• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan perundang-undangan

Jumlah Penduduk Penduduk terlayan

NO RINCIAN KEGIATAN SUMBER PEMBIAYAAN (RP x 1000)

B. Lingkup Pengelolaan Air Limbah

3. Peraturan perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum dan belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam sistem pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah.

4. Kelembagaan

Kelembagaan meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah, belum terpisahnya fungsi

5. Pendanaan

Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah.Selain itu adalah rendahnya tarif pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang air limbah.Setiap Kabupaten/Kota wajib merumuskan isu strategis yang ada di daerah masing-masing. Isu strategis dalam pengembangan air limbah menjadi dasar dalam pengembangan infrastrukturair limbah dan akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) yang lebih berpihak kepada pencapaian MDGs, yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional.

Berikut adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di Kabupaten Sumbawa Barat berdasarkan SSK Kab. Sumbawa Barat (2-011) antara lain:

Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah untuk Pengelolaan air limbah adalah;

1. Belum adanya peraturan daerah terkait pengelolaan air limbah menunjukkan dukungan dan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam pengelolaan air limbah belum optimal sehingga ke depan diharapkan adanya dukungan konkrit dengan lahirnya berbagai aturan atau peraturan daerah sehingga pelaksanaan dan pengelolaan air limbah lebih baik, baik pada tingkat pelaksanaan maupun tingkat pengawasannya.

2. Belum adanya wadah IPAL sehingga pengelolaan air limbah belum bisa di dioptimalkan untuk menjadi tempat pengolahan air limbah baik dari sisi teknis operasional, sumber daya pengelola maupun pendanaan. Pengembangan pengelolaan air limbah skala komunal harus dioptimalkan.

3. Perlu di bangun IPAL untuk menunjang pengelolaan air limbah sehingga untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam pengelolaan air limbah sehingga bisa lebih optimal.

4. Belum tersentuhnya sector air limbah sebagai salah satu program dalam kebijakan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan di daerah sehingga ke depan diharapkan sector ini bisa mendapat perhatian yang serius.

Dalam aspek kebijakan keuangan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan untuk pengelolaan Air Limbah adalah:

1. Pemerintah Kabupaten berkomitmen untuk membangun IPAL sehingga pengelolaan air limbah menjadi lebih baik dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang cepat berubah.

1. Pengelolaan air limbah perlu dioptimalkan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan swasta.

2. Mempersiapkan perangkat untuk menggali pendanaan dari berbagai sumber yaitu Pemerintah maupun negara donor yang saat ini sedang berkomitmen untuk membantu dalam pengelolaan air limbah.

Dalam aspek komunikasi, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan untuk pengelolaan Air Limbah adalah:

1. Masih belum optimalnya penyampaian tentang air limbah kepada masyarakat menjadikan pemahaman masyarakat untuk mengelola air limbah masih rendah. 2. Perlunya Intensitas beberapa media baik milik pemerintah daerah maupun swasta

yang membuat program-program promosi terkait pengelolaan air limbah menjadi modal besar dalam kampanye peningkatan kesadaran seluruh masyarakat terhadap pengolahan air limbah.

3. Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli pada pengelolaan air limbah sangat mendukung dalam upaya peningkatan kesadaran seluruh stake holder untuk bersama melakukan pengelolaan air limbah.

4. Menggerakan seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk kampanye air limbah terutama di sekolah-sekolah melalui berbagai program seperti sanitasi sehat sejak dini melalui lembaga pendidikan.

Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan untuk pengelolaan Air Limbah adalah:

1. Kesadaran beberapa pihak swasta yang melakukan pengolahan air limbah skala kawasan menjadi contoh bagi kawasan lain untuk melakukan hal yang sama.

2. Mengembangkan usaha penyedotan air limbah dengan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk mencegah pencemaran oleh air limbah.

