• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Persampahan

Timbulan air limbah tahun

2. Proses pengangkutan sampah ke TPS/TPA.

6.4.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan

Analisis proyeksi timbulan sampah dihitung berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2014-2019, sehingga didapatkan proyeksi timbulan sampah tahun 2014-2019 sebagai berikut:

Dasar perhitungan proyeksi timbulan sampah adalah sebagai berikut:

(1) Sumber timbulan sampah yang dihitung adalah : domestik, pasar, industri, perkantoran dan jalan serta taman.

(2) Laju timbulan sampah wilayah perkotaan adalah 2 liter/orang/hari untuk domestik, laju timbulan sampah untuk pasar dengan konversi terhadap jumlah penduduk adalah sebesar 0,3 liter/orang/hari, laju timbulan sampah daerah komersial sebesar 0,06 liter/orang/hari konversi terhadap jumlah penduduk, laju timbulan sampah industri adalah 0,12 liter/orang/hari konversi terhadap jumlah penduduk dan laju timbulan sampah jalan dan taman adalah sebesar 0,08 liter/orang/hari konversi terhadap jumlah penduduk.

(3) Target pencapaian pelayanan di masing-masing sumber timbulan sampah untuk wilayah perkotaan adalah 80% dan perdesaan adalah 60%.

(4) Peningkatan pelayanan sampah yang diangkut ke TPA ditentukan dengan memperhatikan tingkat pelayanan eksisting dan setiap tahun diproyeksikan terjadi

kenaikan hingga tercapainya target dan sasaran yang ditetapkan dengan merujuk kepada Millenium Development Goals dan Kepmen PU No.21 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Bidang Persampahan.

(5) Penetapan proyeksi timbulan sampah dibagi dalam wilayah pelayanan perkotaan dan perdesaan

Tabel 6.37 Proyeksi Tiimbulan Sampah Kab. Sumbawa Barat

Uraian Proyeksi

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Timbulan

sampah (m3/hari) 305 345 390 441 498

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Jumlah TPS dihitung dari volume sampah dibagi kapasitas TPS. Sehingga dari proyeksi jumlah timbulan sampah, didapat kebutuhan TPS di Kabupaten Sumbawa Barat sebagai berikut:

Tabel 6.38 Jumlah Kebutuhan TPS di Kabupaten Sumbawa Barat

Uraian Proyeksi 2011 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah Timbulan sampah (m3/tahun) 66.880.512.000 74.819.306.880 84.545.816.774 95.536.772.955 107.956.553.439 121.990.905.386 137.849.723.087 TPS 223 249 282 319 360 407 460

Sumber: Hasil Analisis, 2014

6.4.2.4 Program dan Kriteria Penyiapan

Berdasarkan kondisi eksiting dan isu permasalahan yang diangkat pada pengembangan

persampahan di Kabupaten Sumbawa Barat maka akan disusun program dan kegiatan yang kiranya dapat mengatasi isu permasalahan dan menjawab tantangan mengenai persampahan di Kabupaten Sumbawa Barat. Berikut adalah program dan kegiatan yang telah dikumpulkan selama FGD:

(1) Pengadaan dan Penimbunan Tanah Timbunan

(2) Penyediaan Prasarana TPS

(3) Peingkatan TPA Batu Putih (Kertasari)

(4) Peningkatan TPA Batu Putih

(5) Review Penyusunan Masterplan Persampahan skala Kab/Kota

(6) Penyusunan Ranperda Persampahan Kabupaten Sumbawa Barat

(7) Pembangunan Persampahan Terpadu 3R Kec. Taliwang

(9) Pembangunan Persampahan Terpadu 3R Kec. Taliwang

(10) DED Pembangunan Air Limbah di Kawasan Strategis Kabupaten (11) Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Kec. Maluk (12) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec. Jereweh

(13) Pembangunan Persampahan Terpadu 3R Kec. Taliwang (14) Penyediaan Sarana Alat Berat (Bulldozer dan excavator) (15) Kajian Naskah Akademik Penyusunan Ranperda Sampah

(16) Pengadaan kontainer terpisah untuk sampah organik dan anorganik (17) Pengadaan kontainer terpisah untuk sampah organik dan anorganik (18) Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW (KSM)

(19) Sosialisasi dan Pembinaan tentang Sistem Pengelolaan Sampah dipasar, sekolah, perkantoran dan fasilitas publik lainnya

(20) Pembentukan kelembagaan pengelolaan persampahan oleh masyarakat

Berdasarkan SSK Kab. Sumbawa Barat (2011), Strategi Penanganan Limbah Padat (Persampahan) meliputi:

A. Penanganan persampahan kabupaten Sumbawa Barat melalui pengelolaan sampah terpadu :

 Pengaturan pengelolaan sampah dengan fungsi, tugas dan tanggung jawab yang

jelas.

