• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Persampahan

Timbulan air limbah tahun

6.4.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Persampahan

Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah:

1. Terbentuknya Badan Lingkungan Hidup sebagai pananggungjawab dalam pengolahan sampah skala Kabupaten.

2. Khusus pengelolaan TPA Batu Putih Kecamatan Taliwang, perlu dibentuk UPTD TPA Batuh Putih sehingga sistim pengelolaannya dapat berjalan lebih baik.

3. TPA Batuh Putih Taliwang menjadi salah satu pusat penilaian pengelolaan persampahan kabupaten menjadi sangat prioritaskan.

4. Perlu adanya Perda yang mengatur tentang pengelolaan sampah sehingga pengelolaan sampah di daerah bisa lebih optimal karena selama ini kebanyakan masyarakat belum menyadari akan pentingnya pengelolaan persampahan.

5. Perlunya adanya pola pengelolaan sampah dengan memperhatikan keberhasilan lingkungan sekitar serta perlu melakukan pengolahan sampah (3R).

6. Keterlibatan LSM yang sangat peduli terhadap permasalahan persampahan sangat membantu dalam kerangka pemberdayaan masyarakat untuk mengolah sampah. 7. Perlu adanya muatan kebersihan lingkungan dalam mata pelajaran muatan lokal

perlu terus dikembangkan sehingga pengelolaan sampah bisa dilakukan sejak usia dini.

Dalam aspek kebijakan keuangan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah : 1. Pengelolaan persampahan yang selama ini di KSB terutama di Batuh Putih Taliwang

di bawah tanggungjawab Badan Lingkungan Hidup, yang selama ini dengan cara yang gratis.

2. Belum ada pengelolaan retribusi sampah yang baik, ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat untuk mewujudkan pelayanan sampah ke seluruh lapisan masyarakat dengan membuat peraturan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang berubah dan semakin maju.

3. Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat harus mempersiapkan perangkat terutama dokumen perencanaan yang strategis untuk menjaring berbagai peluang kerja sama dengan daerah lain, baik dalam pembelajaran dalam pengelolaan persampahan dan sumber pendanaan lainnya baik resmi dari pemerintah maupun negara donor yang saat sangat memperhatikan masalahan persampahan.

Dalam aspek komunikasi, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah:

1. Pemasangan plang dan spanduk-spanduk untuk mengajak masyarakat menjaga kebersihan perlu diperbanyak diberbagai tempat yang strategis.

2. Penyampaian pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah perlu dilakukan melalui seluruh media massa yang ada di daerah.

3. Beberapa lomba yang mengajak untuk lebih perduli terhadap kebersihan dalam rangka antisipasi perubahan iklim harus terus dikembangkan sehingga lebih banyak kelompok yang memahami pentingnya pengelolaan sampah.

4. Peningkatan kerjasama dengan LSM dalam pengelolaan persampahan harus terus diperluas.

Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan dalam hal ini adalah:

1. Pemberdayaan kelompok masyarakat yang telah melakukan pengelolaan sampah harus didukung melalui program-program pengembangan dan pemasaran produk- produk hasil pengolahan sampah.

2. Perlu adanya pihak swsta/perusahaan yang melakukan operasi pengolahan sampah dengan mempermudah proses perizinan.

3. Penghargaan kepada pihak swasta yang peduli persampahan dan kelompok yang telah melakukan pengolahan sampah secara mandiri.

4. Merancang peluang kerjasama pemanfaatan sampah yang dikelolan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan beberapa pihak swasta terutama hotel dan perusahaan besar yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.

Dalam aspek peran pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah :

1. Peran serta masyarakat seperti di Desa Mujahidin BrangEne bisa menjadi contoh bagi kelurahan lain untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga menjadi lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat.

2. Kerja bakti yang dilaksanakan oleh beberapa RT menjadi peluang pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

3. Perlu sosialisasi intensif agar memahami masyarakat akan pentingnya dalam melakukan pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga.

4. Belum memaksimalkan pengarusutamaan gender/ kesetaraan gender dalam perencanaan program pembangunan.

Isu teknis pengolahan sampah meliputi:

1. TPA Batuh Putih Tailwang belum berfungsi secara optimal sehingga keberadaannya hanya sebagai tempat pembungan saja tanpa ada pengolahan lebih lanjut.

