• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Intrapersonal pada Responden IV (Hendrie)

HASIL ANALISA DATA

C. Responden III

2. Analisis Intrapersonal pada Responden IV (Hendrie)

Tabel 3

Kepuasan perkawinan pada responden IV (Hendrie)

1 Latar belakang •Hendrie adalah anak ketiga dari 6 bersaudara. Semua saudara Hendrie telah menikah dan bekerja. Kedua orangtua Hendrie telah meninggal dunia.

•Hendrie menikah dengan wanita yang diperkenalkan oleh

temannya. Sebelum memnutuskan untuk menikah,

Hendrie dan wanita tersebut berpacaran selama 7 bulan.

•Dari hasil perkawinannya Hendrie dikaruniai 2 orang anak laki-laki.

•Saat ini Hendrie bekerja di sebuah bengkel charge baterai 2 Kepuasan

perkawinan sebelum

memiliki anak autis

•Hendrie merasa dekat dengan kedua orangtuanya, sehingga ia menginginkan agar ketika ia menikah nanti, perkawinan yang dijalaninya akan langgeng seperti perkawinan kedua orangtuanya.

•Hendrie merasa kalau karakter ia dan istrinya akan mempengaruhi bagaimana ia dan istrinya menjalani kehidupan perkawinan mereka dan hal itu butuh penyesuaian.

•Hendrie sempat merasa kaku dalam menjalani kehidupan rumah tangganya. Hal ini dikarenakan ia tidak tahu harus berperilaku seperi apa dihadapan wanita.

•Karakter Hendrie yang kaku tidak mengahalanginya untuk merasakan kebahagiaan dalam menjalani rumah tangga. Apalagi ia langsung dikaruniai seorang anak laki-laki.

•Kebahagiaan semakin dirasakan Hendrie karena kesabaran dan pengertian yang ditunjukkan oleh istrinya.

•Masalah tetap terjadi dalam

•Menurut Skolnick (dalam Lemme, 1995), pola orangtua yang baik akan menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Hal ini bisa membentuk keharmonisan dalam keluarga.

•Pada dasarnya sebuah perkawinan terdiri dari dua orang yang mempunyai kepribadian, sifat dan karakter yang berbeda (Rini, 2001).

•Levenson (dalam Lemme, 1995) mengatakan bahwa kemampuan pasangan untuk memecahkan masalah serta strategi yang digunakan oleh pasangan untuk menyelesaikan konflik yang ada dapat mendukung kepuasan perkawinan pasangan tersebut.

rumah tangga mereka, namun ia dan istrinya berusaha untuk saling pengertian 3 Reaksi terhadap diagnosa autisme a.Ketakutan akan masa depan b.Mencari informasi

•Hendrie sempat berharap bahwa diagnosa tersebut salah.

•Hendrie sempat merasa kecewa dan sedih

•Hendrie dan istrinya sempat mengkonsultasikan kondisi Ivan ke beberapa ahli

Hendrie terkadang merasa ketakutan bagaimana masa depan Ivan nanti

Hendrie dan istrinya berusaha mencari informasi dan menerima saran-saran dan informaso-informasi yang diberikan baik oleh keluarga maupun oleh teman-temannya

Dalam menerima kehadiran anak dengan gangguan autisme, beragam hal terjadi pada diri orangtua. Orangtua biasanya stres, kecewa, patah

semangat, mencari pengobatan keman-mana,

serba khawatir terhadap masa depan anaknya dan lain-lain (Widihastuti, 2007). 4 Kepuasan perkawinan setelah memiliki anak autis Communication a.Opennes b.Honesty c.Ability to trust

Hendrie merasa bahwa ia dan istrinya sudah bisa lebih terbuka. Keduanya selalu meluangkan waktu sebelum tidur untuk berbicara dan mereview kejadian yang terjadi 1 harian ini.

Hendrie menganggap bahwa ia dan istrinya bisa saling jujur, karena sejak dulu, tidak ada satu hal pun yang mereka tutup-tutupi masing-masing

Kepercayaan cukup besar diberikan Hendrie kepada istrinya untuk menyelesaikan masalah terutama yang berhubungan dengan pengasuhan anak. Istri Hendrie pun memberikan kepercayaan penuh kepada Hendrie untuk menyelesaikan

•Rice (dalam Hartono, 2006), komunikasi yang dimaksud bukan sekadar berbicara, tapi juga mendengarkan. Bila Anda sudah mulai malas mendengarkan pasangan berbicara, berarti Anda

telah kehilangan komunikasi.

•Menurut Rice (dalam Hartono, 2006), banyak

pasangan mengaku, kejujuranlah yang membuat

perkawinan mereka bertahan lama. Memang, mengakui dengan jujur kesalahan dan kekhilafan, tak jarang pahit didengarkan, tapi kejujuran akan menyelamatkan hubungan.

•Rasa percaya, empati dan saling mendengarkan serta mendukung menyebabkan

d.Empathy

e. Listening Skill

masalahnya sendiri

Hendrie terhadap istrinya ataupun sebaliknya saling menunjukkan sikap empati. Mereka selalu saling mendukung apabila masing-masing membutuhkan bantuan. Hendrie bersedia untuk membantu istrinya dalam mengajarkan hal-hal yang perlu diajarkan kepada Ivan

Hendrie merasa bahwa istrinya selalu meluangkan waktu untuk berbicara demi melihat hal-hal yang terjadi selama satu hari ini dan untuk membenahi apa-apa yang kurang

adanya kepuasan perkawinan. (Laswell,

1999)

•Menurut Rice (dalam Hartono, 2006), jangan menghabiskan pikiran untuk terus-terusan tegang dan curiga pada pasangan. Janganlah kecurigaan kecil menjadi ancaman dalam perkawinan.

