• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Bambanglipuro yang beralamat di Jogodayoh, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2021. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara daring dengan memanfaatkan google classroom untuk pemberian materi serta google form untuk pengerjaan tes kemampuan komunikasi matematis dan pengisian angket motivasi belajar. Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 sehingga sekolah melakukan pembelajaran secara daring. Berikut ini tabel rincian pelaksanaan penelitian:

Tabel 4. 1 Rincian Pelaksanaan Penelitian

No Tanggal Kegiatan

1 17 November 2020 Pengajuan ijin penelitian ke sekolah 2 27 November 2020 Wawancara dengan guru

3 6 Januari 2021 Proses pembelajaran materi perkenalan perbandingan dan perbandingan dua besaran satuan sama

4 13 Januari 2021 Proses pembelajaran materi perkenalan perbandingan dan perbandingan dua besaran satuan berbeda

5 20 Januari 2021 1. Proses pembelajaran materi perbandingan senilai berbantuan video pembelajaran.

2. Tes tertulis kemampuan komunikasi matematis terkait materi

perbandingan senilai

50

6 27 Januari 2021 1. Proses pembelajaran materi perbandingan berbalik nilai berbantuan video pembelajaran.

2. Tes tertulis kemampuan komunikasi matematis terkait materi

perbandingan berbalik nilai.

3. Penyebaran angket motivasi belajar.

Dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan kegiatan selama penelitian berlangsung yang dilakukan peneliti. Pada penelitian ini, peneliti juga berperan sebagai guru.

Peneliti diberikan waktu oleh sekolah untuk melaksanakan penelitian dalam materi perbandingan secara keseluruhan. Akan tetapi, materi perbandingan yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah perbandingan senilai dan berbalik nilai sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Satu pertemuan digunakan untuk materi perbandingan senilai dan satu pertemuan digunakan untuk materi perbandingan berbalik nilai serta penyebaran angket motivasi belajar. Berikut ini akan dideskripsikan pelaksanaan penelitian terkhusus untuk proses pembelajaran materi perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan ini dilaksanakan pada Rabu, 20 Januari 2021 untuk mempelajari materi perbandingan senilai. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 120 menit. Pembelajaran terbagi dalam tiga langkah, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu guru. Setelah itu, peneliti menyampaikan salam, topik materi yang akan dipelajari, serta mekanisme proses pembelajaran secara singkat melalui group WhatsApp. Setelah itu, peneliti mengarahkan siswa

51

untuk bergabung di zoom. Selama menunggu kehadiran siswa, peneliti memeriksa siapa saja siswa yang telah hadir. Dalam zoom ini, peneliti secara lebih rinci menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini. Peneliti juga menyampaikan apersepsi dan motivasi menggunakan gambar dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi ini.

b. Kegiatan Inti

Pada proses mengamati, peneliti mengarahkan siswa untuk menonton video yang telah diupload di google classroom mengenai materi perbandingan senilai dan diberi waktu selama 15 menit. Ketika pembelajaran dimulai menggunakan zoom, peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai video tersebut. Hal ini dapat menunjukkan partisipasi siswa dalam menonton video. Peneliti juga menyampaikan enam contoh permasalahan perbandingan senilai melalui presentasi PPT. Peneliti tidak langsung menyelesaikannya sendiri tetapi mengarahkan siswa untuk menyelesaikan sendiri. Kegiatan mengamati memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan kelima panca inderanya untuk menangkap dan memahami masalah (Yani &

Ruhimat, 2018: 99).

Pada proses menanya, diawali dengan permasalahan yang ada di video pembelajaran. Pertanyaan selalu diawali dengan adanya permasalahan. Menurut Raharjo (dalam Yani & Ruhimat, 2018: 108), terdapat tiga cara untuk memudahkan membuat pertanyaan. Pertama, pertanyaan yang jawabannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena apa adanya. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan

52

kepada siswa permasalahan yang terdapat dalam video maupun contoh permasalahan lainnya dalam PPT. Kedua, pertanyaan yang jawabannya untuk memahami fenomena secara lebih mendalam. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan bagaimana cara penyelesaian masalah dalam video serta ide siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam PPT. Ketiga, pertanyaan yang menjelaskan hubungan suatu hal dengan hal lainnya. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan mananyakan adakah keterkaitan suatu masalah dengan masalah lainnya yang disajikan dalam video dan PPT. Proses ini sulit dilakukan karena partisipasi dan keaktifan siswa yang kurang sehingga peneliti perlu mendorong lebih agar siswa berani menyampaikan pendapatnya.

Pada proses mengasosiasi, siswa memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya (Yani &

Ruhimat, 2018: 120). Pada pembelajaran ini, peneliti mengarahkan siswa untuk menganalisis unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan masalah perbandingan senilai. Di tahap ini juga, siswa dilatih untuk menarik kesimpulan yang benar.

Selanjutnya, proses mengkomunikasikan berperan sebagai upaya menyebarkan hasil mengasosiasi satu siswa kepada siswa lainnya. Peserta didik menyampaikan hasil hitungannya secara mandiri. Peneliti memberikan waktu siswa untuk menghitung dan menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan jawabannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya itu, peneliti menanyakan pendapat satu siswa terhadap jawaban dari siswa lainnya serta pembenaran jawaban yang tepat bila belum benar. Selain

53

membangun partisipasi siswa, hal ini bertujuan untuk membangun komunikasi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa.

