• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. PERAN SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA PADA

5.4. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Produksi

5.4.1. Analisis Keterkaitan Intraregional

Berdasarkan data dari Tabel 12, terlihat bahwa sektor-sektor industri di Kalimantan umumnya memiliki daya penyebaran yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. Sektor industri pengolahan karet (kode 17), industri pengolahan ikan (kode 11) dan industri makanan dan minuman

(kode 12) merupakan tiga sektor yang memiliki nilai daya penyebaran terbesar di Kalimantan. Nilai daya penyebaran sektor industri pengolahan karet sebesar 2.439, artinya bila terjadi peningkatan permintaan akhir pada output sektor ini sebesar satu unit, maka output seluruh sektor ekonomi di Kalimantan akan meningkat sebesar 2.439 unit.

Sementara itu, sektor pertambangan batubara dan pertambangan lainnya yang kontribusinya cukup besar dalam perekonomian memiliki nilai daya penyebaran yang rendah, yaitu sebesar 1.198 (peringkat 31 dari 35 sektor), dengan cara yang sama dapat diartikan apabila terdapat permintaan output sektor ini sebesar 1 unit maka akan mempengaruhi perekonomian Kalimantan hanya sebesar 1.198 unit. Rendahnya keterkaitan sektor pertambangan batubara dan pertambangan di Kalimantan memberikan bukti yang cukup kuat bahwa sektor ini dalam proses produksinya memang tidak banyak memiliki keterkaitan atau tidak banyak menggunakan input yang berasal dari Kalimantan.

Dilihat dari nilai derajat kepekaannya, tertinggi terjadi di sektor perdagangan (kode 27), yaitu sebesar 5.552. Hal tersebut dapat diartikan apabila seluruh sektor ekonomi di Kalimantan meningkat 1 unit maka output sektor perdagangan akan meningkat sebesar 5.552 unit. Dua sektor lainnya yang juga memiliki nilai derajat kepekaan (forward linkage) yang besar adalah sektor pertambangan migas (3.625) dan industri pengolahan migas (3.547). Relatif besarnya nilai forward linkage kedua sektor ini memberikan indikasi bahwa output kedua sektor tersebut banyak digunakan oleh sektor-sektor ekonomi lainnya dalam perekonomian di Kalimantan.

Tabel 12. Keterkaitan ke Belakang dan ke Depan menurut Sektor Produksi di Kalimantan

No. Sektor Produksi Linkage Ranking

Backward Forward Backward Forward

1 Padi 1.464 1.299 26 23

2 Tanaman Bahan Makanan

Lainnya 1.531 1.306 24 22 3 Perkebunan 1.512 1.626 25 14 4 Peternakan 2.392 1.609 4 15 5 Kehutanan 1.583 1.287 23 25 6 Perikanan 1.789 1.737 17 10 7 Pertambangan Migas 1.245 3.625 30 2

