada siswa yang belum mengumpulkan tugas melalui group WhatsApp dan menyampaikan salam penutup serta meminta siswa untuk mempersiapkan pelajaran selanjutnya.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan ini dilaksanakan pada Rabu, 27 Januari 2021 untuk mempelajari materi perbandingan berbalik nilai. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 120 menit. Pembelajaran terbagi dalam tiga langkah, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu guru. Setelah itu, peneliti menyampaikan salam, topik materi yang akan dipelajari, serta mekanisme proses pembelajaran secara singkat melalui group WhatsApp. Setelah itu, peneliti mengarahkan siswa

54

untuk bergabung di zoom. Selama menunggu kehadiran siswa, peneliti memeriksa siapa saja siswa yang telah hadir. Dalam zoom ini, peneliti secara lebih rinci menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini. Peneliti juga menyampaikan apersepsi dan motivasi menggunakan gambar dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi ini.

b. Kegiatan Inti

Pada proses mengamati, peneliti mengarahkan siswa untuk menonton video yang telah diupload di google classroom mengenai materi perbandingan senilai dan diberi waktu selama 15 menit. Ketika pembelajaran dimulai menggunakan zoom, peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai video tersebut. Hal ini dapat menunjukkan partisipasi siswa dalam menonton video. Peneliti juga menyampaikan lima contoh permasalahan perbandingan senilai melalui presentasi PPT. Peneliti tidak langsung menyelesaikannya sendiri tetapi mengarahkan siswa untuk menyelesaikan sendiri. Kegiatan mengamati memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan kelima panca inderanya untuk menangkap dan memahami masalah (Yani &

Ruhimat, 2018: 99).

Pada proses menanya, diawali dengan permasalahan yang ada di video pembelajaran. Pertanyaan selalu diawali dengan adanya permasalahan. Menurut Raharjo (dalam Yani & Ruhimat, 2018: 108), terdapat tiga cara untuk memudahkan membuat pertanyaan. Pertama, pertanyaan yang jawabannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena apa adanya. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan

55

kepada siswa permasalahan yang terdapat dalam video maupun contoh permasalahan lainnya dalam PPT. Kedua, pertanyaan yang jawabannya untuk memahami fenomena secara lebih mendalam. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan bagaimana cara penyelesaian masalah dalam video serta ide siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam PPT. Ketiga, pertanyaan yang menjelaskan hubungan suatu hal dengan hal lainnya. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan mananyakan adakah keterkaitan suatu masalah dengan masalah lainnya yang disajikan dalam video dan PPT. Proses ini sulit dilakukan karena partisipasi dan keaktifan siswa yang kurang sehingga peneliti perlu mendorong lebih agar siswa berani menyampaikan pendapatnya.

Pada proses mengasosiasi, siswa memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya (Yani &

Ruhimat, 2018: 120). Pada pembelajaran ini, peneliti mengarahkan siswa untuk menganalisis unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan masalah perbandingan senilai. Di tahap ini juga, siswa dilatih untuk menarik kesimpulan yang benar.

Selanjutnya, proses mengkomunikasikan berperan sebagai upaya menyebarkan hasil mengasosiasi satu siswa kepada siswa lainnya. Peserta didik menyampaikan hasil hitungannya secara mandiri. Peneliti memberikan waktu siswa untuk menghitung dan menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan jawabannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya itu, peneliti menanyakan pendapat satu siswa terhadap jawaban dari siswa lainnya serta pembenaran jawaban yang tepat bila belum benar. Selain

56

membangun partisipasi siswa, hal ini bertujuan untuk membangun komunikasi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa.

Walaupun begitu, dalam pembelajaran ini belum seluruh siswa terlibat.

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup ini, peneliti mengarahkan siswa menarik kesimpulan dan memberikan penguatan. Setelah itu, menjelaskan siswa mengenai tugas yang perlu diselesaikan dalam bentuk google form.

Dikarenakan keterbatasan kuota dan jaringan internet, pengerjaan tugas ini dilakukan diluar pertemuan virtual zoom. Sebelum mengakhiri pertemuan virtual di zoom tersebut, peneliti menyampaikan kelanjutan materi yang akan dipelajari dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mendekati selesainya jam pelajaran, peneliti mengingatkan kembali pada siswa yang belum mengumpulkan tugas melalui group WhatsApp dan menyampaikan salam penutup serta meminta siswa untuk mempersiapkan pelajaran selanjutnya.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Materi tes adalah perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.

Tes diberikan satu kali. Selanjutnya, jawaban pekerjaan tes siswa diperiksa oleh peneliti berdasarkan rubrik penilaian kemampuan komunikasi matematis pada lampiran 5.3 halaman 167. Berikut ini adalah nilai dan kriteria kemampuan komunikasi matematis yang diperoleh 23 siswa:

57

Tabel 4. 2 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Kode Siswa Jumlah

Skor Nilai Kriteria komunikasi 23 siswa bervariasi dan didapatkan rata-rata 66,62. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata tersebut, diperoleh nilai 11 siswa di bawah rata-rata dan nilai 12 siswa di atas rata-rata. Nilai tertingginya adalah 100 yang diperoleh P18. Sedangkan, nilai terendah adalah 33 yang diperoleh P22.

Terdapat kesenjangan nilai yang sangat jauh antara keduanya. Hal ini semakin menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis tiap siswa berbeda.

Bila dinyatakan dalam persentase kriteria kemampuan komunikasi matematis sangat baik sebesar 17,39%, baik sebesar 56,52%, cukup sebesar 21,74%, dan kurang sebesar 4,35%.

58

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Persentase Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Gambar 4. 1 Diagram Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Berdasarkan data hasil tes kemampuan komunikasi matematis diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Diperoleh 17,39% siswa atau sebanyak 4 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis sangat baik. Hal ini menunjukkan 17,39% siswa mampu memperlihatkan kemampuannya dalam melakukan komunikasi matematis dengan konsisten dengan baik sekali dan mampu menggunakan konsep-konsep materi perbandingan senilai dan berbalik nilai untuk menyelesaikan masalah.

b) Diperoleh 56,52% siswa atau sebanyak 13 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis baik. Hal ini menunjukkan 56,52%

siswa mampu memperlihatkan kemampuannya dalam komunikasi matematis dengan baik walaupun belum maksimal dalam pemenuhan indikator komunikasi matematis dan penggunaan konsep-konsep materi perbandingan senilai dan berbalik nilai untuk menyelesaikan masalah.

c) Diperoleh 21,74% siswa atau sebanyak 5 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis cukup. Hal ini menunjukkan 21,74%

59

siswa belum maksimal dalam pemenuhan indikator komunikasi matematis begitu pula tahapan dalam menjawab soal. Selain itu, penggunaan konsep-konsep materi perbandingan senilai dan berbalik nilai pun belum maksimal.

d) Diperoleh 4,35% siswa atau sebanyak 1 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis kurang. Hal ini menunjukkan bahwa 4,35% siswa

d) Diperoleh 4,35% siswa atau sebanyak 1 siswa dengan tingkat kemampuan komunikasi matematis kurang. Hal ini menunjukkan bahwa 4,35% siswa

Dokumen terkait