• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona

BAB III TEMUAN LAPANGAN

KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

4.4 Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona

Industri Palur

Perkembangan aktivitas industri dan investasi wilayah perkotaan Surakarta ke zona industri Palur membutuhkan lahan untuk mewadahi aktivitasnya. Kebutuhan terhadap lahan industri tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang merupakan preferensi lokasi industri oleh pengusaha. Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa faktor-faktor preferensi pengusaha itu antara lain faktor input proses produksi dengan bobot faktor 0,917 (yang berarti bahwa faktor input proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 91,7%), faktor penunjang proses produksi dengan bobot 0,812 (yang berarti bahwa faktor penunjang proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 81,2%), dan faktor eksternal proses produksi dengan bobot 0,717 (yang berarti bahwa faktor eksternal proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 71,7%). Adapun sejumlah variabel yang membentuk ketiga faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4, tabel 4.7, tabel 4.10. Variabel-variabel terpilih untuk sisi permintaan (sisi preferensi pengusaha tentang lokasi industri) ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Apple, Harding, Smith, Sofyan

27 3 0 10 20 30 ya tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Assauri dan Kartasapoetra yang diadaptasi dari Iskandar, 1998 yang dapat dilihat pada tabel 2.2 atau sub bab 2.3.2. Variabel-variabel terpilih tersebut pada dasarnya merupakan elemen-elemen dari tiga bagian utama sistem proses produksi yang pasti dilakukan dalam aktivitas industri, yaitu input, proses dan output. Pengolahan dengan analisis faktor dilakukan secara terpisah sesuai dengan hasil pengelompokan tersebut.

Semua faktor memliki keterkaitan yang sangat erat karena ketiga faktor merupakan faktor-faktor utama proses kegiatan/ aktivitas industri yang sangat vital bagi eksistensi industri. Kebutuhan terhadap lahan industri ini didukung oleh kemampuan industri dalam memperoleh lokasi lahan yang ditunjukkan dengan besarnya modal yang dimiliki, yaitu rata-rata lebih dari 20 juta rupiah. Selain itu, penduduk di zona industri Palur yang bekerja sebagai buruh industri di zona industri tersebut sebesar 45,73% dari keseluruhan penduduk yang bekerja, sedangkan sumbangan PDRB yang diberikan oleh keberadaan industri sebesar 52,08%. Faktor preferensi lokasi industri ini mewakili faktor dari sisi demand dalam keterkaitan sistem yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur.

Disisi lain pengaruh karakteristik penawaran yang meliputi keterkaitan antara sistem pengembangan dan sistem lingkungan menjadi pendorong berubahnya penggunaan lahan. Sistem pengembangan berupa arahan pengembangan industri yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Karanganyar, RTRK Palur, RUTRK-RDTRK IKK Jaten, dan SK Gubernur Jawa Tengah serta motivasi penjualan lahan oleh pemilik lahan pertanian. Faktor-faktor motivasi penjualan lahan oleh pemilik lahan pertanian ini meliputi faktor internal pemillik lahan pertanian dengan bobot faktor 0,783 (yang berarti bahwa faktor internal pemilik lahan pertanian mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 78,3%), faktor pertimbangan ekonomis dengan bobot 0,703 (yang berarti bahwa faktor pertimbangan ekonomis mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 70,3%), dan faktor intervensi pemerintah dengan bobot 0,921 (yang berarti bahwa faktor intervensi pemerintah mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 92,1%). Adapun sejumlah variabel yang membentuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

ketiga faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13. Variabel-variabel terpilih untuk sisi penawaran (sisi preferensi pemilik lahan pertanian) sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mather,1986 dan Gasson,1973 dalam Healey dan Ilbery, 1990 : 190-192 yang dapat dilihat pada tabel 2.3 atau sub bab 2.3.3. Ketiga faktor ini mempengaruhi pola pemikiran pemilik lahan dalam menjual lahannya. Dengan tanpa mengelompokkan variabel terpilih terlebih dahulu, telah didapatkan hasil pengelompokan yang telah sesuai berdasarkan kesamaan karakteristik antara variabel terpilih.