3. Keterlibatan pihak swasta sangat dibutuhkan dalam pengelolaan air limbah yang selama ini partisipasinya belum dirasakan manfaatnya.

Dalam aspek peran pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan untuk pengelolaan Air Limbah adalah:

1. Peran serta masyarakat baik melalui Ormas, LSM, Pers menjadi sangat penting dalam menyampaikan aspirasi terkait tentang urgensinya masalah air limbah.

2. Peran serta masyarakat terutama perwakilan rakyat di DPRD untuk menyuarakan masalah air limbah akan sangat efektif.

3. Masyarakat belum menyadari bahwa ada hak untuk memperoleh pelayanan air limbah untuk menjaga lingkungan tetap sehat.

4. Pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan air limbah belum optimal karena penyakit akibat pencemaran air limbah dianggap biasa.

5. Belum memaksimalkan pengarusutamaan gender/ kesetaraan gender dalam perencanaan program pembangunan.

6. Belum optimalnya ketersediannya anggaran dalam program pembangunan air limbah.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman

Upaya pelestarian lingkungan melalui penanganan pembuangan limbah cair rumah tangga (grey water) di Kabupaten Sumbawa Barat belum dilakukan secara optimal, masih banyak dijumpai pembuangan air limbah secara sembarangan.

Tidak sedikit pembuangan limbah cair rumah tangga melalui saluran selokan atau langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan sebelumnya.

Di Kabupaten Sumbawa Barat juga mengenal Saluran Pengelolaan Air Limbah (SPAL) ini terbukti dari tabel dibawah ini, yang menunjukan Rumah yang dipantau 62.70 % dan rumah dengan SPAL 62.93 %.

Kondisi umum penanganan limbah cair rumah tangga di Sumbawa Barat adalah mempergunakan sistem setempat (onsite system) berupa septic tank, namun juga dijumpai penggunaan cubluk di beberapa tempat. Sampai saat ini Sumbawa Baarat belum memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat berupa IPAL maupun IPLT dikarenakan kondisi daerah yang tidak memungkinkan untuk dibangun sistem ini. Walaupun demikian, dibeberapa lokasi sudah dibangun sistem komunal untuk melayani satu kawasan pemukiman, kawasan pesantren maupun industri lainnya melalui melalui program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas).

Pengelolaan Air Limbah Keluarga dengan kepemilikan Saran Sanitasi Dasar juga menunjukan bahwa sarana sanitasi dasar Tahun 2010 yaitu 62.93 % mengalami kenaikan dari 2(dua) tahun sebelumnya.

Berikut ini adalah gambaran secara umum kondisi eksisting sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini di Kabupaten Sumbawa Barat masing-masing baik pada aspek teknis maupun pada aspek non teknis pendukung.

a) Prosentase penggunaan jamban yang memenuhi syarat kesehatan mencapai 75.06% di tahun 2010, di tahun 2009 sebasar 73.691 % Sedangkan ditahun 2008 sebesar 67.27 %, artinya masyarakat sudah mulai berlaku hidup sehat terlihat dari jamban sehat yang dimiliki oleh masyarakat, walaupun ada kekurangan persentase dirumah sehat, namun ini bisa dikatakan ada keinginan dari masyarakat untuk mau meningkatkan berprilaku hidup sehat.

b) Sebagian besar jamban menggunakan septic tank yang telah sesuai standar namun masih banyak yang tidak dilakukan penyedotan bahkan pada saat hujan deras dilakukan pengosongan dan dibuang ke saluran air terbuka bersama air hujan. c) Sebagian besar masyarakat masih membuang air limbah (cuci dan mandi) ke

drainase termasuk di kawasan pusat kota kabupaten dan perumahan mewah lainnya.

d) Kesadaran masyarakat untuk melakukan penyedotan tinja (karena belum ada alatnya) dan minimnya usaha sedot septi tank menjadi salah satu kendala pengolahan air limbah. Usaha penyedotan tinja yang ada masih membuang ke lahan terbuka tanpa pengolahan terlebih dahulu.