Walaupun begitu, dalam pembelajaran ini belum seluruh siswa terlibat.

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup ini, peneliti mengarahkan siswa menarik kesimpulan dan memberikan penguatan. Setelah itu, menjelaskan siswa mengenai tugas yang perlu diselesaikan dalam bentuk google form.

Dikarenakan keterbatasan kuota dan jaringan internet, pengerjaan tugas ini dilakukan diluar pertemuan virtual zoom. Sebelum mengakhiri pertemuan virtual di zoom tersebut, peneliti menyampaikan kelanjutan materi yang akan dipelajari dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mendekati selesainya jam pelajaran, peneliti mengingatkan kembali pada siswa yang belum mengumpulkan tugas melalui group WhatsApp dan menyampaikan salam penutup serta meminta siswa untuk mempersiapkan pelajaran selanjutnya.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan ini dilaksanakan pada Rabu, 27 Januari 2021 untuk mempelajari materi perbandingan berbalik nilai. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 120 menit. Pembelajaran terbagi dalam tiga langkah, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu guru. Setelah itu, peneliti menyampaikan salam, topik materi yang akan dipelajari, serta mekanisme proses pembelajaran secara singkat melalui group WhatsApp. Setelah itu, peneliti mengarahkan siswa

54

untuk bergabung di zoom. Selama menunggu kehadiran siswa, peneliti memeriksa siapa saja siswa yang telah hadir. Dalam zoom ini, peneliti secara lebih rinci menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini. Peneliti juga menyampaikan apersepsi dan motivasi menggunakan gambar dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi ini.

b. Kegiatan Inti

Pada proses mengamati, peneliti mengarahkan siswa untuk menonton video yang telah diupload di google classroom mengenai materi perbandingan senilai dan diberi waktu selama 15 menit. Ketika pembelajaran dimulai menggunakan zoom, peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai video tersebut. Hal ini dapat menunjukkan partisipasi siswa dalam menonton video. Peneliti juga menyampaikan lima contoh permasalahan perbandingan senilai melalui presentasi PPT. Peneliti tidak langsung menyelesaikannya sendiri tetapi mengarahkan siswa untuk menyelesaikan sendiri. Kegiatan mengamati memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan kelima panca inderanya untuk menangkap dan memahami masalah (Yani &

Ruhimat, 2018: 99).

Pada proses menanya, diawali dengan permasalahan yang ada di video pembelajaran. Pertanyaan selalu diawali dengan adanya permasalahan. Menurut Raharjo (dalam Yani & Ruhimat, 2018: 108), terdapat tiga cara untuk memudahkan membuat pertanyaan. Pertama, pertanyaan yang jawabannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena apa adanya. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan

55

kepada siswa permasalahan yang terdapat dalam video maupun contoh permasalahan lainnya dalam PPT. Kedua, pertanyaan yang jawabannya untuk memahami fenomena secara lebih mendalam. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan bagaimana cara penyelesaian masalah dalam video serta ide siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam PPT. Ketiga, pertanyaan yang menjelaskan hubungan suatu hal dengan hal lainnya. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menanyakan mananyakan adakah keterkaitan suatu masalah dengan masalah lainnya yang disajikan dalam video dan PPT. Proses ini sulit dilakukan karena partisipasi dan keaktifan siswa yang kurang sehingga peneliti perlu mendorong lebih agar siswa berani menyampaikan pendapatnya.

Pada proses mengasosiasi, siswa memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya (Yani &

Ruhimat, 2018: 120). Pada pembelajaran ini, peneliti mengarahkan siswa untuk menganalisis unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan masalah perbandingan senilai. Di tahap ini juga, siswa dilatih untuk menarik kesimpulan yang benar.

Selanjutnya, proses mengkomunikasikan berperan sebagai upaya menyebarkan hasil mengasosiasi satu siswa kepada siswa lainnya. Peserta didik menyampaikan hasil hitungannya secara mandiri. Peneliti memberikan waktu siswa untuk menghitung dan menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan jawabannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya itu, peneliti menanyakan pendapat satu siswa terhadap jawaban dari siswa lainnya serta pembenaran jawaban yang tepat bila belum benar. Selain

56

membangun partisipasi siswa, hal ini bertujuan untuk membangun komunikasi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa.

Walaupun begitu, dalam pembelajaran ini belum seluruh siswa terlibat.

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup ini, peneliti mengarahkan siswa menarik kesimpulan dan memberikan penguatan. Setelah itu, menjelaskan siswa mengenai tugas yang perlu diselesaikan dalam bentuk google form.

Dikarenakan keterbatasan kuota dan jaringan internet, pengerjaan tugas ini dilakukan diluar pertemuan virtual zoom. Sebelum mengakhiri pertemuan virtual di zoom tersebut, peneliti menyampaikan kelanjutan materi yang akan dipelajari dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mendekati selesainya jam pelajaran, peneliti mengingatkan kembali pada siswa yang belum mengumpulkan tugas melalui group WhatsApp dan menyampaikan salam penutup serta meminta siswa untuk mempersiapkan pelajaran selanjutnya.

Dokumen terkait