8 Batubara dan Pertambangan

lainnya 1.198 1.293 31 24

9 Industri Pengolahan Migas 1.711 3.547 19 3

10 Industri Kelapa Sawit 2.301 1.760 6 8

11 Industri Pengolahan Ikan 2.438 1.081 2 31

12 Industri Makanan dan Minuman

2.426 2.817 3 4

13 Industri Tekstil 1.799 1.222 16 27

14 Industri Alas Kaki 1.000 1.000 33 32

15 Industri Pengolahan Kayu 2.084 1.559 8 17

16 Industri Pulp dan Kertas 1.915 1.642 13 13

17 Industri Pengolahan Karet 2.448 1.377 1 20

18 Industri Petrokimia 1.753 2.141 18 6

19 Industri Semen 1.124 1.000 32 32

20 Industri Dasar Besi dan

Baja 1.838 1.140 14 29

21 Industri Barang-barang dari

Besi dan Baja 1.000 1.000 33 32

22 Indutri Mesin Listrik dan Perlengkapannya

1.000 1.000 33 32

23 Industri Alat Angkutan dan

Perbaikannya 1.670 1.235 21 26

24 Industri Lainnya 1.916 1.132 12 30

25 Listrik Gas dan Air Bersih 2.343 1.677 5 11

26 Konstruksi 1.991 1.514 10 18

27 Perdagangan 1.632 5.552 22 1

28 Hotel dan Restoran 2.189 1.496 7 19

29 Angkutan Darat 1.921 1.749 11 9

30 Angkutan Sungai dan Laut 1.693 1.651 20 12

31 Angkutan Udara 2.000 1.325 9 21

32 Komunikasi 1.412 1.874 27 7

33 Bank dan Lembaga

Keuangan 1.290 2.675 28 5

34 Jasa Pemerintah dan

Kemasyarakatan 1.265 1.162 29 28

35 Jasa Lainnya 1.809 1.575 15 16

Sumber: IRSAM Kalimantan-Non Kalimantan Updating, 2008 (diolah)

Berbeda dengan sektor pertambangan dan industri migas yang memiliki nilai forward linkage yang besar, sektor pertambangan batu bara dan pertambangan lainnya di Kalimantan ternyata memiliki nilai forward linkage yang

rendah, yaitu sebesar 1.293, dapat diartikan apabila seluruh sektor ekonomi di Kalimantan permintaannya meningkat sebesar 1 unit maka sektor ini hanya akan tumbuh sebesar 1.293 unit. Hal ini juga memberikan bukti kuat bahwa sektor ini tidak banyak digunakan oleh sektor ekonomi di Kalimantan. Kondisi ini sejalan dengan fakta yang sebenarnya bahwa produksi tambang di Kalimantan memang sebagian besar ditujukan untuk memenuhi permintaan luar negeri (ekspor).

Untuk dapat melihat posisi relatif nilai daya penyebaran dan derajat kepekaan suatu sektor terhadap sektor ekonomi lainnya, dapat di lakukan dengan cara melihat nilai indeks dari keduanya. Apabila suatu sektor memiliki nilai indeks daya penyebaran yang lebih besar dari 1, berarti sektor tersebut memiliki daya penyebaran diatas rata-rata sektor lainnya, begitu juga halnya dengan indeks derajat kepekaan dapat diartikan dengan cara yang sama.

Selanjutnya, untuk lebih memudahkan analisis, nilai indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan dibuat dalam plot 4 (empat) kuadaran, dengan kriteria sebagai berikut; kuadran I adalah sektor-sektor yang memiliki nilai indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan lebih tinggi 1; kuadran II, merupakan sektor-sektor yang memiliki indeks daya penyebaran dibawah 1 dan indeks derajat kepekaan diatas 1; kuadran III merupakan kumpulan sektor yang memiliki indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan lebih kecil 1 dan kuadran IV merupakan kumpulan sektor-sektor yang memiliki indeks daya penyebaran di atas 1 dan indeks derajat kepekaan di bawah 1. Berdasarkan pengelompokkan tersebut terlihat dalam Gambar 11 bahwa sektor pertambangan batubara dan lainnya di Kalimantan berada pada kuadran III, yang berarti bahwa sektor ini memiliki keterkaitan ke belakang dan ke dapan yang rendah bila dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Sumber: IRSAM Kalimantan-Non Kalimantan Updating, 2008 (diolah)

Gambar 13. Keterkaitan ke Belakang dan ke Depan Menurut Sektor Produksi di Kalimantan

Untuk wilayah non Kalimantan, sektor yang memiliki daya penyebaran tertinggi adalah sektor industri makanan dan minuman yakni sebesar 3.622. Artinya bila terjadi peningkatan permintaan akhir pada output sektor tersebut sebesar 1 unit, maka output seluruh sektor di non Kalimantan akan meningkat sebesar 3.622. Selain sektor industri makanan dan minuman, sembilan sektor lainnya yang memiliki daya penyebaran (backward linkage) tertinggi yakni sektor peternakan (3.544), sektor perkebunan (3.184), sektor industri kelapa sawit (3.173), sektor hotel dan restauran (3.031), sektor angkutan udara (3.024), sektor angkutan darat (2.934), sektor tanaman bahan makanan lainnya (2.791), sektor padi (2.751), dan sektor industri pengolahan karet (2.713).

Di sisi lain, nilai derajat kepekaan tertinggi adalah di sektor perdagangan sebesar 7.893. berarti bahwa jika permintaan akhir terhadap output seluruh sektor

produksi di non Kalimantan meningkat sebesar satu unit, maka output sektor perdagangan akan meningkat sebesar 7.923 unit. Kondisi ini sama dengan apa yang terjadi di Kalimantan, dimana sektor perdagangan memiliki nilai derajat kepakaan yang tinggi.