Perubahan penggunaan lahan muncul sebagai akibat dari interaksi antara permintaan dan penawaran lahan. Dengan mengetahui faktor-faktor permintaan dan penawaran lahan di zona industri Palur diharapkan dapat memberikan usulan pengembangan zona industri Palur khususnya pengembangan aktivitas industri. Untuk mengetahui lebih jelas proses beserta keterkaitan perubahan penggunaan lahan di zona industri Palur dapat dilihat pada gambar 4.19.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Penyebab perubahan penggunaan lahan Usulan pengembangan

Karakteristik penawaran lahan Sistem pengembangan · RTRW Kabupaten Karanganyar (Review 2006) · RTRK zona Palur 1991-2001 · RUTRK-RDTRK IKK Jaten

· SK Gubernur Jawa Tengah

· Motivasi penjualan lahan oleh pemilik lahan pertanian

· Perubahan penggunaan lahan, luas lahan pertanian menyusut 126,596 Ha dan luas lahan industri bertambah 54,6 Ha

· Harga lahan dari tahun 1991 sampai tahun 2010 terus meningkat (lihat tabel 3.8)

Sumber : Analisis 2010

Gambar 4.19

Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur Faktor input proses produksi

·Modal

·Lokasi bahan baku

·Harga bahan

·Jumlah tenaga kerja

·Tk. Pendidikan tenaga kerja

Faktor penunjang faktor produksi

·Fisik lahan

·Ketersediaan air

·Sarana dan prasarana

·Aksesibilitas ·Harga lahan ·Iklim ·Sumber energi Faktor eksternal ·Kedekatan dengan CBD ·Intervensi pemerintah

·Sikap penerimaan masyarakat

·Stabilitas keamanan

·Sosialisasi RTRK

·Jangkauan pasar

Sistem aktivitas industri

Kemampuan industri

·Modal > 20 juta rupiah

·Menyerap tenaga kerja 45,73% dari keseluruhan penduduk yang bekerja

·Sumbangan PDRB dari sektor industri sebesar 52,08%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 112 BAB 5 PENUTUP 5.4Kesimpulan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri yang telah dilakukan memberikan penjelasan bagaimana pengaruh permintaan aktivitas industri terhadap lahan dan penawaran lahan dari pemilik lahan pertanian. Beberapa temuan studi yang berkaitan dengan fenomena perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri yang terjadi di zona industri Palur adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan aktivitas perkotaan

Pertumbuhan kota Surakarta sebagai pusat pertumbuhan dalam kawasan strategis SuBoSuka mengakibatkan terjadinya perkembangan aktivitas kota ke daerah-daerah di sekitarnya, termasuk ke zona industri Palur, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar yang lokasinya berbatasan dengan kota Surakarta. Akibat selanjutnya adalah terjadi perubahan baik secara fisik maupun non-fisik. Perubahan secara fisik tersebut dapat terlihat dari perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non-pertanian yang salah satunya adalah untuk penggunaan lahan industri. Luas lahan pertanian selama kurang lebih dua puluh tahun mengalami penyusutan sebesar 126,596 Ha, dan disisi lain luas lahan industri mengalami peningkatan sebesar 54,6 Ha. Perubahan luas lahan pertanian di zona industri Palur memang tidak seluruhnya beralih fungsi menjadi lahan industri, namun juga beralih untuk guna lahan perumahan, perdagangan, dan jasa. Meskipun demikian, alih fungsi lahan dari penggunaan pertanian menjadi industri tetap menjadi fokus penelitian karena ada indikasi penyimpangan dari peraturan yang telah ditetapkan.

Perubahan luas lahan ini menunjukkan bahwa permintaan aktivitas industri di zona industri Palur lebih tinggi dari permintaan aktivitas pertanian. Salah satu temuan studi dari analisis perubahan penggunaan lahan lahan adalah besarnya luas lahan untuk aktivitas industri yang tidak sesuai dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

arahan, salah satunya adalah arahan dalam RTRK Palur. Dalam kasus ini telah terjadi peyimpangan luas dan lokasi industri dari yang telah ditetapkan dalam RTRK Palur.

Jika mengacu pada teori Losch dan Weber, lokasi industri di zona industri Palur dirasa oleh industri dapat memberikan keuntungan karena lokasinya yang strategis. Sehingga tidaklah mengherankan jika banyak industri yang menginginkan berlokasi di zona industri Palur. Karena di zona industri Palur sebagai daerah pinggiran masih terdapat cukup luas lahan non terbangun (persawahan), maka alih fungsi lahan dari pertanian menjadi industri untuk mendukung permintaan yang ada tidak dapat dihindarkan. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan Koestoer dalam Iskandar (1997:3-4), hall (1996:241-242, dan Bachriadi (1997:2).

Sedangkan perubahan non-fisiknya terlihat dari lifestile/ gaya hidup dan karakteristik kegiatan masyarakat di zona industri Palur yang menjadi kekotaan, salah satunya terlihat dari mata pencaharian masyarakat di zona industri Palur yang bergeser dari sektor pertanian ke sektor industri dan besarnya PDRB yang didapatkan dari sektor industri lebih besar dari sektor pertanian. Masyarakat yang bekerja di sektor industri adalah sebanyak 6736 jiwa, dan masyarakat yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 2430 jiwa. Sumbangan PDRB dari sektor industri (ADHB) adalah 52,08 %, sedangkan sumbangan PDRB dari sektor pertanian (ADHB) 20,08%.