Tabel 6.29 Rekapitulasi Jumlah dan Prosentase Rumah yang Menggunakan SPAL dirinci Menurut Puskesmas Pada Kab. Sumbawa Barat Tahun 2010

Jumlah % Jumlah % Poto Tano 2.245 720 32.07 458 63.61 Seteluk 3.817 3796 99 1329 35.01 Taliwang 10.233 4061 39.69 2696 66.39 Desa Beru 2.955 2828 96 1830 64.71 Brang Ene 1.300 747 57.46 643 86.08 Jereweh 3.454 3454 100 2731 79.07 Maluk 2.749 913 33.21 693 75.90 Sekongkang 1.678 1308 78 839 64.14 TOTAL 28.431 17.827 62.70 11.219 62.93

Rumah Dipantau Rumah Dengan SPAL

Puskesmas

Jml Rmh yang ada

Sumber : SSK Kab.Sumbawa Barat Tahun 2011

Tabel 6.30 Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar dalam hal Pengelolaan Air Limbah menurut Kecamatan Kabupaten Sumbawa Barat

Tahun 2010 Jml. KK Diperiksa Jml. KK Memiliki Jml. Sehat % KK Memiliki % Sehat 1 Poto Tano Poto Tano 2.596 720 2245 458 32.07 63.61 2 Seteluk Seteluk 4.436 3.796 3817 1329 99.45 35.01 3 Taliwang Taliwang 11.278 4.061 10233 2696 39.69 66.39 4 Brang Rea Desa Beru 3.456 2.828 2955 1830 95.70 64.71 5 Brang Ene Brang Ene 1.513 747 1300 643 57.46 86.08 6 Jereweh Jereweh 3.454 3.454 3454 2731 100.00 79.07 7 Maluk Maluk 2.875 913 2749 693 33.21 75.90 8 Sekongkang Sekongkang 1.887 1.308 1678 839 77.95 64.14 31.495 17.827 28.431 11.219 62.70 62.93 29.836 16.258 16180 10.074 99.52 61.96 29.013 14.952 24.268 9.116 61.61 53.36

Pengelolaan Air Limbah

Tahun 2009 Tahun 2008

Jumlah

Kecamatan Puskesmas Jumlah KK No

Sumber : SSK Kab.Sumbawa Barat Tahun 2011

Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tahun 2010 mengalami kenaikan dari Persentase Pengelolaan Air limbah Sehat yang dimiliki oleh Puskesmas di masing-masing Kecamatan. Terliahat jelas dengan adanya fakta tabel diatas bahwa masyrakat Kabupaten Sumbawa Barat sudah mulai menyadari pentingnya memiliki pengelolaan Air Limbah yang sehat.

6.4.1.3 Analisis Kebutuhan Air Limbah

Analisis proyeksi timbulan air limbah dihitung berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2014-2019, sehingga didapatkan proyeksi timbulan air limbah tahun 2014-2019 sebagai berikut:

Tabel 6.31 Proyeksi Tiimbulan Air Limbah Kab. Sumbawa Barat

Uraian Proyeksi 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Penduduk 124.402 127.723 131.133 134.634 138.229 141.919 Jumlah Timbulan air limbah (m3/hari) 7,226 7,404 8,098 8,299 8,505 7,226 Sumber: Hasil Analisis, 2014

Pada analisis kebutuhan prasarana air limbah berdasarkan jumlah proyeksi perumahan di Kabupaten

Sumbawa Barat yang didasarkan pada jumlah penduduk berdasarkan data BPS pada tahun 2012 –

2014.Berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang dilakukan, maka dapat diketahui jumlah kebutuhan perumahan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat hingga tahun 2019 dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 6.32 Hasil Proyeksi Kebutuhan Prasarana Air Limbah Perumahan di Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2014 – 2019

JUMLAH PENDUDUK