Tabel 13. Keterkaitan ke Belakang dan ke Depan menurut Sektor Produksi di Non Kalimantan

No. Sektor Produksi Keterkaitan Ranking

Backward Forward Backward Forward

1 Padi 2.751 1.872 9 22

2 Tanaman Bahan Makanan

Lainnya 2.791 2.185 8 16 3 Perkebunan 3.184 2.721 3 8 4 Peternakan 3.544 2.190 2 15 5 Kehutanan 2.502 1.271 17 33 6 Perikanan 2.216 1.792 26 24 7 Pertambangan Migas 1.512 3.710 35 4

8 Batubara dan Pertambangan

lainnya 2.029 2.107 29 18

9 Industri Pengolahan Migas 1.738 3.360 34 5

10 Industri Kelapa Sawit 3.173 2.360 4 13

11 Industri Pengolahan Ikan 2.501 1.697 18 29

12 Industri Makanan dan Minuman 3.622 7.130 1 2

13 Industri Tekstil 2.494 2.446 20 12

14 Industri Alas Kaki 2.625 1.376 12 31

15 Industri Pengolahan Kayu 1.893 1.783 32 25

16 Industri Pulp dan Kertas 2.334 2.109 25 17

17 Industri Pengolahan Karet 2.713 2.094 10 19

18 Industri Petrokimia 1.969 2.939 31 7

19 Industri Semen 2.543 1.072 14 35

20 Industri Dasar Besi dan Baja 2.070 1.575 28 30

21 Industri Barang-barang dari Besi

dan Baja 1.760 1.266 33 34

22 Indutri Mesin Listrik dan

Perlengkapannya 2.538 1.978 15 21

23 Industri Alat Angkutan dan Perbaikannya

2.145 3.308 27 6

24 Industri Lainnya 2.470 1.350 22 32

25 Listrik Gas dan Air Bersih 2.503 2.662 16 9

26 Konstruksi 2.473 1.759 21 27

27 Perdagangan 2.497 7.893 19 1

28 Hotel dan Restoran 3.031 2.002 5 20

29 Angkutan Darat 2.934 2.543 7 10

30 Angkutan Sungai dan Laut 2.680 1.801 11 23

31 Angkutan Udara 3.024 1.741 6 28

32 Komunikasi 2.467 2.475 24 11

33 Bank dan Lembaga Keuangan 2.020 5.118 30 3

34 Jasa Pemerintah dan

Kemasyarakatan 2.567 1.759 13 26

35 Jasa Lainnya 2.468 2.335 23 14

Selanjutnya, sama dengan sebelumnya untuk melihat posisi relatif nilai keterkiatan ke belakan dank ke depan suatu sektor dengan sektor ekonomi lainnya dibuatkan analisis plot 4 kuadran. Untuk ekonomi non Kalimantan, sektor ekonomi yang memiliki nilai indeks keterkaitan ke belakang dan ke depan paling tinggi adalah sektor industri makanan dan minuman, kondisi ini ternyata sama dengan ekonomi Kalimantan. Namun yang berbeda dari Kalimantan adalah sektor-sektor lainnya yang berada di kuadran I adalah; sektor perkebunan; dan sektor angkutan darat. Ini mencerminkan bahwa ketiga sektor di atas merupakan sektor penting yang memiliki kontribusi besar dalam perekonomian di non Kalimantan.

Sumber: IRSAM Kalimantan-Non Kalimantan Updating, 2008 (diolah)

Gambar 14.Keterkaitan ke Belakang dan ke Depan Menurut Sektor Produksi di Non Kalimantan

Sementara itu, sektor pertambangan batubara di non Kalimantan ternyata kondisinya sama dengan apa yang terjadi di Kalimantan. Nilai keterkaitan ke belakang maupun ke depannya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, berada pada kuadran III. Kondisi ini memberikan kita kesimpulan bahwa sektor pertambangan batubara dan pertambangan lainnya di Indonesia tidak memiliki keterkaitan yang kuat baik keterkaitan ke hulu maupun ke hilirnya.

Dokumen terkait