2. Proses perkembangan aktivitas industri dan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri

Adapun dalam proses perubahannya, terjadi pertemuan antara demand dan supply dimana dari sisi demand, preferensi pengusaha dalam berlokasi industri memerlukan lahan untuk membangun pabrik dan dari sisi supply, preferensi pemilik lahan pertanian dalam penjualan lahannya mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri. Terkait dengan konsep yang dikemukakan oleh Chapin, dapat diterangkan bahwa sistem aktivitas kota diwakili oleh sisi demand, sistem lingkungan dan pengembangan lahan diwakili oleh sisi supply.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

DEMAND

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri :

·Luas lahan industri bertambah 54,6 ha

·Luas lahan pertanian menurun 126,596 ha Faktor input proses produksi

·Modal

·Lokasi bahan baku

·Harga bahan baku

·Jumlah tenaga kerja

·Tk. Pendidikan tenaga kerja

Faktor penunjang faktor produksi

·Fisik lahan

·Ketersediaan air

·Sarana dan prasarana

·Aksesibilitas ·Harga lahan ·Iklim ·Sumber energi Faktor eksternal ·Kedekatan dengan CBD ·Intervensi pemerintah ·Sikap penerimaan masyarakat ·Stabilitas keamanan ·Sosialisasi RTRK ·Jangkauan pasar Kebijakan pemerintah : RTRK Palur, RTRW Kabupaten Karanganyar, RUTRK-RDTRK IKK Jaten, SK Gubernur

SUPPLY ·Penghasilan ·Luas lahan ·Usia ·Pendidikan ·Pekerjaan ·Pajaklahan

·Pola pemikiran pemilik lahan

·Biaya produksi

·Penawaran tinggi daripengusaha

Perkembangan aktivitas industri :

·Penduduk yang bekerja di sektor industri 6736 orang

·Penduduk yang bekerja di sektor pertanian 2430 orang

·PDRB dari sektor industri (ADHB) 52,08 %

·PDRB dari sektor pertanian (ADHB) 20,08%

Motivasi penjual lahan pertanian untuk mendukung aktivitas industri

Kebutuhan lahan untuk pembangunan industri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur

· Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri dari sisi permintaan, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor input proses produksi, dengan bobot 0,917 yang berarti bahwa faktor input proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 91,7%.

b. Faktor penunjang proses produksi, dengan bobot 0,812 yang berarti bahwa faktor penunjang proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 81,2%.

c. Faktor eksternal proses produksi, dengan bobot 0,717 yang berarti bahwa faktor eksternal proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 71,7%.

Adapun sejumlah variabel yang membentuk ketiga faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4, tabel 4.7, tabel 4.10. Variabel-variabel terpilih untuk sisi permintaan (sisi preferensi pengusaha tentang lokasi industri) ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Apple, Harding, Smith, Sofyan Assauri dan Kartasapoetra yang diadaptasi dari Iskandar, 1998 yang dapat dilihat pada tabel 2.2 atau sub bab 2.3.2.

Variabel-variabel terpilih tersebut pada dasarnya merupakan elemen-elemen dari tiga bagian utama sistem proses produksi yang pasti dilakukan dalam aktivitas industri, yaitu input, proses dan output. Pengolahan dengan analisis faktor dilakukan secara terpisah sesuai dengan hasil pengelompokan tersebut.

· Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri dari sisi penawaran, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor internal pemilik lahan, dengan bobot 0,783 yang berarti bahwa faktor internal pemilik lahan pertanian mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 78,3%.

b. Faktor pertimbangan ekonomis, dengan bobot 0,703 yang berarti bahwa faktor pertimbangan ekonomis mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 70,3%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

c. Faktor intervensi pemerintah, dengan bobot 0,92 yang berarti bahwa faktor intervensi pemerintah mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 92,1%.

Adapun sejumlah variabel yang membentuk ketiga faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13. Variabel-variabel terpilih untuk sisi penawaran (sisi preferensi pemilik lahan pertanian) ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Mather,1986 dan Gasson,1973 dalam Healey dan Ilbery, 1990 : 190-192 yang dapat dilihat pada tabel 2.3 atau sub bab 2.3.3.

Ketiga faktor ini mempengaruhi pola pemikiran pemilik lahan dalam menjual lahannya. Dengan tanpa mengelompokkan variabel terpilih terlebih dahulu, telah didapatkan hasil pengelompokan yang telah sesuai berdasarkan kesamaan karakteristik antara variabel terpilih.