• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

BAB III TEMUAN LAPANGAN

KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

4.5 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona

4.3.4 Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Industri di Zona Industri Palur

Faktor-faktor penawaran yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pada dasarnya meliputi dua aspek, yaitu aspek internal dan aspek eksternal. Aspek internal ini meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pola pemikiran masyarakat yang berkembang tentang pekerjaan. Sedangan aspek eksternal meliputi luas lahan, biaya produksi, pajak lahan, dan penawaran yang tinggi dari pengusaha.

Berdasarkan hasil analisis faktor, variabel-variabel tersebut dikelompokkan menjadi tiga faktor. Faktor yang pertama yaitu faktor internal pemilik lahan pertanian yang meliputi pekerjaan, usia, pola pemikiran pemillik lahan pertanian, pendidikan dan penghasilan. Faktor kedua adalah faktor pertimbangan ekonomis yang meliputi luas lahan, biaya produksi, dan penawaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

yang tinggi dari pengusaha. Sedangkan faktor yang ketiga yaitu faktor intervensi pemerintah yang meliputi pajak lahan.

Seperti halnya pada faktor-faktor permintaan, setiap faktor terbentuk oleh variabel-variabel yang memiliki kesamaan karakteristik yang terkait satu sama lain. Keterkaitan antar variabel dapat dilihat dari tingkatan nilai factor loading hasil dari rotasi faktor yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan keterkaitan variabel untuk setiap faktor yang terbentuk.

4.3.4.1 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian

Dari tabel 4.13, terlihat bahwa pekerjaan, usia, pola pemikiran pemilik lahan, pendidikan, dan penghasilan memiliki katerkaitan yang erat dalam membentuk faktor internal pemilik lahan pertanian.

Berbicara mengenai pekerjaan tidak bisa dilepaskan dari latarbelakang pendidikannya. Mereka yang berpendidikan tinggi umumnya berkeja pada posisi atau jabatan yang lebih tinggi pula. Konsekuensi selanjutnya adalah mereka menuntut penghasilan yang tinggi juga. Sehingga dalam hal ini, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan memang saling terkait.

Mereka yang berpendidikan tinggi dan berusia muda umumnya lebih berfikir maju dan terbuka mengenai pekerjaan. Umumnya mereka yang berusia muda dengan tingkat pendidikan yang tinggi tidak mau bekerja sebagai petani dan berniat alih pekerjaan ke sektor industri. Ternyata dalam hal ini, usia dan pendidikan berkaitan dengan pembentukan pola pikir petani dalam menjual lahan pertanian mereka kepada pengusaha.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.12

Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian

Pendidikan Penghasilan

Pola pikir

Pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Usia dan pendidikan berkaitan erat dengan pembentukan pola pemikiran dalam pertimbangan keputusan penjualan lahan. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden melalui tanya jawab, responden tersebut menjual lahan pertanian mereka pada saat usia mereka masih muda yaitu kisaran usia 30-40 tahun dan rata-rata tingkat pendidikan responden adalah tamatan SMP. Dalam hal ini, mereka yang berusia muda cenderung lebih berfikiran terbuka dan maju daripada usia tua yang cenderung konservatif.

Pekerjaan sebagai petani umumnya mendapatkan penghasilan tergantung dari hasil panen. Padahal hasil panen juga tidak pasti karena faktor-faktor alam yang sering membuat hasil panen tidak tentu. Setelah pemilik lahan menjual tanahnya untuk kepentingan industri, mereka mendapatkan keuntungan dari penjualan tanah serta mendapatkan keuntungan lain yaitu mendapatkan kesempatan kerja sebagai buruh pabrik yang dapat memberikan penghasilan lebih besar daripada bertani. Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada 30 responden, sekitar 70% menyatakan bahwa pendapatannya meningkat setelah menjual lahannya kepada pengusaha (dapat dilihat di rekapan hasil kuisioner). Beberapa dari responden memberikan keterangan bahwa sebagian dari hasil penjualan lahan mereka, mereka investasikan kembali ke dalam bentuk sawah/ lahan pertanian dengan cara membeli tanah/ sawah di tempat lain. Mereka yang dulunya berkesempatan bekerja sebagai buruh pabrik dan masih memiliki tanah sawah kembali lagi menggarap sawah setelah usia bertambah dan tenaga berkurang serta tidak lagi bekerja di pabrik.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.13

Tingkat Usia Responden Pemilik Lahan Pertanian di Zona Industri Palur

8 11 9 2 0 5 10 15 31-40 41-50 51-60 >60

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

4.3.4.2 Keterkaitan Faktor Pertimbangan Ekonomis

Didalam faktor pertimbangan ekonomis terdapat keterkaitan luas lahan, biaya produksi, dan penawaran yang tinggi dari pengusaha. Bagi pemilik lahan pertanian yang memiliki lahan luas kemungkinan besar antara keuntungan yang didapatkan lebih besar daripada biaya produksi yang dikeluarkan. Namun berbeda sebaliknya dengan kondisi bagi pemilik lahan pertanian yang tidak luas.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.14

Luas Lahan Pertanian Responden Sebelum Dijual Kepada Pengusaha Dari gambar 4.14 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pemilik lahan pertanian yang memiliki lahan di atas satu hektar sangat sedikit dan yang paling banyak menjual lahan pertaniannya adalah meraka yang memiliki lahan di kurang dari satu kektar. Hal ini dapat diperjelas dari hasil rekapitulasi kuisioner bahwa biaya produksi ikut menjadi salah satu pertimbangan penjualan lahan pertanian.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.15 Pengaruh Biaya Produksi

terhadap Pertimbangan Penjualan Lahan Pertanian 26 3 1 0 10 20 30 100-1.000 m2 1.001-10.000 m2 >10.000 m2 25 5 0 10 20 30 ya tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Kondisi ini kemudian didukung dengan adanya penawaran yang tinggi dari penguasaha kepada pemilik lahan pertanian agar mereka berkenan menjual lahan pertanian mereka. Selain penawaran harga yang tinggi, kesempatan agar dapat bekerja di sektor pabrik juga ditawarkan oleh pengusaha kepada pemilik lahan pertanian.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.16

Pengaruh Penawaran Pengusaha

terhadap Motivasi Penjualan Lahan Pertanian

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.17

Katerkaitan Faktor Pertimbangan Ekonomis 4.3.4.3 Keterkaitan Faktor Intervensi Pemerintah

Faktor intervensi pemerintah berkaitan dengan kepemilikan lahan adalah pajak lahan atau yang lebih kita kenal dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ini berdasarkan kelas-kelas luas tanah yang telah ditetapkan dan bangunan dimana semakin luas tanahnya maka pajak yang dikenakan juga semakin tinggi.

Berdasarkan hasil kuisioner, motivasi responden dalam penjualan lahannya akibat pajak lahan yang dikenakan berkorelasi positif, yang berarti

27 3 0 10 20 30 ya tidak

Luas lahan Biaya produksi

Penawaran yang tinggi dari pengusaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

dengan adanya pajak lahan bagi sebagian besar responden menjadi pemicu dalam penjualan lahannya kepada pengusaha.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.18

Pengaruh Pajak Lahan terhadap Motivasi Penjualan Lahan Pertanian

4.4 Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Perubahan