• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Drainase

Timbulan air limbah tahun

2. Proses pengangkutan sampah ke TPS/TPA.

6.4.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Drainase

Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah:

1. Belum adanya koordinasi yang baik antara beberapa instansi atau lembaga dalam pembangunan terkait drainse, berbagai permasalahan dalam perbaikan terhadap berbagai saluran dan pipa-pipa di PDAM banyak yang perlu dibenahi akibat banyaknya kebocoran dan kerusakan yang ada.

2. Belum terbangunya persepsi yang sama terhadap berbagai lembaga dalam menentukan kebijakan pembangunan system drainase yang terpadu, menyeluruh dan terencana.

3. Belum adanya Peraturan Daerah yang tegas untuk drainase lingkungan.

4. Lemahnya supervisi dan evaluasi pembangunan terkait implementasi pembangunan drainase dan pengendalian banjir.

5. Kurangnya SDM di lembaga terkait.

Dalam aspek kebijakan keuangan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah : 1. Rendahnya kemampuan pendanaan menyebabkan pembangunan dan pengelolaan

drainase belum menyeluruh, terpadu dan optimal.

2. Peluang pendanaan yang bersumber dari pemerintah pusat dan negara donor belum dioptimalkan

Dalam aspek komunikasi, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah:

1. Minimnya penyuluhan dan sosialisasi tentang masterplan drainase dan fungsi drainase.

2. Minimnya penyuluhan tentang sasaran dan rencana kegiatan pembangunan drainase

3. Minimnya penyuluhan dan sosialisasi terhadap pengusaha pengembang perumahan dan industry maupun pengusaha konstruksi.

4. Rendahnya sosialisasi dan kerja sama dengan pihak swasta,LSM termasuk media komunikasi menjadi kendala terhadap minimnya pemahaman akan kesadaran berpartisipasi dalam pengelolaan drainase.

Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan dalam hal ini adalah:

1. Pihak swasta belum berperan penting terhadap pembangunan dan pemeliharaan drainase, masih banyak yang memandang bahwa drainase merupakan tanggung jawab pemerintah.

2. Rendahnya peran pihak swasta dalam pemeliharaan drainase di sekitar lokasi usaha.

3. Rendahnya kesadaran dan tanggung jawab sosial pihak swasta dalam kebijakan investasi maupun manajemennya untuk berperan membangun, menjaga dan memelihara sistem drainase yang baik khususnya untuk masyarakat sekitar lokasi maupun Kabupaten Sumbawa Barat pada umumnya.

Dalam aspek peran pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah :

1. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di saluran masih rendah.

2. Rendahnya peran masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan drainase. Masih banyak pembangunan pemukiman di wilayah DAS dan saluran drainase. 3. Belum memaksimalkan pengarusutamaan gender/ kesetaraan gender dalam

perencanaan program

Isu teknis operasional pengelolaan drainase:

1. Kondisi topografi yang terjal di bagian hulu dan relatif landai dibagian hilir

2. Kondisi tanah yang mudah tererosi dan kemudian mengendap dalam saluran sehingga mengurangi kemampuan saluran untuk mengalirkan debit banjir.

3. Global warming menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Hal ini menyebabkan kenaikan aliran balik pada saluran drainase. Sungai/saluran tidak dapat mengalir jika banjir dating bersamaan dengan air laut pasang.

4. Saluran pembuang terganggu akibat penyempitan penampang sehingga kapasitas alirnya berkurang dan kebiasaan perilaku masyarakat yang membuang sampah ke saluran.

5. Dimensi rencana saluran drainase masih belum optimal/ideal.

6. Belum adanya juklak, juknis dan standardisasi teknis yang memadai terkait pembangunan drainase yang komprehensif.

6.4.3.2.1

Analisis Kebutuhan Drainase

Untuk menentukan kebutuhan drainase serta menjawab permasalahan drainase di Kabupaten Sumbawa Barat, berikut ini adalah penentuan zona dan sistem drainase di Kabupaten Sumbawa Barat:

Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kelurahan, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut :

 Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko yang relatif kecil yang dapat diatasi dalam jangka panjang mencakup 6 desa/kel, yaitu: Mura, Kalimatong, Lampok, Menemeng, Mujahidin, Mataiyang.

 Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka menengah dan panjang. yang masuk dalam zona ini Desa Sapugara Bre, Beru, Tepas dan lain-lainya.

 Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena merupakan kawasan padat dan kawasan bisnis (Central Business District/CBD) yang harus diatasi dalam jangka pendek. Zona ini mencakup 16 Desa. (di Kec Taliwang).