2. Belum adanya penataan di TPA Batuh Putih sangat membahayakan kesehatan masyarakat sekitar.

3. Belum adanya iuran pengelolaan sampah, sehingga dampak tidak adanya pengelolaan secara baik oleh pihak pemerintah maupun swasta dan masyarakat masih rendah kesadarannya.

4. Belum meratanya sarana dan prasarana pengelolaan sampah menyebabkan pelayanan sampah di beberapa kawasan belum optimal.

5. Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana pengangkutan sampah masih menjadi kendala dalam pengolahan sampah.

6. Pengolahan sampah untuk perumahan formal belum optimal. 7. Pemanfaatan TPS tidak optimal.

Kondisi Eksisting Persampahan

Salah satu permasalahan utama yang sering menjadi isu lingkungan yang utama adalah masalah sampah. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah untuk mengelola sampah agar tidak mengganggu kegiatan masyarakat serta tidak merusak estetika. Pemda Sumbawa Barat,dalam hal menerapkan 2 sistem pengelolaan, dengan sistem individual langsung yaitu dengan menampung sampah di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) untuk kemudian diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) oleh dump truck, dan dengan sistem individual tak langsung yaitu sampah dikumpulkan di kontainer (yang diletakkan di tempat-tempat tertentu, misalnya di sekitar pasar atau kompleks pemukiman) oleh petugas pengangkut sampah yang setelah itu dibawa ke TPA dengan menggunakan arm roll.

Pemda Sumbawa Barat telah mulai mencoba menerapkan metode pemisahan sampah organik dan sampah anorganik di beberapa tempat di Kabupaten Taliwang terutama di instansi pemerintah. Sampah yang telah dipisahkan tidak diolah lagi dan tetap dibuang ke TPA (open dumping) yang sama menggunakan dump truck. Namun demikian, belum ada tindak lanjut dari metode ini.

TPA sampah di Sumbawa Barat terdapat di desa Batu Putih Kecamatan Taliwang dan belum dilengkapi oleh IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) karena masih menggunakan sistem open dumping (penimbunan terbuka). Instalasi IPAL ini sebenarnya bermanfaat untuk mengolah air lindi yang berasal dari tumpukan sampah sehingga tidak mencemari lingkungan di sekitarnya.

Pemerintah telah menyediakan 233 unit TPS yang tersebar di seluruh kecamatan di Sumbawa Barat dan 13 kontainer yang tersebar di titik-titik yang banyak menghasilkan sampah. Rata-rata volume timbunan sampah yang terus meningkat tiap tahunnya merupakan akibat dari pertambahan jumlah penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Walaupun secara kuantitatif belum terdata, namun dengan meningkatnya jumlah penduduk maka dapat diprediksi bahwa jumlah timbunan sampah juga akan meningkat.

Resiko penyebaran berbagai penyakit akan meningkat jika tidak segera dilakukan upaya pengelolaan pada timbunan sampah. Timbunan sampah juga dapat mengurangi estetika lingkungan dan terganggunya kenyamanan penduduk akibat bau tak sedap yang ditimbulkannya. Dalam beberapa kasus, pengelolaan sampah menimbulkan konflik sosial antar warga yang berkaitan dengan penggunaan lahan untuk tempat penampungan sampah.

Penanganan limbah padat/sampah di Kabupaten Sumbawa barat sudah menjangkau beberapa wilayah di sekitar ibu Kabupaten kabupaten yaitu Taliwang. Volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Taliwang pada tahun 2008 sebanyak 84 m3/hari, perminggu 588 m3, perbulan 30.660 m3. Dari volume sampah sebanyak itu sumber dari pemukiman penduduk, (sampah domestic), pasar pertokoan, tempat hiburan masyarakat, taman, tempat parker serta sarana milik pemerintah lainnya. Sekitar 90% diangkut ke TPA Batuh Putih yang berada di Desa Batuh Putih Kecamatan Taliwang. Sedangkan sisanya yaitu di kelola sendiri oleh masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang dibuang di sungai.

Sistem Pengelolaan Sampah

Pada saat ini pengelolaan sampah di Kabupaten Sumbawa Barat dikelola oleh Badan Lingkungan Hidup. Tapi sebagian besar sampah masih dibuang secara langsung ke sungai- sungai, ditanam maupun dibakar. Pengelolaan sampah di Kabupaten Sumbawa Barat, khususnya di kawasan yang merupakan pusat-pusat perKabupatenan dilakukan dengan proses berikut :