 Teknik operasional sampah dilakukan secara terpadu melalui pewadahan,

pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir sampah.

 Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan

persampahan kawasan.

 Perlakuan hukum untuk menunjang keberhasilan dalam pengelolaan sampah.

B. Penanganan sistem pembuangan akhir sampah yang tidak mencemari lingkungan sekitarnya dengan upaya efisiensi lahan dan pemanfaatan sisa sampah agar lebih berguna dengan metode yang tepat guna:

 Pengolahan sampah yang dapat mereduksi timbulan sampah sebesar 30% serta

pemanfaatan sisa sampah untuk memperbaiki struktur serta kinerja tanah pada lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang kurang subur serta kegiatan penghijauan.

 Penetapan lokasi dan kebutuhan lahan pembuangan akhir sampah sesuai

dengan kriteria dan dilakukan proteksi terhadap lechate (air sampah) dan gas dengan metode yang tepat.

 Penetapan kawasan 10 km dari TPA sebagai Kawasan Rawan Pencemaran

Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

 Pembatasan budidaya dan atau permukiman ( yang sudah ada ) di kawasan

Garis Sempadan TPA untuk menghindari dampak pencemaran sampah.

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimun (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi. Terdapat 2 kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Sumbawa Barat, terdapat 3 (tiga) zona yang dapat diilustrasikan sebagai berikut :

 Zona 1, merupakan area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yakni dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 60% cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan. Terdapat di 10 Desa/Kelurahan(di Kecamatan Seteluk).

 Zona 2, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka waktu menengah dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA. Termasuk layanan sapuan jalan. Terdapat di 4 desa/Kelurahan dalam zona ini, yaitu: Dasan Anyar, Belo, Goa, Beru.

 Zona 3, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka waktu pendek dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA. Termasuk layanan sapuan jalan. Terdapat di 21 desa Kelurahan (di Kec Taliwang dan Maluk) dalam zona ini juga merupakan area padat dan kawasan bisnis (Central Business District/CBD).

 Zona 4, merupakan area yang dilayani seperlunya dalam jangka waktu panjang. Terdapat di 8 desa/Kelurahan dalam zona in, yaitu:Sekongkang Bawah, Sekongkag Atas, Ai Kangkung, Tongo, Tantar, Talonang Baru, Kemuning.

Skenario pengelolaan persampahan Kabupaten Sumbawa Barat dapat dijabarkan sebagai berikut sesuai kondisi wilayahnya, yaitu :

Sesuai dengan flow diagram di atas, bantuan teknis yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan dokumen Masterplan Persampahan Kabupaten Sumbawa Barat hingga tahun

pelayanan 2033 sesuai jangka waktu 5, 10 dan 25 tahun disusun dalam bentuk program

mendesak, jangka menengah dan jangka panjang.

2. Pengadaan sarana dan prasarana persampahan sesuai roadmap hasil studi masterplan persampahan agar tercapai kebutuhan ideal antara volume sampah yang akan ditangani dengan sarana dan prasarana persampahannya

3. Menyusun program kerjasama persampahan dengan pihak swasta dalam bentuk Kerja

Sama Operasi (KSO) Pemda – Swasta untuk melayani sampah diluar jangkauan dinas

kebersihan Kabupaten Sumbawa Barat.

4. Melakukan studi tarif layanan persampahan Kabupaten Sumbawa Barat mengetahui besar biaya pengelolaan sampah sekaligus tarif persampahan yang layak sesuai kemampuan finasial warga dalam membayar layanan persampahan ini.

Proyeksi Timbulan Sampah mataram 622 m3/hari

Volume Sampah

Terlayani 497,8

m

3

/hari

Pengelolpatena

an

sampah

secara

offsite

system sebesar

124,4 m

3

/hari

TImbulan sampah secara Swakelola masyarakat 149,28 m3/hari Volume sampah yang harus dilayani oleh PEMDA Mataram sebesar 348,32 m3/hari.