6.4.3.3 Program dan Kriteria Penyiapan

Berdasarkan kondisi eksiting dan isu permasalahan yang diangkat pada pengelolaan drainase di Kabupaten Sumbawa Barat maka akan disusun program dan kegiatan yang kiranya dapat mengatasi isu permasalahan dan menjawab tantangan mengenai pengelolaan drainase di Kabupaten Sumbawa Barat. Berikut adalah program dan kegiatan yang telah dikumpulkan selama FGD:

(1) Pembangunan Sistem Drainase Primer Zona III Sumbawa Barat (2) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec Brang Rea

(3) DED Pembangunan drainase kawasan Perdesaan dan Pesisir (4) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec. Seteluk

(5) Pembangunan Persampahan Terpadu 3R Kec. Taliwang (6) Penyusunan DED Persampahan

(7) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec Senteluk (8) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec. Maluk (9) Pembangunan Persampahan Terpadu 3R Kec. Taliwang (10) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec Jereweh (11) Kajian Naskah Akademik Penyusunan Ranperda Drainase (12) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec. Brang Rea (13) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec Maluk (14) Pembangunan Sistem Drainase Primer Kec. Jereweh (15) Pembangunan Persampahan Terpadu 3R Kec. Taliwang (16) Penyediaan Sarana Alat Berat (Bulldozer dan excavator)

(17) Sosialisasi Pembangunan drainase kawasan Pedesaan dan Pesisir (18) Sosialisasi Pembangunan drainase Ibu Kota Kecamatan

(19) Sosialisasi Pembangunan drainase perkotaan (20) DED Pembangunan drainase Ibu Kota Kecamatan

Berdasarkan SSK Kab. Sumbawa Barat (2011), Stategi Penanganan Drainase Lingkungan meliputi:

1. Pengaturan Sistem Tata Air Kabupaten Sumbawa Barat.

a. Mengembangkan Das Sebagai Daerah Tangkapan Air Hujan Dan Rawa- Rawa Serta Pesisir Laut

 Konservasi kawasan sungai di perbukitan (hulu sungai) dari masing- masing DAS Sungai melalui pengamanan sekitar DAS.

 Penataan / Penanganan kawasan dataran sungai (hilir sungai) dari masing-masing DAS Sungai dan memaksimalkan fungsi rawa terhadap ekologi daratan, melalui normalisasi penampang sungai dan penyediaan fasilitas drainase. untuk mengatasi banjir dan mengatasi ekologi rawa-rawa daratan

 Penataan / Penanganan terhadap Kawasan Pesisir sungai melalui konservasi kawasan pesisir dan penyediaan fasilitas bangunan pesisir pantai, untuk pengendalian pasang surut dan ekologi pantai

b. Meningkatkan Kondisi Hutan Lindung Sebagai Daerah Resapan Air

 Konservasi hutan lindung dengan meningkatkan fungsi hutan lindung

 Pencegahan penebangan / perambahan hutan lindung

 Mengendalikan ekplorasi tambang dikawasan hutan lindung

 Penataan potensi sistem Tata Air

2. Pengaturan Sistem Drainase Kabuapten Sumbawa Barat. a. Pengendalian Terhadap Bahaya Banjir

 Penataan/Penanganan Sistem Drainase berdasarkan fungsi dari nomenklatur

 Mengendalikan sedimentasi yang cukup tinggi dengan membuat Check Dam di beberapa wilayah aliran sungai

 Penataan / Penanganan Sistem Drainase.

 Pengembangan daerah kawasan pemukiman, meliputi membuat sistem resapan di kawasan Areal B (area perumahan).

 Mengendalikan sistem aliran buangan air hujan / banjir Kawasan b. Pengaturan Sistem Drainase Di Perumahan Dan Permukiman

 Penataan / Penanganan Sistem Drainase di areal perumahan dan pemukiman

 Pengembangan sistem penghijauan kota daerah kawasan pemukiman, juga meliputi membuat sistem Resapan di kawasan Areal B (Daerah Perumahan)

 Mengendalikan sistem limbah air buangan (limbah Rumah tangga) dengan air hujan/ banjir Kawasan

 Mengendalikan pengembangan pemukiman dan perumahan yang cukup tinggi di beberapa wilayah aliran hulu sungai dan bantaran sungai c. Pengembangan Daerah Aliran Sungai Sebagai Daerah Tangkapan Air

 Konservasi kawasan perbukitan sungai (Hulu Sungai) dari Masing- Masing DAS Sungai melalui pengamanan sekitar DAS.

 Penataan/Penanganan kawasan dataran sungai (Hilir Sungai) dari Masing - Masing DAS Sungai melalui normalisasi penampang sungai dan penyedian fasilitas drainase di Areal B. Untuk mengatasi Banjir

 Penataan/Penanganan terhadap Kawasan Pesisir sungai (Outlet Sungai) melalui konservasi kawasan pesisir dan penyediaan fasilitas bangunan pesisir pantai, Untuk pengendalian pasang surut