•Jadikan pasangan Anda sebagai teman saat suka dan duka, sebab cinta yang awet membutuhkan

persahabatan, bukan sekadar emosi Rice (dalam

Hartono, 2006). 5 Leisure Activity • Kegiatan waktu luang biasanya

dilakukan di hari minggu. Aktivitas ini biasanya berupa jalan-jalan dan makan bersama.

• Untuk menentukan tempat yang hendak dikunjungi, Hendrie dan istri, biasanya menyerahkan keputusannya pada Ivan, putra mereka yang autis

Skolnick (dalam Lefrancois, 1984) salah satu hal yang mempengaruhi kepuasan perkawinan ialah saling menikmati waktu bersama.

6 Religious Orientation

Dalam melaksanakan ibadah, Hendrie dan istrinya melakukannya sendiri-sendiri,

kecuali jika ada perayaan hari-hari besar

Olson & Fowers (dalam Saragih, 2003) seseorang

memiliki keyakinan beragama, dapat dilihat dari

sikapnya yang peduli teradap hal-hal keagamaan dan mau beribadah. Umumnya, setelah menikah individu akan lebih memperhatikan kehidupan beragama dengan membiasakan diri beribadah dan melaksanakan ajaran agama yang mereka anut. 7 Conflict

Resolution •Konflik yang muncul

berhubungan dengan ketidaksukaan istri Hendrie

terhadap kebiasaan Hendrie yang setiap sore pergi bermain catur

•Menurut Skolnick (dalam

Lefrancois, 1984) diperlukan adanya keterbukaan pasangan untuk memecahkan masalah

atau ketidakpedulian Hendrie untuk membantu mengejara Ivan.

•Untuk mengatasinya, Hendrie dan istrinya membicarakan maalah ini bersama sampai menemukan jalan keluarnya.

untuk mendapatkan solusi terbaik.

•Pusponegoro dan Solek (2007) mengatakan bahwa, penanganan anak-anak seperti anak dengan gangguan autisme tidak hanya melibatkan orangtua, tetapi juga

saudara-saudaranya, keluarga penderita dan orang-orang

di lingkungan kelaurga. 8 Financial

Management

Pengelolaan keuangan dilakukan oleh Hendrie secara bersama-sama dengan istrinya

Olson & Fowers (dalam Fournier, 1983) kepuasan perkawinan dipengaruhi bagaimana menilai sikap dan cara pasangan mengatur keuangan.

9 Sexual

Orientation •Lebih sering mengungkapkan kasih sayang.

•Hubungan seksual jarang dilakukan karena kesibukan dalam mengurus Ivan.

Menurut Olson & Fowers (dalam Fournier, 1983), pasangan mencapai kepuasan perkawinan ketika pasangan dapat mencapai kepuasan seksual.

10 Family and

Friends

Semenjak hadir Ivan, tanggapan yang hampir sama muncul dari keluarga dan teman-teman Hendrie. Bentuk dukungan yang diberikan oleh mereka pun relatif sama, yaitu berupa motivasi dan saran ataupun info-info

Pusponegoro dan Solek (2007) mengatakan bahwa, penanganan anak-anak seperti anak dengan gangguan autisme tidak hanya melibatkan orangtua, tetapi juga

saudara-saudaranya, keluarga penderita dan orang-orang di

lingkungan kelaurga. 11 Children and

Parenting •Masalah mengenai pengasuhan anak diserahkan Hendrie secara penuh kepada istrinya. Walaupun tidak melepaskan tanggung jawab secara penuh, tapi masalah pengasuhan anak istrinya lebih berperan daripada dirinya.

•Hendrie berharap agar kedua anaknya bisa mandiri dan berhasil.

•Untuk mewujudkan harapan tersebut Hendrie menyediakan

•Orangtua harus mengetahui arah dan periode perkembangan anak mereka yang berbeda dari anak normal. Kedua orangtua diharapkan untuk saling membantu agar kemajuan anak dapat terlihat lebih baik Pusponegoro dan Solek, 2007).

•Papalia (2006), Otoritatif adalah gaya pengasuhan

fasilitas dan pendidikan yang baik bagi keduanya.

yang memadukan penghargaan terhadap individualitas anak dengan upaya membentuk nilai sosial secara perlahan

12 Personality Issue • Setelah kehadiran Ivan, istrinya berubah menjadi sosok yang mudah marah dan menyalahkan semua hal yang membuat Ivan menjadi autis.

• Sekarang istrinya adalah figur yang sudah lebih sabar dan mau menerima kenyataan bahwa hadirnya anak autis di dalam kehidupan rumah tangga mereka bukanlah hal yang terburuk

• Biasanya penolakan akan berangsur-angsur menjadi penerimaan dan akhirnya mencintai ketika kita mulai

melakukan interaksi dengan anak kita yang autis (Prasetyono, 2008).

• Dalam menerima

kehadiran anak dengan gangguan autisme, beragam hal terjadi pada

diri orangtua. Orangtua biasanya stres, kecewa, patah semangat, mencari pengobatan keman-mana, serba khawatir terhadap masa depan anaknya dan lain-lain (Widihastuti, 2007).

13 Egalitarian Role Tidak ada pembagian peran khusus di dalam rumah tangga. Pelaksanaan peran dan tanggung jawab dilaksanakan sebagaimana mestinya

Menurut Sadli (Anggraini,

1995) perkawinan merupakan perpaduan dan

interaksi antara dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai peranan sendiri-sendiri sebagai suami istri.

14 Gambaran kepuasan perkawinan repsonden

Hendrie merasa puas dengan kehidupan perkawinannya karena ia dan istrinya menjadi lebih dekat